Penggunaan Metode Balanced Scorecard untuk Analisis Kinerja Perusahaan
Indah Purnamasari1*, Risma Fitriani2
1,2Jurusan Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Singaperbangsa Karawang, Indonesia
*Koresponden email: [email protected]
Diterima: 19 Mei 2023 Disetujui: 23 Mei 2023
Abstract
With continuous changes and the increasing competitiveness in the business world, it is essential for company management to establish the right strategies. The formulation of strategies requires a comprehensive assessment of company performance. Therefore, this research aims to determine the performance of the company from four perspectives: financial perspective, customer perspective, internal business process perspective, and growth and learning perspective. The research methodology used is qualitative method with descriptive analysis technique, as the purpose of this study is to describe the situation at the time of the research and not to prove a hypothesis. Based on the findings, PT Telkom's performance assessment using the balanced scorecard method falls under category A, indicating excellent company performance. However, in the financial perspective, it has a lower value compared to the other three perspectives. Hence, strategies need to be implemented to enhance the quality of the company's financial aspect and efforts should be made for both internal and external improvements.
Keywords: telkom, performance assessment, balanced scorecard, business strategy, service company
Abstrak
Seiring dengan adanya perubahan secara terus menerus yang diikuti dengan kompetitifnya dunia bisnis mengharuskan suatu manajemen perusahaan untuk dapat menetapkan strategi yang tepat. Dalam penetapan strategi dibutuhkan penilaian kinerja perusahaan secara komprehensif, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kinerja perusahaan yang ditinjau dari empat perspektif yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses internal bisnis, serta perspektif pertumbuhan dan pembelajaran. Metode yang digunakan dalam penelitian yaitu metode kualitatif dengan teknik analisis deskriptif karena penelitian ini bertujuan untuk mengungkapkan keadaan pada saat penelitian dilakukan dan tidak untuk membuktikan suatu hipotesis. Dari hasil yang didapatkan bahwa PT. Telkom berdasarkan penilaian kinerja menggunakan metode balanced scorecard berada pada kategori A yang menandakan kinerja perusahaan sangat baik, namun pada perspektif keuangan memiliki nilai yang rendah dibandingkan dengan tiga perspektif lainnya. Dengan demikian perlu dilakukan strategi yang dapat meningkatkan kualitas aspek keuangan perusahaan serta melakukan upaya-upaya untuk perbaikan perusahaan baik secara internal maupun eksternal.
Kata Kunci: telkom, penilaian kinerja, balanced scorecard, strategi bisnis, perusahaan jasa
1. Pendahuluan
PT Telekomunikasi Indonesia (Telkom) merupakan perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia dengan beragam lini bisnis, termasuk telekomunikasi, multimedia, data, dan layanan internet. Dalam industri yang sangat kompetitif seperti ini, perusahaan perlu memiliki alat pengukuran kinerja yang efektif untuk memantau dan meningkatkan performa mereka [1], [2]. Mengukur kinerja sebuah perusahaan memiliki nilai yang sangat penting dalam membandingkan kinerja perusahaan antara periode yang lalu dan periode yang akan datang, sehingga dapat diketahui apakah kinerja mengalami peningkatan atau penurunan [3]. Pengukuran kinerja melibatkan upaya untuk menghubungkan strategi dengan tindakan yang spesifik untuk mencapai target tertentu, tidak hanya target akhir yang perlu diukur sebagai indikator kinerja perusahaan, tetapi juga terkait dengan kompetensi dan proses yang telah dilaksanakan [4]. Selain itu, manajemen juga dapat menggunakan pengukuran kinerja untuk mengevaluasi periode yang lalu dan mengambil tindakan yang diperlukan untuk memperbaikinya [5] [6].
Dalam mengukur kinerja perusahaan, metode Balanced Scorecard dapat diimplementasikan. Metode Balanced Scorecard (BSC) telah menjadi pendekatan yang populer untuk mengukur dan menganalisis kinerja perusahaan, dengan mempertimbangkan aspek finansial dan non-finansial [7]. Metode ini menggunakan empat perspektif, yaitu perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis
internal, dan perspektif pertumbuhan dan pembelajaran [8], [9]. Metode ini dapat diterapkan baik pada perusahaan yang menghasilkan barang maupun pada perusahaan jasa. Balanced Scorecard terdiri dari kata
"Balanced" yang berarti berimbang dan "Scorecard" yang berarti kartu skor. Pada awalnya, Balanced Scorecard atau BSC digunakan untuk memperbaiki sistem pengukuran kinerja eksekutif [10], [11].
Keberadaan Balanced Scorecard sangat membantu organisasi dalam mendapatkan pandangan yang lebih komprehensif mengenai kinerja organisasi tersebut [12]. Dalam melakukan perbaikan dalam sebuah organisasi diperlukan informasi yang akurat yang mewakili sistem kerja yang ada dalam organisasi tersebut [13]. Dengan menggunakan metode ini, perusahaan mendapatkan elemen-elemen yang diperlukan untuk beralih dari paradigma "selalu tentang finansial" ke model baru, di mana hasil dari metode ini menjadi titik awal untuk melakukan review, mempertanyakan, dan belajar tentang strategi yang dimiliki [2], [14]. Selain itu dengan menggunakan metode ini akan menerjemahkan visi dan strategi perusahaan menjadi serangkaian ukuran yang koheren dalam kajian yang seimbang [15]. Berbagai penelitian telah dilakukan dengan menggunakan metode ini dan rata-rata dalam penelitian itu menerangkan bahwa metode ini efektif untuk melakukan perumusan strategi bisnis perusahaan [16]. Oleh karena itu dibuatkanlah penelitian ini untuk mengetahui bagaimanakah kinerja keseluruhan dari Telkom Group ini.
2. Metode Penelitian Pengumpulan data
Dalam melakukan penelitian tentang analisis kinerja perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia menggunakan metode Balanced Scorecard, Peneliti menggunakan metode penelitian yang menggabungkan pendekatan kualitatif dan kuantitatif. Berikut adalah beberapa metode penelitian yang Peneliti terapkan:
a. Studi Kasus: Peneliti melakukan studi kasus pada PT Telekomunikasi Indonesia untuk mendapatkan pemahaman mendalam tentang kinerja perusahaan. Melalui wawancara dengan manajemen perusahaan, analisis dokumen internal, dan observasi langsung, Peneliti mengumpulkan data yang relevan untuk menganalisis kinerja perusahaan dari perspektif Balanced Scorecard.
b. Analisis Dokumen: Melakukan analisis dokumen seperti laporan keuangan, laporan tahunan, dan laporan operasional PT Telekomunikasi Indonesia. Peneliti mengidentifikasi indikator keuangan yang relevan, seperti pendapatan, laba bersih, dan arus kas, serta menggali informasi tentang pelanggan, proses internal, dan inisiatif pembelajaran dan pertumbuhan yang dijalankan oleh perusahaan.
c. Pengumpulan Data Sekunder: Mengumpulkan data sekunder dari sumber-sumber yang relevan, seperti laporan industri, publikasi akademis, dan berita terkait industri telekomunikasi. Data ini dapat memberikan konteks dan pembanding untuk menganalisis kinerja PT Telekomunikasi Indonesia dalam industri yang lebih luas.
Teknik Analisa Data
Dalam melakukan analisis kinerja perusahaan menggunakan metode Balanced Scorecard, dapat menggunakan berbagai teknik analisis yang sesuai dengan data yang dikumpulkan, dalam penelitian ini peneliti menggunakan analisa deskriptif. Analisis Deskriptif ialah Teknik yang digunakan untuk menggambarkan dan meringkas data yang dikumpulkan. Dengan analisis deskriptif, Peneliti dapat memahami gambaran umum tentang kinerja perusahaan dalam setiap perspektif Balanced Scorecard.
Langkah-Langkah Penelitian
Metodologi penelitian yang dapat digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan pada PT Telekomunikasi Indonesia menggunakan metode Balanced Scorecard (BSC) dapat melibatkan langkah- langkah berikut:
d. Penetapan Tujuan Penelitian: Tentukan tujuan penelitian secara jelas dan spesifik. Tujuan ini harus mencakup apa yang ingin dicapai melalui analisis kinerja perusahaan menggunakan metode Balanced Scorecard.
e. Kajian Pustaka: Lakukan studi literatur terkait penggunaan Balanced Scorecard dalam menganalisis kinerja perusahaan, terutama di sektor telekomunikasi. Tinjau teori-teori, kerangka kerja, dan penelitian sebelumnya yang relevan untuk memahami konsep dan penggunaan Balanced Scorecard dalam konteks PT Telekomunikasi Indonesia.
f. Identifikasi Perspektif dan Indikator: Tentukan perspektif yang akan digunakan dalam BSC untuk menganalisis kinerja perusahaan. Dalam kasus ini, perspektif yang dapat dipertimbangkan adalah keuangan, pelanggan, proses internal, dan pembelajaran dan pertumbuhan. Identifikasi indikator yang relevan untuk setiap perspektif yang mencerminkan tujuan dan kebutuhan PT Telekomunikasi Indonesia.
g. Pengumpulan Data: Kumpulkan data yang diperlukan untuk mengukur dan menganalisis kinerja perusahaan berdasarkan indikator yang telah ditetapkan. Data dapat berasal dari laporan keuangan, data operasional, data pelanggan, dan sumber data lain yang relevan. Pastikan data yang dikumpulkan akurat, valid, dan mencakup periode yang relevan.
h. Analisis Data: Lakukan analisis data menggunakan metode statistik dan alat analisis yang sesuai.
Analisis ini akan melibatkan perhitungan skor atau nilai untuk setiap indikator dalam perspektif Balanced Scorecard. Gunakan teknik seperti penggalian data, analisis tren, benchmark, dan interpretasi hasil untuk memahami kinerja perusahaan.
i. Saran untuk Penelitian Selanjutnya: Berikan saran tentang kemungkinan penelitian lanjutan yang dapat dilakukan untuk melengkapi atau memperluas analisis kinerja perusahaan menggunakan metode Balanced Scorecard
Indikator Pengukuran Kinerja
Penelitian ini menggunakan indikator pada setiap perspektif, indikator didapatkan dari ketersediaan data dan berbagai referensi yang ada oleh karena itu didapatkan indikator sebagai berikut:
Tabel 1. Indikator Pengukuran Perspektif
3. Hasil dan Pembahasan Perspektif Keuangan
Perspektif keuangan dalam metode Balanced Scorecard (BSC) merupakan salah satu aspek penting yang digunakan untuk menganalisis kinerja perusahaan. Perspektif keuangan berfokus pada pengukuran dan analisis kinerja perusahaan dari segi keuangan, yang mencakup aspek-aspek seperti pendapatan, profitabilitas, pertumbuhan laba, arus kas, dan nilai tambah bagi pemegang saham. Penggunaan perspektif keuangan dalam metode Balanced Scorecard memungkinkan perusahaan untuk menghubungkan tujuan strategis mereka dengan hasil finansial yang diinginkan.
Tabel 2. Perspektif Keuangan
Dalam perspektif keuangan, PT Telkom memiliki skor C pada setiap indikator yang dinilai. Ini menunjukkan bahwa perusahaan ini cukup baik dalam menghasilkan laba. PT Telkom masih mampu mencatatkan laba bersih yang positif dan menutup beban operasional perusahaan. Dalam konteks perspektif keuangan, ini menunjukkan bahwa PT Telkom masih dapat mendukung perekonomian perusahaan, terutama mengingat sebagai perusahaan internasional, mereka menghadapi ancaman fluktuasi kurs. Dengan hasil positif dari segi ekonomi, PT Telkom mampu mengatasi risiko fluktuasi kurs yang merugikan. Pada tahun 2021 nilai rasio profitabilitas PT Telkom yang juga berada pada tingkat C dipengaruhi oleh
No Perspektif Kriteria
1 Keuangan a. ROA
b. ROE
c. Net profit margin
2 Pelanggan a. Tingkat Kepuasan Pelanggan 3 Proses Bisnis Internal a. Tren Gangguan Layanan
b. Kecepatan Karyawan dalam menangani gangguan pelayanan
4 Pertumbungan dan Pembelajaran
a. Kepuasan Karyawan b. Pelatihan karyawan
Nilai Skor Nilai Skor Nilai Skor
2019 12,5% C 23,5% C 13,8% C
2020 12,0% C 24,5% C 15,2% C
2021 12,2% C 23,3% C 17,3% C
2022 10,0% C 18,5% C 14,1% C
Total 46,7% 89,8% 60,4%
Rata-Rata 11,7% C 22,5% C 15,1% C
Rasio
ROA ROE NPM
Tahun
peningkatan 6,5% atau sebesar Rp6.029 miliar dalam Beban Telkom Group. Sementara itu, pendapatan terbesar Telkom Group berasal dari segmen IndiHome yang mengalami peningkatan pendapatan sebesar 11,3% dibandingkan tahun sebelumnya. Namun pada tahun 2022 terlihat aspek keuangan Telkom mengalami penurunan hal tersebut disebabkan oleh penurunan jumlah pelanggan dalam sektor seluler sebanyak 19,2 juta pelanggan. Namun disektor lain cenderung mengalami kenaikan sehingga penetapan strategi telkom dalam mendongkrak sektor bisnis lainnya harus dirumuskan dengan tepat.
Perspektif Pelanggan
Berdasarkan nilai Customer Satisfaction Index (CSI) pada tahun 2019 hingga 2022 pada Tabel 3 didapatkan nilai dan skor yaitu sebagai berikut.
Tabel 3. Pengukuran Perspektif Keuangan
Dari Tabel 3 terlihat bahwa berdasarkan kepuasan pelanggan terhadap pelayanan ataupun produk /jasa yang ditawarkan oleh PT. Telkom menunjukkan respon yang baik dari pelanggan dengan skor A dimana pelanggan PT. Telkom sangat puas terhadap kinerja PT. Telkom dalam mengedepankan harapan pelanggan. Nilai CSI PT. Telkom yang mengalami kenaikan setiap tahunnya dari 2019 hingga 2022 juga menunjukkan hasil yang baik bagi PT. Telkom mewujudkan Excellent Customer Experience.
Perspektif Proses Internal Bisnis
Dari Tabel 4 menunjukkan bahwa tren gangguan yang terjadi pada setiap tahun dari 2019-2022 masih dalam kategori A atau sangat baik dalam artian PT. Telkom mampu meminimalisirkan gangguan yang terjadi pada penggunanya dan tren gangguan yang terjadi dari tahun ke tahun juga mengalami penurunan hal ini berarti perusahaan mampu melakukan strategi yang cukup efektif untuk meminimalisir gangguan layanan yang terjadi adapun upaya yang dilakukan perusahaan yaitu sebagai berikut:
a. Predictive: memastikan kecukupan kapasitas alat produksi sesuai dengan perencanaan.
b. Preventive: mencegah kemungkinan terganggunya pelanggan dengan indikator-indikator yang telah ditetapkan,termasuk di dalamnya dengan memanfaatkan big data.
c. Proactive: bila terjadi potensi gangguan, perbaikan dilakukan sebelum pelanggan merasakan.
Tabel 4. Perspektif Proses Internal Bisnis
Waktu rata-rata dalam penanganan gangguan juga mengalami penurunan dari tahun sebelumnya, penilaian pada indikator waktu rata-rata penanganan berada pada nilai B dimana perusahaan mampu menangani gangguan tidak jauh dari waktu minimal target yang telah ditetapkan, hal tersebut juga dipengaruhi dari menurunnya tren gangguan, serta work force management yang efektif juga. Selain itu salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan secara aktif mencari umpan balik pelanggan kemudian menindaklanjutinya. Melakukan continuous improvement melalui Close-the-loop Program, yakni dengan melakukan caring serta mensolusikan pain point pelanggan/negative voice of customer untuk meningkatkan customer experience (Corrective). Selain itu, Telkom berupaya meningkatkan kualitas interaksi perusahaan dengan pelanggan secara berkesinambungan melalui digital touch point yaitu myIndiHome (untuk segmen Consumer), MyCarrier (untuk segmen Wholesale), dan MyTEnS (untuk segmen Enterprise).
Tahun Nilai CSI Skor
2019 88,56% A
2020 88,72% A
2021 89,38% A
2022 89,97% A
Total 356,6%
Rata-Rata 89,2% A
Nilai Skor Nilai Skor
2019 6,8% A 7,1 Jam B
2020 6,6% A 8,5 Jam B
2021 5,12% A 6,1 Jam B
2022 3,59% A 6,2 Jam B
Total 22,1% 21,7 Jam Rata-Rata 5,5% A 7,23 Jam B
Waktu Rata-rata Perbaikan Tahun Tren Gangguan
Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Untuk mengidentifikasi dan mengurangi dampak negatif yang mungkin timbul dalam hal ketenagakerjaan, TelkomGroup telah menyediakan saluran pengaduan bagi karyawan. Adopsi mekanisme pengaduan ini merupakan bagian dari upaya untuk menciptakan hubungan industrial yang sehat antara perusahaan dan karyawan. Pada akhir tahun 2022, jumlah total karyawan Telkom tercatat sebanyak 23.793 orang, terdiri dari 8.919 karyawan di perusahaan induk dan 14.874 karyawan di perusahaan anak. Jumlah ini mengalami peningkatan sekitar 0,16%. Selain itu, tidak ada pemutusan hubungan kerja yang dilakukan oleh Telkom selama periode 2022 sebelum mencapai masa pensiun.
Sejalan dengan perkembangan teknologi dan digitalisasi, Telkom juga mengadopsi digitalisasi dalam proses edukasi dengan terus memperbarui modul e-learning sesuai kebutuhan karyawan dan perusahaan.
Selama tahun 2022, sebanyak 895 modul baru telah ditambahkan dalam sistem e-learning. Untuk meningkatkan pembelajaran mandiri, Telkom juga menyediakan knowledge repository berdasarkan kebutuhan bisnis yang bisa diakses setiap saat. Pada tahun 2022, TelkomGroup telah menyelenggarakan berbagai pelatihan bagi 12.715 karyawan.
Tabel 5. Perspektif Pertumbuhan dan Pembelajaran
Rekapitulasi pengukuran Balanced Scorecard
Setelah seluruh perspektif telah dihitung maka selanjutnya melakukan rekapitulasi untuk mengetahui kondisi perusahaan, adapun hasil rekapitulasi sebagai berikut:
Tabel 6. Rekapitulasi pengukuran Balanced Scorecard
Tabel 6 menunjukkan hasil skor tertimbang maksimum dan skor tertimbang akhir penilaian dalam menentukan nilai akhir penilaian kinerja perusahaan maka harus dilakukan perhitungan antara selisih skor tertimbang akhir dibagi dengan skor tertimbang maksimum dikali dengan 100% sehingga didapatkan hasil sebesar 75%, dengan begitu dapat disimpulkan bahwa PT. Telkom memiliki kinerja perusahaan yang sangat baik atau berada pada interval A.
4. Kesimpulan
Setelah dilakukannya penelitian pada PT. Telkom mengenai kinerja perusahaan maka dapat disimpulkan bahwa PT. Telkom berdasarkan penilaian kinerja menggunakan metode balanced scorecard berada pada kategori A yang menandakan kinerja perusahaan sudah sangat baik. Evaluasi pada perspektif
Nilai Skor Nilai Skor
2019 17,59% A 53% B
2020 17,92% A 60% B
2021 13,08% A 77% A
2022 5,93% A 54% B
Total 54,52% 190%
Rata-Rata 13,63% A 63% B
Kepuasan Karyawan (Tingkat
Turnover)
Pelatihan Karyawan (Presentase
Karyawan mendapatkan Tahun
Skor Indikator Maksimal
Bobot Indikator
(%)
Skor Tertimba
ng Maksimal
Jumlah Skor Indikator
Bobot Indikator
(%)
Skor Tertimba
ng
Keuangan 3 4 25 300 50% 6 25 150
Pelanggan 1 4 25 100 100% 4 25 100
Proses Internal Bisnis 2 4 25 200 88% 7 25 175
Pembelajaran 2 4 25 200 88% 7 25 175
100 800 100 600
Nilai Akhir Kompon
en
Skor Akhir
Total Total
Perspektif Jumlah Indikator
Skor Tertimbang Maksimum
keuangan sangat diperlukan oleh perusahaan karena berdasarkan empat perspektif yang diuji, aspek keuangan masih memiliki nilai yang lebih rendah daripada perspektif lain, sehingga perusahaan dapat menetapkan strategi yang baik dalam meningkatkan laba bersih perusahaan. Saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu diharapkan dapat menambahkan indikator pada masing-masing perspektif agar penilaian kinerja perusahaan dapat secara lebih terperinci. Sedangkan saran yang diberikan kepada pihak manajemen perusahaan yaitu penerapan strategi-strategi yang dapat meningkatkan kualitas keuangan perusahaan.
5. Referensi
[1] J. William and R. Sanjaya, “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Perusahaan Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia,” J. Bisnis Dan Akunt., vol. 19, no. 2, pp. 152–
162, 2017, [Online]. Available: http://jurnaltsm.id/index.php/JBA.
[2] F. N. Kesek, H. Sabijono, and V. Z. Tirajoh, “Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Menggunakan Metode Balanced Scorecard Pada Pt. Nenggapratama Internusantara,” J. EMBA J. Ris. Ekon.
Manajemen, Bisnis dan Akunt., vol. 8, no. 4, pp. 1111–1118, 2020.
[3] R. E. Soeseny, M. R. Yahya, and M. Haridhi, “Pengaruh Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan Terhadap Kinerja Perusahaan Dengan Pendekatan Balanced Scorecard (Studi Kasus Pt Permata Hijau Palm Oleo Kim Ii),” J. Ilm. Mhs. Ekon. Akunt., vol. 6, no. 2, pp. 263–269, 2021.
[4] D. Iskandar, “Strategi Peningkatan Kinerja Perusahaan Melalui Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dan Kepuasan Kerja Dan Dampaknya Terhadap Produktivitas Karyawan,” J. Ilm. Bisnis dan Ekon.
Asia, vol. 12, no. 1, pp. 23–31, 2018, doi: 10.32812/jibeka.v12i1.8.
[5] P. Mudjihartono, M. Teknik, I. Universitas, A. Yogyakarta, B. Scorecard, and S. P. Keputusan,
“Sistem Pendukung Keputusan Penilaian Kinerja Dosen Dengan Metode Balanced Scorecard ( Studi Kasus : Universitas Respati Yogyakarta ),” Semin. Nas. Inform. 2010, vol. 2010, no. semnasIF, pp.
82–90, 2010.
[6] R. Ardiansyah and Fitria, “Penggunaan Metode Balance Scorecard Untuk Mengukur Kinerja Pekerjaan Pada PT. Bangun Cipta Karya Pamungkas (PT. BCKP),” Pros. Semin. Nas. Darmajaya,
pp. 78–87, 2019, [Online]. Available:
https://jurnal.darmajaya.ac.id/index.php/PSND/article/view/1703.
[7] M. Galib and M. Hidayat, “Analysis of Company Performance Using the Balanced Scorecard Approach in Bosowa Propertindo.,” Seiko J. Manag. Bus., vol. 2, no. 1, pp. 92–112, 2018, [Online].
Available: https://journal.stieamkop.ac.id/index.php/seiko.
[8] V. Kurniasari and G. Memarista, “Analisis Kinerja Perusahaan Menggunakan Metode Balanced Scorecard ( Studi Kasus Pada PT. Aditya Sentana Agro ),” Agora, vol. 5, no. 1, p. 7, 2017.
[9] P. Saraswati, D. Darmawan, and K. Suamba, “Analisis Kinerja Perusahaan CV. Bali Indah dengan Metode Balanced Scorecard,” J. Manaj. AGRIBISNIS (Journal Agribus. Manag., vol. 5, no. 1, pp.
45–63, 2017, doi: 10.24843/jma.2017.v05.i01.p05.
[10] Nugrahayu, “Penerapan Metode Balanced Scorecard Sebagai Tolok Ukur Pengukuran Kinerja Perusahaan,” J. Ilmu Ris. Akunt., vol. 4, no. 10, pp. 1–16, 2015.
[11] T. S. Saharuddin, S. Satibi, and T. M. Andayani, “Analisis Perspektif Pembelajaran Dan Pertumbuhan Dalam Mengukur Kinerja Instalasi Farmasi Rsud A.M. Parikesit Tenggarong Kutai Kartanegara Kalimantan Timur Dengan Pendekatan Balanced Scorecard,” J. Ilm. Manuntung, vol.
5, no. 1, p. 97, 2019, doi: 10.51352/jim.v5i1.234.
[12] F. Wahyuni and H. Lukito, “Evaluasi Kinerja dengan Pendekatan Balanced Scorecard - Perspektif Proses Bisnis Internal dan Pembelajaran/Pertumbuhan,” J. Mirai Manag., vol. 4, no. 2, pp. 122–
136, 2019, [Online]. Available: https://journal.stieamkop.ac.id/index.php/mirai.
[13] D. R. Atmaja and A. Damayanti, “Pengaruh Umpan Balik Positif Pemimpin Dan Penilaian Kinerja Terhadap Perilaku Inovatif Karyawan : Peran Mediasi Perilaku Suara Dan Otonomi,” vol. 11, no.
September, 2022, doi: 10.34127/jrlab.v11i3.653.
[14] K. Nurjaman, A. Mustajam, S. Syaifuddin, Y. Lubis, and Y. Abadi, “Meningkatkan Kinerja Perusahaan Dengan Menerapkan Konsep Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik Dalam Menyongsong Persaingan Global,” Komitmen J. Ilm. Manaj., vol. 1, no. 2, pp. 73–82, 2020, doi:
10.15575/jim.v1i2.10403.
[15] T. R. Pratiwi, H. G. Soedarsa, and M. D. Ratna, “Analisis Kinerja Perusahaan Dengan Metode Balanced Scorecard Periode 2013-2014 (Studi Kasus Pada Hotel Sahid Bandar Lampung).,” J.
Akunt. dan Keuang., vol. 9, no. 2, p. 14, 2018, doi: 10.36448/jak.v9i2.1088.
[16] M. Sari and T. Arwinda, “Analisis Balanced Scorecard Sebagai Alat Pengukuran Kinerja Perusahaan PT Jamsostek Cabang Belawan,” J. Ris. Akunt. Dan Bisnis, vol. 15, no. 1, pp. 52–64, 2015.