• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peningkatan jumlah perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam CGPI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Peningkatan jumlah perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam CGPI "

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH PENILAIAN IMPLEMENTASI CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP KINERJA PERUSAHAAN (STUDI EMPIRIS PADA PERUSAHAAN YANG TERMASUK DALAM CGPI DAN

BEI TAHUN 2010-2016)

MUHAMAD TAUFIK ABDURAHMAN (20141111082) STIE INDONESIA BANKING SCHOOL

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dari Penilaian Implementasi Corporate Governance terhadap kinerja perusahaan. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kinerja perusahaan dengan tolak ukur keuangan yang dibagi menjadi kinerja operasional, kinerja pasar, dan pertumbuhan perusahaan. Variabel independen penelitian ini berupa penerapan good corporate governance yang diproksikan dengan penilaian implementasi corporate governance yaitu CGPI dan terdapat variabel kontrol berupa ukuran perusahaan, umur perusahaan, listing age, dan leverage.

Metode penelitian menggunakan analisis linier berganda dan pemilihan sampel menggunakan metode purposive sampling dimana jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 5 perusahaan yang termasuk dalam Corporate Governance Perception Index (CGPI) dan Bursa Efek Indonesia pada periode 2010 sampai 2016.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Corporate Governance Rating (CGPI) berpengaruh positif terhadap kinerja operasional perusahaan, namun Corporate Governance Rating tidak bepengaruhterhadap kinerja pasar perusahaan dan pertumbuhan perusahaan.

Kata Kunci : Corporate Governance, CGPI, Kinerja Operasional, ROA, Kinerja Pasar, Tobins Q, Pertumbuhan Perusahaan, Earning Growth

ABSTRACT

The research aims to determine and analyze the effect of Corporate Governance Rating on Company Performance. Dependent variable used for this research is Company Performance measured by Operational Performance (ROA), Market Performance (Tobins Q) and Company Growth.

Independent variable used for this research is the rating implementation of Corporate Governance measured by IICG and control variable are firm size, company age, listing age, and leverage.

A pool data regression analysis is conducted on the data collected from IICG reports and its financial statements. The sample selection using purposive sampling method. Sample of this research are 5 companies which registered in Corporate Government Perception Index (CGPI) in 2010 until 2016 periods.

The result of this research shows that Corporate Governance Rating has a significant positive effect on Company Operational Performance. Corporate Governance Rating has no significant effect on Market Performance and Company Growth.

Keywords: Corporate Governance, CGPI, Operational Performance, ROA, Market Performance, Tobins Q, Earning Growth

(2)

1. PENDAHULUAN

Selama satu dekade terakhir ini istilah good corporate governance kian populer baik secara praktis maupun akademis. Tak hanya populer, istilah tersebut juga ditempatkan dalam posisi terhormat (Mas Achmad Daniri, 2006). Hal itu setidaknya terwujud dalam dua keyakinan. Pertama, GCG merupakan salah satu kunci perusahaan untuk tumbuh dan menguntungkan dalam jangka panjang, sekaligus memenangkan persaingan bisnis global – terutama bagi perusahaan yang telah mampu berkembang sekaligus menjadi terbuka. Kedua, krisis ekonomi di kawasan Asia dan Amerika Latin yang diyakini muncul karena kegagalan penerapan GCG. Di antaranya, sistem hukum yang payah, standar akuntansi dan audit yang tidak konsisten, praktek perbankan yang lemah, serta pandangan Board of Directors (BOD) yang kurang peduli terhadap hak-hak pemegang saham minoritas.

GCG merupakan suatu pola hubungan, sistem, dan proses yang digunakan oleh organ perusahaan (Direksi, Dewan Komisaris, RUPS) yang menganut prinsip transparency, accountability, responsibility, independency, dan fairness guna memberikan nilai tambah kepada pemegang saham secara berkesinambungan dalam jangka panjang, dengan tetap memperhatikan kepentingan stakeholder lainnya. Adapun Penerapan corporate governance memberikan empat manfaat (FCGI), dalam (Pamungkas, 2013) yaitu: (1) meningkatkan kinerja perusahaan melalui terciptanya proses pengambilan keputusan yang lebih baik, meningkatkan efisiensi perusahaan, serta lebih meningkatkan pelayanan kepada stakeholders, (2) mempermudah diperolehnya dana pembiayaan yang lebih murah dan tidak rigit (karena faktor kepercayaan) yang pada akhirnya akan meningkatkan corporate value, (3) mengembalikan kepercayaan investor untuk menanamkan modalnya di Indonesia, dan (4) pemegang saham akan merasa puas dengan kinerja perusahaan karena sekaligus akan meningkatkan shareholders’s values dan dividen.

Kinerja perusahaan yang merupakan tolak ukur keberhasilan perusahaan dalam mengelola asetnya sangat dipengaruhi oleh keputusan-keputusan strategis perusahaan yang ditentukan oleh para board of directors (BOD). Untuk itu corporate governance diharapkan dapat menciptakan keputusan para directors yang lebih baik melalui mekanisme dan implementasi prinsip –prinsip di dalamnya. Menurut Chariri & Ghozali (2007) kinerja perusahaan dapat diukur dengan menggunakan informasi keuangan atau juga menggunakan informasi non keuangan. Secara umum pengukuran kinerja suatu perusahaan dilakukan melalui tolak ukur keuangan. Yaitu pengukuran dengan melihat hasil kinerja suatu organisasi yang digambarkan dalam laporan keuangan. Laporan keuangan adalah akhir proses dari akuntansi dengan tujuan untuk memberi informasi keuangan yang dapat menjelaskan kondisi perusahaan dalam satu periode tertentu. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi tentang posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan (Kartikahadi et al., 2016).

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) (2007) melalui (Sufiyati, 2016), kinerja keuangan adalah kemampuan perusahaan dalam mengelola dan mengendalikan sumber daya yang dimilikinya.

Adapun menurut Sucipto (2003) dalam (Sufiyati, 2016), kinerja keuangan adalah ukuran-ukuran tertentu yang dapat mengukur keberhasilan suatu organisasi atau perusahaan dalam menghasilkan laba. Selain mengukur kinerja keuangan suatu perusahaan dalam menghasilkan laba, sesuai tujuan perusahaan dalam (Keown et al., 2011) yaitu tujuan perusahaan adalah untuk meningkatkan nilai pemegang saham melalui memaksimalkan nilai perusahaaan. Salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2010). Rasio-rasio yang digunakan adalah pertumbuhan penjualan serta pertumbuhan laba bersih.

(3)

Perkembangan CG secara global mengakibatkan beberapa organisasi di dunia melakukan penilaian dan pemeringkatan terhadap perusahaan yang telah menerapkan praktik CG. Penilaian terhadap praktik CG kemudian diterbitkan dalam bentuk laporan tahunan yang dapat dilihat oleh masyarakat pada umumnya dan para pemangku kepentingan (stakeholders) perusahaan pada khususnya. Di Indonesia sendiri penilaian terhadap praktik CG salah satunya dilakukan oleh The Indonesian Institute for Corporate Governance (IICG). IICG adalah sebuah lembaga independen yang melakukan kegiatan diseminasi dan pengembangan tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance —GCG) di Indonesia. Kegiatan utama yang dilakukan adalah melaksanakan riset penerapan GCG yang dilakukan oleh perusahaan, yang kemudian hasilnya dituangkan dalam sebuah laporan yang disebut Corporate Governance Perception Index (CGPI). CGPI adalah riset dan pemeringkatan penerapan GCG di perusahaan publik dan BUMN berdasarkan survey dan pemberian skor.

Setiap tahunnya, di dalam laporan CGPI akan dicantumkan nama perusahaan- perusahaan publik dan BUMN yang kinerjanya dinilai telah efektif dan efisien sesuai dengan skor dan peringkat yang telah ditentukan. Secara umum, jumlah perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam penilaian CG meningkat setiap tahunnya; ada 18 perusahaan yang terdaftar pada tahun 2009, 21 perusahaan pada tahun 2010, 24 perusahaan pada tahun 2011, dan 25 perusahaan di tahun 2012 (Wahyudin &

Solikhah, 2017). Artinya, setiap tahunnya perusahaan – perusahaan mengikutsertakan dirinya untuk dinilai CG nya, guna meningkatkan kinerja perusahaannya pada umumnya – dalam hal ini kinerja pasar pada khususnya. Hal ini mendukung pernyataan FCGI dan penelitian (Gompers et al. 2003) bahwa penerapan CG yang baik dapat meningkatkan kinerja perusahaan.

Dilansir dalam majalah SWA (2015), Budi G. Sadikin menyatakan bahwa setelah Bank Mandiri menerapkan GCG dengan benar, banyak nilai finansial yang berhasil diciptakan. Tahun 2006 nilai kapitalisasi Bank Mandiri baru sekitar RP 15 TRILIUN, hingga mencapai hampir RP 200 TRILIUN pada tahun 2015. Bank Mandiri merupakan salah satu yang paling konsisten berpartisipasi pada penilaian CGPI dari tahun 2003. Peningkatan kinerja berbasis penerapan GCG juga dialami oleh Bank BTN yang mengalami peningkatan laba hingga sebesar 60%. Begitu pula dengan Bukit Asam yang mencatatkan peningkatan asset sebesar 26,85%. Bank BTN dan Bukit Asam juga merupakan perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam penilaian CGPI tersebut.

Penelitian mengenai CG rating diantaranya dilakukan oleh Mitton (2002) yang menemukan bahwa CG berpengaruh positif terhadap kinerja perusahaan pada masa krisis Asia Timur. Klapper dan Love (2002) menggunakan data peringkat CG perusahaan di 14 negara berkembang,

0 5 10 15 20 25 30

2009 2010 2011 2012

Peningkatan jumlah perusahaan yang ikut berpartisipasi dalam CGPI

Partisipan CGPI

Gambar 1.1 Grafik Pertumbuhan Partisipasi Penilaian CGPI

(4)

menemukan bukti bahwa CG memiliki pengaruh positif terhadap kinerja operasional dan nilai pasar.

Konsisten dengan penelitian diatas, (Siagian, Siregar, & Rahadian, 2013) yang meneliti hubungan pengaruh CG dan kinerja perusahaan di Indonesia, menemukan bahwa CG rating berpengaruh positif terhadap ROA, PBV, dan Tobins Q. Di samping itu, berbeda dengan hasil dalam penelitian Wahyudin dan Solikhah (2017). Penelitian yang menggunakan CGPI dalam pengaruhnya terhadap kinerja perusahaan di Indonesia menemukan bahwa hanya kinerja operasional yang secara positif dipengaruhi oleh CG sedangkan nilai pasar dan pertumbuhan tidak. Nuswandari (2009) dalam meneliti CGPI dan kinerja perusahaan, juga tidak menemukan pengaruh antara corporate governance perception index (CGPI) terhadap nilai pasar. Hanya kinerja operasional yang dipengaruhi oleh corporate governance.

Hasil penelitian – penelitian terdahulu yang masih belum konsisten serta research gap dan keterbatasan penelitian sebelumnya menjadi alasan penulis untuk mengangkat kembali penelitian mengenai pengaruh CG terhadap kinerja perusahaan. Penelitian ini mengacu kepada penelitian Wahyudin dan Solikhah (2017) di Indonesia. Namun demikian terdapat perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian tersebut yang dijelaskan dalam ruang lingkup dan kerangka pemikiran.

Berdasarkan latar belakang, fenomena, research gap dan kekurangan penelitian terdahulu, maka penelitian ini berjudul ” Pengaruh Penilaian Implementasi Corporate Governance terhadap Kinerja Perusahaan (Studi Empiris pada Perusahaan yang Termasuk dalam CGPI dan BEI pada Tahun 2010 – 2016) ”.

Rumusan Masalah

1. Apakah CG Rating berpengaruh terhadap kinerja operasional perusahaan?

2. Apakah CG Rating berpengaruh terhadap kinerja pasar perusahaan?

3. Apakah CG Rating berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan?

2. LANDASAN TEORI

Teori Agensi (Agency Theory)

Agency Theory merupakan dasar yang banyak digunakan untuk menjelaskan hubungan antara Principal (Pemegang saham) dan Agent (Pihak Manajemen) dalam pengelolaan perusahaan. Menurut Jensen dan Meckling (1976) Teori keagenan dilandasi oleh beberapa asumsi. Salah satunya yaitu adalah mengenai sifat dasar manusia. Asumsi sifat dasar manusia menekankan bahwa manusia sering mementingkan diri sendiri (self interest). Berdasarkan asumsi sifat dasar manusia, maka dapat diketahui bahwa antara pemilik (principal) dan manajer (agent) saling mengutamakan kepentingan diri sendiri. Permasalahan yang timbul akibat adanya perbedaan kepentingan antara agent dan principal biasa disebut Agency Problems.

Kinerja Perusahaan

Menurut John Whitmore, kinerja merupakan pelaksanaan fungsi- fungsi suatu perusahaan, prestasi, dan pameran umum keterampilan. Kinerja merupakan suatu kondisi yang harus diketahui dan dikonfirmasikan kepada pihak tertentu, untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil suatu instansi dan dihubungkan dengan visi yang diemban suatu organisasi atau perusahaan, serta mengetahui dampak positif dan negatif dari suatu kebijakan operasional (Rivai et al., 2011).

Kinerja Operasional

Kinerja operasional merupakan kinerja keuangan yang dicerminkan dalam penilaian kinerja perusahaan dalam mengasilkan laba atau pengembalian. Fokus dari penilaian kinerja operasional

(5)

sering dihubungkan dengan berbagai ukuran profitabilitas yang digunakan untuk mengevaluasi kinerja perusahaan dari perspektif pemilik (Keown et al., 2011).

Kinerja Pasar

Menurut (Sudana, 2011) kinerja pasar dicerminkan dalam penilaian kinerja saham perusahaan yang telah diperdagangkan di pasar modal. Merupakan persepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan yang tercermin pada nilai pasar saham perusahaan.

Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan merupakan karakteristik perusahaan yang merefleksikan perkembangan usaha di dalam korporasi. Adapun pertumbuhan perusahaan dapat berupa pertumbuhan profit maupun penjualan. Salah satu indikator penting untuk menilai prospek perusahaan di masa mendatang adalah dengan melihat sejauh mana pertumbuhan profitabilitas perusahaan (Tandelilin, 2010).

Good Corporate Governance

Good Corporate Governance adalah prinsip yang mengarahkan dan mengendalikan perusahaan agar mencapai keseimbangan antara kekuatan serta kewenangan perusahaan dalam memberikan pertanggungjawabannya kepada para shareholders khususnya, dan stakeholders pada umumnya.

Penilaian Implementasi Corporate Governance (CG Rating)

Metode penilaian dan pemeringkatan terhadap penerapan GCG yang dilakukan oleh IICG.

Ukuran Perusahaan

Menurut Fery dan Jones dalam (Nuraina, 2012) ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu perusahaan yng ditunjukkan oleh total aktiva, jumlah penjualan, rata-rata total penjualan dan rata-rata total aktiva. Jadi ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya aset yang dimiliki oleh suatu perusahaan.

Umur Perusahaan

Merupakan karakteristik perusahaan yang menunjukkan jangka waktu lama berdirinya sebuah perusahaan.

Listing Age

Merupakan umur perusahaan sejak pertama kali listing dalam bursa efek.

Leverage

Leverage keuangan mengindikasikan pada jumlah asset perusahaan yang dibiayai dengan utang (Nelmida & Siregar, 2016). Leverage adalah rasio yang menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh dana utang dari kreditor. Semakin besarnya angka leverage, maka semakin banyak stakeholders yang terlibat dalam kegiatan operasional perusahaan.

(6)

Pengaruh CG Rating Terhadap Kinerja Operasional

Manfaat bagi perusahaan yang menerapkan good corporate governance seperti yang dikemukakan oleh Achmad Daniri yang dikutip oleh (Nuswandari, 2009) adalah bahwa esensi dari good corporate governance ini secara ekonomis akan menjaga kelangsungan usaha, baik profitabilitasnya maupun pertumbuhannya. Penelitian yang dilakukan oleh (Wahyudin & Solikhah, 2017) menemukan bahwa Penerapan CG yang baik pada perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja keuangan dengan menggunakan ukuran ROA, ROE, dan EPS. Selain itu, (Aluchna, 2009) dengan return on investment (ROI), dan (Nuswandari, 2009) dengan return on equity (ROE) menemukan pengaruh positif antara penerapan GCG dengan kinerja keuangan. Berdasarkan uraian tersebut, maka terdapat hipotesis sebagai berikut:

H1: CG Rating berpengaruh positif terhadap kinerja operasional Pengaruh CG Rating Terhadap Kinerja Pasar

Umumnya investor akan mencari perusahaan yang mempunyai kinerja terbaik dan menanamkan modalnya kepada perusahaan tersebut. Strategi perusahaan dalam perspektif keuangan secara jangka panjang akan mempengaruhi nilai pemegang saham. CG yang merupakan konsep yang didasarkan teori keagenan, diharapkan bisa berfungsi sebagai alat untuk meyakinkan investor bahwa mereka akan tetap mendapatkan profit atas investasi yang telah dilakukan terhadap perusahaan. Dengan demikian CG diharapkan dapat berfungsi pula untuk menekan atau menurunkan biaya agency cost yang dicerminkan melalui kinerja keuangan perusahaan. Oleh karna itu, dapat disimpulkan bahwa implementasi CG yang baik akan meningkatkan nilai perusahaan dalam hal ini adalah kinerja pasarnya. Penelitian yang dilakukan (Siagian, Siregar, & Rahadian, 2013) menemukan bahwa CG index berpengaruh positif terhadap price to book value (PBV) dengan menggunakan 125 sampel perusahaan di Indonesia yang terdaftar dalam IDX pada tahun 2003 - 2004. Sejalan dengan penelitian tersebut (Aluchna, 2009) menggunakan Tobins Q untuk mengukur kinerja pasar, menemukan bahwa Penilaian Implementasi CG berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja pasar pada perusahaan-perusahaan di Polandia. Berbeda dengan penelitian yang dilakukan (Wahyudin &

Solikhah, 2017) menggunakan price to book value (PBV), price earning ratio (PER) dan (Nuswandari, 2009) yang menggunakan Tobins Q. Keduanya tidak menemukan pengaruh antara CG index dan kinerja pasar. Berdasarkan uraian tersebut, maka terdapat hipotesis sebagai berikut:

H2: CG Rating berpengaruh positif terhadap kinerja pasar Pengaruh CG Rating Terhadap Pertumbuhan Perusahaan

Pedoman Umum GCG Indonesia (KNKG, 2006) menyatakan bahwa salah satu tujuan dari implementasi CG adalah untuk meningkatkan tanggung jawab dan social awareness perusahaan terhadap masyarakat serta menjaga lingkungan perusahaan. Lebih pentingnya lagi, implementasi dari Corporate Governance yang baik akan menghasilkan business suistainability dalam jangka panjang.

GCG sebagai pedoman dasar bagi perusahaan untuk mengelola perusahaan yang lebih baik, akan mengarahkan perusahaan ke dalam kondisi yang kondusif dan efisien dalam kegiatan operasionalnya. Oleh karena itu, kepentingan stakeholders akan terlindungi. Penelitian yang dilakukan oleh Tjondro dan Wilopo (2011) menyatakan bahwa implementasi CG yang baik akan meningkatkan kinerja perusahaan. Kinerja perusahaan yang baik akan meningkatkan kualitas profitabilitas.

Profitabilitas merupakan tujuan utama perusahaan, untuk itu profitabilitas pastinya akan terus di kelola secara jangka panjang. Perusahaan yang dapat mengelola profitabilitas secara jangka panjang dianggap sebagai perusahaan yang tumbuh. Berdasarkan uraian tersebut, maka terdapat hipotesis sebagai berikut:

H3: CG Rating berpengaruh positif terhadap pertumbuhan perusahaan

(7)

Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran Penelitian

Sumber: Agus Wahyudin dan Badingatus Solikhah (2017) 3. METODE PENELITIAN

Tema yang diangkat dari penelitian ini adalah mengenai kinerja perusahaan dan faktor yang mempengaruhinya dari sisi penilaian implementasi corporate governance. Sehingga variabel dependen (Y) adalah kinerja perusahaan, yang dibagi menjadi kinerja operasional atau yang lebih dikenal sebagai kinerja keuangan, kinerja pasar atau yang lebih dikenal sebagai nilai perusahaan, dan pertumbuhan perusahaan. Pengukuran data dari setiap variabel menggunakan rasio Return on Asset, Tobins Q, dan Earning Growth. Untuk variabel independen (X) yang akan digunakan adalah penilaian implementasi corporate governance yang diukur dengan Corporate Governance Perception Index (CGPI). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan data sekunder dari laporan keuangan tahunan perusahaan dan publikasi penilaian corporate governance pada 2010 – 2016. Data diperoleh langsung dari website Bursa Efek Indonesia (www.idx.co.id) dan Majalah Digital SWA. Pengolahan dan Analisis data dijelaskan menggunakan teknik statistik deskriptif, lalu teknik analisis regresi data panel dan analisis regresi. Setelah itu dilakukan uji hipotesis untuk mencari hubungan antara variabel dependen dan independen.

Penelitian akan mengambil objek perusahaan-perusahaan yang termasuk dalam penilaian implementasi corporate governance oleh IICG sebagai populasi. Menggunakan teknik purposive sampling dan terdapat 5 perusahaan go public yang dijadikan sampel. Purposive Sampling merupakan teknik penentuan sampel karena beberapa kriteria yang ditetapkan oleh peneliti (Sekaran

& Bougie, 2013). Sampel dalam penelitian ini adalah perusahaan dalam penilaian implementasi corporate governance oleh IICG dari tahun 2010-2016 dengan kriteria: 1. Perusahaan berada di dalam tiga kategori ranking penilaian selama tahun penelitian 2010 - 2016 (Tidak Delisting) 2.

Perusahaan terbuka yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia (go public) dan 3. Memiliki laporan keuangan dan laporan tahunan yang telah di audit selama periode 2010 – 2016.

H2+

Variabel Independen:

Variabel Kontrol:

CG Rating (CGPI)

Ukuran Perusahaan

Kinerja Operasional

(ROA) Kinerja Pasar

(Tobin’s Q)

Pertumbuhan

(EG)

Umur

Perusahaan

Listing Age Leverage

(8)

Variabel dan Operasionalisasi Variabel

Tabel 3.2

Ringkasan Pengukuran Variabel

Variabel Definisi Formulasi Skala

Pengukuran

Kinerja

Operasional

Merupakan kemampuan perusahaan dalam mengasilkan laba atau pengembalian

Rasio

Kinerja Pasar

Merupakan persepsi pasar yang berasal dari investor, kreditur dan stakeholder lain terhadap kondisi perusahaan yang tercermin pada nilai pasar saham perusahaan

Rasio

Pertumbuhan Perusahaan

Merupakan refleksi perkembangan usaha di dalam korporasi

( )

Rasio

Penilaian Implementasi

CG

Metode penilaian dan pemeringkatan terhadap penerapan GCG

SKOR

85-100 = sangat terpercaya 70-84 = terpercaya 55-69 = cukup terpercaya

Interval

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan menggambarkan besar kecilnya suatu

perusahaan yang ditunjukkan oleh total aktiva maupun jumlah penjualan

Interval

Umur Perusahaan

Merupakan karakteristik perusahaan yang

menunjukkan jangka waktu lama berdirinya sebuah perusahaan

Interval

Listing Age

Merupakan umur

perusahaan sejak pertama kali listing dalam bursa efek

Interval

Leverage

Merupakan rasio yang menunjukkan seberapa besar aktiva perusahaan yang dibiayai oleh dana utang dari kreditor

Rasio

Sumber: Data diolah penulis (2018)

(9)

4. ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini melakukan studi kasus pada perusahaan yang telah dijadikan sampel penelitian dari sebelumnya terdapat 73 Perusahaan Swasta dan BUMN di Indonesia lalu telah terpilih 5 perusahaan yang masuk kriteria pada penelitian ini.

Tabel 4.1 Kriteria Observasi

No Kriteria Jumlah

1

Perusahaan berada di dalam tiga kategori ranking penilaian CG selama tahun penelitian 2010 - 2016 (Tidak Delisting)

6 Perusahaan 2 Perusahaan terbuka yang telah terdaftar di Bursa Efek

Indonesia (go public) 5 Perusahaan

3 Memiliki laporan keuangan dan laporan tahunan yang

telah di audit selama periode 2010 - 2016 5 Perusahaan

Jumlah perusahaan yang menjadi sampel 5 Perusahaan

Total Observasi (7 Tahun) 35 Observasi

Sumber: www.idx.co.id dan Majalah Digital SWA, data olahan oleh peneliti

Adapun perusahaan yang terpilih adalah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk; PT Bank Mandiri (Persero) Tbk; PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk; PT Jasa Marga (Persero) Tbk; dan PT Timah (Persero) Tbk.

Statistik Deskriptif

Tabel 4.3

Hasil Statistik Deskriptif

ROA LnCGPI LnAGE LnLIST_AGE LEV TOBINSQ EG Mean 0.030634 4.461095 3.786734 2.537296 0.606290 0.550136 0.176066 Median 0.025996 4.454231 3.806662 2.708050 0.636932 0.506040 0.145237 Maximum 0.070402 4.535820 4.248495 3.044522 0.906464 1.349687 0.463673 Minimum 0.002162 4.354270 2.833213 1.386294 0.214068 0.081036 -0.053966 Std. Dev. 0.016796 0.042851 0.328119 0.429015 0.222116 0.359785 0.124769

Observations 35 35 35 35 35 34 33

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018)

Hasil dari tabel 4.3 statistik deskriptif menunjukan hasil pada 35 observasi dimana variabel Return on Asset (ROA), sebagai variabel dependen, ROA tertinggi dimiliki oleh PT Timah (Persero) Tbk sebesar 0,070402361 atau 7,04% pada tahun 2011, sedangkan ROA terendah dimiliki oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. sebesar 0,00216153 atau 0,21% pada tahun 2015. Variabel Tobins Q, sebagai variabel dependen, dari total 34 observasi menunjukan Tobins Q tertinggi dimiliki oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sebesar 1.34969 pada tahun 2014, sedangkan Tobins Q terendah dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 0.08104 pada tahun 2012. Variabel Earning Growth (EG), sebagai variabel dependen, dari total 33 observasi menunjukan EG tertinggi dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 0.463673 atau 46,36% pada tahun 2016, sedangkan EG terendah dimiliki oleh PT Timah (Persero) Tbk sebesar -0.053966 atau -5,39% pada tahun 2010.

CGPI tertinggi dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 4,53582 atau 93,3 pada tahun 2016, sedangkan CGPI terendah dimiliki oleh PT Timah (Persero) Tbk sebesar 4,35426 atau

(10)

77,8 pada tahun 2013. AGE tertinggi dimiliki oleh PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk sebesar 4,248495242 atau 71 tahun pada tahun 2016, sedangkan AGE terendah dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 3,642630664 atau 12 tahun pada tahun 2010. LIST_AGE tertinggi dimiliki oleh PT Timah (Persero) Tbk sebesar 3,044522438 atau 22 tahun pada tahun 2016, sedangkan LIST_AGE terendah dimiliki oleh PT Jasa Marga (Persero) Tbk sebesar 2,49733237 atau 3 tahun pada tahun 2010. LEV tertinggi dimiliki oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk sebesar 0,90646417 atau 90,64% pada tahun 2010, sedangkan LEV terendah dimiliki oleh PT Aneka Tambang (Persero) Tbk sebesar 0,214068424 atau 21,40% pada tahun 2010.

Uji Normalitas

Residual regresi yang berdistribusi normal merupakan salah satu syarat untuk melakukan teknik analisis berganda. Sebelumnya, data penelitian telah dilakukan uji outlier yaitu membuang data yang besarnya timpang. Uji outlier dilakukan karena hasil pengujian normalitas awal menunjukkan hasil yang tidak terdistribusi normal. Adapun jumlah observasi masing-masing persamaan regresi yang baru adalah 35 untuk variabel dependen ROA, 34 untuk variabel dependen Tobins Q, dan 33 untuk persamaan regresi variabel dependen Earning Growth.

Hasil dari pengujian normalitas residual regresi setelah dilakukan uji outlier memperlihatkan data berdistribusi normal pada dependen ROA, Tobins Q, maupun EG. Hal ini terlihat bedasarkan gambar 4.1.1 pada variabel dependen ROA; 4.1.2 pada variabel dependen Tobins Q; dan 4.1.3 pada variabel dependen Earning Growth menunjukkan bahwa semua residual regresi telah terdistribusi dengan normal. Hal tersebut ditunjukan pada nilai probability 0,306458; 0,330396; dan 0.161588 lebih besar dari α = 0,05 (Winarno, 2011). Dengan hasil ini maka disimpulkan bahwa residual regresi telah terdistribusi normal yang berarti menerima Ho.

0 1 2 3 4 5 6 7 8

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5

Series: Standardized Residuals Sample 2010 2016

Observations 35 Mean -1.52e-16 Median -0.056603 Maximum 1.711219 Minimum -1.623773 Std. Dev. 0.981828 Skewness 0.384402 Kurtosis 1.984671 Jarque-Bera 2.365349 Probability 0.306458

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018)

Gambar 4.1.1 Grafik Histogram Normalitas Pada Dependen ROA

(11)

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018)

Gambar 4.1.2 Grafik Histogram Normalitas Pada Dependen Tobins Q

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018)

Gambar 4.1.3 Grafik Histogram Normalitas Pada Dependen Earning Growth Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dilakukan untuk menguji kondisi adanya hubungan linier antar variabel independen. Bersadarkan tabel 4.8.1; 4.8.2; dan 4.8.3 syarat untuk menguji multikoleniaritas ini adalah dengan melihat koefisien korelasi. Apabila koefisien antar variabel kurang dari 0,8 maka dapat disimpulkan bahwa antar variabel independen di dalam penelitian ini tidak ada unsur multikoleniaritas (Gujarati, 2006). Dari hasil uji multikolinieritas diatas, seluruh variabel menunjukkan nilai koefisien dibawah 0,8 sehingga dapat disimpulkan model dalam penelitian ini tidak terdapat masalah multikolinieritas.

0 1 2 3 4 5 6 7

-1.5 -1.0 -0.5 0.0 0.5 1.0 1.5 2.0

Series: Standardized Residuals Sample 2010 2016

Observations 34 Mean 0.057835 Median -0.128723 Maximum 2.190668 Minimum -1.376231 Std. Dev. 0.882502 Skewness 0.622520 Kurtosis 3.115549 Jarque-Bera 2.214926 Probability 0.330396

0 2 4 6 8 10 12

-0.2 -0.1 0.0 0.1 0.2 0.3

Series: Standardized Residuals Sample 2010 2016

Observations 33 Mean 1.58e-16 Median -0.008233 Maximum 0.270621 Minimum -0.190440 Std. Dev. 0.097145 Skewness 0.709771 Kurtosis 3.797567 Jarque-Bera 3.645417 Probability 0.161588

(12)

Tabel 4.8.1

Hasil Uji Multikolinieritas ROA

CGPI AGE LIST_AGE LEV

CGPI 1.000000 -0.398497 -0.138875 0.414580

AGE -0.398497 1.000000 0.555380 -0.054069

LIST_AGE -0.138875 0.555380 1.000000 -0.286394

LEV 0.414580 -0.054069 -0.286394 1.000000

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018) Tabel 4.8.2

Hasil Uji Multikolinieritas Tobins Q

CGPI AGE LIST_AGE LEV

CGPI 1.000000 -0.201685 -0.197906 0.382507

AGE -0.201685 1.000000 0.765438 0.132614

LIST_AGE -0.197906 0.765438 1.000000 -0.326337

LEV 0.382507 0.132614 -0.326337 1.000000

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018) Tabel 4.8.3

Hasil Uji Multikolinieritas Earning Growth

CGPI AGE LIST_AGE LEV

CGPI 1.000000 -0.131994 -0.031101 0.389016

AGE -0.131994 1.000000 0.776824 0.076165

LIST_AGE -0.031101 0.776824 1.000000 -0.316644

LEV 0.389016 0.076165 -0.316644 1.000000

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018) Uji Heteroskedastisitas

Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apabila muncul kesalahan dan residual dari model regresi yang dianilisis tidak memiliki varians yang konstan dari suatu observasi. Penelitian ini menggunakan uji Glejser dengan melihat probabilitas koefisien masing-masing variabel independen.

Bedasarkan tabel 4.9.1; 4.9.2; dan 4.9.3, hasil uji heteroskedastisitas diatas menunjukan probabilitas koefisien masing-masing variabel independen lebih besar dari nilai signifikan 0,05 (Winarno, 2011), sehingga dapat disimpulkan bahwa Ho dari uji heteroskedastisitas ini diterima. Dengan demikian, penelitian ini terbebas dari masalah heteroskedastisitas.

Tabel 4.9.1

Hasil Uji Heteroskedastisitas ROA Variabel Dependen: RESABS

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.102838 0.239561 -0.429275 0.6713

CGPI 0.029176 0.053452 0.545847 0.5898

AGE -0.005510 0.006321 -0.871802 0.3913

LIST_AGE -0.004532 0.005092 -0.890040 0.3816

LEV 0.021003 0.017871 1.175261 0.2505

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018)

(13)

Tabel 4.9.2

Hasil Uji Heteroskedastisitas Tobins Q Variabel Dependen: RESABS

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -0.973562 4.656388 -0.209081 0.8358

CGPI 0.200970 0.975272 0.206065 0.8382

AGE 0.338229 0.302145 1.119426 0.2721

LIST_AGE -0.294497 0.181631 -1.621406 0.1158

LEV -0.449777 0.221599 -2.029684 0.0517

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018) Tabel 4.9.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas Earning Growth Variabel Dependen: RESABS

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -2.009837 1.994839 -1.007519 0.3223

CGPI 0.453104 0.417441 1.085433 0.2870

AGE 0.053970 0.115925 0.465561 0.6451

LIST_AGE -0.056706 0.063536 -0.892508 0.3797

LEV -0.015635 0.087043 -0.179623 0.8587

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018) Uji Autokorelasi

Autokorelasi menunjukkan bahwa ada korelasi antara error term periode sebelumnya dengan error term tahun sekarang. Dalam penelitian ini, uji autokorelasi pertama dilakukan dengan melihat Durbin-WatsonStatistic pada hasil estimasi regresi.

Tabel 4.10.1

Hasil Uji Autokorelasi ROA

R-squared 0.852490 F-statistic 18.78237

Adjusted R-squared 0.807102 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 2.302464

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018) Tabel 4.10.2

Hasil Uji Autokorelasi Tobins Q

R-squared 0.904504 F-statistic 68.66949

Adjusted R-squared 0.891332 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 1.912906

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018) Tabel 4.10.3

Hasil Uji Autokorelasi Earning Growth

R-squared 0.393775 F-statistic 4.546865

Adjusted R-squared 0.307171 Prob(F-statistic) 0.005897 Durbin-Watson stat 2.150786

(14)

Bedasarkan tabel 4.10.1; 4.10.2; dan 4.10.3, hasil uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin- Watson Statistic sebesar 2,302464 artinya nilai DW berada diantara 1,54 sampai dengan 2,46 (Winarno, 2011). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada masalah autokorelasi dimana Ho dari uji autokorelasi diterima dan Ha ditolak.

Analisis Regresi Berganda

Tabel 4.11.1

Data Analisis Regresi Linier Dependen ROA

Variable Coefficient Std. Error t-Statisitc Prob.

C 0.752529 0.171380 4.390996 0.0002

CGPI? 0.144550 0.036648 3.944316 0.0005

AGE? 0.007296 0.002144 3.402861 0.0022

LIST_AGE? -0.011869 0.004495 -2.640831 0.0138

LEV? -0.122969 0.016916 -7.269271 0.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.852490 F-statistic 18.78237

Adjusted R-squared 0.807102 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 2.302464

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018)

Tabel 4.11.2

Data Analisis Regresi Linier Dependen Tobins Q

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 1.945991 3.232701 0.601971 0.5519

CGPI? -0.291492 0.678429 -0.429657 0.6706

AGE? 0.515409 0.227589 2.264646 0.0312

LIST_AGE? -0.538260 0.137554 -3.913070 0.0005

LEV? -1.199970 0.120501 -9.958193 0.0000

Weighted Statistics

R-squared 0.904504 F-statistic 68.66949

Adjusted R-squared 0.891332 Prob(F-statistic) 0.000000 Durbin-Watson stat 1.976054

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018)

(15)

Tabel 4.11.3

Data Analisis Regresi Linier Dependen Earning Growth

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C -3.762784 2.990221 -1.258363 0.2187

CGPI? 0.631982 0.625736 1.009983 0.3212

AGE? 0.460436 0.173769 2.649706 0.0131

LIST_AGE? -0.262269 0.095238 -2.753820 0.0102

LEV? 0.023227 0.130475 0.178020 0.8600

Weighted Statistics

R-squared 0.393775 F-statistic 4.546865

Adjusted R-squared 0.307171 Prob(F-statistic) 0.005897 Durbin-Watson stat 2.283565

Sumber: Data diolah penulis menggunakan Eviews 9 (2018) Koefisien Determinasi

1. ROA; Koefisien determinasi adalah salah satu nilai statistik yang dapat digunakan untuk mengukur seberapa jauh model penelitian yang digunakan dapat menghubungkan variabel independen dengan variabel dependen dalam mengestimasi persamaan regresi. Bedasarkan tabel 4.10.1 nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah sebesar 0.807102 atau 80,71%. Hal ini menunjukan bahwa CGPI, AGE, LIST_AGE, dan LEV menjelaskan sebesar 80,71% pengaruh terhadap ROA.

Sisanya yaitu 19,29% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini.

2. Tobins Q; Bedasarkan tabel 4.10.2 nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah sebesar 0.891332 atau 89,13%. Hal ini menunjukan bahwa CGPI, AGE, LIST_AGE, dan LEV menjelaskan sebesar 89,13% pengaruh terhadap Tobins Q. Sisanya yaitu 10,87% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini.

3. Earning Growth; Bedasarkan tabel 4.10.3 nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) adalah sebesar 0.393775 atau 39,37%. Hal ini menunjukan bahwa CGPI, AGE, LIST_AGE, dan LEV menjelaskan sebesar 39,37% pengaruh terhadap EG. Sisanya yaitu 60.63% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini.

Uji Hipotesis

1. Hipotesis 1 dalam penelitian ini yaitu: Penilaian Implementasi Corporate Governance berpengaruh positif signifikan terhadap Kinerja Operasional. Berdasarkan hasil regresi persamaan tabel 4.10.1 diatas, ditemukan nilai probabilitas CGPI sebesar 0,0005 atau lebih kecil dari tingkat kesalahan α 0,05. Koefisien regresi dari nilai variabel CGPI menunjukkan nilai 0.144550, hal ini menunjukkan bahwa CGPI berpengaruh positif signifikan terhadap ROA, sehingga hipotesis pertama diterima.

Artinya Penilaian Implementasi Corporate Governance berpengaruh postitif terhadap Kinerja Operasional (ROA).

2. Hipotesis 2 dalam penelitian ini yaitu: Penilaian Implementasi Corporate Governance berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Kinerja Pasar. Berdasarkan hasil regresi persamaan tabel 4.10.2 diatas, ditemukan nilai probabilitas CGPI sebesar 0.6706 atau lebih besar dari tingkat kesalahan α 0,05. Koefisien regresi dari nilai variabel CGPI menunjukkan nilai -0.291492, hal ini menunjukkan bahwa CGPI berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap Tobins Q, sehingga hipotesis kedua ditolak. Artinya Penilaian Implementasi Corporate Governance tidak memiliki pengaruh terhadap Kinerja Pasar (Tobins Q).

(16)

3. Hipotesis 3 dalam penelitian ini yaitu: Penilaian Implementasi Corporate Governance berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Profit Perusahaan. Berdasarkan hasil regresi persamaan tabel 4.10.3 diatas, ditemukan nilai probabilitas CGPI sebesar 0.3212 atau lebih besar dari tingkat kesalahan α 0,05. Koefisien regresi dari nilai variabel CGPI menunjukkan nilai 0.631982, hal ini menunjukkan bahwa CGPI berpengaruh positif tidak signifikan terhadap Pertumbuhan Profit Perusahaan (EG), sehingga hipotesis ketiga ditolak. Artinya Penilaian Implementasi Corporate Governance tidak memiliki pengaruh terhadap Earning Growth.

Implikasi Manajerial

Bedasarkan hasil analisis dan pembahasan mengenai pengaruh penilaian implementasi corporate governance terhadap kinerja perusahaan pada perusahaan yang terdaftar dalam CGPI dan BEI periode 2010-2016, terdapat beberapa poin yang sekiranya dapat dijadikan bahan pertimbangan bagi perusahaan – perusahaan di Indonesia beserta pihak-pihak yang berkepentingan lainnya. Hasil dari penelitian ini menunjukan penilaian implementasi corporate governance berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja operasional (ROA). Sementara belum memiliki pengaruh terhadap kinerja pasar (Tobins Q) dan pertumbuhan (EG). Hal ini memperlihatkan pentingnya pengimplementasian tata kelola perusahaan (GCG) pada perusahaan untuk mendapatkan kinerja operasional berupa profitabilitas yang optimal.

Hasil penelitian memperlihatkan ketika nilai CGPI tinggi maka kinerja operasional (ROA) perusahaan akan semakin tinggi. Impelementasi GCG yang baik akan menghasilkan mekanisme perusahaan yang baik pula khususnya membantu BOD dalam melakukan keputusan strategis perusahaan. Selain itu, dengan melakukan prinsip GCG berupa Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggung Jawaban, Independensi, dan Keadilan akan memberikan manfaat terhadap kinerja perusahaan secara jangka panjang. Tentunya keberhasilan penerapan GCG akan maksimal dengan adanya peranan dari faktor internal maupun eksternal.

Faktor lain yang harus diperhatikan perusahaan adalah tingkat leverage atau jumlah pendanaan yang berasal dari utang. Hasil penelitian menunjukan bahwa leverage secara signifikan dan berturut-turut di kedua hasil regresi dependen menunjukan nilai negatif. Hal ini menunjukan seberapa pentingnya pengendalian tingkat leverage yang dimiliki perusahaan.

5. KESIMPULAN DAN SARAN

Bedasarkan analisis dan pembahasan yang telah dipaparkan pada bab sebelumnya, maka hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Penilaian Implementasi Corporate Governance (CGPI) berpengaruh positif terhadap kinerja operasional (ROA). Hubungan positif menunjukkan semakin tinggi skor CGPI maka Kinerja Operasional (ROA) yang dihasilkan akan meningkat dengan asumsi variabel lain bersifat konstan. 2. Penilaian Implementasi Corporate Governance (CGPI) tidak berpengaruh terhadap kinerja pasar (Tobins Q). 3. Penilaian Implementasi Corporate Governance (CGPI) tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan perusahaan (Earning Growth).

Berdasarkan hasil penelitian serta kesimpulan diatas, maka dapat diberikan beberapa saran sebagai berikut: 1. Bagi Perusahaan yang termasuk dalam penilaian CGPI; Diharapkan untuk terus konsisten dan terus meningkatkan kualitas corporate governance mengingat terbuktinya bahwa CG melalui penilaian implementasi CG berpengaruh signifikan terhadap kinerja perusahaan dalam hal ini kinerja operasional (ROA). Selain itu, bisa menjadi benchmark dan contoh bagi perusahaan- perusahaan lainnya untuk ikut menerapkan tata kelola perusahaan yang baik. 2. Bagi Regulator;

Kementrian Keuangan, Direktorat Jenderal Pajak, BEI, Bapepam – LK, Otoritas Jasa Keuangan, Bank Indonesia, Kementrian BUMN, KNKG, dan IAI untuk lebih mengimbau perusahaan-perusahaan di Indonesia untuk dinilai penerapan corporate governance nya khususnya menggunakan CGPI. Dengan

(17)

di dukungnya CG oleh seluruh elemen, baik internal maupun eksternal akan terus meningkatkan kualitas CG di Indonesia, mengingat peringkat CG Indonesia dalam ruang lingkup internasional masih kurang baik. 3.Bagi penelitian selanjutnya; Dalam rangka memperkaya hasil kajian di penelitian berikutnya, penelitian diharapkan dapat menambah proksi pengukuran kinerja perusahaan lain nya baik secara tolak ukur keuangan maupun non keuangan. Selain itu, hasil penelitian pada persamaan regresi ketiga menunjukan nilai koefisien determinasi (Adjusted R2) hanya sebesar 0.393775 atau 39,37%. Sisanya yaitu 60.63% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak digunakan dalam model penelitian ini. Untuk itu, penelitian selanjutnya untuk dapat menggunakan variabel independen lain dalam hal ini yang berpengaruh terhadap Earning Growth secara signifikan.

DAFTAR PUSTAKA

Aluchna, M. (2009). Does good corporate governance matter? Best practice in Poland. Management Research News, 32(2), 185–198.

Arafat, & Wilson. (2008). How to Implement Good Corporate governance (GCG) Effectively. Jakarta:

Skyrocketing.

Balfas, H. M. (2012). Hukum Pasar Modal Indonesia (Edisi Revi). Jakarta: PT Tatanusa.

Bhatt, P. R., & Bhatt, R. R. (2017). Corporate governance and firm performance in Malaysia. The International Journal of Business in Society, 17(5). https://doi.org/10.1108/CG-03-2016-0054 Chariri, A., & Ghozali, I. (2007). Teori Akuntansi. Semarang: BadanPenerbit Universitas Diponegoro.

FCGI. (n.d.). Peranan Dewan Komisaris dan Komite Audit dalam Pelaksanaan Corporate Governance (Tata Kelola Perusahaan). Jakarta.

Gujarati, D. N. (2006). Dasar-dasar Ekonometrika. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Hartono, J. (2013). Metodologi Penelitian Bisnis Salah Kaprah dan Pengalaman-pengalaman (5th ed.). Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

I., G. (2016). Aplikasi Analisis Multirative Dengan Program IBM SPSS 23 (Kedelapan). Semarang:

Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Jensen, M. C., & Meckling, W. H. (1976). Theory of the firm: Managerial behavior, agency costs and ownership structure. Journal of Financial Economics, 3(4), 305–360.

Kartikahadi, H., Sinaga, R. U., Syamsul, M., Siregar, S. V., & Wahyuni, E. T. (2016). Akuntansi Keuangan Berdasarkan SAK Berbasis IFRS. (Tim Editor IAI, Ed.) (Kedua Buku). Ikatan Akuntan Indonesia.

Keown, A. J., Martin, J. D., Petty, J. W., & JR. Scott, D. F. (2011). Manajemen Keuangan (Prinsip dan Penerapan). (Indriani, Ed.) (Kesepuluh). PT Indeks.

KNKG. (2006). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia.

Kompas. (2010). Selama 2010 Kinerja IHSG Fantastis. Retrieved from https://ekonomi.kompas.com/read/2010/12/17/14472514/selama.2010.kinerja.ihsg.fantastis

Kusumawardhani, S. I. (2012). Pengaruh Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan.

Akuntansi Dan Ekonomi Bisnis, 1(2), 29–43.

Mas Achmad Daniri. (2006). Good Corporate Governance (Konsep dan Penerapannya dalam Konteks Indonesia). (Tim Ray Indonesia, Ed.) (Edisi Kedu). Deddy Jacobus.

Munawir. (2004). Analisis Laporan Keuangan (Keempat). Yogyakarta: Liberty.

(18)

Nelmida, & Siregar, S. O. . (2016). Pengaruh Perubahan Penjualan , Capital Intensity Ratio , Debt to Asset Ratio , dan Current Ratio terhadap Cost Stickiness dalam Perusahaan di Bursa Efek Indonesia. Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Perbankan, 2(1), 1–10.

Nuraina, E. (2012). Pengaruh Kepemilikan Institusional Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Hutang Dan Nilai Perusahaan (Studi Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bei).

Akrual, 4(1), 51–70.

Nuswandari, C. (2009). Pengaruh Corporate Governance Index Terhadap Kinerja Perusahaan Pada Perushaan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bisnis Dan Ekonomi, 16(2), 70–84.

Pamungkas, I. (2013). Analisis Faktor Faktor Yang Mempengaruhi Good Corporate Governance Rating. Universitas Diponegoro.

Rebecca, Y., & Siregar, S. V. (2010). Pengaruh Corporate Governance Index, Kepemilikan Keluarga, dan Kepemilikan Institiusional terhadap Biaya Ekuitas dan Biaya Utang: Studi Empiris pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI, (2004), 1–28.

Rivai, V., Karya, D., H., E., Basuki, J., Mulyadi, D., Panjialam, R. R., & Haryadi. (2011). Corporate Performance Management dari Teori ke Praktik. (Risman Sikumbang, Ed.). Bogor: Penerbit Ghalia Indonesia.

Ross, S. A., Westerfield, R. W., & Jordan, B. D. (2009). Pengantar Keuangan Perusahaan. (Yulianti, Ed.). Jakarta: Salemba Empat.

Sayidah, N. (2007). Pengaruh Kualitas Corporate Governance Terhadap Kinerja Perusahaan Publik ( Studi Kasus Peringkat 10 Besar CGPI). JAAI, 11(1), 1–19.

Sekaran, U., & Bougie, R. (2013). Research Methods for Business. United Kingdom: John Wiley &

Suns Ltd.

Siagian, F., Siregar, S. V., & Rahadian, Y. (2013). Corporate governance, reporting quality, and firm value: evidence from Indonesia. Journal of Accounting in Emerging Economies, 3(1), 4–20.

https://doi.org/10.1108/20440831311287673

Siagian, F., Siregar, S. V, Rahadian, Y., & Siagian, F. (2013). Corporate governance , reporting quality , and firm value : evidence from Indonesia. Journal of Accounting in Emerging Economies, 3(1).

Situmorang, S. ., M Muda, I., Dalimunte, D. ., Fadli, & Syarief, F. (2010). Analisis Data Untuk Riset Manajemen dan Bisnis. Medan: USU Press.

Sri, A., Dewi, M., & Wirajaya, A. (2013). Pengaruh Struktur Modal, Profitabilitas, dan Ukuran Perusahaan pada Nilai Perusahaan. Akuntansi Universitas Udayana, 2, 358–372.

Sudana, I. M. (2011). Teori dan Praktik Manajemen Keuangan Perusahaan. (N. I. Sallama, Ed.) (Kedua). Penerbit Erlangga.

Sudiyatno, B., & Puspitasari, E. (2010). Tobin’s Q dan Altman Z-Score Sebagai Indikator Pengukuran Kinerja Perusahaan. Kajian Akuntansi, 2(1), 9–21.

Sufiyati, A. (2016). Analisis Pengaruh Kebijakan Utang Terhadap Kinerja Keuangan Perusahaan.

Universitas Negeri Yogyakarta.

Sugiyono. (2007). Statistika Untuk Penelitian. (E. Mulyatiningsih, Ed.) (Revisi Ter). Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2012). Metedologi Penelitian Kuantitatif Kualittatif dan R&D. Bandung: Alfabetha.

SWA. (2015). Bedah Kasus Praktik Manajemen Perusahaan-perusahaan Terpercaya. Gramedia Digital.

Tandelilin, E. (2010). Portofolio dan Investasi (Teori dan Aplikasi) (Pertama). Yogyakarta: Kanisius.

(19)

Wahyudin, A., & Solikhah, B. (2017). Corporate governance implementation rating in Indonesia and its effects on financial performance. The International Journal of Business in Society, 17(2), 250–

265. https://doi.org/10.1108/CG-02-2016-0034

Widarjono, A. (2009). Ekonometrika Pengantar dan Aplikasinya (3rd ed.). Yogyakarta: Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.

Winarno, W. W. (2015). Analisis Ekonometrika dan Statistika dengan Eviews (4th ed.). Yogyakarta:

Unit Penerbit dan Percetakan STIM YKPN Yogyakarta.

Referensi

Dokumen terkait