• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENILAIAN PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PENILAIAN PROSEDUR PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI"

Copied!
78
0
0

Teks penuh

Tresia Umarianti, SST.,M.Kes Direktur Pelaksana: Meri Oktariani, S.Kep.,Ns,M.Kep Pemimpin Redaksi: Erlina Windyastuti, S.Kep.,Ns, M.Kep Sekretaris Redaksi: Mellia Silvy Irdianty , S Kep., Ns, MPH Sesi redaksi: Endang Zulaicha, S.Kp., M.Kep. Siti Mardiyah, S.Kep.,Ns,M.Kep Meri Oktariani, S.Kep.,Ns,M.Kep Deoni Vioneery, S.Kep.,Ns, M.Kep Febriana Sartika Sari, S.Kep.,Ns, M.Kep Titis Sensussiana, S.Kep.,Ns, M.Kep Penyusunan: Titis Sensussiana, S.Kep.,Ns, M.Kep. Terapi bermain merupakan kegiatan yang akan sangat membantu dalam mengoptimalkan perkembangan anak. Kebutuhan terapi bermain tidak hanya untuk anak yang sehat, tetapi juga untuk anak yang dirawat di rumah sakit.

Berbagai perasaan yang dirasakan anak selama dirawat di rumah sakit antara lain rasa takut, cemas, terpisah dari orang terdekat dan rasa sakit, oleh karena itu anak membutuhkan terapi bermain. Dengan terapi bermain diharapkan dapat menetralkan perasaan tersebut agar anak tetap dapat tumbuh dan berkembang sebagaimana anak sehat. Harus ada keseimbangan antara permainan yang tenang dan bergerak di dalam atau di luar ruangan. Isi acara permainan sebagian besar adalah permainan kompetitif, tujuan dari program ini adalah penguasaan pengalaman orang lain.

Alat permainan yang disarankan: 1) Alat menggambar 2) Lilin yang dapat dibentuk 3) Teka-teki sederhana 4) Manik-manik ukuran besar. Alat bantu permainan yang disarankan: fitur permainan adalah permainan intelektual, membaca, seni, mengarang, hobi, permainan video, permainan pemecahan masalah. Untuk mengevaluasi praktik terapi bermain yang telah Anda lakukan, gunakan format penilaian yang telah disediakan.

Tujuan dari terapi bermain adalah agar anak dapat melanjutkan fase tumbuh kembang yang optimal, mengembangkan kreativitas dan beradaptasi dengan stres yang dialaminya.

Tujuan Kegiatan Praktikum

Pokok Materi Kegiatan Belajar 1. Prinsip

Standar Operasional Prosedur a) Imunisasi BCGa) Imunisasi BCG

3 Mengatur posisi pasien dan memasang balutan sesuai dengan tempat penyuntikan 4 Relaksasi area yang akan disuntik (bahu kanan). 2 Siapkan alat: cooler bag berisi vaksin Pentabio, bak berisi spuit, jarum cadangan, spuit 3 cm3, sisir isi kapas, pembalut, hand cleaner, hand cleaner (bila perlu), safety box. 3 Berkomunikasi salam dan memverifikasi identitas anak dengan menanyakan nama anak, memeriksa gelang anak, mengkomunikasikan tujuan dan prosedur.

7 Ganti jarum suntik dengan jarum yang telah disiapkan dan keluarkan udaranya, pastikan dosisnya tepat 0,5 ml*. 11 Bersihkan kulit dengan kapas dalam air hangat dengan gerakan melingkar dari dalam ke luar 12 Semprotkan dengan sudut 90 derajat tepat*. Seorang bayi perempuan bernama Nara lahir 3 minggu lalu dengan berat 2990 gram, saat ini berat bayi 3010 gram.

Ilustrasi Kasus
Ilustrasi Kasus

Petunjuk Evaluasi Latihan

Tabung yang dipasang adalah tabung plastik yang lentur dan memiliki rongga sehingga memungkinkan aliran cairan, berupa penarikan sekresi lambung atau penyuntikan cairan ke dalam lambung, berupa nutrisi dan obat minum. 2 Siapkan alat : NGT tube, jelly, handle, kasa steril dan forceps steril di bak instrumen, stetoskop, senter, plester/hipavix, komunikasi berisi air, jarum suntik 10 cc, gunting, tisu, bengkok. 7 Tentukan panjang selang yang akan dimasukkan dengan cara mengukur jarak dari pangkal tulang hidung sampai ke proxesus xypoideus, kemudian garis tepi dipasang sejajar dengan lubang hidung dan ditarik ke daun telinga, kemudian diberi tanda patch/hepavix. tabung yang Anda masukkan dengan jeli.

8 Kepala pasien dijulurkan, masukkan selang ke dalam lubang hidung dengan pinset dan minta pasien untuk menjaga kepala dan leher tetap lurus dan membuka mulut. 10 Verifikasi posisi usus yang benar dengan: memasukkan dasar selang ke dalam tabung berisi air dan bebas dari gelembung udara, memasang jarum suntik ke dasar selang dan menyedot cairan lambung, atau memasang stetoskop di area tersebut perut dan aspirasi dengan jarum suntik dan pemantauan drainase lambung (pilih hanya satu metode). 11 Pasang selang dengan selotip ke lubang hidung, bungkus salah satu ujung dan satu sisi selotip di sekeliling selang.

Latihan

Petunjuk Evaluasi Latihan

Oksigenasi adalah pemenuhan kebutuhan oksigen tubuh dengan cara memperlancar aliran oksigen atau menyediakan gas oksigen (O2) sehingga konsentrasi oksigen dalam tubuh meningkat. Prosedur pemenuhan kebutuhan oksigen dapat dilakukan dengan pemberian oksigen melalui masker kanula, fisioterapi dada dan suction. Pengetahuan keperawatan yang memadai tentang proses pernapasan dan indikasi serta metode pemberian oksigen memastikan perawat bahwa perawatan efektif dengan risiko minimal.

Ini adalah perangkat sederhana yang dapat menyediakan oksigen secara terus menerus dengan laju aliran 1–6 liter/menit pada konsentrasi 24%–44%. Pemberian oksigen secara kontinyu, klien bebas bergerak, makan dan berbicara, murah dan nyaman serta dapat juga digunakan sebagai kateter suction. Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih dari 45%, teknik pemasangan kateter hidung lebih sulit daripada kanula hidung, dapat terjadi distensi lambung, dapat terjadi iritasi pada mukosa nasofaring, sekret lebih dari 6 liter/menit dapat menyebabkan nyeri sinus. dan mengeringkan mukosa hidung, dan kateter mudah tersumbat.

Ini adalah perangkat sederhana yang dapat menyediakan oksigen terus menerus dengan laju aliran 1-6 liter/menit dengan konsentrasi oksigen yang sama dengan kateter hidung. Pemberian oksigen stabil dengan volume tidal dan laju pernapasan teratur, pemasangan mudah dibandingkan kateter hidung, klien bebas makan, bergerak, berbicara, lebih mudah ditoleransi oleh klien dan merasa nyaman. Tidak dapat memberikan konsentrasi oksigen lebih besar dari 44%, berkurangnya suplai oksigen saat klien bernafas melalui mulut, mudah dikeluarkan karena kedalaman kanula hanya 1 cm, dapat mengiritasi mukosa.

Konsentrasi oksigen yang diberikan lebih tinggi daripada kateter hidung atau kanula, sistem pelembapan dapat ditingkatkan dengan memilih masker dengan lubang besar, dapat digunakan dalam pemberian terapi aerosol. Teknik pemberian oksigen dengan konsentrasi oksigen mencapai 99% dengan aliran 8-12 liter/menit dimana udara inspirasi tidak bercampur dengan udara ekspirasi. Teknik penghantaran oksigen dimana FiO2 lebih stabil dan tidak terpengaruh oleh jenis pernapasan, sehingga konsentrasi oksigen yang lebih akurat dan teratur dapat ditambahkan dengan teknik ini.

Sediakan peralatan: stetoskop kanak-kanak, air minuman suam, bengkok, mutiara, tisu, berus gigi elektrik (bergantung pada umur), belon (bergantung pada umur), periuk kahak (jika perlu), mainan untuk bayi/kanak-kanak. 3 Pasang mutiara/kusyen dan bengkok mengikut kedudukan 4 Suruh kanak-kanak bernafas beberapa kali 5 Lakukan tepukan/tepuk dengan menepuk tangan. 7 Dudukkan kanak-kanak dan minta kanak-kanak batuk 8 Simpan lendir dalam bengkok yang dipenuhi dengan disinfektan 9 Bersihkan mulut dengan tisu.

Pokok Materi Kegiatan Belajar

Persiapan Alat dan Bahan 1. Baskom berisi air hangat

Standar Operasional Prosedur

Kolostomi adalah lubang buatan yang dibuat di dinding perut oleh ahli bedah untuk mengeluarkan feses. Definisi lain adalah pembukaan usus besar sementara atau permanen melalui dinding perut untuk mengeluarkan tinja. Pembuatan kolostomi permanen biasanya dilakukan ketika pasien tidak dapat mengeluarkan feses secara normal karena keganasan, perlengketan, atau pengangkatan kolon sigmoid atau rektum sehingga feses tidak dapat melewati anus.

Pembuatan colostomy biasanya bertujuan untuk mendekompresi usus besar atau mengeluarkan tinja untuk sementara dan kemudian usus besar akan kembali normal dan perut akan tertutup kembali. Kolostomi sementara ini memiliki dua ujung lubang yang keluar melalui perut, disebut kolostomi pembuluh ganda. Perawat harus segera mengganti kantong kolostomi jika kantong kolostomi terisi tinja atau jika kantong kolostomi bocor dan tinja cair mengotori perut.

Perawat juga harus menjaga agar kulit pasien tetap kering di sekitar stoma, hal ini penting untuk mencegah iritasi kulit dan untuk kenyamanan pasien. Kulit yang teriritasi di sekitar stoma sebaiknya segera diberikan salep seng atau konsultasikan ke dokter spesialis jika pasien alergi terhadap lem kantong kolostomi. Pada pasien alergi, mungkin perlu dipertimbangkan penyesuaian kantong kolostomi agar kulit pasien tidak teriritasi.

Pasien dengan pemasangan colostomy membutuhkan berbagai penjelasan baik sebelum maupun sesudah operasi, terutama mengenai perawatan colostomy bagi pasien yang perlu menggunakan colostomy permanen.

Standar Operasional Prosedur

Setelah menyelesaikan kegiatan praktikum 10 yaitu mengecek perkembangan anak dengan Kuesioner Penyaringan Perkembangan (KPSP), mahasiswa diharapkan mampu: 1.

Prinsip Pemeriksaan

Persiapan Alat dan Bahan a. Leaflet

Standar Operasional Prosedur

FASE ORIENTASI 1 Mengucapkan salam

FASE TERMINASI 1 Melakukan evalusi tindakan

Persiapan Alat dan Bahan a. Panthom Bayi

Standar Oprasional Prosedur

Air yang berasal dari makanan dan minuman akan diserap di dalam saluran pencernaan kemudian disalurkan ke ruang-ruang di dalam sel (intraseluler) dan di luar sel (ekstraseluler). Pada anak-anak, distribusi cairan ekstraseluler lebih tinggi daripada intraseluler dan seiring bertambahnya usia, cairan ekstraseluler akan relatif berkurang karena peningkatan protein dan mineral serta penurunan komposisi air dalam massa lemak bebas. Pengaturan cairan dalam tubuh secara keseluruhan ditentukan oleh jumlah asupan dan ekskresi cairan, serta diatur oleh sistem hormon tubuh.

Kebutuhan air pada anak ditentukan dengan beberapa cara, namun yang sering digunakan adalah berdasarkan umur dan berat badan. Kondisi tertentu mempengaruhi jumlah kebutuhan air pada anak, seperti perubahan suhu, aktivitas fisik, dan lain-lain sehingga diperlukan asupan air yang lebih banyak. Penelitian yang dilakukan di Indonesia menunjukkan bahwa rata-rata asupan air anak laki-laki dan perempuan usia 4-9 tahun masing-masing adalah 1387 ml/hari dan 1394 ml/hari, sedangkan asupan air anak laki-laki dan perempuan usia 10-17 tahun masing-masing adalah 1621 ml/hari. dan 1589 ml/hari.

Preferensi asupan air putih selain air putih adalah susu dan turunannya, minuman bersoda (minuman biasa), minuman hangat dan jus. 2 Menanyakan pengetahuan ibu tentang kebutuhan cairan bayi/anak dalam 24 jam 3 Menanyakan jenis cairan yang sesuai untuk bayi/anak. 4 Jelaskan pada ibu tentang kebutuhan cairan anak sesuai usia 5 tahun Mendemonstrasikan ukuran yang benar sesuai kebutuhan cairan.

Terapi inhalasi adalah pemberian obat dengan cara dihirup (dihirup) ke dalam saluran pernapasan atau saluran udara. Prinsip dasar terapi inhalasi adalah penciptaan partikel aerosol kecil (aerosol respirable), yang dapat mencapai tujuannya melalui proses inhalasi (inhalasi), tergantung pada tujuan terapi. Aerosol adalah dispersi partikel cair atau padat kecil dalam bentuk uap/kabut yang diciptakan oleh tekanan atau kekuatan inhalasi.

Persiapan Alat dan Bahan

2 Alat penyiapan: nebulizer, masker nebulizer untuk anak, obat-obatan: ventolin dan NaCl (bila perlu), spuit bila perlu, sarung tangan, baki dengan spuit, bengkok, tissue, stetoskop anak, safety box, swab alkohol, mainan sesuai usia anak. 9 Ambil dosis obat yang benar dan masukkan ke dalam masker nebulizer * 10 Hubungkan masker ke nebulizer, periksa pengoperasian perangkat. 11 Komunikasi terapeutik dengan bayi/anak, sediakan mainan sesuai usia anak. 12 Lakukan auskultasi semua bidang paru.

14 Menempatkan anak dalam posisi duduk, kami menganjurkan agar anak yang lebih besar menarik dan menghembuskan napas seolah-olah sedang meniup balon. 17 Bersihkan hidung dan mulut anak dari sekret dengan tisu. 18 Kaji: auskultasi semua lapang paru.

PENGKAJIAN a. Identitas Klien

ANALISA DATA

PRIORITAS DIAGNOSA KEPERAWATAN 1

INTERVENSI

IMPLEMENTASI

EVALUASI

Gambar

Ilustrasi Kasus
Ilustrasi Kasus

Referensi

Dokumen terkait

provided a counterbalance to what little is known about nurses’ perspectives on EHR adoption and use.10 The Ministry of Health launched a program in 2008 to increase and improve the