• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUATAN KERUKUNAN DAN SEMANGAT KEBANGSAAN MELALUI INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DAN SEMBOYAN HABARING HURUNG DI KOTAWARINGIN TIMUR

N/A
N/A
Khilmi Zuhroni

Academic year: 2024

Membagikan "PENGUATAN KERUKUNAN DAN SEMANGAT KEBANGSAAN MELALUI INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DAN SEMBOYAN HABARING HURUNG DI KOTAWARINGIN TIMUR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

PENGUATAN KERUKUNAN DAN SEMANGAT KEBANGSAAN MELALUI INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DAN SEMBOYAN

HABARING HURUNG DI KOTAWARINGIN TIMUR

Nomor Peserta. 006

MUSABAQAH TILAWATIL QUR’AN KE-54 KECAMATAN PARENGGEAN

2023 M/1445 H

(2)

Penguatan Kerukunan Dan Semangat Kebangsaan Melalui Integrasi Nilai- Nilai Islam Dan Semboyan Habaring Hurung Di Kotawaringin Timur

006 1. Pendahuluan

Pada hakekatnya Indonesia tergolong kedalam negara kebangsaan atau sering dikenal sebagai National State. Semangat kebangsaan atau nasionalisme menjadi landasan dalam berdirinya suatu negara. Semangat kebangsaan merupakan ikatan kuat dari sebuah tekad orang-orang yang berada di suatu daerah tertentu yang tujuannya untuk membangun sebuah bangsa yang besar di tengah keanekaragaman perbedaan. Rasa semangat kebangsaan menjadi perekat agar masyarakat dapat menciptakan rasa kesetiaan dan siap berkorban pada negara. Pandangan yang dimiliki oleh suatu negara bangsa adalah bahwa negara merupakan milik rakyat maupun bangsa yang bertempat tinggal di wilayah tersebut. 1

Indonesia terkenal akan kearifan lokalnya, dan sebagai warga negara, rasa bangga dan cinta pada bangsa dan negara merupakan hal yang harus tertanam pada setiap warga negara. Memiliki rasa bangga dan cinta kepada bangsan sendiri bukan berarti menjadikan masyarakat memandang negara lain lebih rendah dari pada negara kita.2 Selain itu, Indonesia memiliki begitu banyak keberagaman didalamnya sehingga dapat disebut sebagai negara majemuk. Keberagaman tersebut dapat dilihat dari banyaknya suku, bangsa, budaya, dan kepercayaan didalamnya sehingga memberikan warna keberagaman pada lingkungan masyarakat. Melalui begitu banyaknya keberagaman tersebut, merupakan hal wajar bagi masyarakat untuk menguatkan keselarasan hidup dalam keberagaman Bhineka Tunggal Ika. Dari sisi kehidupan beragama, di Indonesia terdapat 6 agama yang sudah diakui, antara lain: Islam, Kristen, Budha, Hindu, Konghucu dan Katholik. Dari sini

1 Yustiani, “Nasionalisme Melalui Pendidikan di Sekolah Pada Siswa SMA di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat”, Jurnal SmaRT: Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi, Volume 04, Nomor 01, 2018, hlm. 114.

2 Endah Marwanti, “Membangun Semangat Nasionalisme di Sekolah Melalui Kearifan Lokal”, Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an, Volume 3, Nomor 1, 2016, hlm. 57.

(3)

dapat dilihat toleransi dalam kehidupan sosial masyarakat menjadi kunci dalam menjaga keharmonisan serta kerukunan dalam keberagaman di lingkungan masyarakat.3

Akan tetapi, tidak selamanya kerukunan dan semangat kebangsaan dalam suatu masyarakat terjaga. Seperti konflik yang terjadi pada masa lampau yang disebabkan oleh Isu SARA. Konfilk seperti ini sempat beberapa kali terjadi di Kalimantan, yaitu konflik antara Suku Dayak dan Madura telah terjadi beberapa kali hingga berujung pad apuncak konflik di tahun 2001. Tidak hanya konflik antara suku Dayak dan Madura, nyatanya konflik serupa sempat terjadi dengan suku yang berbeda, yaitu antara suku Melayu dan suku Madura.

Konfil antara suku Melayu dan Madura ini terjadi pada tahun 1999 hingga suku Dayak terseret dan terlibat dalam konflik itu. Tragedi ini dikenal dengan kerusuhan dan kerusuhan seperti ini telah terjadi cukup panjang. Terhitung sejak tahun 1960an konflik antara suku Dayak dan Madura sudah terjadi kurang lebih sebanyak 11 kali.4

Melalui konfil SARA yang telah terjadi, perlu cara untuk mengatasi konfil SAR yang sering kali menjadi sumber masalah dalam meruntuhkan integrasi bangsa, sehingga mulai dari sekarang pemerintah pusat maupun pemerintah daerah perlu menemukan cara yang tepat sesuai masalah yang terjadi di tiap daerah masing-masing. Dengan hal ini konfil yang disebabkan isu SARA dapat teratasi dan integrasi bangsa dalam kerukunan dan semangat kebangsaan dapat tercapai.5

Dalam agama islam diajarkan bahwa Allah SWT telah menetapkan takdir bagi manusia sebagai makhluk sosial, yang artinya setiap manusia membutuhkan hubungan sosial antara sesama manusia. Tidak hanya itu,

3 Rivaldy Hermansyah, dkk. “Peran Agama Islam Untuk Mewujudkan Kerukunan di Lingkungan Masyarakat”, Journal Of Community Service And Engagement, Volume 2, Nomor 5, 2022, hlm. 31.

4 H.H. Daniel Tamburian, “Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Dayak Dalam Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama”, Jurnal Komunikasi, Volume 10, Nomor 1, 2018, hlm. 78.

5 Habib Rahman Nugraha, dkk. “Sinergi Pemerintah Kota Palembang Dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Dalam Pencegahan Konflik SARA Guna Menjaga Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat Kota Palembang”, Cakrawala, Volume 6, Nomor 2, 2023, hlm. 777

(4)

dalam menjalankan kegiatan hidupnya manusia memerlukan bantuan dan kerjasama orang lain. Pada ajaran islam juga mengajarkan agar setiap manusia untuk berperilaku saling tolong menolong (Ta’awun) dengan manusia lainnya terutama dalam berbuat baik. Dan ajaran ini tidak mengenal batasan ras, bangsa, maupun agama sehingga dapat dilakukan dalam semua golongan masyarakat.6

Kerukunan hidup serta semangat kebangsaan yang tinggi di Kotawaringin Timur dapat dirasakan secara nyata dalam kehidupan sehari- hari, sehingga saat ini Kotawaringin Timur telah menjadi perhatian dari pemeritah pusat untuk dapat dijadikan contoh terkait kerukunan dan kebangsaan.7 Menurut badan pusat statistik jumlah penduduk Kotawaringin Timur saat ini sebangyak 251, 844 jiwa8 dengan berbagai keberagamannya.

Kotawaringin Timur yang dalam masyarakatnya terdapat beragam suku dan agama, sangat menyadari adanya perbedaan itu. Akan tetapi, masyarakatnya mengerti bahwa keberagaman tersebut tidak bisa menjadi masalah melainkan menjadi alat perekat persatuan karena semua ornag dapat hidup berdampingan.9

Di Kabupaten Kotawaringin Timur terdapat motto yang menjadi prinsip masyarakat yaitu Habaring Hurung. Habaring Hurung memiliki makna dalam melakukan suatu pekerjaan akan dilaksanakan secara bersam-sama (Gotong- Royong) oleh masyarakat.10 Apbila dihayati secara mendalam semboyan ini membawa maksud agar seluruh masyarakat Kotawaringin Timur dapat hidup

6 Nazmudin, “Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Membangun Keutuha Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”, Journal Of Government and Civil Society, Volume 1, Nomor 1, 2007, hlm. 24.

7 Satu Harapan, “Kotawaringin Timur Jadi Contoh Daerah Kerukunan Beragama”, 2020, https://satuharapan.com/read-detail/kotawaringin-timur-jadi-contoh-daerah-kerukunan-

beragama ,diakses pada 25 Oktober 2023, pukul 15.00 WIB.

8 Badan Pusat Statistik, “Jumlah Penduduk Kotawaringin Timur”, 2023, https://kotimkab.bps.go.id/indicator/12/32/1/jumlah-penduduk-kabupaten-kotawaringin-timur.html , diakses pada 25 Oktober 2023, pukul 14.00 WIB.

9 Satu Harapan, “Kotawaringin Timur Jadi Contoh Daerah Kerukunan Beragama”, 2020, https://satuharapan.com/read-detail/kotawaringin-timur-jadi-contoh-daerah-kerukunan-

beragama ,diakses pada 25 Oktober 2023, pukul 15.00 WIB.

10 Ayu Dina Lestari, Hendra Maujana Saragih, Dewi Lestari, “Komodifikasi Ritual TiwahSuku Dayak Ngaju Kabupaten Kotawaringin Timur”, Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer, Volume 6, Nomor 1, 2022, hlm. 460.

(5)

rukun, tolong menolong dalam memajukan Kotawaringin Timur sebagai wujud cinta kepada bangsa.semangat kebangsaan yang menjadi tonggak dalam kesatuan indonesia. perwujudan semangat kebangsaan memerlukan penyatuan rasa memiliki bersama. Nilai-nilai islam seperti kerja sama, tolong menolong, saling menghormati dan saling menghargai dapat mendukung terwujudnya kerukunan dan semangat kebangsaan. Maka dari itu integrasi dari nilai-nilai islam dan filosofi semboyan Habaring Hurung menjadi strategis tang tepat dalam menguatkan rasa kerukunan dan semangat kebangsaan.

Dalam konteks ini, karya tulis ini akan membahas lebih lanjut terkait makna filosofi dari Semboyan Habaring Hurung, Intergrasi nilai-nilai islam dan Semboyan Habaring Hurung, Serta dampak positif dari integrasi ini terhadap kerukunan dan semangat kebangsaan di Kotawaringin Timur.

Berdasarkan hal tersebut judul dari karya tulis ini adalah Penguatan Kerukunan Dan Semangat Kebangsaan Melalui Integrasi Nilai-Nilai Islam Dan Semboyan Habaring Hurung Di Kotawaringin Timur.

2. Filosofi Semboyan Habaring Hurung

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), semboyan merupakan suatu perkataan maupun berupa kalimat pendek yang dijadikan pegangan hidup seseorang maupun suatu kelompok. Jika dilihat dari penggunaan semboyan di sebuah kota maupun kabupaten, kalimat pendek ini biasanya berasal dari bahasa daerah setempat yang memiliki makna atau filosofi tertentu yang memberikan semangat ketika disebutkan dan menjadi ciri khas dari daerah tersebut. 11

Seperti hal nya semboyan lain, Habaring Hurung sebagai semboyan Kotawaringin Timur ini juga memiliki makna filosofi di dalamnya. Dari segi bahasa Habaring Hurung memiliki arti saling membantu atau dikenal dengan istilah gotong royong. Akan tetapi jika di pahami secara lebih mendalam Habaring Hurung memiliki arti untuk menjunjung tinggi nilai kekeluargaan serta gotong royong agar tercapainya perilaku hidup jujur, setara, kebersamaan

11 Wikipedia.org, “Semboyan Moto dan Julukan Kota dan Kabupaten di Indonesia”, https://wikipedia.org/wiki/Semboyan_moto_dan_julukan_kota_dan_kabupaten_di_indonesia diakses pada 25 Oktober 2023, pukul 15.30 WIB.

(6)

dan toleransi dengan tetap mematuhi hukum. Makna Habaring Hurung sebenarnya ingin mewujudkan masyarakat dengan peradaban yan baik, kehidupan yang tinggi dan berperilaku terpuji.12

Pada dasarnya di dalam semboyan habaring hurng menekankan pada perilaku tolong menolong tanpa memandang siapa yang dibantu, baik dari sisi ekonomi, sosial, agama, maupun garis kerukunan dan warna kulit. Harapan dari terwujudnya sikap kekeluargaan dan gotomg royong dari penghayatan filosofi Habaring Hurung adalah terwujudnya keseimbangan dan keselarasan antara alam manusia dan alam tuhan. Melalui sikap gotong royong diharapkan masyarakat terjauh dari sikap serakah dan mengambil seperlunya saja agar masyarakat lain yang tidak mampu juga dapat merasakannya dan terpenuhinya kebutuhan masyarakat secara berkelanjutan. Dengan ini maka akan terwujud hidup yang rukun dan bersatu dalam memajukan daerah.13

3. Integrasi Nilai-Nilai Islam Dan Semboyan Habaring Hurung

Semboyan Habaring Hurung memiliki makna filosofis dalam budaya Kotawaringin Timur. Makna yang termuat didalamnya mencerminkan beberapa nilai-nilai yang mendasari gotong royong dan tolong menolong, persatuan dan kesatuan, serta saling menghormati dan saling menghargai. Dan islam juga mengajarkan nilai-nilai serupa, berikut integrasi nilai-nilai islam dalam semboyan Habaring Hurung:

a. Gotong Royong dan Tolong Menolong

Gotong royong merupakan sikap yang harus tertanam dalam hati setiap orang terutama masyarakat Kotawaringin Timur. Karena Gotong royong merupakan budaya yang semestinya dijaga, karena semangat seperti ini tidak boleh luntur14 dari dalam diri masyarakat. Selain itu dalam

12 Gita Anggraini, “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Masyarakat Adat Dayak Ngaju”, At-Turas, Volume 10, Nomor 2, 2016, hlm. 96

13 Ibid., hlm. 96.

14 Kalteng News, “Semangat Habaring Hurung Harus Tetap Dijaga”, 2019, https://kaltengnews.co.id/2019/04/semangat-habaring-hurung-harus-tetap-dijaga ,diakses pada 25 Oktober 2023, pukul 16.00 WIB.

(7)

pelaksanaan gotong royong didalamya pasti termuat sikap tolong menolong antar sesama.

Pada kenyataannya gotong royong sudah terjadi sejak islam belum datang. Dalam siroh nabawiyah Rasulullah SAW telah memberikan contoh langsung penerapan tolong menolong dalam bergotong royong. Hal ini dapat dilihat pada saat renovasi Ka’bah, mendirikan masijd, serta membuat parit dalam rangka strategi pertahanan di Perang Khandaq. Tidak hanya itu dalam Alquran tolong menolong dan gotong royong sudah diperintahkan Allah SWT dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2:15

ِ مْثِ ْلا ىَلَع اْوُنَواَعَت َلَو ٰوْقّتلاَو ّرِبْلا ىَلَع اْوُنَواَعَتَو... ۖى ﴿ ... ِناَوْدُعْلاَو ۖ ٢

Artinya: Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan....”16

Menurut Quraish Shihab dalam Idris, pada kalimat dan tolong menolonglah kamu dalam mengerjakan kebajikan memiliki arti bahwa segala segala macam bentuk yang berkaitan dengan dunia dan akhirat dan pada tolong menolonglah kamu dalam ketaqwaan artinya apapun yang dilakukan dalam tolong menolong hendaknya menghindari bencana dunia dan akhira, walaupun terdapat perbedaan keyakinan antara satu dan lainnya. Makna yang terkandung dalam ayat inilah yang menjadi dasar dalam prinsip bekerjasama dengan siapapun selama kerjasama itu bertujuan untuk kebaikan.17

Menurut Ibnu Katsir, Allah SWT memberikan perintah kepada hamba yang beriman kepadanya untuk saling tolong menolong dalam melakukan kebajikan dan meninggalkan hal-hal yang sifatnya mungkar,

15 Idris Mahmudi, “Islam, Budaya Gotong Royong dan Kearifan Lokal”, Jurnal Penelitian IPTEKS, Volume 2, Nomor 2, 2017, hlm. 146.

16 Terjemahan Kemenag 2019

17 Idris Mahmudi, “Islam, Budaya Gotong Royong dan Kearifan Lokal”, Jurnal Penelitian IPTEKS, Volume 2, Nomor 2, 2017, hlm. 142.

(8)

dan hal ini yang disebut dengan ketaqwaan. Sedangkan menurut pandangan Tafsir Almaraghi perintah tolong menolong yang terdapat dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2 tergolong ke dalam petunjuk sosial dalam Al-Qur’an. Dikarenakan Allah SWT memberikan kewajiban bagi hambanya untuk saling membantu dalam hal apa saja selama bertujuan untuk kebaikan manusia, baik dalam bentuk pribadi maupun kelompok, baik tentang agama maupun duniawi.18

Dari ayat dan tafsir tersebut, sebagai makhluk sosial, manusia memang bergantung dengan orang lain, harus berinteraksi serta bermuamalah dengan orang lain. Dalam interaksi tersebut tentunya diperlukan gotong royong dan tolong menolong agar tujuan bersama yang direncanakan dapat tercapai seperti filosofi dari Habaring Hurung di Kotawaringin Timur.

b. Persatuan dan Kesatuan

Selain nilai gotong royong dan tolong menolong, dalam integrasi nilai-nilai islam dan semboyan habaring hurung adalah adanya nilai persatuan dan kesatuan. Melalui semboyan habaring hurung dapat mewujudkan masyarakat yang harmonis, dan memupuk persatuan dan kesatuan.19

Pada agama islam persatuan menjadi salahsatu ajaran yang penting bagi manusia. Melalui Al-Qur’an islam mengajarkan untuk menjalin rasa persatuan antara satu dan lainnya. Akan tetapi di masa sekarang rasa persatuan ini kian melemah. Salahsatu penyebabnya adalah rendahnya penghayatan nilai-nilai yang terkandung dalam ajaran islam.20 Umat

18 Maya Puspitasari, “Kerjasama dalam Lembaga Pendidikan Berdasarkan Tafsiq Al- Qur’an Surah Al Maidah Ayat 2”, LEARNING: Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran, Volume 2, Nomor 3, 2022, hlm. 216.

19 Mata Kalteng, “Budaya Habaring Hurung di Desa Tanjung Jaringau Tetap Terjaga”, 2020, https://matakalteng.com/daerah/kotawaringin-timur/2020/01/19/budaya-habaring-hurung-di- desa-tanjung-jaringau-tetap-terjaga , diakses pada 25 Oktober 2023 pukul 16.30.

20 Surawardi, Ahmad Riyadh Maulidi, “Konsep Persatuan Dalam Perspektif Alquran:

Penanganan Pandemi Covid 19 di Indonesia”, Tarbiyah Islamiyah, Volume 10, Nomor 2, 2020, hlm. 16.

(9)

manusia hendaknya menghindari bercerai berai dan senantiasa bersatu.

Sebagaimana dalam firman Allah SWT Q.S. Al-‘Imran ayat 103:21

ِهّٰٰٰللا َتَمْعِن اْوُرُٰٰكْذاَو اْوُٰٰقّرَفَت َلّو اًٰٰعْيِمَج ِهّٰٰٰللا ِلْٰٰبَحِب اْوُم ِٰٰصَتْعاَو ۖ ﴿

ًناَوْخِا ِتَمْعِنِب ْمُتْحَب ْٰٰصَاَف ْمُكِبْوُٰٰلُق َنْيَب َفّلَاَٰٰف ًءَدْٰٰعَا ْمُتْنُك ْذِا ْمُكْيَلَع

ۚا ٖٓه ۤا

ُهّٰٰٰللا ُنّيَبُي َكِلٰذَٰٰ ك اَٰٰهْنّم ْمُكَذَٰٰقْنَاَف ِراّنلا َنّم ٍةَرْفُح اَف َش ىٰلَع ْمُتْنُكَو ۗ َنْوُدَتْهَت ْمُكّلَعَل ِتٰيٰا ْمُكَل ٖه ١٠٣

Artinya: Berpegangteguhlah kamu semuanya pada tali (agama) Allah, janganlah bercerai berai, dan ingatlah nikmat Allah kepadamu ketika kamu dahulu bermusuhan, lalu Allah mempersatukan hatimu sehingga dengan karunia-Nya kamu menjadi bersaudara. (Ingatlah pula ketika itu) kamu berada di tepi jurang neraka, lalu Allah menyelamatkan kamu dari sana.

Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu agar kamu mendapat petunjuk.22

Dilihat dari tafsir Ibnu Kasir, diketahui bahwa umat manusia dilarang bercerai berai serta tetap berpegang teguh pada Allah SWT. Hal ini sama seperti yang disampaikan dalam tafsir Al Misbah, manusia terutama hamba nya untuk menjadikan tali Allah SWT sebagai pegangan dan apabila lupa harus saling mengingatkan. Hal ini menjadi pertanda bahwa dengan persatuan maka akan menjadi kuat. Tafsir ini memperlihatkan pentingnya persatuan bukan berdasarkan golongan maupun organisasi melainkan hati dari setiap orang didalamnya yang harus dipelihara.23

Perintah untuk bersatu yang terkandung dalam Q.S. Al-‘Imran ayat 103 diatas sejalan dengan filosofi yang terkandung dalam semboyan habaring hurung, untuk dapat mewujudkan Kotawaringin Timur yang berprinsip persatuan dan kesatuan agar dapat senantiasa hidup rukun dan bersam membangun daerah dala rangka perwujudan semangat kebangsaan.

21 Mukhtar, Tutik Hamidah, “Pentingnya Nilai Persatuan Perspektif Al-Qur’an Surah Al- imran Ayat 103 Dalam Mengatasi Pandemi Covid 19”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Volume 17, Nomor 2, 2021, hlm. 298.

22 Terjemahan Kemenag 2019

23 Mukhtar, Tutik Hamidah, “Pentingnya Nilai Persatuan Perspektif Al-Qur’an Surah Al- imran Ayat 103 Dalam Mengatasi Pandemi Covid 19”, Jurnal Studi Al-Qur’an, Volume 17, Nomor 2, 2021, hlm. 297.

(10)

c. Saling Menghormati dan Saling Menghargai

Nilai-nilai lain yang terdapat dalam filosofi Habaring Hurung dan dapat di integrasikan dengan nilai-nilai islam adalah saling menghormati dan saling menghargai. Gotong royong (Habaring hurung) dapat menjadi karakter yang dimiliki oleh semua orang, sikap gotong royong akan mengurangi apatis dan individualis pada lingkungan sekitarnya.24

Tidak hanya dalam filosofi Habaring Hurung, nilai-nilai slaing menghormati dan menghargai juga terdapat dalam ajaran islam. Melalui Al-Qur’an islam meberikan pengajaran bagaimana menjaga kedamaian antar sesama manusia, terutama mereka yang beragama muslim. Sebagai pedoman dari seluruh umat islam, Al-Qur’anmenginginkan terbentuknya hubungan yang harmonis antar manusia.25 Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S. An-Nisa ayat 86:

﴿ ىٰلَع َناَك َهّٰللا ّنِا اَهْوّدُر ْوَا اَهْنِم َنَسْحَاِب اْوّيَحَف ٍةّيِحَتِب ْمُتْيّيُح اَذِاَو ۗ اًبْيِسَح ٍءْي َش ّلُك

٨٦ ﴾

Artinya: Apabila kamu dihormati dengan suatu penghormatan (salam), balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik daripadanya atau balaslah dengan yang sepadan. Sesungguhnya Allah Maha Memperhitungkan segala sesuatu.26

Melalui ayat ini Allah SWT memberikan perintah pada hambanya untuk membalas penghormatan yang dilakukan orang lain, tanpa menjadikan suku, ras, maupun agama untuk acuan dibalasnya. Tidak hanya itu, sangat dianjurkan apabila penghormatan yang diberikan lebih baik dari pada penghormatan yang orang lain lakukan ke kita. Pada ayat

24 Desti Mulyani, dkk., “Peningkatan Karakter Gotong Royong di Sekolah Dasar”, Lectura: Jurnal Pendidikan, Volume 11, Nomor 2, 2020, hlm. 236.

25 Muhammad Syawal Rosyid Darman, “Tahiyyah Dalam Q.S. An-Nisa’[4] : 86”, El- Maqra’, Volume 1, Nomor 1, 2021, hlm. 56.

26 Terjemahan Kemenag 2019

(11)

ini Allah SWT tidak menyebut sama sekali terkiat pengabaian hormat, karena hal tersebut akan melonggarkan tali silaturahmi.27

Integrasi nilai-nilai islam dan semboyan habaring hurung dapat memberikan sebuah dasar agar terbentuknya masyarakat yang saling menghormati dan saling menghargai. Dengan kedua sikap apabila dimiliki seluruh masyarakat Kotawaringin Timur maka akan terwujud lingkungan masyarakat yang harmonis, aman, tentram dan damai di Kotawaringin Timur.

4. Dampak Positif Integrasi Nilai-Nilai Islam Dalam Semboyan Habaring Hurung

Semboyan habaring hurung merupakan semangat yang terbentuk di masyarakat Kotawaringin Timur, yang membantu masyarakat Kotawaringin Timur dalam menjaga kerukunan, keharmonisan dan semangat kebangsaan.

Ketika nilai-nilai islam yang didasarkan pada gotong royong dan tolong menolong, persatuan dan kesatuan, serta saling menghormati dan saling menghargai di integrasikan kedalam semboyan habaring hurung maka akan terbentuk dampak positif dari integrasi ini seperti menguatnya kerukunan antar umat beragama serta rasa persatuan dan semangat kebangsaan di Kotawaringin Timur.

a. Penguatan Kerukunan Antar Umat Beragama

Penguatan kerukunan antar umar beragama merupakan salahsatu dampak positif dari integrasi nilai-nilai islam dalam semboyan habaring hurung. Dengan melakukan gotong royong, tolong menolong, bersatu, dan saling menghormat serta menghargai maka akan membentuk kerukunan yang kuat. Jika nantinya terjadi sedikit kesalahpahaman makan dapat diselesaikan melalui komunikasi untuk solusinya.

Dalam mewujudkan kerukunan komunikasi dapat menjadi cara untuk menjaga dan mempertahankan kerukunan antar umat beragama.

27 Alvita Niamullah, “Bentuk Kerukunan Umat Beragama Dalam Kitab-Kitab Tafsir Indonesia; Telaah Makna Tahiyyah Pada Q.S. An-Nisa’ ayat 86”, An-Nida’, Volume 46, Nomor 1, 2021, hlm. 113.

(12)

Sebab melalui komunikasi maka dapat menumbuhkn rasa saling menghargai walaupun beda agama.28 Hal ini akan membantu Kotawaringin Timur hidup dengan damai, serta dapat bersama-sama dalam membangun Kotawaringin Timur menjadi lebih baik lagi.

b. Persatuan dan Semangat Kebangsaan

Tidak hanya berdampak pada kerukunan, integrasi nilai-nilai islam dan semboyan habaring hurung membawa dampak positif pada perwujudan persatuan dan peningkatan semangat kebangsaan di masyarakat Kotawaringin Timur. Menumbuhkan semangat kebangsaan dan gotong royong dapat menjadi bentuk dari penerapan nilai-nilai persatuan dalam masyarakat.29

Dalam mewujudkan integrasi nasional (persatuan) masyarakat memiliki andil yang sangat dibutuhkan. Bentuk andil yang dapat dilakukan masyarajat adalah dengan tidak memandang perbedaan dan keragaman dalam bersosial, melaukan peribadatan sesuai keyakinan masing-masing, sadar akan pentingnya semangat kebangsaan, dan bergotong royong30 dalam menjaga Kotawaringin Timur.

5. KESIMPULAN

Integrasi nilai-nilai islam dan semboyan habaring hurung membuka jalan untuk terciptanya lingkungan yang lebih harmonis dan bersatu di Kotawaringin Timur. Dengan memberikan tempat bagi semua kalangan masyarakat untuk hidup bersama dan saling menolong tanpa memandang keberagaman. Selain itu integrasi ini menjadi jembatan komunikasi antar masyarakat dalam menyelesaikan perbedaan pendapat sehingga mengurang kemungkinan terjadinya konflik. Melalui integrasi nilai-nilai islam dan semboyan habaring hurng dengan mempromosikan nilai-nilai gotong royong

28 Yulia Sari, “Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Dalam Meningkatkan Kerukunan Antar Umat Beragama di Kota palangka Raya”, Infactum:Journal of Interfaith Cultural Understanding Moderation, Volume 1, Nomor 1, 2022, hlm. 10

29 Elisabeth Bota Hewen, Didik Iswahyudi, “Implementasi Gotong Royong Dalam Program Penyedeiaan Air Bersih Sebagai Realisasi Nilai Persatuan”, Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Pembelajaran Bagi Guru dan Dosen, Volume 3, 2019, hlm. 62.

30 Anis Khirunnisak, dkk., “Memupuk Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang, Jawa Tengah”, MANGGALI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat, Volume 3, Nomor 1, 2023, hlm. 211.

(13)

dan tolong menolong, persatuan dan kesatuan serta saling menghormati dan menghargai maka akan menjadi kunci utama dalam menguatkan kerukunana dan semangat kebangsaan di Kotawaringin Timur.

DAFTAR PUSTAKA Sumber Jurnal

Anggraini, Gita. 2016. “Internalisasi Nilai-Nilai Pendidikan Karakter Pada Masyarakat Adat Dayak Ngaju”. At-Turas. Volume 10. Nomor 2.

Darman, Muhammad Syawal Rosyid. 2021. “Tahiyyah Dalam Q.S. An-Nisa’[4] : 86”. El-Maqra’. Volume 1. Nomor 1.

Hermansyah, Rivaldy. dkk. 2022. “Peran Agama Islam Untuk Mewujudkan Kerukunan di Lingkungan Masyarakat”. Journal Of Community Service And Engagement. Volume 2. Nomor 5.

Hewen, Elisabeth Bota. Didik Iswahyudi. 2019. “Implementasi Gotong Royong Dalam Program Penyedeiaan Air Bersih Sebagai Realisasi Nilai Persatuan”. Prosiding Seminar Nasional Pendidikan dan Pembelajaran Bagi Guru dan Dosen. Volume 3.

Khirunnisak, Anis. Dkk. 2023. “Memupuk Persatuan dan Kesatuan di Masyarakat Kelurahan Sukorejo Kecamatan Gunungpati Kota Semarang. Jawa Tengah”. MANGGALI: Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat. Volume 3. Nomor 1.

Lestari, Ayu Dina. 2022. Hendra Maujana Saragih. Dewi Lestari. “Komodifikasi Ritual TiwahSuku Dayak Ngaju Kabupaten Kotawaringin Timur”.

Himmah: Jurnal Kajian Islam Kontemporer. Volume 6. Nomor 1.

Mahmudi, Idris. 2017. “Islam. Budaya Gotong Royong dan Kearifan Lokal”.

Jurnal Penelitian IPTEKS. Volume 2. Nomor 2.

Marwanti, Endah. 2016 “Membangun Semangat Nasionalisme di Sekolah Melalui Kearifan Lokal”. Trihayu: Jurnal Pendidikan Ke-SD-an. Volume 3.

Nomor 1.

(14)

Mukhtar. Tutik Hamidah. 2021 “Pentingnya Nilai Persatuan Perspektif Al-Qur’an Surah Al-imran Ayat 103 Dalam Mengatasi Pandemi Covid 19”. Jurnal Studi Al-Qur’an. Volume 17. Nomor 2.

Mulyani, Desti. Dkk,. 2020 “Peningkatan Karakter Gotong Royong di Sekolah Dasar”. Lectura: Jurnal Pendidikan. Volume 11. Nomor 2.

Nazmudin. 2007. “Kerukunan dan Toleransi Antar Umat Beragama Dalam Membangun Keutuha Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)”.

Journal Of Government and Civil Society. Volume 1. Nomor 1.

Niamullah, Alvita. 2021. “Bentuk Kerukunan Umat Beragama Dalam Kitab-Kitab Tafsir Indonesia; Telaah Makna Tahiyyah Pada Q.S. An-Nisa’ ayat 86”.

An-Nida’. Volume 46. Nomor 1.

Nugraha, Habib Rahman. dkk. 2023. “Sinergi Pemerintah Kota Palembang Dengan Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan Dalam Pencegahan Konflik SARA Guna Menjaga Keamanan Dan Ketertiban Masyarakat Kota Palembang”. Cakrawala. Volume 6. Nomor 2.

Puspitasari, Maya. 2022. “Kerjasama dalam Lembaga Pendidikan Berdasarkan Tafsiq Al-Qur’an Surah Al Maidah Ayat 2”. LEARNING: Jurnal Inovasi Penelitian Pendidikan dan Pembelajaran. Volume 2. Nomor 3.

Sari, Yulia. 2022. “Peranan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Dalam Meningkatkan Kerukunan Antar Umat Beragama di Kota palangka Raya”.

Infactum:Journal of Interfaith Cultural Understanding Moderation.

Volume 1. Nomor 1.

Surawardi. Ahmad Riyadh Maulidi. 2020“Konsep Persatuan Dalam Perspektif Alquran: Penanganan Pandemi Covid 19 di Indonesia”. Tarbiyah Islamiyah. Volume 10. Nomor 2.

Tamburian, H.H. Daniel. 2018. “Komunikasi Lintas Budaya Masyarakat Dayak Dalam Menjaga Kerukunan Hidup Antar Umat Beragama”. Jurnal Komunikasi. Volume 10. Nomor 1.

Yustiani. 2018. “Nasionalisme Melalui Pendidikan di Sekolah Pada Siswa SMA di Wilayah Perbatasan Kalimantan Barat”. Jurnal SmaRT: Studi Masyarakat, Religi dan Tradisi. Volume 04. Nomor 01.

(15)

Sumber Internet

Harapan, Satu. 2020. “Kotawaringin Timur Jadi Contoh Daerah Kerukunan Beragama”. https://satuharapan.com/read-detail/kotawaringin-timur-jadi- contoh-daerah-kerukunan-beragama .diakses pada 25 Oktober 2023. pukul 15.00 WIB.

Kalteng, Mata. 2020. “Budaya Habaring Hurung di Desa Tanjung Jaringau Tetap Terjaga”. https://matakalteng.com/daerah/kotawaringin- timur/2020/01/19/budaya-habaring-hurung-di-desa-tanjung-jaringau-tetap- terjaga . diakses pada 25 Oktober 2023 pukul 16.30.

News, Kalteng. 2019. “Semangat Habaring Hurung Harus Tetap Dijaga”.

https://kaltengnews.co.id/2019/04/semangat-habaring-hurung-harus-tetap- dijaga .diakses pada 25 Oktober 2023. pukul 16.00 WIB.

Statistik, Badan Pusat. 2023. “Jumlah Penduduk Kotawaringin Timur”.

https://kotimkab.bps.go.id/indicator/12/32/1/jumlah-penduduk-kabupaten- kotawaringin-timur.html . diakses pada 25 Oktober 2023. pukul 14.00 WIB.

Wikipedia.org. “Semboyan Moto dan Julukan Kota dan Kabupaten di Indonesia”.

https://wikipedia.org/wiki/Semboyan_moto_dan_julukan_kota_dan_kabup aten_di_indonesia diakses pada 25 Oktober 2023. pukul 15.30 WIB.

Referensi

Dokumen terkait