• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGUKURAN RISIKO SLIDE

N/A
N/A
Arip Saripudin

Academic year: 2023

Membagikan "PENGUKURAN RISIKO SLIDE"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

http://www.free-powerpoint-templates-design.com

MANAJEMEN RISIKO

POLBANGTAN BOGOR 2023/2024

PENGUKURAN RISIKO

(2)

PENGUKURAN RISIKO

Pengukuran resiko adalah usaha untuk mengetahui

besar atau kecilnya resiko yang akan terjadi. Hal ini di-

lakukan untuk melihat tinggi rendahnya resiko yang di-

hadapi perusahaan, kemudian bisa melihat dampak

dari resiko terhadap kinerja perusahaan sekaligus bisa

melakukan prioritisasi resiko, resiko mana yang rele-

van.

(3)

MANFAAT PENGUKURAN RISIKO

1. Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.

2. Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh

Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan kombinasi

cara-cara yang paling dapat diterima/paling baik dalam

penggunaan sarana penanggulangan risiko.

(4)

DIMENSI YANG DIUKUR

1. Besarnya frekuensi kerugian, artinya berapa kali terjadinya suatu kerugian selama suatu periode tertentu.

2. Tingkat kegawatan (severity) atau keparahan dari kerugian

kerugian tersebut. Artinya untuk mengetahui sampai sebera-

pa besar pengaruh dari suatu kerugian terhadap kondisi peru-

sahaan, terutama kondisi finansialnya.

(5)

Dari hasil pengukuran yang mencakup dua dimensi tersebut paling tidak dapat diketahui:

1. Nilai rata-rata dari kerugian selama suatu periode angga- ran.

2. Variasi nilai kerugian dari satu periode anggaran ke peri- ode anggaran yang lain naik-turunnya nilai kerugian dari waktu ke waktu.

3. Dampak keseluruhan dari kerugian-kerugian tersebut,

terutama kerugian yang ditanggung sendiri (diretensi),

jadi tidak hanya nilai rupiahnya saja.

(6)

1. Orang umumnya memandang bahwa dimensi kegawatan dari su- atu kerugian potensial lebih penting dari pada frekuensinya.

2. Dalam menentukan kegawatan dari suatu kerugian potensial seo- rang Manajer Risiko harus secara cermat memperhitungkan semua tipe kerugian yang dapat terjadi, terutama dalam kai- tannya dengan pengaruhnya terhadap situasi finansial perusa- haan.

3. Dalam pengukuran kerugian Manajer Risiko juga harus memper- hatikan orang, harta kekayaan atau exposures yang lain, yang tidak terkena peril.

4. Kadang-kadang akibat akhir dari peril terhadap kondisi finansial perusahaan lebih parah dari pada yang diperhitungkan, antara lain akibat tidak diketahuinya atau tidak diperhitungkannya kerugian-kerugian tidak langsung.

5. Dalam mengestimasi kegawatan dari suatu kerugian penting pula diperhatikan jangka waktu dari suatu kerugian, di samping ni- lai rupiahnya.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan berkaitan dengan dimensi pengukuran, antara lain:

(7)

Peril adalah penyebab kerugian atau sesuatu yang bisa menimbulkan

kerugian. Umumnya, peril terjadi di luar kontrol seseorang yang terlibat di dalamnya. Beberapa aspek penting yang mempengaruhi terjadinya peril ; keadaan alam, tingkah laku manusia, kondisi peralatan yang digunakan, dan kombinasi dari ketiga aspek tersebut.

Peril juga didefinisikan sebagai musibah atau penyebab langsung dari ter- jadinya sebuah kerugian. Bencana yang sering terjadi misalnya kebakaran, kecelakaan, kecerobohan, serta ketidakjujuran.

Bencana-bencana yang bisa menimpa harta benda tersebut seharusnya dipelajari dan dicermati oleh pihak pengelola risiko supaya ada perlindun- gan yang tepat.

(8)

TEKNIK PENGUKURAN RISIKO

1. Pengukuran resiko dengan distribusi prob-

abilitas

(Kemungkinan)

Digunakan sebagai gambaran kualitatif dari peluang atau frekuensi. Kemungkinan dari kejadian atau hasil yang spesifik, diukur dengan rasio dari kejadian atau hasil yang spesifik terhadap jum- lah kemungk- inan kejadian atau hasil. Probabilitas dilambangkan dengan angka dari 0 dan 1, dengan 0 menandakan kejadian atau hasil yang tidak mungkin dan 1 menandakan kejadian atau hasil yang pasti.

(9)

Konsep Probabilitas

Konsep probabilitas yaitu dengan konsep mengenai “sample

space” (lingkup kejadian) dan event suatu kejadian atau peristi

wa. Sample Space (Set S) merupakan suatu set dari kejadian ter

tentu yang diamati. Misalnya : jumlah kecelakaan mobil di wila

yah tertentu selama periode tertentu. Suatu Set S bisa terdiri d

ari beberapa segmen (sub set) atau event (Set E), misalnya : j

umlah kecelakaan mobil di atas terdiri dari segmen mobil priba

di & mobil penumpang umum.

(10)

Seberapa besar kemungkinan (probabilitas) risiko akan ter- jadi. Ada 5 (lima) kategori prob- abilitas risiko:

1. Paling kecil kemungkinan terjadinya (very rare);

2. Jarang (rare);

3. Mungkin (possible);

4. Sangat mungkin (likely); dan 5. Hampir pasti (almost certain).

(11)

Untuk menghitung secara cermat probabilitas dari kecelaka- an mobil tersebut masing-masing Set E perlu diberi bobot.

Pembobotan didasarkan pada bukti empiris dari pengalaman masa lalu. Misalnya : untuk mobil pribadi diberi bobot 2, sedang untuk mobil penumpang umum diberi bobot 1, maka probabilitas dari kecelakaan mobil tersebut dapat dihitung dengan rumus:

(12)

a. bila tanpa bobot : P (E) = E/S

b.

bila dengan bobot : P (E) = W (E) W (S)

Keterangan : P (E) = probabilitas terjadinya event.

E = sub set atau event S = sample space atau set

W = bobot dari masing- masing event

(13)

Contoh :

Dari catatan polisi diketahui jumlah kecelakaan mobil di Bandung selama tahun 2000 sebanyak 10.000 kali. Dari jumlah tersebut, 1000 menimpa mobil pribadi dan 9000 menimpa mobil penumpang umum.

Dengan demikian probabilitas terjadinya kecelakaan mobil pribadi adalah :

a. Tanpa di bobot P (E) = 1000/10.000 = 0,1 = 10 % b. Dengan bobot P (E) = 2 x 1000/10.000 = 0,2 = 20

%

(14)

TEKNIK PENGUKURAN RISIKO

2. Notional Risiko

Notional Risiko diukur berdasarkan nilai eksposur Contoh

nya, pengukuran risiko kredit dengan metode notional. Jika

perusahaan meminjamkan uang kepada pihak lain senilai

Rp 2 milyar, maka besarnya risiko kredit berdasarkan pen-

dekatan notional adalah Rp 2 Milyar.

(15)

TEKNIK PENGUKURAN RISIKO

3. Sensitivitas Risiko

Sensitivitas Risiko diukur berdasarkan seberapa sen- sitif suatu eksposur terhadap perubahan faktor penentu. Contoh paling populer adalah risiko aset keuangan atau sekuritas, yang diukur berdasarkan sensitivitas tingkat pengembalian (re- turn) aset yang bersangkutan terhadap perubahan tingkat pengembalian pasar. Ukuran ini dikenal se- bagai Beta Pasar. Contoh lain adalah degree of op- erating leverage (DOL), yang mengukur sensitivitas laba operasi terhadap perubahan penjualan. DOL di- gunakan sebagai ukuran risiko bisnis.

(16)

TEKNIK PENGUKURAN RISIKO

4. Volatilitas Risiko

Volatilitas Risiko diukur berdasarkan seberapa

besar nilai eksposur berfluktuasi. Ukuran yang

umum adalah standar deviasi. Semakin besar

standar deviasi suatu eksposur, se-makin

berfluktuasi nilai eksposur tersebut, yang be-

rarti semakin beresiko eksposur atau aset

tersebut.

(17)

TEKNIK PENGUKURAN RISIKO

5. Pendekatan VaR (value at risk)

Risiko diukur berdasarkan kerugian maksimum yang bisa terjadi pada suatu aset atau investasi selama periode tertentu, dengan tingkat keyakinan (level of confidence) tertentu. Untuk mengukur risiko den- gan pendekatan VaR, diperlukan data standar devi- asi dan skor Z dari tabel distribusi normal. Contoh:

diketahui standar deviasi dari suatu aset bernilai Rp 1 juta adalah 2,4%. Pada tingkat keyakinan 95%, skor Z-nya adalah 1,645. Maka besarnya risiko (dalam nilai Z) adalah 0,024 x 1,645 = 0,040. Jika ni- lai Z tersebut dikembalikan ke nilai awalnya menjadi 0,040 x Rp 1 juta = Rp 40 ribu.

(18)

TEKNIK PENGUKURAN RISIKO

6. Matriks frekuensi dan signifikansi risiko

Teknik pengukuran yang cukup sederhana ( ti- dak terlalu melibatkan kuantifikasi yang rumit ) adalah mengelompok-kan risiko berdasarkan dua dimensi yaitu frekuensi dan sig- nifikansi. Terdapat 2 hal dalam proses tersebut yaitu :

a. Mengembangkan standar risiko

b. Menerapkan standar tersebut untuk risiko yang telah di-

identifikasi

(19)

TEKNIK PENGUKURAN RISIKO

7. Analisis Skenario

Kemampuan manajer/perusahaan untuk mem-

prediksi apa yang akan terjadi, dan berapa be-

sarnya kerugian yang diperoleh. Contoh: Teknik

pengukuran berbeda tingkat kecanggihannya

(tingkat kuantifikasi), dalam artian beda tipe

resiko beda juga teknik yang diguna- kan.

(20)

Berikut contoh tipe resiko dan teknik pengukurannya:

Tipe risiko Definisi Teknik pengukuran

Risiko pasar Harga pasar bergerak kearah yang tidak mengun-

tungkan (merugikan) Value at Risk (VAR), stresstesting

Risiko kredit Counterparty tidak bisa membayar kewajibannya

(gagal bayar) ke perusahaan Credit rating, creditmetrics Risiko perubahan tingkat bunga Tingkat bunga berubah yang mengakibatkan keru-

gian pada portopolio perusahaan Metode pengukuran jangka waktu, durasi

Risiko operasional Kerugian yang terjadi melalui operasi perusahaan

(misal sistem yang gagal, serangan teroris) Matriks frekuensi dan signifikansi kerugian, VAR Operasional

Risiko kematian Manusia mengalami kematian dini (lebih cepat dari

usia kematian wajar) Probabilitas kematian dengan table

mortalitas

Risiko kesehatan Manusia terkena penyakit tertentu Probabilitas terkena penyakit dengan menggunakan table morbiditas

Risiko teknologi Perubahan teknologi mempunyai konsekuensi

negative terhadap perusahaan Analisis skenario

(21)

Jenis Pengukuran Resiko

1. Pengukuran Kegawatan Kerugian

Untuk mengetahui berapa besarnya nilai kerugian, yang selanjutnya d ikaitkan dengan pengaruhnya terhadap kondisi perusahaan, terutama kondisi finansialnya.

• Probalilitas kerugian maksimum dari setiap peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langs ung kerugian ).

• Keseluruhan (aggregat) kerugian maksimum setiap tahunnya

(22)

Jenis Pengukuran Resiko

2. Pengukuran Frekuensi Kerugian

Untuk mengetahui berapa kali suatu jenis peril (Suatu peristiwa (e vent) yang kejadiannya menimbulkan LOSS atau penyebab langsu ng kerugian) dapat menimpa suatu jenis objek yang bisa terkena peril (Suatu peristiwa (event) yang kejadiannya menimbulkan LOS S atau penyebab langsung kerugian) selama suatu jangka waktu t ertentu, yang umumnya satu tahun. Maka yang perlu diperhatika n yaitu :

• Beberapa jenis kerugian yang dapat menimpa suatu objek.

• Beberapa jenis objek yang dapat terkena suatu jenis kerugian

(23)

Jenis Pengukuran Resiko

Berdasarkan dimensi frekuensinya ada empat kategori kerugia n : • Almost nil (hampir nihil atau tidak ada)

• Slight (sedikit hampir tidak ada)

• Moderate (sedikit ada)

• Definite (pasti ada)

(24)

Jenis Pengukuran Resiko

Dalam mengukur besarnya suatu risiko sebaiknya menggunakan uk uran Rupiah (satuan uang). Dari hasil pengukuran resiko tersebut mak a kerugian yang menimpa seseorang atau perusahaan dapat dikategor ikan dengan skala sebagai berikut:

1 = Kerugian sangat kecil 2 = Kerugian kecil

3 = Kerugian menengah 4 = kerugian besar

5 = kerugian sangat besar

(25)

Jenis Pengukuran Resiko

Pada setiap kejadian yang merugikan, biasanya ada dampak yang la ngsung dan dampak yang tidak langsung. Untuk mengukur kerugian la ngsung yang ditimbulkan oleh suatu kejadian yang merugikan ada beb erapa konsep yang dapat digunakan, yaitu antaranya nilai perolehan.

Selanjutnya untuk mengukur kerugian tidak langsung antara lain adan ya tambahan biaya misalnya berupa biaya sewa dan berkurangnya pe ndapatan. Sebagian kerugian langsung sangat sulit untuk ditentukan.

(26)

Manfaat Pengukuran Resiko

• Untuk menentukan kepentingan relatif dari suatu risiko yang dihadapi.

• Untuk mendapatkan informasi yang sangat diperlukan oleh

Manajer Risiko dalam upaya menentukan cara dan

kombinasi cara-cara yang paling dapat diterima/paling baik

dalam penggunaan sarana penanggulangan risiko.

(27)

To be continued, insyaAllah ..

Thank You

tatietatie

Referensi

Dokumen terkait

Both the tourism development program of Gorontalo province and the geopark development program conducted by Gorontalo province make the land area of Botubarani waters