• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Bagi Mahasiswa STMIK Borneo Internasional Balikpapan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Bagi Mahasiswa STMIK Borneo Internasional Balikpapan Menggunakan Technology Acceptance Model (TAM)"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4168 Hal 673−679 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Bagi Mahasiswa STMIK Borneo Internasional Balikpapan Menggunakan Technology Acceptance

Model (TAM)

Ego Ismawan1, Dila Seltika Canta2, Elvin Leander Hadisaputro3 Prodi Sistem Informasi, STMIK Borneo Internasional, Balikpapan, Indonesia

Email: 1[email protected], 2[email protected], 3[email protected] Email Penulis Korespondensi : [email protected]

Submitted 10-06-2022; Accepted 22-06-2022; Published 30-06-2022 Abstrak

Instagram merupakan salah satu aplikasi media sosial yang sangat populer di Indonesia maupun didunia dan hampir semua kalangan mengaksesnya. Kata Instagram merupakan gabungan dari Insta ( instan ) dan telegram. Insta merujuk pada kamera polaroid yang bisa menghasilkan foto secara instan. Melalui Instagram kita dapat mengunggah foto maupun video, dan mepublikasikannya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor dari technology acceptance model terkait penggunaan Instagram di STMIK Borneo Internasional Balikpapan. Permasalahan yang ada pada penelitian ini adalah kemudahan menggunakan sistem, penggunaan sistem, dan sikap yang ditimbulkan. Jenis penelitian ini adalah studi kasus. Subjek dalam penelitian ini adalah mahasiswa aktif di STMIK Borneo Internasional angkatan 2018-2020 yang aktif menggunakan Instagram selama 5 bulan terakhir. Teknik yang digunakan untuk pengumpulan data penelitian ini adalah metode survei, dan dengan menggunakan kuesioner. Software yang digunakan peneliti untuk menganalisis data penelitian ini adalah IBM SPSS 25. Dari hasil penelitian pengguna merasakan adanya kemudahan dalam menggunakan media sosial Instagram, dan pengguna merasakan adanya manfaat pada media sosial Instagram. Dari kemudahan dan juga manfaat yang dirasakan oleh pengguna, maka minat menggunakan media sosial Instagram juga menghasilkan respon yang sangat baik. Berdasarkan analisis data Perceived usefulness (POU) berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention (BEU) penggunaan instagram. Nilai t-statistik 5,040 > 2,032 dengan nilai stg sebesar 0.000 < 0.05. Perceived ease of use (PEU) berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention (BEU) penggunaan instagram. Nilai t-statistik 3,903 > 2,032 dengan nilai stg sebesar 0.000 < 0.05. Dengan kata lain kemudahan dan manfaat yang diperoleh salah satu faktor dalam meningkatkan minat menggunakan media sosial Instagram.

Kata Kunci: Instagram; TAM (Technology Acceptance Model); Sosial Media; Perceived Usefulness; Perceived Ease of Use Abstract

Instagram is one of the most popular social media applications in Indonesia and in the world and almost all people access it. The word Instagram is a combination of Insta (instant) and telegram. Insta refers to a polaroid camera that can produce photos instantly. Through Instagram we can upload photos and videos, and publish them. The purpose of this study was to analyze the factors of the technology acceptance model related to the use of Instagram at STMIK Borneo International Balikpapan. The problems that exist in this study are the ease of using the system, the use of the system, and the attitude it causes. This type of research is a case study. The subjects in this study were active students at STMIK Borneo Internasional class 2018-2020 who had been actively using Instagram for the last 5 months. The technique used for data collection in this research is a survey method, and by using a questionnaire. The software used by researchers to analyze the research data is IBM SPSS 25. From the research results, users feel that it is easy to use Instagram social media, and users feel the benefits of Instagram social media. From the convenience and also the benefits felt by users, the interest in using Instagram social media also produces a very good response. Based on data analysis, Perceived usefulness (POU) has a positive and significant effect on behavior intention (BEU) using Instagram. The t-statistic value is 5.040 > 2.032 with a stg value of 0.000 <

0.05. Perceived ease of use (PEU) has a positive and significant effect on behavior intention (BEU) using Instagram. The t-statistic value is 3.903 > 2.032 with a stg value of 0.000 < 0.05. In other words, the ease and benefits obtained are one of the factors in increasing interest in using Instagram social media.

Keywords: Instagram; TAM (Technology Acceptance Model); Sosial Media; Perceived Usefulness; Perceived Ease of Use

1. PENDAHULUAN

Media sosial dimasa sekarang ini berkembang sangat pesat, dimana kebebabasan seseorang dalam menyampaikan ide, kritik, saran, bahkan hujatan sekalipun lebih mudah disampaikan setiap jam bahkan menit di berbagai media sosial. Salah satu fenomena yang sering kita dapat saat bermedia sosial yaitu fenomena “viral”. Menurut KBBI artidari kata viral yaitu menyebarluas dengan sangat cepat, kata ini biasa digunakan sebagai istilah didalam dunia maya untuk menggambarkan cepatnya penyebaran suatu berita maupun informasi yang lain[1].

Media sosial merupakan situs dimana seseorang dapat membuat web page pribadinya sendiri yang terhubung dengan orang lain di dalam media sosial tersebut untuk saling berbagi informasi dan komunikasi. Jika media tradisional jaman dahulu menggunakan media cetak dan media penyiaran (broadcast) maka media modern sekarang menggunakan internet. Media sosial mengajak siapa saja yang ingin bergabung dan berpartisipasi dengan memberikan feedback secara terbuka, memberi komentar, dan memberikan informasi dalam waktu yang cepat dan tidak terbatas. Media sosial juga menghapus batasan dalam bersosialisasi. Didalam media sosial memeiliki waktu dan ruang yang tidak terbatas dimana kita bisa bersosialisasi kapanpun dan dimanapun kita berada. Dengan adanya media sosial yang mempunyai pengaruh yang besar seseorang dapat menjadi apapun yang mereka mau tergantung pribadinya masing-masing.

Bagi mahasiswa, media sosial sudah menjadi candu, hampir setiap menit, jam, detik digunakan bermedia sosial bahkan 24 jam mereka tidak lepas dari smartphone. Media sosial yang paling sering digunakan saat ini khususnya

(2)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4168 Hal 673−679 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom mahasiswa yaitu Instagram, Twitter, Telegram, Whatsapp, Youtube, Tiktok. Masing-masing media sosial tersebut mempunyai daya tarik dan keunggulan sendiri bagi penggunanya[2].

Di kalangan mahasiswa biasanya menggunakan media sosial sebagai tempat mencari informasi terkait dengan pembelajarannya. Selain untuk media belajar mahasiswa biasa menggunakan media sosial untuk memposting tentang kegiatan pribadinya, curhatannya, serta mengupload foto-foto bersama teman-temannya. Seperti yang kita ketahui dimedia sosial seseorang dapat bebas berkomentar serta menyalurkan pendapatnya tanpa khawatir. Itu karena di media sosial kita dapat dengan mudah membuat akun dan memalsukan informasi kita[3]. Berkembangnya media sosial di Indonesia yang sangat pesat ikut berperan aktif dalam menentukan perubahan gaya hidup seseorang. Dilihat dari era modern ini media sosial bukan hanya sekedar media komunikasi namun sudah menjadi gaya hidup remaja di Indonesia khususnya mahasiswa.

Mahasiswa yang cenderung menghabiskan waktunya untuk bermain di media sosial, melihat fashion-fashion terkini, menonton video yang sedang “viral” dan melakukan hal-hal lain. Mereka sendiri cenderung tidak mengetahui bahwa banyak dampak negatif yang dihasilkan oleh media sosial bagi kehidupannya. Seperti yang kita ketahui bahwa perkembangan media sosial yang sangat pesat juga banyak menimbulkan dampak negatif bagi mahasiswa.

Instagram merupakan salah satu aplikasi media sosial yang sangat populer di Indonesia maupun didunia dan hampir semua kalangan mengaksesnya. Kata Instagram merupakan gabungan dari Insta ( instan ) dan telegram. Insta merujuk pada kamera polaroid yang bisa menghasilkan foto secara instan. Melalui Instagram kita dapat mengunggah foto maupun video, dan mepublikasikannya. Fungsi Instagram adalah sebagai sarana tempat untuk berinteraksi dan bersosialisasi dengan sesama pengguna lain secara online, tempat berbagi informasi, mencari ilmu dan pengetahuan tertentu, sarana pemasaran, dan bahkan sebagai tempat rekomendasi liburan[4].

Gambar 1. 10 Negara dengan pengguna Instagram terbanyak (Hingga Juli 2021)

Berdasarkan informasi data dari https://databoks.katadata.co.id/, jumlah pengguna instagram hingga kuartal I- 2021, jumlah pengguna aktif Instagram di seluruh dunia mencapai 1,07 miliar dan 354 juta penggunanya berusia 25 hingga 34 tahun. Sedangkan di pengguna di Indonesia hingga juli 2021 sebesar 91,77 juta pengguna, berada pada urutan ketiga sebagai platfrom media sosial yang sering digunakan setelah Youtube dan Whatsapp. Pengguna terbesar terdapat dikelompok usia 18-24 tahun yaitu 36,4 %. Banyak nya pengguna instagram tidak lepas dari pengguna-pengguna yang tidak aktif atau yang jarang menggunakan Instagram, dengan kata lain kemungkinan pengguna ini tidak memiliki minat untuk menggunakan Instagram[5].

Konsep penelitian yang digunakan peneliti adalah model penerimaan teknologi (TAM). Model penerimaan teknologi (TAM) menawarkan suatu penjelasan yang kuat dan sederhana terhadap penerimaan teknologi dan prilaku penggunanya[6]. Model penerimaan teknologi (TAM) menyebutkan bahwa pengguna sistem informasi cenderung akan menggunakan sistem informasi tersebut apabila sistem informasi tersebut mudah digunakan dan bermanfaat bagi mereka[6]. TAM dilandasi berdasarkan pendapat dari Fishbein dan Ajzen (1975) mengenai Theory Of Reason Actioned (TRA)[7].

Ada 2 faktor yang menyebabkan diterima atau tidaknya sebuah teknologi informasi yaitu yang pertama orang yang cenderung menggunakan dan tidak menggunakan teknologi informasi, karena mereka percaya bahwa teknologi informasi itu membantu (Mempersulit) dalam melakukan tugas-tugas dengan baik, faktor ini disebut perceived usefulness (POU).

Yang kedua, pengguna potensial percaya bahwa sistem ini berguna, namun pada saat yang sama mereka juga mempercayai bahwa sistem ini terlalu sulit untuk digunakan, faktor ini disebut perceived ease of use (PEU). Berdasarkan model TAM diatas, dijelaskan bahwa model TAM ini melihat minat seseorang untuk menggunakan teknologi informasi yang diukur dari POU dan PEU. Permasalahan tentang bagaimana penerimaan aplikasi Instagram oleh mahasiswa Stmik Borneo Internasional apakah dapat menerima dan memanfaatkan layanan yang ada pada aplikasi Instagram ini secara

(3)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4168 Hal 673−679 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom maksimal dapat dijelaskan dengan menggunakan kerangka. Oleh karena itu, penelitian ini akan menganalisis Pengaruh Penggunaan Media Sosial Instagram Bagi Mahasiswa STMIK Borneo Internasional Balikpapan.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Tahapan Penelitian

Tahapan penelitian merupakan pengembangan dari kerangka penelitian yang terbagi dari beberapa sub menu bagian Atau tingkatan yang biasa disebut dalam sebuah aktivitas penelitian. Dimana tahapan tersebut terdapat memiliki proses yang dilakukan secara terstruktur. Untuk jenis penelitian ini adalah menggunakan penelitian deskriptif kuantitatif[8].

Penelitian kuantitatif digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, adapun analisis data bersifat kuantitatif[9] . Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar bagaimana pengaruh penggunaan media sosial instagram bagi mahasiswa STMIK Borneo Internasional Balikpapan. Untuk metode penelitian sendiri merupakan alur penelitian yang memiliki tujuan untuk melakukan pengumpulan data yang diperlukan pada sebuah penelitian . Flowchart dibawah merupakan tahapan alur penelitian:

Gambar 2. Flowchart Penelitian a. Indentifikasi Masalah

Identifikasi masalah didefinisikan sebagai upaya untuk menjelaskan masalah dan membuat penjelasan dapat diukur. Identifikasi ini dilakukan sebagai langkah awal penelitian. Jadi, secara ringkas, identifikasi adalah mendefinisikan masalah penelitian. Selain itu, identifikasi masalah juga dapat diartikan sebagai proses dan hasil pengenalan masalah atau inventarisasi masalah. Makanya identifikasi ini menjadi langkah awal penelitian yang penting[10]. Masalah dalam penelitian ini adalah apakah aplikasi Instagram berpengaruh positif terhadap kegiatan mahasiswa STMIK BORNEO INTERNASIONAL BALIKPAPAN.

b. Studi Literatur

Studi Lieratur adalah cara untuk menyelesaikan persoalan dengan menelusuri sumber-sumber tulisan yang pernah dibuat sebelumnya. Dengan kata lain, istilah Studi Literatur ini juga sangat familiar dengan sebutan studi pustaka. Dalam sebuah penelitian yang akan dijalankan, tentunya seorang peneliti harus memiliki wawasan yang luas terkait objek yang akan diteliti. Jika tidak, maka dapat dipastikan dalam presentasi yang besar bahwa penelitian tersebut akan gagal[11].

c. Menyusun Kuisioner

Quisioner/Kuisioner adalah Daftar Pertanyaan yang tersusun dengan baik yang digunakan untuk alat pengumpulan data melalui survei. Kuesioner harus sesuai dengan masalah yang diteliti. Oleh karena itu sebelum menyusun kuesioner, masalah penelitian harus dirumuskan dengan jelas. Jenis data yang dapat dikumpulkan menggunakan kuesioner bisa kualitatif maupun kuantitatif[12].

d. Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah teknik atau metode yang digunakan untuk mengumpulkan data yang sedang diselidiki. Singkatnya, teknik akuisisi data memerlukan langkah-langkah strategis dan sistematis untuk mendapatkan data yang valid dan realistis[13]. Pada penelitian ini peneliti menggunakan teknik :

1. Observasi

Untuk teknik pengumpulan data observasi dilakukan dengan cara menyebarkan daftar pernyataan kepada responden yaitu pengguna Instagram di Stmik Borneo Internasional Balikpapan, kemudian data akan diolah dengan menggunakan IBM SPSS 25. Kuesioner terdiri dari 17 pernyataan, yang disusun berdasarkan 3 variabel TAM yaitu Perceived usefulness (POU), Perceived ease of use (PEU), Behavioral intention to use (BEU) .

Indentifikasi Masalah

Studi Literatur

Menyusun Kuisioner

Pengumpulan Data

Analisis Data

Hasil

(4)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4168 Hal 673−679 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom 2. Kuisioner

Pembuatan Kuesioner digunakan oleh peneliti untuk memperoleh informasi dari responden tentang Aplikasi Instagram di Stmik Borneo Internasional Balikpapan, Kuesioner ini terdiri beberapa pernyataan yang dibuat melalui google form Setiap pertanyaan diukur dengan skala likert dan menjadi variabel dalam penelitian. Variabel tersebut yaitu Perspektif kemanfaatan (perceived usefulness), Perspektif kemudahan penggunaan (perceived ease of use), dan Minat prilaku penggunaan (behavioral intention to use). Untuk mengetahui nilai atau karakteristik penggunaan aplikasi, setiap pernyataan dalam angket skala likert akan ditentukan berdasarkan skor pada kriteria pernyataan yang dibuat.Agar dapat mengetahui nilai dari karakteristik pengguna aplikasi tersebut, maka setiap pertanyaan yang ada pada kuisioner nantinya akan ditentukan berdasarkan skor kriteria di pernyataan yang dibuat.

Dimana yang nantinya skor ini digunakan untuk mengukur pendapat seseorang dalam menentukan pendapat yang dipilihnya. Skala lingkert banyak digunakan untuk penghitungan dalam sebuah riset maupun survey.

Tabel 1. Skala Likert

Pilihan Jawaban Kriteria Skor

Sangat Setuju SS 5

Setuju S 4

Netral N 3

Tidak Setuju TS 2

Sangat Tidak Setuju STS 1

e. Analisis Data

Data hasil kuisioner akan dianalisis menggunakan skala likert untuk mengetahui berapa skor yang diperoleh dari setiap responden yang telah menjawab pernyataan yang telah diberikan. Penelitian ini menggunakan TAM (tiga variabel) untuk menganalisis sistem informasi. Berikut adalah 3 variabel yang termasuk dalam TAM, yaitu:

1. Perspektif kemanfaatan (perceived usefulness) merupakan suatu tingkatan dimana pengguna percaya bahwa penggunaan suatu sistem tertentu akan dapat meningkatkan prestasi kerja pengguna tersebut[14].

2. Perspektif kemudahan penggunaan (perceived ease of use) merupakan suatu tingkatan dimana seseorang mempercayai bahwa penggunaan sistem tertentu dapat mengurangi usaha seseorang dalam mengerjakan sesuatu, sehingga teknologi informasi digunakan bukan mutlak karena adanya tekanan sosial, dan dapat dibuktikan bahwa penggunaan teknologi informasi bukan karena unsur tekanan, tetapi memang mudah digunakan[15].

3. Minat prilaku penggunaan (behavioral intention to use) adalah kecenderungan perilaku untuk tetap menggunakan teknologi (Davis, 1989). Tingkat penggunaan teknologi pada seseorang dapat diprediksi dari sikap perhatian pengguna terhadap teknologi tersebut, misalkan keinginan untuk menambah peripheral yang mendukung, motivasi untuk tetap menggunakan teknologi tersebut, dan keinginan untuk memotivasi pengguna lainnya[16].

2.2 Kerangka Pemikiran

Menurut Polancik (2009) kerangka berfikir diartikan sebagai diagram yang berperan sebagai alur logika sistematika tema yang akan ditulis. Polancik menempatkan hal ini untuk kepentingan penelitian. Dimana kerangka berpikir tersebut dibuat berdasarkan pertanyaan penelitian. pertanyaan itulah yang menggambarkan himpunan, konsep atau mempresentasikan hubungan antara beberapa konsep[17]. Pada gambar 3. berikut adalah gambar kerangka pemikiran yang digunakan dalam penelitian ini :

Gambar 2. Kerangka Pemikiran 2.3 Hipotesis

Hipotesis adalah pernyataan sementara. Inilah praduga peneliti terhadap masalah penelitian. Namun hipotesis ini bukanlah kebenaran. Karena praduga, hipotesis bisa benar dan bisa juga salah[18]. Berdasarkan kerangka penelitian, pada tabel berikut berisi tentang rumusan hipotesis yang ada pada penelitian ini.

Tabel 2. Hipotesis penelitian

Hipotesis Keterangan

H1 Perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention penggunaan instagram.

H2 Perceived ease of use berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention penggunaan Instagram

(5)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4168 Hal 673−679 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Populasi Dan Sampel

Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah penyebaran kuesioner dengan total responden yaitu 37 orang pengguna aplikasi Instagram di Stmik Borneo Internasional Balikpapan. Berikut uraian responden dapat dilihat pada Gambar 3.1.

yang berisi tentang jenis kelamin Responden.

Gambar 3. Diagram Jenis Kelamin Responden

Pada Gambar diatas dapat disimpulkan bahwa penelitian yang dilakukan di Stmik Boreno Internasional Balikpapan lebih didominan oleh Perempuan. Yaitu dengan jumlah laki-laki 9 responden dan perempuan 28 responden yang menggunakan Instagram(Belum).

3.2 Uji Validitas

Uji validitas pada penelitian ini berguna untuk mengevaluasi atau mengetahui apakah pada setiap pernyataan yang ada sesuai dengan variabel pieces dan dapat berhasil digunakan untuk mengukur sesuatu yang sesuai dalam penelitian atau dapat dikatakan valid (benar). Dilakukan agar dapat mengetahui kelayakan item-item dari setiap pernyataan kuesioner yang ada. Untuk itu uji validitas diujui menggunakan IBM SPSS 25. Uji validitas ini dilakukan dengan menghitung koefisien korelasi pearson product moment (r hitung) yang artinya mengkorelasikan atau menghubungkan setiap item pernyataan dengan total skor dari masing-masing item yang dimiliki.

Pada penelitian ini nilai r-tabel yang didapatkan berdasarkan jumlah responden (N), dengan tabel ketentuan taraf signifikan 5% atau 0,05. Untuk jumlah responden pada penelitian ini sebanyak 37 orang yang telah mengisi kuesioner.

Kemudian dilanjutkan dengan memasukkan rumus df = 37-2 = 35 untuk dapat menentukan dan mengetahui bahwa r-tabel untuk uji validitas ini yaitu sebesar 0,3246. Sehingga untuk setiap item yang berhasil memiliki r-hitung lebih tinggi daripada r-tabel maka pernyataan tersebut dapat dikatakan valid. Dibawah ini merupakan hasil dari uji validitas dengan menggunakan koefisien korelasi pearson pada masing-masing item indikator:

Tabel 3. Uji Validitas Data

Variabel Kode Nilai r-hitung Nilai r-tabel Kategori

Kegunaan (Perceived usefulness) POU 1 0,873 0,3246 Valid

POU 2 0,865 0,3246 Valid

POU 3 0,889 0,3246 Valid

POU 4 0,760 0,3246 Valid

POU 5 0,889 0,3246 Valid

POU 6 0,803 0,3246 Valid

Penggunaan (Perceived ease of use ) PEU 1 0,761 0,3246 Valid

PEU 2 0,826 0,3246 Valid

PEU 3 0,837 0,3246 Valid

PEU 4 0,860 0,3246 Valid

PEU 5 0,801 0,3246 Valid

PEU 6 0,841 0,3246 Valid

Niat Prilaku (behavioral intention to use) BEU 1 0,724 0,3246 Valid

BEU 2 0,793 0,3246 Valid

BEU 3 0,903 0,3246 Valid

BEU 4 0,924 0,3246 Valid

BEU 5 0,935 0,3246 Valid

Berdasarkan tabel 3. diatas yang menampilkan hasil dari perhitungan uji validitas dengan variabel dari indikator TAM yang berisikan 17 kuesioner dan telah dinyatakan valid Karena didalam tabel tersebut r hitung lebih besar dibanding r tabel.

(6)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4168 Hal 673−679 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom 3.3 Uji Reabilitas

Dalam uji reabilitas pada penelitian ini berfungsi untuk dapat mengetahui apakah data yang didapatkan melalui kuesioner tersebut dapat dipercaya karena uji reliabilitas sendiri merupakan alat yang digunakan untuk mengukut konsistensi kuesioner. Uji reliabilitas dilakukan dengan melihat nilai Cronbach’ch Alpha pada masing-masing variabel.

Untuk satu variabel dapat dikatakan reliabel jika mendapatkan nilai Cronbach’ch Alpha nantinya lebih dari 0,60. Nilai cronbach alpha dapat ditunjukkan pada tabel dibawah ini.

Tabel 4. Uji Reablitas Data

Variabel Cronbach’ch Alpha Jumlah Pernyataan Keterangan

Kegunaan (Perceived usefulness) 0.920 6 Reliabel

Penggunaan (Perceived ease of use ) 0.902 6 Reliabel

Niat Prilaku (behavioral intention to use) 0.911 5 Reliabel

Berdasarkan hasil tabel 4. diatas untuk uji reliabilitas mendapatkan hasil nilai Cronbach’ch Alpha dari Kegunaan (Perceived usefulness) sebesar 0, 920 dengan jumlah pertanyaan adalah 6. Hasil ini dikatakan reliabel karena hasil dari cronbach’ch alpha nya lebih dari 0,60. Untuk hasil nilai Cronbach’ch alpha dari Penggunaan (Perceived ease of use ) sebesar 0,902 dengan jumlah pernyataan 6. Hasil dari variabel penggunaan juga dikatakan reliabel karena hasil dari cronbach’ch alphanya lebih dari 0,60. Dan yang terakhir hasil nilai Cronbach’ch Alpha dari Niat Prilaku (behavioral intention to use) sebesar 0.911 dari jumlah pernyataan 5. Hasil ini juga dikatakan reliabel karena hasil dari cronbach’ch alphanya lebih dari 0,60.

3.4 Uji Hipotesis a. Uji Hipotesis 1

Perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention penggunaan instagram.

Pengujian dilakukan dengan menggunakan uji t, kemudian dengan membandingkan dengan nilai t tabel sebesar 2,032, jika hasilnya lebih kecil maka dapat disimpulkan hipotesis ditolak dan jika sebaliknya maka hipotesis diterima.

Selanjutnya dihitung nilai signifikansi dengan nilai probabilitas 0,05. Berikut adalah gambar hasil setelah dihitung dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 25.

Gambar 4. Uji Hipotesis 1 Dan 2

Data yang dihasilkan dari pengujian menggunakan IBM SPSS 25 menunjukkan bahwa nilai t-statistik 5,040 >

2,032 dengan nilai stg sebesar 0.000 < 0.05 sehingga Ho tidak diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Perceived usefulness berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention penggunaan instagram. Dengan demikian hipotesis 1 (H1) dalam penelitian ini terdukung atau diterima.

b. Uji Hipotesis 2

Perceived ease of use berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention penggunaan instagram, pengujian dilakukan sama seperti hipotesis 1. Gambar 4.1 diatas adalah hasil setelah dihitung dengan menggunakan aplikasi IBM SPSS 25. Data yang dihasilkan dari pengujian menggunakan IBM SPSS 25 menunjukkan bahwa nilai t- statistik 3,903 > 2,032 dengan nilai stg sebesar 0.000 < 0.05 sehingga Ho tidak diterima. Hal ini menunjukkan bahwa Perceived ease of use berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention penggunaan instagram. Dengan demikian hipotesis 2 (H2) dalam penelitian ini juga terdukung atau diterima.

4. KESIMPULAN

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terlihat bahwa aplikasi Instagram dapat diterima dengan baik oleh para Mahasiswa STMIK BORNEO INTERNASIONAL. Terkait dengan penggunaan Instagram tentang kegunaan (perceived usefulness), kemudahan (perceived ease of use), dan minat perilaku menggunakan Instagram (behavioral intention to use). Berdasarkan analisis data Perceived usefulness (POU) berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention (BEU) penggunaan instagram. Nilai t-statistik 5,040 > 2,032 dengan nilai stg sebesar 0.000 < 0.05. Perceived ease of use (PEU) berpengaruh positif dan signifikan terhadap behavior intention (BEU) penggunaan instagram. Nilai t-

(7)

JURIKOM (Jurnal Riset Komputer), Vol. 9 No. 3, Juni 2022 e-ISSN 2715-7393 (Media Online), p-ISSN 2407-389X (Media Cetak) DOI 10.30865/jurikom.v9i3.4168 Hal 673−679 http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom statistik 3,903 > 2,032 dengan nilai stg sebesar 0.000 < 0.05. Mahasiswa STMIK BORNEO INTERNASIONAL menerima aplikasi Instagram. Dengan kata lain kemudahan dan manfaat yang diperoleh salah satu faktor dalam meningkatkan minat menggunakan media sosial Instagram. Semakin seseorang menganggap bahwa aplikasi Instagram mudah untuk dioperasikan, maka aplikasi tersebut dapat membantu mahasiswa dalam pembelajaran, sikap untuk menggunakannya, memberikan pengaruh positif bagi pengguna aplikasi tersebut berguna, muncul minat untuk menggunakan.

REFERENCES

[1] N. Istiani and A. Islamy, “Fikih Media Sosial Di Indonesia,” Asy Syar’Iyyah J. Ilmu Syari’Ah Dan Perbank. Islam, vol. 5, no. 2, pp. 202–225, 2020.

[2] Winda Fronika, “Pengaruh Media Sosial Terhadap Sikap Remaja,” Fak. Ilmu Pendidik. Univ. Negeri Padang Email, pp. 1–15, 2019.

[3] W. S. R. Putri, N. Nurwati, and M. B. S., “Pengaruh Media Sosial Terhadap Perilaku Remaja,” Pros. Penelit. dan Pengabdi.

Kpd. Masy., vol. 3, no. 1, 2016.

[4] M. Gunawan Saleh, “Pengaruh Media Sosial Instagram Dalam Perilaku Narsis Pada Pelajar Sma Di Kota Pekanbaru,” vol. 3, pp.

103–111, 2018.

[5] Monavia Ayu Rizaty, “Inilah Negara Pengguna Instagram Terbanyak, Indonesia Urutan Berapa?,” 2021. [Online]. Available:

https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2021/08/03/inilah-negara-pengguna-instagram-terbanyak-indonesia-urutan-berapa.

[Accessed: 20-May-2022].

[6] E. A. Sukma, M. Hadi, and F. Nikmah, “Effect Of Technology Acceptance Model (Tam) And Trust Towards Intension Of Instagram Users,” J. Ris. Ekon. dan Bisnis, vol. 4, no. 2, pp. 112–121, 2019.

[7] Saras Mareta Ratri, “Analisis Faktor-Faktor Yang Memengaruhi Penggunaan E-Learning Moodle Oleh Guru Smk Negeri 2 Yogyakarta Dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (Tam),” Skripsi, pp. 1–129, 2016.

[8] I. Nurdin and S. Hartati, Metodologi Penelitian Sosial. 2019.

[9] A. Hidayat, “Kuantitatif Adalah Penelitian: Tujuan, Jenis-Jenis, Pengertian, Contoh Dan.” [Online]. Available:

https://www.statistikian.com/2012/10/penelitian-kuantitatif.html. [Accessed: 25-May-2022].

[10] Salmaa, “Identifikasi Masalah: Pengertian, Bagian, dan Cara Membuatnya,” 2021. [Online]. Available:

https://penerbitdeepublish.com/identifikasi-masalah/. [Accessed: 25-May-2022].

[11] Salmaa, “Studi Literatur: Pengertian, Ciri-Ciri, dan Teknik Pengumpulan Datanya,” 2021. [Online]. Available:

https://penerbitdeepublish.com/studi-literatur/. [Accessed: 25-May-2022].

[12] R. A. Purnomo, “MEMBUAT KUESIONER PENELITIAN,” 2018. [Online]. Available:

https://www.purnomo.co.id/2018/12/membuat-kuesioner-penelitian.html. [Accessed: 25-May-2022].

[13] Salmaa, “Teknik Pengumpulan Data: Pengertian, Jenis, dan Contoh,” 2021. [Online]. Available:

https://penerbitdeepublish.com/teknik-pengumpulan-data/. [Accessed: 25-May-2022].

[14] F. F. Purba and Y. I. Kristanto, “Analisis Pengaruh Technology Acceptance Model (Tam) Terhadap Penggunaan Media Sosial Instagram,” Researchgate.Net, no. July, pp. 0–6, 2021.

[15] Irmadhani and M. A. Nugroho, “Pengaruh persepsi kebermanfaatan, persepsi kemudahan penggunaan dan,” Progr. Stud. Akunt.

Fak. Ekon. Univ. Negeri Yogyakarta, pp. 1–20, 2012.

[16] E. S. A. D. F. Muntianah, Tutik S. Astuti, “Pengaruh Minat Perilaku Terhadap Actual Use Teknologi Informasi dengan Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM),” Profit Univ. Brawijaya Malang, vol. 6, no. 1, pp. 88–113, 2012.

[17] Salmaa, “Kerangka Berpikir: Pengertian, Cara Membuat, dan Contoh Lengkap,” 2021. [Online]. Available:

https://penerbitdeepublish.com/kerangka-berpikir/. [Accessed: 25-May-2020].

[18] Deepublish, “Pengertian Hipotesis: Tujuan, Kegunaan, Jenis, Ciri dan Pengujiannya,” 2021. [Online]. Available:

https://penerbitbukudeepublish.com/pengertian-hipotesis/. [Accessed: 25-May-2022].

Referensi

Dokumen terkait