• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penilaian Tengah Semester Pembelajaran Tematik Berbasis Mata Pelajaran di MI Hidayatul Muhajirin Palangka Raya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Penilaian Tengah Semester Pembelajaran Tematik Berbasis Mata Pelajaran di MI Hidayatul Muhajirin Palangka Raya"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

IAIN Palangka Raya

41 SEMINAR NASIONAL PENDIDIKAN JURUSAN TARBIYAH FTIK IAIN

PALANGKA RAYA

Penilaian Tengah Semester Pembelajaran Tematik Berbasis Mata Pelajaran di MI Hidayatul Muhajirin Palangka Raya

Cindy Putri Maulfani1, Erni Susanti2, Erni Wahyu Hidayanti3, Nurul Hikmah4, Shafa Azkiya5

IAIN Palangka Raya

cindymaulfaniy@gmail.com, ernis3322@gmail.com ,erniwahyuhidayanti@gmail.com nurulhikmah@iain-palangkaraya.ac.id ,shafaazkiya11@gmail.com

Abstract Keywords:

Mid-semester assessment, thematic learning.

The purpose of the study was to find out how the Middle Semester Assessment Procedure at MI Hidayatul Muhajirin to find out the advantages and disadvantages of the mid-semester assessment at MI Hidayatul Muhajirin. This research is descriptive qualitative research.

Sources of data in this study were 5 people consisting of partners wakamad curriculum and 4 homeroom teachers consisting of homeroom 3,4,5&6. Data collection techniques used are observation and interviews. The data validation technique used is source triangulation. The results showed that the procedures in PTS at MI Hidayatul Muhajirin were. The principal forms a PTS Committee, then assigns class teachers to make PTS questions for Thematic learning based on the content of the subjects, then collects the question scripts to the PTS committee, after which they are submitted to the team of editors of the question scripts for correction. After this stage, it is returned to the teacher making the questions to be corrected, after that it is submitted to the PTS committee. Only then entered in the google form and circulated. The advantage of subject-based thematic learning PTS is that it makes it easier for teachers to make assessments because in report cards they still use subjects. While the weakness is that the teacher must first select and select the lesson gems in each theme to create new questions and then collect them in a single subject matter text.

Abstrak:

Kata Kunci:

Penilaian tengah semester, pembelajaran tematik

Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana prosedur penilaian tengah semester di MI Hidayatul Muhajirin untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penilaian tengah semeter di MI Hidayatul Muhajirin. Penelitian ini adalah penelitian qualitative deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah 5 orang yg terdiri dari mitra wakamad kurikulum dan 4 orang wali kelas yang terdiri dari wali kelas 3,4,5&6. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah trianggulasi sumber. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur dalam PTS di MI Hidayatul Muhajirin adalah kepala sekolah membentuk panitia PTS, kemudian menugaskan guru kelas untuk membuat soal PTS pembelajaran Tematik berdasarkan muatan mata pelajaran, kemudian mengumpulkan naskah soal kepada panitia PTS, setelah itu diserahkan kepada tim editor naskah soal untuk dikoreksi. Setelah tahapan ini dikembalikan lagi kepada guru pembuat soal untuk diperbaiki, setelah itu diserahkan kepada panitia PTS. Baru kemudian dimasukan dalam google form dan di edarkan. Kelebihan dari PTS pembelajaran Tematik berbasis mata pelajaran adalah mempermudah guru melakukan penilaian karena di raport pun masih menggunakan mata pelajaran. Sedangkan kelemahan nya adalah guru harus memilah dan memilih dulu permata pelajaran di setiap tema untuk membuat soal baru kemudian di kumpulkan dalam satu naskah soal mata pelajaran.

(2)

IAIN Palangka Raya

42 I. PENDAHULUAN

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan diri peserta didik, masyarakat, dan negara.

Pendidikan merupakan salah satu kunci dari kesuksesan suatu bangsa dan negara. Pendidikan juga menjadi faktor penentu arah kemajuan bangsa.

Dengan memiliki rakyat berpendidikan, maka akan membuat suatu negara menjadi maju. Banyaknya ilmu yang dimiliki tentu akan membuat ide-ide yang menghasilkan suatu inovasi baru. Pendidikan dapat dikatakan pula sebagai suatu investasi yang dapat bermanfaat pada masa kini bahkan hingga masa depan mendatang. Namun, keberhasilan suatu negara tidak hanya berasal dari kecerdasan akademik yang dimiliki oleh rakyatnya, tetapi sistem pendidikan suatu negara pun harus diperhatikan. Sistem pendidikan yang berhasil diterapkan oleh suatu bangsa maka akan dengan mudah pula menciptakan generasi cerdas penerus bangsa.

Menurut pendapat para ahli John Dewey, pendidikan merupakan suatu proses pengalaman. Adapun menurut Langeveld, pendidikan didefinisikan memberikan bimbingan dan bantuan spiritual dari orang dewasa kepada mereka yang masih membutuhkan (Pupu, 2021).

Berbicara tentang pendidikan, tentunya tidak terlepas dari kurikulum.

Kurikulum merupakan program pendidikan, yaitu program yang dirancang dan berisi berbagai bahan ajar serta pengalaman belajar baik yang berasal dari waktu yang lalu, sekarang maupun yang akan datang (Naniek, 2017).

Menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Tahun 1989 Bab I pasal 1 tertulis bahwa : kurikulum adalah seperangkat rencana dan peraturan mengenai isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan belajar mengajar.

Saat ini, kurikulum yang terapkan di dunia pendidikan adalah kurikulum 2013 dengan tujuan untuk memberikan perubahan agar pendidikan di Indonesia lebih baik lagi. Guru dituntut untuk berinovasi, kreatif, dan aktif.

Kurikulum 2013 di tingkat dasar memperkenalkan mata pelajaran yang diramu menjadi satu kesatuan, yaitu tematik. Tujuan pembelajaran tematik

(3)

IAIN Palangka Raya

43 adalah untuk mengembangkan sikap, kapasitas intelektual, dan kreativitas siswa. Pembelajaran berbasis mata pelajaran diharapkan dapat menghasilkan siswa yang berkarakter, cerdas, dan kompeten.

Untuk mengukur keberhasilan siswa pada proses pembelajaran maka perlu dilakukan penilaian terhadap kemampuan peserta didik. Penilaian juga berperan penting terhadap peningkatan mutu pendidikan. Penilaian yang baik memberikan penilaian yang komprehensif dan tepat waktu tentang kekuatan dan kelemahan suatu kegiatan pembelajaran atau program pendidikan untuk membuat keputusan yang tepat (Akhmad, 2017). Penilaian yang digunakan pada kurikulum 2013 adalah penilaian autentik. Berdasarkan Permendikbud RI No. 66 Tahun 2013 dikatakan bahwa penilaian autentik merupakan penilaian yang dilakukan secara untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran (Andi, 2015). Artinya penilaian autentik ini lebih memperhatikan pada penilaian sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Pada jenjang Sekolah Dasar penilaian autentik ini hendaknya lebih menekankan pada kompetensi sikap peserta didik, sehingga ketika siswa melanjutkan studi ke jenjang yang lebih tinggi diharapkan peserta didik memiliki basic manners yang kokoh dan hanya perlu memperdalam potensi intelektual dan keterampilannya.

Penilaian tengah semester merupakan sebuah komponen penilaian dalam bentuk ujian (Abdurrahman, 2016). Penilaian dilakukan untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap pembelajaran yang telah dilakukan.

Dalam penelitian ini, penilaian yang dimaksud adalah penilaian pengetahuan dalam pembelajaran tematik berbasis mata pelajaran. Sebagaimana kita ketahui bahwa pembelajaran tematik merupakan pembelajaran yang di dalam nya berisi beberapa muatan mata pelajaran seperti IPA, IPS, SBDP, PKN, Matematika dan Bahasa Indonesia dalam satu buku. Namun, pada saat pengisian raport tetap tertulis per mata pelajaran. Tidak hanya berupa angka tetapi juga deskripsi.

Berdasarkan hasil obeservasi dan wawancara dalam penilaian tengah semester Madrasah Ibtidaiyah Hidayatul Muhajirin Palangka Raya melaksanakan nya berbasis mata pelajaran. Tujuan Penelitian untuk mengetahui bagaimana prosedur penilaian tengah semester di MI Hidayatul

(4)

IAIN Palangka Raya

44 Muhajirin dan untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan penilaian tengah semester di MI Hidayatul Muhajirin.

II. METODE

Penelitian ini adalah penelitian qualitative deskriptif. Sumber data pada penelitian ini adalah 5 orang yang terdiri dari mitra wakamad kurikulum dan 4 orang wali kelas yang terdiri dari wali kelas 3,4,5&6. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi dan wawancara. Teknik pengabsahan data yang digunakan adalah trianggulasi sumber.

III. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian menunjukkan bahwa prosedur dalam PTS di MI Hidayatul Muhajirin adalah kepala sekolah membentuk panitia PTS, kemudian menugaskan guru kelas untuk membuat soal PTS pembelajaran Tematik berdasarkan muatan mata pelajaran, kemudian mengumpulkan kisi-kisi soal dan naskah soal kepada panitia PTS, setelah itu diserahkan kepada tim editor naskah soal untuk dikoreksi. Setelah tahapan ini dikembalikan lagi kepada guru pembuat soal untuk diperbaiki, setelah itu diserahkan kepada panitia PTS. Baru kemudian dimasukan dalam google form dan di edarkan.

Setiawati dan Fatonah (2020) mengatakan Penilaian Tengah Semester (PTS) dimaksudkan sebagai salah satu pertimbangan untuk kenaikan kelas seorang siswa. Soal-soal yang digunakan disusun sesuai dengan persyaratan penilaian kemampuan siswa untuk menilai kemampuan siswa pada setiap mata pelajaran. PTS juga digunakan sebagai tes keberhasilan yang dilakukan untuk memeriksa seberapa baik guru telah mencapai tujuannya dalam mencapai mata pelajaran yang diajarkan.

Pembelajaran tematik memang memiliki sejumlah kelebihan dan kekurangan. Menurut pendapat ahli Fogarty, kelebihan model pembelajaran tematik yang pertama adalah faktor motivasinya, karena pemilihan topik sesuai dengan minat siswa, yang kedus penulisan dari unitnya sangat dikenal oleh guru, ketiga model ini adalah perencanaan program 'to the point' yang dapat dengan mudah dipahami oleh guru yang tidak berpengalaman, dan keempat, model ini juga mendorong perencanaan bersama karena sebuah kelompok terlibat dan bekerja sama agar tema tersebut dapat digunakan oleh semua mata

(5)

IAIN Palangka Raya

45 pelajaran yang akan lebih mudah bagi siswa untuk melihat bagaimana kegiatan yang berbeda berhubungan satu sama lain.

Selain kelebihan pembelajaran berbasis mata pelajaran, juga memiliki kekurangan. Menurut Udin Sa'ud et al., mereka mengemukakan bahwa kelemahan pembelajaran tematik adalah sebagai berikut: dari sudut pandang guru, pembelajaran tematik membutuhkan peran guru dengan pengetahuan dan wawasan yang luas, kreativitas yang besar, keterampilan metodologis yang andal, keyakinan dan etika akademik yang tinggi, berani mengemas dan mengembangkan materi. Tanpa kompetensi di atas, sulit untuk melaksanakan pembelajaran tematik. Dari sudut siswa, pembelajaran berbasis mata pelajaran mencakup kemampuan untuk mengembangkan kreativitas dalam belajar, yang membutuhkan kemampuan belajar siswa yang relatif "baik" baik dalam kecerdasan maupun kreativitas. Memang, model pembelajaran tematik menekankan pada pengembangan keterampilan analitis (menjiwai), kompetensi asosiatif (koneksi) dan kapasitas untuk mengeksplorasi dan membangun (find and discovery). Jika kondisi di atas tidak dipahami oleh siswa, maka implementasi model tidak dapat diterapkan. Dari segi media dan sumber belajar, pembelajaran berbasis mata pelajaran memerlukan bahan bacaan atau sumber daya yang substansial dan bermanfaat, seperti yang dapat mendukung, memperkaya, dan memfasilitasi pengembangan pengetahuan yang diperlukan dan fasilitas pengetahuan, seperti perpustakaan, jika ini diperlukan. tidak terisi, maka akan sulit untuk menerapkan model pembelajaran. Dari perspektif kurikulum, pembelajaran berbasis mata pelajaran membutuhkan semacam kurikulum terbuka untuk pengembangannya. Sistem penilaian dan pengukuran, pembelajaran berdasarkan topik memerlukan sistem penilaian dan pengukuran yang terintegrasi (objek, indikator dan prosedur). Penilaian berdasarkan suasana menekankan pada proses pembelajaran, pembelajaran berbasis mata pelajaran cenderung mengarah pada pengutamaan satu mata pelajaran atau lebih.

Kelebihan dari PTS pembelajaran Tematik berbasis mata pelajaran adalah mempermudah guru mengoreksi jawaban siswa dan melakukan penilaian. Pada pembelajaran Tematik menggunakan tes soal berupa pilihan ganda (multiple choice), menjodohkan (matching test), hingga jawaban singkat (short answer).

Karena di raport Kurikulum 2013 masih menggunakan mata pelajaran (Kunaini, 2017). Terlebih lagi raport Kurikulum 2013 berdasarkan penelitian Setiadi

(6)

IAIN Palangka Raya

46 mengungkapkan bahwa pengisian raport Kurikulum 2013 cukup rumit.

Penilaian hasil belajar program kurikulum 2013 merupakan penilaian yang dilakukan secara autentik yang mengukur keterampilan dasar sikap mental (KI1) dan sikap sosial (KI2), keterampilan dasar pengetahuan (KI3) dan keterampilan dasar (KI) yang dimiliki siswa (Setiadi, 2016). Terlebih lagi pada raport Kurikulum 2013 berdasarkan penelitian Hidayah mengungkapkan bahwa dengan pembelajaran tematik integratif tidak menggunakan angka sebagai penilaian namun dengan deskripsi kalimat dan menilai seluruh aspek (Hidayah, 2015). Penilaian atau evaluasi yang akan dilakukan harus direncanakan dan direncanakan dengan baik mulai dari mengidentifikasi instrumen menyusun instrumen mengedit instrumen melakukan evaluasi menganalisis hasil evaluasi dan memantau hasil evaluasi. Melalui hal terseut guru dapat meningkatkan kualitas hasil elajar siswa dengan mencapai sikap keterampilan dan pengetahuan yang maksimal ketika siswa sudah terliat dalam proses elajar mengajar (Ani, 2013).

Sedangkan kelemahan nya adalah guru harus memilah dan memilih dulu per mata pelajaran di setiap tema untuk membuat soal baru kemudian dikumpulkan dalam satu naskah soal mata pelajaran. Berdasarkan penelitian Hidayah mengungkapkan bahwa pada pembelajaran Tematik guru perlu memilih beberapa mata pelajaran yang mungkin salin terkait, dengan demikian materi- materi yang dipilih dapat mengungkapkan tema secara bermakna (Hidayah, 2015). Adapun kendala lainnya yang dialami oleh guru yaitu mengenai bagaimana penyusunan perencanaan pembelajaran Tematik yang mana pada pembelajaran Tematik ini menggabungkan beberapa muatan pembelajaran dengan tema yang ditentukan, kemudian penentuan media pembelajaran yang bisa membuat peserta didik berinteraksi dengan media secara langsung, mengembangkan materi pembelajaran yang kontekstual dan waktu yang dirasakan oleh guru sangat terbatas untuk mempersiapkan administrasi pembelajaran tematik. Hal senada diungkapkan oleh Prasetyo bahwa guru harus teliti dan cermat dalam memasukan KD-KD dalam setiap mata pelajaran dan dijadikan lembar tugas (Prasetyo, 2017).

(7)

IAIN Palangka Raya

47 IV. KESIMPULAN

Prosedur dalam PTS di MI Hidayatul Muhajirin adalah kepala sekolah membentuk Panitia PTS, kemudian menugaskan guru kelas untuk membuat soal PTS pembelajaran Tematik berdasarkan muatan mata pelajaran, kemudian mengumpulkan naskah soal kepada panitia PTS, setelah itu diserahkan kepada tim editor naskah soal untuk dikoreksi. Setelah tahapan ini dikembalikan lagi kepada guru pembuat soal untuk diperbaiki, setelah itu diserahkan kepada panitia PTS. Baru kemudian dimasukan dalam google form dan di edarkan.

Kelebihan dari PTS pembelajaran Tematik berbasis mata pelajaran adalah mempermudah guru melakukan penilaian karena di raport pun masih menggunakan mata pelajaran. Sedangkan kelemahan nya adalah guru harus memilah dan memilih dulu permata pelajaran di setiap tema untuk membuat soal baru kemudian di kumpulkan dalam satu naskah soal mata pelajaran.

DAFTAR PUSTAKA

Rahmat, Pupu Saeful. 2018. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Kusumawati, Naniek & Vivi Rulviana. 2017. Pengembangan Kurikulum di Sekolah Dasar. Magetan: CV. AE MEDIA GRAVIKA.

Ginanjar Abdurrahman. 2016. Clustering Data Ujian Tengah Semester (UTS) Data Mining Menggunakan Algoritma K-Means, JUSTINDO,Jurnal Sistem&Teknologi Informasi Indonesia, Vol.1, No. 2.

Kunaini, Akhmad. 2017. Penilaian Pembelajaran Tematik di Madrasah, Jurnal Pedagogik, Vol. 04, No. 2, (147).

Setiadi, Hari. 2016. Pelaksanaan Penilaian Pada Kurikulum 2013. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan, Vol. 20, No. 2, (166-178).

Prasetyo, Teguh. 2017. Pengembangan Perangkat Penilaian Hasil Belajar dalam Pembelajaran Tematik-Integratif Kelas V SD. Jurnal Prima Edukasi, 5 (1), 102-111.

Kunaini, Akhmad. 2017. Penilaian Pembelajaran Tematik di Madrasah. Jurnal Pedagogik, Vol. 04, No. 02.

Hidayah, Nurul. 2015. Pembelajaran Tematik Integratif di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidikan dan Pembelajaran Dasar, Vol. 2 No. 1.

Lubis, Maulana Arafat dan Nashran Azizan. 2020. Pembelajaran Tematik SD/MI.

Jakarta:KENCANA

(8)

IAIN Palangka Raya

48 Kusumawati, Naniek dan Vivi Rulviana. 2017. Pengembangan Kurikulum di

Sekolah Dasar. Magetan :CV. AE Media Grafika

Nugraha, Mohammad Fahmi, dkk. 2020. Pengantar Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Tasikmalaya:Edu Publisher

Prastowo, Andi. 2015. Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Tematik Terpadu Implementasi Kurikulum 2013 untuk SD/MI. Jakarta:

Kencana.

Yubali, Ani. 2013. Penilaian Autentik dalam Kurikulum 2013. Seminar Nasional Implementasi Kurikulum (742-749).

Setiawati, Yulia dan Siti Fatonah. 2020. Analitis Higher Order Thingking Skills Pada Soal Penilaian Tengah Semester Tematik MI Kabupaten Sleman, Jurnal Pendidikan: Rise & Konseptual, Vol.4, No.03.

Nasution, Raisah Armayanti. 2019. Implementasi Pembelajaran Tematik dengan Tema Diri Sendiri di TK A PAUD Khairin Kids Medan Tembung. Raudhah, Vol. 07, No. 01.

Referensi

Dokumen terkait