• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengolahan Minyak Nabati Menjadi Gliserin - Spada UNS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengolahan Minyak Nabati Menjadi Gliserin - Spada UNS"

Copied!
38
0
0

Teks penuh

(1)

Pengolahan Minyak

Nabati Menjadi Gliserin

Mata kuliah Teknologi minyak nabati

(2)

1. Dimas Rizqi Damarjati I0518025

2. Havid Arga Kusumamurti I0518042

3. Ida Ambarwati I0518045

4. Ihza Aulia Alfarisi I0518046

Kelompok 5

(3)

Apa yang akan

dibahas?

Proses pengolahan

02

Industri pembuatan gliserin

04

Tentang gliserin

01

produk

03

Pengertian gliserin, komposisi sifat

Bahan baku, bahan pendukung, proses

pembuatan

Manfaat, contoh produk, Contoh industri yang memproduksinya

(4)

Gambaran umum

01

(5)

Gliserin atau gliserol merupakan senyawa alkohol trihidrat dengan rumus bangun CH₂OHCHOHCH₂OH. Gliserol juga merupakan senyawa gliserida yang paling sederhana, dengan hidroksil yang bersifat hidrofilik dan higroskopik. Gliserol berwujud cairan jernih , higroskopis, kental, terasa manis namun bersifat racun dan tidak berwarna. Adanya ikatan hidrogen yang sangat kuat antar molekul gliserol.

(6)

Gliserin adalah nama dari produk komersial, yang terdiri dari gliserol dan sejumlah kecil air.

Gliserol sebenarnya trihydric alcohol (C3H5(OH)3) atau yang lebih dikenal dengan nama 1,2,3- propanetriol

Gliserin pertama kali ditemukan pada tahun 1770 oleh Scheele, yang diproduksi dengan pemanasan minyak zaitun Sumber terbesar dari gliserin adalah dari sweetwaters dari proses fat splitting

(7)

Biasanya gliserin yang digunakan untuk industri sabun dan shampoo memiliki kadar kemurnian 70-90% , untuk bidang farmasi dan kosmetik lebih dari 99,7% dan untuk industri makanan yang digunakan harus 100%.

KOMPOSISI

(8)

SIFAT-SIFAT GLISERIN

Sifat Kimia Sifat fisika

(9)

Sifat kimia gliserin

Bersifat higros - kopis sehingga digunakan se- bagai pelembab Zat cair bening, lebih kental dari air dan rasanya manis

Tidak larut dalam eter, benzene dan kloroform

Dengan asam nitrat membentuk gliserol trinitrat

Bereaksi dengan kalsium bisulfat membentuk akrolein

Senyawa turunan alkohol

(polialkohol) dengan tiga gugus OH

(10)

SIFAT FISIKA GLISERIN

Molecular Weight 92.09

Boiling point 290 (760 mmHg) Melting point 18.17 oC

Freeze point (66.7 % glycerol solution) 46.5

oC

Specific heat 0.5795 cal/gm oC (26 oC) Refractive index (N 20) 1.47399

Flash point (99 % glycerol) 177 oC Fire point (99 % glycerol) 204 oC Autoignition point (on platinum) 523 oC

(on glass) 429 oC Heat of combustion 397.0 kcal per gram Surface tension 58.6 dynes cm (90 oC) Cofficient of thermal 0.0006115 (15-25 oC Temp.

interval)

Expansion 0.000610 (20-25 oC Temp. interval)

Thermal conductivity 0.000691 cal cm deg/sec (oC) Heat of formation 159.8 kcal/mol (25 oC)

Heat of fusion 47.5 cal/mol

Heat of vaporization 21,060 cal/mol (25 oC)

(11)

PROSES

PENGOLAHAN

Meliputi Bahan baku, bahan pendukung, proses

pembuatan

02

(12)

Bahan baku utama

Bahan baku untuk memproduksi gliserol adalah CPO (Crude Palm Oil) dan air. Indonesia merupakan penghasil minyak kelapa sawit terbesar kedua di dunia setelah Malaysia.

Produksi minyak sawit terbesar di Indonesia terletak di Provinsi Riau.

Total kapasitas industri pengolahan CPO sebesar 5.852 ton/jam.

(13)

Bahan Pendukung

Air (H2O)

Soda Kaustik (NaOH)

Karbon Aktif Digunakan untuk Reaksi Fat Splitting

antara minyak dan air akan menghasilkan asam lemak dan gliserol,

menurut reaksi:

Digunakan pada tangki bleaching sebagai bleaching agent untuk mengikat kandungan impuritis

dalam gliserol

Digunakan untuk menetralkan kandungan asam lemak dan trigliserida pada gliserol yang tidak

bereaksi pada menara fat splitting

(14)

Pemilihan Proses Pembuatan

Proses Fat Splitting

Fat splitting merupakan hidrolisis trigliserida dari lemak dan minyak dengan kenaikan temperatur dan tekanan menghasilkan asam lemak dan gliserol. Berikut adalah reaksi hidrolisis triliserida:

(15)

K E L E B I H A N F A T S P L I T T I N G :

1. Kandungan gliserol 10-18%

2. Kemurnian produk akhir gliserol mencapai 99%

3. Hasil produk atas berupa asam lemak yang memiliki nilai ekonomis

4. Proses tidak terlalu rumit

5. Biaya untuk konstruksi material tidak

terlalu tinggi

(16)

C. Mekanisme Proses

Secara sederhana dapat ditulis menjadi : Persiapan bahan baku-fat sprilling - pemurnian

(17)

BLOK DIAGRAM PROSES PABRIK GLISEROL DAN MINYAK KELAPA SAWIT DENGAN PROSES CONTINUOUS FAT SPLITTING

(18)

Tahap Persiapan Bahan Baku

Minyak kelapa sawit dipanaskan sampai mencapai suhu 80oC dan selanjutnya dipompakan untuk memasukkannya ke dalam menara Splitting.

Air proses perlu dipanaskan sampai mencapai suhu 60oC, dan juga dipompakan ke dalam menaraSplitting.

injeksisteam secara langsung, Steam yang digunakan adalah

saturated steam 6000 kPa

Tahap persiapan bahan baku bertujuan untuk menyesuaikan kondisi bahan baku dengan kondisi pada menara fat splitting yang merupakan tempat terjadinya reaksi hidrolisis

(19)

Tahap ini merupakan tahap reaksi antara minyak kelapa sawit dan air dengan menggunakan bantuan steam di dalam menara fat spitting (R-210). Reaksi hidrolisis ini menghasilkan produk gliserol dan asam lemak

Tahap Fat Splitting

Pemisahan kedua fase yang terbentuk dalam menara splitting, fase air dan fase minyak, dilakukan sesaat setelah reaksi berlangsung, agar konversi reaksi sebesar 99% dapat tercapai. Pemisahan ini tetap berlangsung dalam reaktor tersebut, dengan mengeluarkan produk bawah (gliserol) secara kontinyu.

(20)

Produk yang keluar dari menara splitting perlu diturunkan terlebih dahulu tekanan operasinya dari 55 atm menjadi 1 atm, sesuai dengan kondisi operasi unit – unit yang bersangkutan.

Tahap Fat Splitting

flashing untuk menghasilkan produk gliserol dengan kemurnian yang lebih tinggi. Hasil flashing dari produk atas Menara Splitting yaitu asam lemak untuk selanjutnya dijual sebagai bahan baku pada industri lain (seperti: pabrik sabun). Sedangkan hasil flashing dari produk bawah Menara Splitting (gliserol) dimasukkan ke dalam unit pemurnian.

(21)

Tahap Pemurnian Gliserol

Produk bawah flash tank II yang berupa gliserol dipompa ke dalam decanter (H-310), yang berfungsi memisahkan komponen asam lemak dari gliserol, agar diperoleh gliserol dengan kemurnian yang lebih tinggi lagi.

Selanjutnya gliserol dipompa ke tangki netralisasi (M-320) untuk menetralkan kandungan asam lemak dan

trigliserida yang tidak bereaksi pada menara fat splitting dengan

menggunakan NaOH 8% yang akan menghasilkan produk sabun. Produk sabun yang terbentuk harus

dipisahkan.

(22)

Tahap Pemurnian Gliserol

Sebelum dinetralkan, gliserol perlu dipanaskan terlebih dahulu sampai mencapai suhu ± 90 oC dalam heater (E-321). Sabun yang terbentuk pada tahap netralisasi harus dipisahkan dari gliserol dengan menggunakan Centrifuge (L-330) pada suhu yang sama dari tahap netralisasi

Selanjutnya gliserol dipanaskan hingga 100 oC, kemudian dipompa ke dalam double effect evaporator untuk menguapkan kandungan airnya Hingga konsentrasinya sebesar 88%.

Gliserol dipompa ke dalam heater untuk memanaskan suhu hingga 170 oC dan selanjutnya dipompakan ke dalam flash tank III untuk meningkatkan kemurniannya.

(23)

Tahap Pemurnian Gliserol

Produk bawah dari flash tank III dipompakan ke tangki bleaching untuk mengikat kandungan impuritis dalam gliserol yang berupa zat warna (karoten dan gossypol). Bleaching agent yang dipergunakan adalah activated carbon (karbon aktif). Jumlah karbon aktif yang digunakan sebesar 1% dari berat produk yang akan dimurnikan.

karbon aktif yang ditambahkan harus dipisahkan. Gliserol dipompakan ke dalam tangki deodorasi yang bertujuan untuk menghilangkan bau yang tidak dikehendaki. Gliserol hasil proses bleaching dimasukan ke dalam ketel deodorisasi dan dipanaskan pada suhu 250-260˚C pada tekanan vacum yaitu 6 mmHg dan selanjutnya dialiri uap panas.

(24)

Pemakaian suhu tinggi digunakan untuk menguapkan impuritis sedangkan pengurangan tekanan bertujuan untuk mencegah denaturasi gliserol ynag terjadi pada suhu 204 ˚C. Tekanan uap zat bau sangat rendah sehingga untuk menghilangkannya diperlukan suhu tinggi. Produk akhir hasil deodorisasi dipompakan ke dalam cooler untuk menurunkan suhu hingga 30 oC dan selanjutnya ditampung dalam tangki penampung gliserol dengan produk akhir gliserol memiliki kemurnian sebesar 99%.

(25)

Produk, manfaat

03

(26)

MANFAAT & PRODUK GLISERIN

❖Kosmetik.

Digunakan sebagai body agent, emollient, humectants, lubricant, solvent. Biasanya dipakai untuk skin cream and lotion, shampoo, and hair conditioners, sabun, dan detergen

Dental Cream.

Digunakan sebagai humectants

Peledak. Digunakan untuk membuat nitrogliserin sebagai bahan dasar peledak

Industri farmasi.

Digunakan untuk antibiotic dan kapsul

(27)

MANFAAT & PRODUK GLISERIN

Industri makanan dan minuman.

Digunakan sebagai solvent, emulsifier, conditioner, freeze, preventer, and coating serta dalam industri minuman anggur.

Industri kertas. Digunakan sebagai humectant, plastilicizer, dan softening agent.

Industri logam. Digunakan untuk pickling, quenching, stripping, electroplating, galvanizing, dan solfering.

(28)

CONTOH INDUSTRI

Meliputi nama-nama pabrik yang berhubungan dengan pembuatan gliserin

04

(29)

PABRIK PENGHASIL GLISERIN

Nama Perusahaan Lokasi Kapasitas (ton/tahun)

PT. Sinar Oleochemical Int Medan 12.250

PT. Flora sawita Medan 5.400

PT. Cisadane Raya Chemical

Tangerang 5.500

PT. Sumi Asih Bekasi 3.500

PT. Sayap Mas Utama Bekasi 4.000

PT. Bukit Perak Semarang 1.440

PT. Wings Surya Surabaya 3.500

(30)

PT. CISADANE RAYA

Tangerang, banten

(31)

PT. FLORA SAWITA

Medan, Sumatra Utara

(32)

PT. SAYAP MAS

Bekasi, Jawa Barat

(33)

PT. BUKIT PERAK

Semarang, Jawa Tengah

(34)

PT. WINGS SURYA

Surabaya, Jawa Timur

(35)

PT. SUMIARSIH

Bekasi, Jawa barat

(36)

PT. SINAR OLEOCHEMICAL

Medan, Sumatra Utara

(37)

DAFTAR PUSTAKA

Rondang Tambun. 2006. Buku Ajar Teknologi Oleokimia Universitas Sumatera Utara .Medan.

Chalidazia, Irma.2017.”pabrik gliserol dari miyak kelapa sawit dengan proses continuous fat splitting’. Tugas akhir Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS).

Surabaya

Chamidy, H.N. 2010. “Pemurnian Gliserin dari Produk Samping Pembuatan

Biodiesel”.Industrial Research Workshop and National Seminar. Politeknik Negeri Bandung

(38)

ADA YANG INGIN

DITANYAKAN?

Referensi

Dokumen terkait