• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengurusan Wakaf Produktif Melalui Food Corner di Masjid Roudhotul Muchlisn Jember

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Pengurusan Wakaf Produktif Melalui Food Corner di Masjid Roudhotul Muchlisn Jember"

Copied!
121
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Konteks Penelitian

Pihak masjid mendirikan food corner di halaman masjid untuk memberikan ruang bagi para pedagang kaki lima yang sebelumnya berjualan di area luar masjid. Berdasarkan konteks penelitian di atas, maka peneliti tertarik dengan penelitian yang berjudul: Pengelolaan Wakaf Produktif berupa Food Corner di Masjid Roudhotul Muchlisin Kecamatan Kaliwates.

Fokus Penelitian

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

Hal ini bertujuan untuk menambah wawasan integral disiplin ilmu yang semakin terkait dengan pengelolaan wakaf produktif dalam bentuk food corner di Masjid Roudhotul Muchlisin Jember. Melalui penelitian ini, kami berharap dapat memberikan wawasan dan edukasi mengenai pengelolaan wakaf produktif berupa food corner di Masjid Roudhotul Muchlisin Jember.

Definisi Istilah

Penelitian ini dimaksudkan untuk menjadi sumbangsih bagi pemenuhan karya keilmuan dan wawasan keuangan di lingkungan Kiai Haji Achmad Siddiq UIN Jember tentang pengelolaan wakaf produktif berupa food corner di Masjid Roudhotul Muchlisin Jember. Food corner atau food court atau food court adalah suatu tempat makan yang terdiri dari warung-warung makan.

Sistematika Pembahasan

Restoran informal ini banyak dijumpai di mall, mall, universitas, perkantoran, bahkan ada pula yang berada di kawasan masjid.

KAJIAN KEPUSTAKAAN

Penelitian Terdahulu

11 Maha Rani Bela Sartika, “Manajemen Wakaf Produktif pada Bank Wakaf Mikro Al-Fithrah Wava Mandiri Surabaya,” (Skripsi, IAIN Jember, 2020), 7. Persamaan penelitian Robi dengan peneliti adalah membahas tentang wakaf produktif dalam upaya penghematan dan Strategi pengelolaan wakaf masyarakat produktif dalam meningkatkan sumber daya manusia (SDM).

Kajian Teori

Kerangka umum pengelolaan wakaf yang paling penting adalah pengelolaan wakaf sebagaimana dijelaskan dalam UU No. 41 Tahun 2004 tentang Vakuf, sangat jelas sekali bahwa semangat pengelolaan dan pengembangan harta kekayaan atau Sumber daya wakaf bergantung pada semangat penggunaan uang atau penggunaan ekonomi dan produktivitas. Pengelolaan wakaf menduduki posisi paling kritis teratas dalam pengelolaan harta wakaf. Agar kegiatan pengelolaan sumber daya wakaf dapat berhasil dan efisien, diperlukan pengelolaan wakaf yang produktif dan pengelolaannya harus dijelaskan sesuai fungsinya.

Dari skema di atas dapat dijelaskan bahwa fungsi pengelolaan wakaf diperlukan agar seluruh sumber daya pengelolaan wakaf dapat digunakan secara efektif dan efisien. Organisasi adalah pengumpulan dan koordinasi sumber daya manusia, sumber daya fisik, informasi, sumber daya keuangan dan lain-lain yang diperlukan untuk mencapai tujuan. Dengan pengorganisasian dimungkinkan pengelolaan sumber daya manusia nazir wakaf untuk mencapai tujuan yang direncanakan dengan segala potensi yang ada secara efektif dan efisien.

Dalam penyelenggaraan wakaf, pengelola wakaf atau ketua nazhir mengalokasikan sumber daya organisasi sesuai dengan rencana yang dibuat pada awal kerangka organisasi (struktur organisasi) yang mempunyai fungsi merumuskan dan menetapkan tugas, serta menetapkan prosedur yang diperlukan untuk wakaf. lembaga pengelola wakaf.40.

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Lokasi Penelitian

Subjek Penelitian

Dengan menggunakan informan, peneliti juga dapat membandingkan peristiwa atau bertukar pikiran yang ditemukan dari subjek lain yang akan diteliti. Sebagai informan yang akan mendapat informasi mengenai struktur kepengurusan Masjid Roudhotul Muchlisin dan kondisi Masjid Roudhotul Muchlisin. Sebagai informan yang akan mendapat informasi mengenai Masjid Roudhotul Muchlisin dan kondisi Masjid Roudhotul Muchlisin.

Sebagai informan yang akan memperoleh data mengenai food corner di Masjid Roudhotul Muchlisin serta tugasnya sebagai koordinator food corner Roudhotul Muchlisin.

Teknik Pengumpulan Data

Informan metode ini adalah ketua pengurus Masjid Tak’mir, bendahara umum masjid, pengurus masjid dan warga sekitar Masjid Roudhotul Muchlisin. Peneliti menggunakan metode wawancara dimana wawancaranya tidak terstruktur, yaitu segala sesuatunya bergantung pada keadaan subjek dan objek, dengan kata lain pertanyaan yang akan diajukan tidak dipersiapkan di awal.56. Data diperoleh dari dokumen-dokumen berupa catatan formal, buku-buku dan bahan informasi lainnya yang relevan dengan fokus penelitian dan akan menambah serta mempertajam penelitian ini.

Metode ini merupakan suatu cara pengumpulan data kualitatif, yaitu peneliti melihat atau menganalisis dokumen-dokumen yang diberikan oleh subjek atau orang-orang yang berkaitan dengan penelitian ini.57.

Analisis Data

Miles dan Huberman dalam bukunya menyatakan bahwa penelitian analisis data yang akan digunakan peneliti meliputi pengumpulan data, kondensasi data, penyajian data, penarikan kesimpulan, dan verifikasi. A. Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi dalam penelitian kualitatif. Langkah dasar yang digunakan peneliti adalah dengan mengunjungi objek atau datang langsung ke lapangan dengan cara yang sederhana, artinya menganalisis secara menyeluruh sehingga peneliti memperoleh data yang lengkap dan bervariasi. faktual dan faktual. Dari kutipan Miles dan Huberman terlihat bahwa pengkodean data lebih terfokus pada proses pemilihan, pemfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan transformasi data menjadi catatan dan transkrip penelitian lapangan.

Miles dan Huberman percaya bahwa fokus pada informasi setara dengan pra-analisis. Peneliti melanjutkan dari tahap pemilihan data ini dan memusatkan perhatian pada data yang sesuai dengan rumusan masalah penelitian. Dalam penelitian ini ada data yang akan disederhanakan dengan cara seperti membuat rangkuman, memilah data menjadi satu kelompok atau pola yang lebih rumit dalam pengumpulan data pada setiap tahapannya.

Dalam penelitian kualitatif, data disajikan dalam bentuk teks naratif dari beberapa data yang diperoleh di lapangan.

Keabsahan Data

Isi pembahasan dapat menggunakan temuan penelitian dan teori-teori yang menjadi landasan penelitian.

Tahap-Tahap Penelitian

Pengelolaan atau pengelolaan wakaf produktif yang digunakan oleh Yayasan Roudhotul Muchlisin terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pengaktifan, pengendalian, evaluasi. Berdasarkan wawancara dengan informan, berikut data yang disajikan mengenai cara pengelolaan food corner Masjid Roudhotul Muchlisin. Dan rencana pembuatan pujasera/food corner di Masjid Roudhotul Muchlisin adalah dengan memanfaatkan harta wakaf agar lebih produktif dan memberdayakan perekonomian masyarakat sekitar.

Pembahasan ini disesuaikan dengan fokus penelitian tentang Pengelolaan Wakaf Produktif berupa food corner di Masjid Roudhotul Muchlisin, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Beberapa syarat utama untuk menyewa warung makan Maqha Azzahra di Masjid Roudhotul Muchlisin adalah sebagai berikut: (1). Total perolehan dana sewa food corner Maqha Azzahra setiap bulannya kurang lebih sebesar 10% dari total dana yang dihimpun di Masjid Roudhotul Muchlisin.

Pengelolaan wakaf produktif dan pojok pangan Masjid Roudhotul Muchlisin. Pengelolaan diselenggarakan dengan menggunakan (perencanaan) dengan menggunakan sistem idarah (pemerintahan) dan imarah (kemakmuran). (Organisasi) tidak mempunyai struktur pengelolaan untuk food corner itu sendiri, (control) dikenakan biaya sewa untuk pelaksanaannya, dibayarkan langsung kepada administrasi atau koordinator food corner, (control) untuk pengawasan harian perbaikan fisik, fasilitas dan kelistrikan di food corner, setelah itu (menilai) keseluruhan hasil perolehan dana yang berasal dari dana sewa food corner per bulan berjumlah kurang lebih 8 juta dari total tersebut. Bagaimana pengelolaan wakaf produktif berupa food corner di Masjid Roudhotul Muchlisin Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

PENYAJIAN DAN ANALISIS DATA

Gambaran Objek Penelitian

Penyajian Data dan Analisis Data

Dan rencana dibuatnya Pojok Pangan Maqha Azzahra adalah untuk lebih produktif memanfaatkan hasil bumi wakaf dan memperkuat perekonomian masyarakat. Di depan Pujasera/Food Corner, Maqha Azzahra terletak di sebelah timur masjid, bersebelahan dengan area parkir sepeda motor. Syarat utama bagi pedagang yang ingin menyewa food court/warung makan pojok adalah menjaga kebersihan dan kehalalan.

Dari keterangan Ira, harga sewa food court/food corner stand adalah Rp500.000 per bulan. Apalagi di hari Jumat, pelanggan semakin banyak yang datang ke food court/food corner sambil menunggu jamaah pria untuk menghadiri salat Jumat. Berdasarkan keterangan Mahrus, ia menjelaskan pendapatan dari penyewaan stand Pujasera/Food Corner kurang lebih sebesar 10% dari total pendapatan Masjid Roudhotul Muchlisin.

Berdasarkan hasil wawancara di atas, terlihat bahwa setiap bulan dana sewa food corner dari Yayasan Roudhotul Muchlisin berjumlah sekitar Rp 8.000.000,- dari total dana.

Pembahasan Temuan

Rencananya dibuat food corner ini sebagai tempat peristirahatan para pemudik yang singgah sejenak di masjid untuk beribadah, kemudian ada pedagang kaki lima (PKL) yang membukanya secara acak. Pojok Makanan Maqha Azzahra menyediakan tempat bagi pedagang kaki lima (PKL) yang biasa berjualan di depan masjid. Pengurus atau organisasi khususnya dalam pengelolaan food corner Masjid Roudhotul Muchlisin diketahui belum ada manajemen yang lengkap dalam pengelolaan food corner, yang ada hanya seorang koordinator dan beberapa pegawai termasuk kasir satu dan dua, dapur departemen satu dan dua, OB (office boy) satu dan dua.

Sistem pembayaran sewa dapat dilakukan langsung ke Pengurus Masjid Roudhotul Muchlisin atau Koordinator Pojok Makanan Maqha Azzahra di Kantor Masjid sesuai tanggal yang ditentukan. Nominal pendapatan dari menyewa stand food corner setiap bulannya adalah DKK 8.000.000 dari total, sedangkan pendapatan dari kafe sekitar DKK 8.000.000 per bulan dari total. Strategi pengelolaan wakaf produktif dan food corner yang akan dilakukan Masjid Roudhotul Muchlisin adalah dengan mengembangkan UPZ Roudhotul Muchlisin, mengembangkan TPQ, membuka layanan haji dan umrah, mendirikan klinik atau rumah sakit kesehatan, mengembangkan food corner maqha azzahra lebih luas dan lebih besar. .

Bagi pekerja food corner sebaiknya ada pelatihan bagi pengelola food corner agar dapat menerapkan dan mengelolanya dengan lebih baik.

PENUTUP

Kesimpulan

Saran

Pengelolaan dan Pendistribusian Wakaf Produktif Berdasarkan Undang-Undang Nomor 41 Tahun 2004 Tentang Wakaf (Studi Kasus Wakaf Masjid Raya Bondo Kendal).” Skripsi, UIN Walisongo Semarang, 2021. Analisis Praktik dan Pengelolaan Wakaf Produktif (Studi Kasus: Kilat Al Hikmah Pondok Pesantren)." Al-Infaq 12 No. Rochmiyatun Siti, “Permasalahan Pengelolaan Tanah Wakaf Produktif Berbasis Masjid (Studi Kasus Tanah Wakaf di Kota Palembang)”.

Pengelolaan Wakaf Produktif di Bank Wakaf Mikro Al-Fithrah Wava Mandiri Surabaya." Skripsi, IAIN Jember, 2020. Setiawan Robi & Badina Tenny, "Strategi Pengelolaan Wakaf Produktif Dalam Rangka Pemberdayaan Ekonomi Umat dalam Wakaf Dompet Produktif. Syahbibi Ridho & Faisol Muhammad , “Pelaksanaan wakaf produktif di Masjid Roudhotul Muchlisin Jember dalam Perspektif KHI dan UU No.

Urgensi Penggalangan Dana Wakaf Produktif Untuk Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di Indonesia Waqad Center Kabupaten Lumajang.” Skripsi, UIN KHAS Jember, 2022.

Gambar

Tabel 1.1 Tabel Persamaan dan Perbedaan Penelitian Terdahulu Peneliti ...........  22  Tabel 4.1 Nama-Nama Karyawan Pujasera/Food Corner ....................................
Grafik 1.1 Peruntukan Tanah Wakaf di Indonesia ..................................................
Foto atau gambar, transkip atau data tulis, dan sebagainya yang  masuk  dan  relevan  sebagai  data  penelitian  merupakan  bagian  dari  data dokumentasi

Referensi

Dokumen terkait

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang bernilai ilmiah bagi pengembangan khazanah ilmu pengetahuan secara akademik bagi warga sekitar masjid

4 Sedangkan tujuan dalam penelitian ini bukan untuk menguji, tetapi didasari oleh perasaan keinggin tahuan tentang manajemen pengelolaan dana zakat yang sedang dijalankan oleh

Sehinga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Pengembangan Wakaf Produktif Melalui Akad Ijarah Di Masjid Al-Mukhlis Dinoyo Malang Perspektif Imam

AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN MASJID BUTUH KOMITMEN DAN KOMPETENSI PENGELOLA Syamsu Alam1, Roslina Alam2 1,2 Prodi Akuntansi FEB UMI Makassar [email protected],