• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGGUNAAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PARTIKEL PENYUSUN BENDA DAN MAKHLUK HIDUP DI MTs RAUDHATUSYSYUBBAN

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENGGUNAAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PARTIKEL PENYUSUN BENDA DAN MAKHLUK HIDUP DI MTs RAUDHATUSYSYUBBAN"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Dalton : J. Pend. Kim. dan Ilmu. Kim. (e-ISSN 2621-3060)Vol. 06, No. 01, 2023 DOI: http://dx.doi.org/10.31602/dl.v6i1.10725

PENGGUNAAN LKS KIMIA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATERI PARTIKEL PENYUSUN BENDA DAN MAKHLUK HIDUP DI MTs RAUDHATUSYSYUBBAN

Norhayani1, Herlina Apriani1*, Antoni Pardede1

Received: 05 April 2023 | Accepted: 09 April 2023 | Published online: 30 April 2023 UPT Publikasi dan Pengelolaan Jurnal Uniska-Daltonjurnal 2023

Abstrak Konsep materi kimia sering dianggap sulit dan abstrak oleh siswa sehingga berdampak pada motivasi belajar siswa. Materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup adalah salah satu materi kimia yang diajarkan di kelas IX tingkat SMP/

Sederajat yang berisi konsep abstrak seperti atom, ion, dan molekul. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan motivasi belajar siswa menggunakan lembar kerja siswa bidang kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup di kelas IX MTs Raudhatusysyubban tahun ajaran 2021/2022.

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian eksperimental semu (Quasy Experiment). Penelitian ini menggunakan metode The Static Group Comparison Design (TSGCD). Data penelitian dikumpulkan melalui teknik pengisian angket mengguankan instrumen berupa angket motivasi belajar. Data analisis menggunakan uji Mann Whitney U test berbantuan SPSS. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan motivasi belajar siswa pada penggunaan LKS kimia berbasis inkuiri terbimbing dalam materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup MTs Raudhatusysyubban.

Kata kunci: Inkuiri terbimbing, Motivasi belajar, Materi Partikel penyusun benda dan makhluk hidup

This is an open access article under the CC-BY 4.0 License. Copyright © 2023 by authors.

 Herlina Apriani

herlina90apriani@gmail.com

1Program Studi Pendidikan Kimia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Islam Kalimantan MAB

Abstract Chemistry learning is often considered one of the most difficult subjects, thus students are less active and enthusiastic to learn. The topic of constituent particles of objects and living things is one of the chemistry materials taught in class IX at the junior high school level which contains abstract concepts such as atoms, ions, and molecules. This study aims to determine the differences in students’

learning motivation using guided inquiry-based worksheets on constituent particles of objects and living things topics, taught in class IX MTs Raudhatusysyubban academic year 2021/2022. This research is quantitative research with a quasi- experimental research (Quasy Experiment) type. This research used The Static Group Comparison Design (TSGCD) method. Research data were collected using an instrument in the form of a learning motivation questionnaire. Data analysis using the Mann-Whitney U test assisted by SPSS after the Prerequisite test. The results showed that there were differences in students' learning motivation in the use of guided inquiry-based chemistry worksheets on the topic of constituent particles of objects and living things at MTs Raudhatusysyubban.

Keywords: Guided inquiry, learning motivation, Particle material making up objects and living things

ORIGINAL ARTICLE

(2)

PENDAHULUAN

Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) adalah mata pelajaran yang mempelajari fenomena alam dalam kehidupan sehari-hari.

Mata pelajaran IPA khususnya di sekolah menengah pertama meliputi pelajaran biologi, fisika, dan kimia (Apriani dkk, 2020).

Pembelajaran kimia sering dianggap sebagai salah satu mata pelajaran yang paling sulit, bahkan siswa kurang aktif dan bersemangat. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami konsep kimia (Mudewaran dkk dalam Simatupang 2021).

Menurut Wiyarsi & Priyambodo dalam Wahyuning 2019 proses pembelajaran kimia merupakan upaya untuk memahami konsep- konsep kimia yang biasanya tampak abstrak bagi siswa. Proses ini tentunya menuntut siswa untuk dapat menemukan konsep-konsep kimia tersebut melalui proses berpikir kritis. Hal ini menjadi permasalahan apabila konsep- konsep tidak dapat dikuasai dengan baik sehingga akan mempengaruhi terhadap pembelajaran selanjutnya.

Materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup adalah salah satu materi kimia yang diajarkan di kelas IX tingkat SMP/ Sederajat yang berisi konsep abstrak seperti atom, ion, dan molekul. Materi tersebut suatu visualisasi dari konsep abstrak sehingga lebih konkrit dipahami oleh siswa. berdasarkan informasi dari guru di MTs Raudhatusysyubban bahwa motivasi belajar siswa rendah dikarenakan, yaitu perhatian terhadap pelajaran kurang, semangat belajarnya rendah, dan proses pembelajaran pun masih didominasi oleh guru dengan pendekatan deduktif menggunakan model pembelajaran langsung sehingga siswa masih kurang aktif dalam proses pembelajaran, khususnya pada mata pelajaran kimia yang terintegrasi IPA. Sistem pembelajaran yang hanya teori dan berpusat pada guru membuat sebagian besar siswa masih belum memahami makna dari apa yang mereka pelajari dari pembelajaran mereka untuk diterapkan, sehingga siswa merasa kurang bersemangat untuk

berpartisipasi dalam pembelajaran kimia karena dianggap tidak memberi manfaat secara praktis dalam kehidupan sehari hari (Khairiyah dkk, 2019).

Motivasi belajar adalah suatu bentuk dorongan dari dalam diri siswa, yang terwujud dalam bentuk partisipasi aktif siswa dalam melakukan serangkaian tindakan, guna mencapai perubahan perilaku sebagai hasil dari pengalaman belajarnya, yang meliputi proses kognitif, afektif, dan psikomotorik. Menurut Sutiman, dkk dalam Wahyuning (2019), keberhasilan dalam pembelajaran kimia juga tidak terlepas dari motivasi siswa untuk belajar kimia. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan membuat pembelajaran yang lebih menarik dengan menggunakan media pembelajaran. Menurut Arsyad dalam Ikhsan & afdhal (2016). Untuk menerapkan pembelajaran berbasis penyelidikan tentunya diperlukan suatu media belajar. Kondisi seperti ini menuntut guru untuk dapat merancang pembelajaran untuk membekali siswa dengan pengetahuan teoritis dan praktis serta memfasilitasi pembelajaran yang efektif (Islamiah, 2020). Salah satu media belajar yang dapat membantu guru dan siswa dalam aktivitas belajar tersebut diantaranya adalah lembar kerja siswa (LKS).

LKS yang selama ini digunakan dalam proses pembelajaran belum berperan maksimal dalam melatih melakukan penyidikan. Langkah- langkah yang disajikan dalam LKS kurang melatih siswa melakukan proses ilmiah, Untuk itu diperlukan inovasi LKS. Inovasi tersebut dapat menggunakan inkuiri terbimbing, karena tahapan dalam pembelajaran inkuiri terbimbing sesuai dengan tahapan berpikir ilmiah. Inkuiri mengajak siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Siswa diarahkan untuk menemukan konsep sendiri dari materi yang dipelajari agar mampu memecahkan masalah yang ada (Prasetyawati, 2019).

METODE PENELITIAN

Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian eksperimental semu (Quasy Experiment). Penelitian ini menggunakan

desain penelitian The Static Group Comparison Design (TSGCD) dimana kelas ekperimen dan kelas kontrol hanya mendapatkan satu kali tes

(3)

yaitu postest. Pemilihan sampel penelitian dilakukan dengan teknik sampling yaitu cluster sampling. Data dikumpulkan dengan teknik pengisian angket. Instrumen pengumpulan data mengguankan angket motivasi belajar. Analisis data motivasi belajar pada materi partikel

penyusun benda dan makhluk hidup pada kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan Mann withney U test menggunakan program SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian telah dilakukan tentang penggunaan LKS kimia berbasis inkuiri terbimbing terhadap motivasi belajar siswa pada materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup di MTs Raudhatusysyubban, diperoleh data angket motivasi belajar siswa pada kelas kontrol dan kelas ekperimen kontrol. Pelaksanaan pembelajaran dilakukan pada kelas kontrol yaitu dikelas 9D2 dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Materi yang dibahas yaitu partikel penyusun benda dan makhluk hidup dengan pembelajaran deduktif dengan metode ceramah siswa belajar menggunakan buku LKS yang telah disediakan oleh sekolah sedangkan pada kelas ekperimen yaitu kelas 9C2 dilaksanakan sebanyak 4 kali pertemuan. Pada pertemuan terakhir peneliti memberikan soal Post-test untuk kelas ekperimen dan juga kelas kontrol berupa angket motivasi belajar siswa. Soal post-test berjumlah 32 dengan 2 pilihan jawaban. Jumlah sampel penelitian ini pada kelas ekperimen berjumlah 20 orang dan pada kelas kontrol berjumlah 18 orang. data post-test ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan Lembar Kerja Siswa kimia Berbasis inkuiri terbimbing terhadap motivasi belajar siswa pada materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup di kelas IX MTs Raudhatusysyubban.

Instrumen angket motivasi belajar siswa terdiri dari 32 item soal pernyataan, dengan kategori 4 indikator menggunakan aspek-aspek (ARCS) Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (percaya diri), dan Satisfaction (kepuasan). Setiap aspek terdiri dari delapan pernyataan positif. Hasil rekapitulasi angket motivasi belajar dapat dilihat pada gambar 1.

Gambar 1. Perbandingan rata-rata skor angket motivasi setiap aspek

Gambar 1 menunjukkan terdapat perbedaan antara kelas eksperimen dan kelas kontrol dari rata-rata skor angket motivasi belajar setiap aspek, dari aspek Attention (perhatian), Relevance (relevansi), Confidence (percaya diri), dan Satisfaction (kepuasan). Rata-rata kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol. Berdasarkan hasil tersebut maka terdapat pengaruh yang positif pada kelas ekperimen terhadap motivasi belajar siswa kelas IX IPA pada materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup.

Berdasarkan dari 4 aspek motivasi belajar ARCS diketahui perbedaan rata-rata antara kelas ekperimen dan kelas kontrol, setiap aspek kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol. Dilihat dari aspek Attention (perhatian) rata-rata motivasi belajar siswa kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, artinya bahwa kelas ekperimen mempunyai perhatian yang lebih tinggi dibandingkan dengan kelas kontrol terhadap pembelajaran partikel penyusun benda dan makhluk hidup. Hal ini disebabkan karena penyajian dan tampilan LKS berbasis inkuiri

0 5

10 6,05 7,5 6,95 7,9 3,94 5,83 4,94

6,94

Skor angket

Aspek ARCS

Perbandingan Rata-rata Skor Angket Motivasi Setiap Aspek

Kelas Ekperimen Kelas Kontrol

(4)

terbimbing yang menarik membuat siswa semangat dan motivasi belajar siswa semakin meningkat.

Dilihat dari aspek Relevance (relevansi) rata-rata motivasi belajar siswa lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol artinya bahwa kelas ekperimen lebih memiliki kesadaran akan hubungan dan kesesuaian antara materi pembelajaran dengan pengalaman belajar siswa dalam kehidupan sehari hari, dikarenakan kelas ekperimen menggunakan LKS berbasis inkuiri terbimbing yang terdapat unsur keagamanan dan berkaitan dengan kehidupan sehari-hari, serta LKS berbasis inkuiri terbimbing juga ada unsur kearifan lokal (lahan rawa) yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh aspek Confidence (percaya diri) rata- rata motivasi belajar siswa kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol artinya bahwa kelas ekperimen memiliki rasa percaya diri yang tinggi terhadap materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup, rasa percaya diri yang tinggi dapat mempengaruhi motivasi belajar siswa.

Kepercayaan diri juga dapat diperkuat oleh faktor eksternal seperti pujian dan lingkungan yang menyenangkan. Lingkungan yang menyenangkan ini dapat diciptakan melalui strategi pembelajaran yang menarik dan interaktif.

Aspek Satisfaction (kepuasan) rata-rata motivasi belajar siswa kelas ekperimen lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol artinya bahwa kelas ekperimen memiliki rasa kepuasan yang lebih tinggi dibandingkan kelas kontrol, hal ini disebabkan karena LKS berbasis inkuiri terbimbing dapat membuat siswa lebih merasa puas dan termotivasi belajar, siswa dapat mencari tau jawaban melalui investigasi, sehingga membuat motivasi belajar dan keaktifan siswa meningkat. Menurut teori belajar behavioristik dalam pembelajaran cara yang paling sederhana untuk membentuk perilaku siswa dengan memberikan umpan balik pada hasil kerja siswa.

Motivasi belajar siswa pada kelas eksperimen mengalami peningkatan dibandingkan kelas kontrol karena dikelas eksperimen selama pembelajaran didukung dengan bahan ajar LKS berbasis inkuiri terbimbing menarik minat belajar siswa, ketertarikan belajar dan keaktifan dalam menjawab pertanyaan dan bahan ajar ini dapat juga membuat suasana belajar lebih menyenangkan dan membuat siswa semakin bersemangat untuk belajar.hal tersebut dibuktikan dengan penelitian Menurut Sutiman dkk dalam Wahyuning (2019), keberhasilan dalam pembelajaran kimia juga tidak terlepas dari motivasi siswa itu sendiri dalam upaya dan usaha untuk belajar kimia.

KESIMPULAN

Berdasarkan perbedaan skor angket motivasi belajar siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol, uji hipotesis dan pembahasan yang telah dipaparkan maka dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan yang signifikan

terhadap motivasi belajar siswa dalam penggunaan LKS kimia berbasis inkuiri terbimbing pada materi partikel penyusun benda dan makhluk hidup di MTs Raudhatusysyubban.

DAFTAR PUSTAKA

Ikhsan, M. Afdal. (2016). Kajian motivasi belajar siswa dalam pembelajaran kimia. Jurnal Pendas Mahakam, 1 (1). 65-68.

Islamiah, N. Apriani, H. & Dony, N. (2020).

Pengaruh lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan induktif terhadap hasil belajar siswa kelas X pada materi hukum hukum dasar kimia di SMAN 1

Sungai tabuk. Dalton : Jurnal pendidikan kimia dan ilmu kimia, 3 (2) 29-34.

Khairiyah, R. S., Wardhani, R. R. A. A. K., &

Apriani, H. (2019). pengaruh lembar kerja siswa (LKS) berbasis pendekatan induktif terhadap kemampuan berpikir kritis siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan di SMA Negeri 12 Banjarmasin.

(5)

Dalton : Pendidikan kimia dan ilmu kimia, 2(1) 11-15.

Kompri. (2015). Motivasi pembelajaran perspektif guru dan siswa. Bandung: PT.

REMAJA ROSDAKARYA.

Prasetyawati, I. W. Subiki., & Budiarso (2019).

Pengaruh lks berbasis inkuiri terbimbing disertai permainan ular tangga terhadap motivasi dan hasil. Jurnal Pembelajaran Fisika, 8(3) 137-143.

Simatupang, A. (2021). Hubungan motivasi belajar dengan hasil belajar siswa pada mata pelajaran kimia di SMA Negeri 2 Kota Jambi. Jurnal inovasi pendidikan menengah, 1(3) 199-205.

Wahyuning, F. Priyambodo, E., & Sugeng.

(2019). Penerapan model pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada pembelajaran kimia untuk meningkatkan keterampilan berargumentasi dan motivasi belajar siswa SMA. Jurnal Pendidikan Kimia Indonesia., 3(1) 46-51.

Referensi

Dokumen terkait

Kemudian dari analisis lembar observasi dapat dilihat bahwa siswa kelas eksperimen lebih aktif dalam kegiatan belajar mengajar dibandingkan dengan kelas kontrol, hal

Pengaruh Model Pembelajaran Inkuiri Terbimbing Berbasis Etnokimia Terhadap Hasil Belajar Kimia Siswa Kelas Xi Di Ma Al-Aziziyah Putra Kapek Gunungsari.. Pemanfaatan Media