• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS III A MI ISLAMIYAH SUBAH

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS III A MI ISLAMIYAH SUBAH"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING DI KELAS

III A MI ISLAMIYAH SUBAH

Ahmad Musta’in IAIN PALANGKARAYA [email protected]

Abstract

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh minimnya hasil belajar siswa kelas III A MI Islamiyah Subah Batang Jawa Tengah tentang materi Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Islam. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatakan pemahaman materi Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Islam pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL). Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian Tindakan Kelas melalui dua siklus. Teknik pengumpulan data yang digunakan dokumentasi, observasi dan tes.Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dengan menggunakan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL) secara umum berlangsung kondusif, siswa menunjukkan respon positif, serta terdapat peniongkatan hasil belajar siswa materi tradisimasyarakat Arab sebelum Islam pada setiap siklus selama penelitian berlangsung. Peningkatan pemahaman siswa kelas III A materi Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Islam tersebut dibuktikan dengan pemimgkatan nilai siswa setiap siklus.

Kata kunci : Problem Based Learning (PBL), sejarah kebudayaan islam

Pendahuluan

Undang – Undang Sisdiknas No.20 Tahun 2003 menyatakan bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Dengan memperhatikan isi hakikat pembangunan nasional dan tujuan pendidikan nasional, pendidikan yang dimaksud tidak hanya bertujuan untuk membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan saja,

(2)

akan tetapi juga mencakup semua aspek dalam pendidikan yaitu aspek kognitif, afektif dan psikomotorik.

Pembelajaran sebagai suatu proses saling mempengaruhi antara guru dan peserta didik dalam kegiatan belajar dan mengajar. Pembelajaran bisa dikatakan berhasil dan berkualitas jika mayoritas peserta didik terlibat secara aktif, baik fisik, mental maupun sosial dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut, upaya guru dalam mengembangkan keaktifan belajar peserta didik sangatlah penting, sebab keaktifan belajar peserta didik menjadi penentu bagi keberhasilan pembelajaran yang dilakukan. Pembelajaran merupakan bantuanyang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran, dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik(Fathurrohman,2017;16).

Untuk itu guru harus dapat menjadi motivator dan fasilitator serta dapat membuat inovasi-inovasi dalam menyampaikan materi agar peserta didik bisa menjadi aktif dan kreatif serta bersemangat dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat memahami materi yang dijelaskan oleh guru. Karena tugas dan tanggug jawab guru adalah mengolah pembelajaran dengan lebih efektif, efisien, dinamis serta positif namun harus ada kesadaran dan keterlibatan aktif antara dua subjek, yaitu guru sebagai penginisiatif awal serta pembimbing dan sedangakan peserta didik sebagai yang mengalami dan terlibat aktif dalam proses kegiatan belajar dan mengajar(Rohani, 2010;20).

Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan guru dan peserta didik merupakan interaksi yang identik yang terjadi di sekolah, dari kegiatan tersebut guru membelajarkan peserta didik dengan harapan peserta didik belajar(Munzier, 2003; 28). Bisa dikatajan jika dalam proses pembelajaran perlu adanya pengetahuan dari peserta didik. Tanpa pengetahuan dari peserta didik maka proses pembelajaran belum tersampaikan dengan baik.Pendidikan Agama Islam di Madrasah Ibtidaiyah terdiri dari empat mata pelajaran yaitu: Fikih, Akidah-Akhlaq, Al-Quran Hadist, dan Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)( Peraturan Pemerintah Agama Republik Indonesia No. 2,2008 ; 16). Pembelajaran SKI memiliki peran yang sangat besar dalam hal sejarah ke islaman, SKI merupakan mata pelajaran yang mempelajari tentang ibadah tentang sejarah Islam.

Mata pelajaran SKI mempunyai ciri khas yang berbeda dibandingkan dengan mata pelajaran agama lainnya, karena Mata pelajaran SKI memiliki tanggung jawab untuk memberi siswa motivasi dan kompensasi sebagai

(3)

manusia yang memahami tentang perkembangan sejarah Islam sejak lahir hingga berkembangnya Islam.

Salah satu materi Mata pealajaran SKI adalah Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Islam guru masih menggunakan metode ceramah. Dengan metode pembelajaran yang monoton sehingga membuat peserta didik mudah bosan dan tidak tertarik saat pembelajaran berlansung dan peserta didik tidak terlibat langsung dalam proses pembelajaran. Oleh sebab itu pemahaman siswa masih kurang sekolah karena siswa masih banyak yang ramai, tidak memperhatikan guru saat dijelakan dan malas membaca buku.

Berdasarkan pengamatan awal terhadap proses belajar mengajar dan pemahaman SKI di MI Islamiyah Subah Batang Jawa Tengah, ditemukan beberapa permasalahan, diantaranya : 1) model pembelajaran masih satu arah (ceramah) belum bervariasi sehingga pelajaran yang seharusnya dikuasai dengan baik oleh peserta didik hasilnya kurang optimal. Hal ini dapat diketahui dari nilai ulangan harian hanya 60% dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai lebih dari 75 sebagai kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang ditetapkan. 2) Aktifitas belajar peserta didik secara klasikal juga kurang maksimal yaitu 60% hal ini disebabkan karena peserta didik tidak merasa dilibatkan dalam kegiatan belajar mengajar.

Metode Penelitian

Dengan adanya kondisi tersebut peneliti berusaha mengembangkan demi peningkatan prestasi peserta didik pada pembelajaran SKI melalui penerapan metode kombinasi small group discussion.Demikian juga guru hanya mengejar waktu mengingat hanya mengajarkan materi yang cukup banyak tetapi dengan jam pengajaran yang disediakan cukup singkat, tanpa memperdulikan peserta didiknya paham atau tidak, sehingga hal ini menjadikan peserta didik kurang tertarik mengikuti mata pelajaran SKI.

Berdasarkan paparan di atas, dapat dipahami bahwa rendahnya pemahaman mata pelajaran SKI disebabkan oleh faktor guru. Guru SKI cenderung menggunakan metode ceramah. Berangkat dari masalah di atas bahwa rendahnya pemahaman mata pelajaran SKI disebabkan metode yang digunakan guru kurang tepat yaitu metode ceramah. Menurut permasalahn di atas bahwa penerapan metode kombinasi small group discussion sangat tepat digunakan dalam menyelesaikan masalah tersebut, karena semua peserta didik aktif berfikir, berkreatif dalam proses pembelajaran.

Berdasarkan masalah di atas maka penelitian ini sangat penting untuk dilakukan karena kalau tidak cepat di lakukan di khawatirkan

(4)

pemahaman peserta didik akan menurun, oleh sebab itu dengan adanya penelitian ini diharapkan permasalahan yang berkaitan dengan pembelajaran dapat terselesaikan sehingga pemahaman peserta didik meningkat.

Teori atau strategi pembelajaran small group discussion diskusi kelompok kecil) dalam penelitian ini adalah siasat yang peneliti rencanakan dengan cara membentuk kelompok kecil (maksimal 5 murid) dengan menunjuk ketua dan sekretaris. Karena penerapan metode kombinasi small group dicussion sangat dibutuhkan guna pencapaian pemahaman belajar peserta didik dalam penerapan pembelajaran SKI MI Islamiyah Subah Batang jawa Tengah. Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan mampu menemukan formula yang tepat untuk diterapkan sebagai metode atau strategi dalam proses pembelajaran, dalam hal ini peneliti merumuskan judul : eningkatan Pemahaman SKI Materi Tradisi Masyarakat Arab Sebelum Isalam Melalui Model Pembelajaran Problem Based Learning pada siswa kelas III A MI Islamiyah Subah Batang Jawa Tengah”.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi dan pemikiran selama pembelajaran mapel Sejarah Kebudayaan Islam menggunakan metode kombinasi small group discussiondiperoleh data yang tercantum pada table berikut:Tabel 5. 5

Skor hasil belajar siswa pada siklus I dan siklus II

Skor hasil belajar

Rata-rata

Pre-test Pos-test

Siklus I 43,7 69,5

Siklus II 48,5 76,0

Menunjukkan bahwa hasil belajar siswa meningkat setelah dilakukan kegiatan belajar mengajar dengan metode kombinasi small group discussion.

Hal ini terlihat dari rata- rata kelas skor postest yang meningkat dari rata-rata kelas skor pretest pada siklus I dan siklus II. Kenaikan rata-rata kelas skor pretest dan postest pada siklus I yaitu 43,7 menjadi 69,5

(5)

sedangkan kenaikan rata-rata kelas skor pretest dan postest pada siklus II yaitu 48,5 menjadi 76,0. Setelah melakukan refleksi pada siklus I dan berdasarkan peningkatan hasil belajar pada siklus I, peneliti merasa perlu untuk melanjutkan penelitian ke siklus II untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I. Setelah dilakukan siklus II, peneliti memperoleh data yang menunjukkan bahwa terjadi pengikatan hasil belajar siswa. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa dapat ditingkatkan melalui model metode kombinasismall group discussion.

Tabel 1

Siswa yang mencapai KKM

No Nama Pretest Protest

1 Abinnubil Ikram 83 70

2 Aditya Keola Pramatya 77 80

3 Afzha Gothra Athidira 73 77

4 Alif Fatansyah 77 80

5 Alif Firmansyah 70 80

6 Anindhita Noval Ibrahim 70 70

7 Chiara Najla Zaneta R 70 77

8 Dina Nabila Nurfaisya 77 73

9 Fadhilatuz Zahrotun N 80 77

10 Faris Ahmad Firdaus 73 73

11 Fa ah Luthfi Hasan F 70 80

12 Ghisella Quin Azzahra 63 80

13 Hisyam Al Fabriszio 63 73

14 Kevin Fuad Aminuddin 63 80

15 Maulida Naila Sulwa 70 70

16 Muhammad Dziaulhaq 73 70

17 Muhammad Za’ima Fahmi 57 (belum tuntas)

80

18 Musa Al Afuw 70 80

19 Naylatul Rahmah 57 (belum

tuntas)

70 20 Putri Nila Ayuna 50 (belum

tuntas) 80

17 28

Rata-rata 100 %

(6)

Tabel 2 Siklus I

No Nama Pretest Protest

1 Abinnubil Ikram 53 83

2 Aditya Keola Pramatya 60 77

3 Afzha Gothra Athidira 57 73

4 Alif Fatansyah 47 77

5 Alif Firmansyah 50 70

6 Anindhita Noval Ibrahim 47 70

7 Chiara Najla Zaneta R 30 70

8 Dina Nabila Nurfaisya 50 77

9 Fadhilatuz Zahrotun N 47 80

10 Faris Ahmad Firdaus 40 73

11 Fa ah Luthfi Hasan F 40 70

12 Ghisella Quin Azzahra 40 63

13 Hisyam Al Fabriszio 47 63

14 Kevin Fuad Aminuddin 40 63

15 Maulida Naila Sulwa 33 70

16 Muhammad Dziaulhaq 40 73

17 Muhammad Za’ima Fahmi 47 57

18 Musa Al Afuw 37 70

19 Naylatul Rahmah 30 57

20 Putri Nila Ayuna 30 50

(7)

Jumlah 1872 1.390

Rata-rata 43,74 69,5

Tabel 3

Nilai Hasil Belajar Peserta didik pada Siklus II

No Nama Pretest Protest

1 Abinnubil Ikram 58 70

2 Aditya Keola Pramatya 60 80

3 Afzha Gothra Athidira 49 77

4 Alif Fatansyah 50 80

5 Alif Firmansyah 45 80

6 Anindhita Noval Ibrahim 40 70

7 Chiara Najla Zaneta R 39 77

8 Dina Nabila Nurfaisya 47 73

9 Fadhilatuz Zahrotun N 50 77

10 Faris Ahmad Firdaus 48 73

11 Fa ah Luthfi Hasan F 56 80

12 Ghisella Quin Azzahra 46 80

13 Hisyam Al Fabriszio 45 73

14 Kevin Fuad Aminuddin 50 80

15 Maulida Naila Sulwa 47 70

16 Muhammad Dziaulhaq 50 70

17 Muhammad Za’ima Fahmi 45 80

18 Musa Al Afuw 50 80

(8)

19 Naylatul Rahmah 45 70

20 Putri Nila Ayuna 50 80

Jumlah 970 1520

Rata-rata 48,5 76,0

keberhasilan metode kombinasi small group discussionjika dilihat dari nilai rata-rata siswa, namun karena secara ilmiah hal ini belum dapat diterima, maka akan menghitungkan menurut kaidah-kaidah statistik pendidikan berikut :

A. Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil analisa data dapat diambil kesimpulan bahwa sebagian responden memberikan respon/perhatian yang positif terhadap upaya yang dilakukan guru khususnya guru SKI di dalam meningkatkan hasil belajar siswanya melalui metode yang digunakan dalam menyampaikan pembelajarannya yaitu melalui metode kombinasi small group discussion yang merupakan salah satu alternatif oleh guru SKI di MI Islamiyah Subah

2. Pelaksanaan metode kombinasi small group discussion tersebut cukup berhasil dengan baik, hal tersebut ditunjukkan dengan indikasi-indikasi sebagai berikut:

a. Nilai siswa cenderung naik jika dilihat sesudah diterapkannya metode demontrasi ini nilai siswa mengalami kenaikan baik berupa nilai ulangan harian, ulangan semester maupun nilai raport.

b. Sesudah diterapkannya metode kombinasi small group discussion ini siswa lebih memahami penjelasan dari gurunya langsung dan juga memperoleh gambaran yang jelas dari hasil pengamatannya.

c. Diterapkannya metode demontrasi ini siswa merasa senang apabila ia ikut aktif dalam kegiatan pembelajaran SKI yang diadakan di sekolah.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Munzier Saputra,Metodologi Pengajaran islam(Jakarta: Amissco, 2003) Syaiful Bah Slameto, Proses Belajar Mengajar Dalam Sistem Kredit

Semester,(Jakarta: Bumi Aksara, 1991)

Ramayulis,Ilmu Pendidikan Islam,(Jakarta: Kalam Mulia, 1994)

Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan Islam, (Bandung:

Al-Ma‟arif, 1980), cet ke-4

Muhammad Ali, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia Modern,(Jakarta:

Pustaka Imani, 1998)

Sardiman A.M, Interaksian Motivasi Belajar Mengajar: Pedoman Bagi Guru dan Calon Murid,(Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 1996)

Dimyati dan Mudjiono,Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999) Oemar Hamalik,Proses Belajar Mengajar. (Bandung: Bumi Aksara, 2006) Daryanto,Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2007)

Djamarah,Psikologi Belajar;(Bandung; Rineka Cipta; 1999)

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdikarya,2005)

Nana Sudjana,Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT.

Remaja Rosdikarya,2005)

Referensi

Dokumen terkait