• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENTINGNYA PENGGUNAAN FO PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PENTINGNYA PENGGUNAAN FO PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT"

Copied!
47
0
0

Teks penuh

(1)

PENTINGNYA PENGGUNAAN FUEL OIL PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program DIPLOMA – III Pelayaran

RAMADHANI HARDIANANTA NIT.03.15.165 / T

AHLI TEKNIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA – III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2019

(2)

i

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENTINGNYA PENGGUNAAN FUEL OIL PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT

Disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan Program DIPLOMA – III Pelayaran

RAMADHANI HARDIANANTA NIT.03.15.165 / T

AHLI TEKNIKA TINGKAT III

PROGRAM DIPLOMA – III PELAYARAN POLITEKNIK PELAYARAN SURABAYA

TAHUN 2019

(3)

ii

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertandatangan di bawah ini :

Nama : Ramadhani Hardiananta

Nomor Induk Taruna : 03. 15. 165 / T

Program Diklat : Ahli Teknika Tingkat III Menyatakan bahwa KIT yang saya tulis dengan judul :

PENTINGNYA PENGGUNAAN FO PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT

Merupakan karya asli seluruh ide yang ada dalam KIT tersebut, kecuali tema dan yang saya nyatakan sebagai kutipan, merupakan ide saya sendiri.

Jika pernyataan di atas terbukti tidak benar, maka saya bersedia menerima sanksi yang ditetapkan oleh Politeknik Pelayaran Surabaya.

SURABAYA, 24 JANUARI 2019

Ramadhani Hardiananta NIT. 03 15 165 142

(4)

iii

PERSETUJUAN SEMINAR KARYA ILMIAH TERAPAN

Judul : PENTINGNYA PENGGUNAAN FO PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT

NamaTaruna : Ramadhani Hardiananta

NIT : 03.15.165.1.42/ T

Jurusan : Teknika

Program Diklat : Ahli Teknika Tingkat III

Dengan ini dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diseminarkan SURABAYA, 21 DESEMBER 2018

Menyetujui:

Mengetahui:

Ketua JurusanTeknika

Monika Retno Gunarti,S.Si.T, M.Pd Penata (III/c)

NIP.19760320 200912 2 002 Pembimbing I

Agus Prawoto, S.Si.T, M.M Penata (III/c)

NIP.19780817 200912 1 001

Pembimbing II

Faris Novandi, S.Si.T, M,Sc Penata (III/c)

NIP. 19841118 200812 1 003

(5)

iv

PENGESAHAN

KARYA ILMIAH TERAPAN

PENTINGNYA PENGGUNAAN FO PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT

Disusun Oleh :

RAMADHANI HARDIANANTA 03.15.165 / T

Ahli Teknika Tingkat III

Telah dipertahankan di depan Panitia Ujian Karya Ilmiah Terapan Politeknik Pelayaran Surabaya

Pada Tanggal 24 januari 2019 Menyetujui :

Penguji I Penguji II Penguji III

Dr.Eko Nugroho Widjatmoko,M.Mar.E Penata Tk. (III/d)

NIP.19711221 200212 1 001

Agus Prawoto, S.Si.T, M.M Penata (III/c) NIP.19780817 200912 1 001

Faris Novandi, S.Si.T, M,Sc Penata (III/c)

NIP. 19841118 200812 1 003 Mengetahui :

Ketua Jurusan Teknika

Monika Retno Gunarti,S.Si.T, M.Pd Penata (III/c)

NIP.19760320 200912 2 002

(6)

v

KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kebesaran Allah SWT tuhan semesta alam, karena atas segala kuasa, berkat dan anugerahnya yang ia telah berikan. Sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini. Adapun Karya Ilmiah Terapan ini di susun guna memenuhi persyaratan untuk menyelesaikan Program Pendidikan D-III Pembentukan di Politeknik Pelayaran Surabaya dengan Mengambil judul:

PENTINGNYA PENGGUNAAN FO PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT

Penulis sangat menyadari bahwa di dalam Karya Ilmiah Terapan ini masih banyak terdapat kekurangan, baik dalam hal penyajian materi maupun teknik penulisannya, oleh karena itu penulis mengharap koreksi dan saran yang nantinya dapat digunakan untuk menyempurnakan Karya Ilmiah Terapan ini. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan banyak terima kasih dan rasa bangga kepada:

1. Bapak Capt. Heru Susanto, MM selaku Direktur Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberi fasilitas berupa ruang dan waktu atas terselenggaranya Karya Ilmiah Terapan.

2. Ibu Monika Retno Gunarti S.Si.T , M.Pd selaku kepala jurusan teknika yang telah memberi dukungan pada kami untuk membuat Karya Ilmiah Terapan.

3. Bapak Agus Prawoto, S.Si.T, M.M. selaku pembimbing II dan Bapak Faris Novandi, S.Si.T, M.Sc selaku pembimbing III yang senantiasa meluangkan waktunya untuk membimbing saya sampai selesai.

(7)

vi

4. Bapak/ibu Dosen Politeknik Pelayaran Surabaya, khususnya lingkungan program studi teknika Politeknik Pelayaran Surabaya yang telah memberi bekal ilmu sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini.

5. Orang tua saya yang telah memberi doa restu sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Terapan ini.

6. Seluruh Taruna-Taruni POLTEKPEL Surabaya yang telah membantu dalam memberikan semangat dalam penyelesaian Karya Ilmiah Terapan ini, khususnya angkatan VI Diploma III.

Akhir kata penulis berharap Karya Ilmiah Terapan ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan bagi penulisnya sendiri. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan petunjuk dan lindungan dalam melakukan penelitian yang selanjutnya dituangkan dalam bentuk Karya Ilmiah Terapan.

SURABAYA, 24 JANUARI 2019

Penulis

(8)

vii ABSTRAK

RAMADHANI HARDIANANTA, Pentingnya penggunaan fo purifier terhadap kinerja mesin induk. Dibimbing oleh, Bapak Agus Prawoto, S.Si.T, M.M dan Bapak Faris Nofandi, S.Si.T, M.Sc .

Salah satu permesinan bantu yang berpengaruh dalam sistem operasi di atas kapal yang berguna untuk membersihkan bahan bakar mesin dari kotoran cair maupun padat yang tercampur. Oleh sebab itu perlu di analisa serta pengujian - pengujian permasalahan - permasalahan yang mungkin terjadi pada FO purifier guna mengantisipasi pengaruh yang timbul apabila mesin bantu ini bermasalah untuk membersihkan bahan bakar mesin dari kotoran cair maupun padat., penulis akan menganalisa Pentingnya Penggunaan FO Purifier Terhadap Bahan Bakar Di Atas Kapal MV. Lawit.

Peneliti akan menganalisa Pentingnya penggunaan FO purifier terhadap bahan bakar diatas kapal MV. Lawit, Maka dari itu peneliti akan meneliti hal tersebut. Penelitian ini akan dilaksanakan untuk praktek di lapangan selama 12 bulan. Sumber data yang di peroleh langsung dengan cara observasi dengan metode kualitatif .

(9)

viii ABSTRACT

RAMADHANI HARDIANANTA, The importance of using fo purifier on the performance of the parent machine. Guided by, Mr. Agus Prawoto, S.Si.T and Mr. Faris Nofandi, S.Si.T, M.Sc.

One of the auxiliary machineries that is in the process of operating on board is useful for cleaning the fuel from both liquid and solid feces mixed. Therefore it needs to be analyzed as well. Which will analyze the Importance Of Using A FO Purifier Against Fuel Above Vessels MV. Lawit.

Researchers will analyze the Importance Of Using A FO Purifier Against Fuel Above Vessels MV. Lawit, therefore it will do so. This research will be conducted for field practice for 12 months. Source of data that is directly diegar by way of observation with qualitative method.

(10)

ix DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN SEMINAR ... iii

HALAMAN PENGESAHAN ... iv

KATA PENGANTAR ... v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 2

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan Penelitian ... 3

E. Manfaat Penelitian ... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Review Penelitian Sebelumnya ... ... 5

B. Landasan Teori ... ... 6

1. Mesin Diesel ... ... 6

(11)

x

2. Kelebihan Dan Kekurangan Mesin Diesel ... .. 6

3. Cara Kerja Mesin Diesel ... ... 7

4. Purifier... ... 9

5. Prinsip Pemisahan Minyak... ... 11

6. Purifikasi Bahan Bakar... ... 14

7. Komponen Dalam Purifier... ... 17

8. Definisi Bahan Bakar... ... 22

9. Sistem Bahan Bakar... ... 23

10. Definisi Peralatan... 25

C. Kerangka Pemikiran Penelitian... ... 29

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 30

B. Lokasi Penelitian ... 30

C. Jenis Dan Sumber Data ... 31

D. Pemilihan Informan ... 32

E. Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 34

B. Hasil Penelitian ... 36

1. Penyajian Data ... ... 36

2. Analisa Data ... ... 37

(12)

xi

C. Pembahasan ... 42 BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ... 46 B. Saran ... 47 Daftar Pustaka ... 49

(13)

xii

DAFTAR GAMBAR

Nomor

Halaman

1.1 Cara Kerja Mesin Diesel 4 Tak ... 7

1.2 F.O Purifier ... 11

Gambar Metode Pemisahan 1.3-1.4 ... 12

Gambar Komponen Purifier 1.5-1.12 ... 17

1.13 Sistem Bahan Bakar ... 24

1.14 FO Purifier KM. Lawit ... 37

1.15 Bowl Bottom ... 40

1.15 Disc Bowl ... 40

1.15 Water Chamber ... 41

(14)

1 BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Purifier merupakan suatu alat bantu yang digunakan untuk pemisahan dua cairan yang berbeda berat jenisnya ( Jackson dan Morton, 1977 ). purifier kapal berfungsi untuk membersihkan bahan bakar dari kotoran cair maupun padat (lumpur) yang tercampur sehingga kerusakan pada mesin akibat penggunan bahan bakar yang tidak bersih dapat dikurangi. Untuk menghindari terjadinya suatu masalah pada mesin utama dan mesin bantu, terdapat suatu sistem pembersihan bahan bakar. Pembersihan dimulai sejak bahan bakar berada dalam double bottom. Pada purifier, pembersihan dilakukan dengan sistem gerak putar (sentrifugal), jika tenaga sentrifugal diputar beberapa ribu kali putaran dalam waktu tertentu maka tenaganya akan lebih dari gaya gravitasi dan statis. Sehingga kotoran yang mempunyai massa jenis lebih besar akan terlempar ke bagian luar. Semakin lama maka kotoran akan menumpuk dan semakin berat. Dengan banyaknya kotoran tersebut harus dibuang dengan cara di blow. Untuk proses pembuangan kotoran tersebut maka valve untuk opening water dibuka sehingga kotoran keluar menuju tangki kotoran.

Dalam pengoperasiannya, purifier tidak selalu bekerja dengan baik.

Purifier mengalami beberapa gangguan yang dapat menganggu proses pemurnian bahan bakar, bahkan dapat mengagalkan proses pemurnian sehingga hasil purifikasi tidak optimal. Apabila purifier gagal beroperasi bisa

(15)

2

dipastikan mesin kapal mengalami gangguan karena bahan bakar untuk mesin mengandung campuran yang tidak seharusnya, Sistem safety pada purifier membuat pekerjaan lebih aman karena purifier berhenti dan memberikan sinyal alarm saat terjadi sesuatu pada purifier. Selain itu pengoperasian purifier yang benar dapat membuat purifier bekerja dengan baik. Sistem pemeriksaan yang rutin juga membuat purifier menjadi lebih awet. Karena pentingnya purifier di kapal maka dibuat sebuahkarya tulis ilmiah yang berjudul “ PENTINGNYA PENGGUNAAN FO PURIFIER TERHADAP BAHAN BAKAR DI ATAS KAPAL MV. LAWIT”.

Tujuan dari pembahasan dalam penelitian ini, sebagai tambahan pengetahuan untuk masinis dalam upayah mengetahui pentingnya penggunaan FO purifier dan dapat menjadi bahan pemikiran dan bagi para masinis, menurut penulis sangat menarik untuk dibahas dikarenakan bahan bakar adalah salah satu masalah operasional yang menjadi pebincangan didalam dunia maritim.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan yang akan diuraikan dalam bab selanjutnya, yaitu sebagai berikut :

1. Apa pengaruh penggunaan FO purifier terhadap kualitas bahan bakar di kapal.

2. Bagaimana cara mengoptimalkan hasil bahan bakar yang dipurifikasi sehingga didapatkan bahan bakar yang baik untuk diproses pembakaran.

(16)

3

C. Batasan Masalah

Mengingat luasnya permasalahan, penulis menganggap perlunya mengambil batasan-batasan dengan maksud agar tidak menyimpang dalam pembahasan. Batasan-batasan tersebut hanya mencakup proses pemurnian bahan bakar pada purifier di atas kapal.

D. Tujuan Penelitian

Untuk menjelaskan arah dan tujuan dari perancangan ini, penulisan merumuskan tujuanya, sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pengaruh penggunaan FO purifier terhadap kualitas bahan bakar yang dibutuhkan mesin induk di atas kapal.

2. Untuk mengetahui cara mengoptimalkan kualitas bahan bakar yang dipurifikasikan sehingga di dapat bahan bahan bakar yang baik untuk diproses pembakaran.

Maksud dari pembuatan Kaya Ilmiah Terapan ( KIT ) ini adalah disusun sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan program pendidikan pelatihan pelaut.

(17)

4

E. Manfaat Penelitian

Dengan adanya karya tulis diharapkan dapat diambil manfaatnya antara lain :

1. Secara teoristis

a. Menambah wawasan ilmu pengetahuan yang lebih meluas tentang proses pemurnian bahan bakar mesin kapal.

b. Memberi bantuan pengetahuan bagi yang membaca Karya Ilmiah Terapan ini.

2. Secara praktis

Di peroleh pengetahuan tentang FO purifier yang dibutuhkan diatas kapal.

(18)

5 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Review Penelitian Sebelumnya

Adapun penelitian tentang Purifier yang sebelumnya juga pernah dilakukan oleh beberapa peneliti diantaranya seperti:

Tabel. 2.1. Review Penelitian Sebelumnya

No. Penulis Judul Hasil

1.

2.

PURBA (2008)

EKO (2011)

Meningkatkan Kerja Purifier

Meningkatkan Hasil Kerja

Purifier

menyatakan dalam menunjang kelancaran kerja motor induk diatas kapal, maka kesiapan purifier sangat diperlukan. Hal tersebut tidak lepas dari peranan yang sangat profesional dari orang-orang khususnya masinis yang menangani purifier di atas kapal.Berdasarkan uraian-uraian diatas yang berkaitan dengan pesawat purifier sebagai sarana membersihkan bahan bakar yang bermutu dan berkualitas yang baik diatas kapal.

Dalam menunjang kelancaran kerja mesin induk kapal, maka kesiapan purifier sangat diperlukan. Hal tersebut tidak lepas dari peranan yang sangat profesional dari orang- orang khususnya masinis yang menangani purifier di atas kapal.

Berdasarkan uraian-uraian di atas yang berkaitan dengan pesawat purifier sebagai sarana penghasil atau membersihkan bahan bakar yang bermutu dan berkualitas yang baik di atas kapal.

(19)

6

B. Landasan Teori 1. Mesin Diesel

Menurut sukoco dan arifin ( 2008 : 2 ) mesin deisel merupakan salah satu jenis mesin yang telah dikembangkan oleh manusia dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Mesin diesel termasuk pada kelompok mesin pembakaran bahan bakar didalam mesin itu sendiri seperti yang telah diketahui bahwa mesin diesel menggunakan energi panas yang terkandung dalam bahan bakar.

2. kelebihan dan kekurangan mesin diesel Kelebihan mesin diesel :

a. Mesin diesel mmpunyai efisiensi panas yang tinggi sehingga mesin diesel dalam penggunaan bahan lebih ekonomis.

b. Mesin diesel lebih tahan lama dan tidak memerlukan electric ignation sehingga mesin diesel lebih kecil kesulitannya dari pada mesin bensin.

c. Momen mesin diesel tidak berubah jenjang tingkat kecepatan yang lebih luas. Hal ini membuat mesin diesel lebih mudah pengoperasiannya dari pada mesin bensin dan mesin diesel digunakan pada kendaraan-kendaraan besar. (Rahmad Hidayat, 2013)

Kekurangan mesin diesel :

a. Tekanan pembakaran dua kali lebih tinggi dari pada bensin. Hal ini membuat getaran dan suara mesin diesel lebih besar.

(20)

7

b. Tekanan pembakaran yang lebih tinggi membuat mesin deisel arus memiliki kontruksi yang lebih kuat dan terbuat dari bahan yang tahan tekanan tinggi. Hal ini membuat mesin diesel lebih berat dari pada mesin bensin sehingga pembuatannya pun lebih mahal.

c. Mesin diesel memerlukan injeksi bahan bakar presisi sehingga membuat mesin diesel lebih mahal dan memerlukan perawatan yang lebih cermat.

3. Cara kerja mesin diesel

gambar 1.1 cara kerja mesin diesel 4 tak sumber : http://otomotrip.com/

a. Langkah hisap

Pada langkah hisap, udara di masukkan ke dalam silinder. Piston membentuk kevakuman di dalam silinder, piston bergerak kebawah dari TMA ( Titik Mati Atas ) ke TMB ( titik mati bawah ). Terjadinya vakum ini menyebabkan udara segar masuk ke silinder karena katup hisap terbuka. Katup buang tertutup selama lagkah hisap.

b. Langkah kompresi

(21)

8

Pada langkah kompresi piston bergerak dari TMB ke TMA pada saat ini kedua katup tertutup. Kemudian udara yang di hisap waktu lngkah hisap waktu langkah hisap ditekan sampai tekanannya sampai naik sampai 30 kg/cm2 ( 427psi, 2942 kpa ) dengan temperatur sekitar 500 – 800oC.

c. Langkah pembakaran

Udara yang terdapat di dalam silinder di dorong masuk keruang bakar pendahuluan ( precombustion chaber ) yang terdapat bagian atas masing-masing ruang bakar. Pada akhir pembakaran, injection nozzle terbuka dan menyemprotkan bahan bakar ke dalam ruang bakar pendahuluan. Sehingga bahan bakar yang tercampur dengan udara terbakar karena dibangkitan oleh tekanan. Panas tekanan dari keduanya naik secara mendadak sehingga bahan bakar yang tersisa di ruang bakar pendahuluan ditekan ruang bakar utama di atas piston.

Kejadian ini menyebabkan bahan bakar terurai menjadi partikel – partikel kecil tercampur dengan udara yang ada di ruang bakar utama ( main combustion ) dan terbakar dengan cepat. Energi pembakaran mengekspansikan dengan cepat sehingga piston terdorong ke bawah.

Gaya yang mendorong ke bawah piston diteruskan ke batang piston dan poros enkol dan dirubah menjadi gerak putar untuk memberi tenaga pada mesin.

d. Langkah pembuangan

Pada saat piston menuju TMB, katup buang terbuka dan gas pembakaran di keluarkan melalui katup buang saat piston bergerak ke

(22)

9

atas lagi. Gas akan dibuang habis saat piston mencapai TMA dan setelah itu dimulai lagi langkah hisap.

Setelah menyelesaikan empat langkah ( hisap, kompresi, pembakaran, buang ), poros engkol berputar dua kali dan menghasilkan satu tenaga. Ini disebut siklus diesel.

4. Purifier

Purifier (separator) adalah salah satu alat bantu yang digunakan untuk pemisah dua cairan yang berbeda berat jenisnya ( Jackson dan Morton, 1977 ). Di kamar mesin purifier berfungsi untuk membersihkan ( memisahkan ) minyak lumas dari kotoran-kotoran cair maupun padat ( lumpur ) dengan jalan memberikan gaya sentrifugal pada campuran yang berbeda-beda massa jenisnya, sehingga kerusakan pada mesin akibat penggunaan bahan bakar dan minyak lumas yang tidak bersih dapat dikurangi. Dalam pembagiannya diatas kapal terdapat dua jenis purifier Lubricating Oil ( L.O purifier ) dan Fuel Oil ( F.O purifier ) yang mempunyai cara kerja yang sama berdasarkan BJ (berat jenis ), pembersihan dilakukan dengan sistem gerak putar (sentrifugal), jika tenaga sentrifugal diputar beberapa ribu kali putaran dalam waktu tertentu maka tenaganya akan lebih dari gaya grafitasi dan statis. Gaya sentrifugal ini di hasilkan dengan perputaran dari bowl dengan memberi pemanasan (heater) terlebih dahulu akan membantu pemisahan karena akan menurunkan berat jenis (BJ) minyak. L.O purifier yang berfungsi untuk membersihkan minyak pelumasan dari sisa serpihan-serpihan logam pada partikel dari proses pelumasan mesin dengan F.O purifier berfungsi untuk

(23)

10

membersihkan bahan bakar, Fuel Oil tidak dapat langsung digunakan pada mesin kapal karena mempunyai viscossitas (kekentalan) yang tinggi dan masih mengandung kotoran yang berupa lumpur, pasir dan air yang kemungkinan ikut terbawa pada saat bangker dari darat. Dimana kotoran ini akan menyebabkan penyumbatan pada lubang nozzle injector.

Untuk menghindari terjadinya suatu masalah pada motor sebagai mesin pengerak utama kapal, boiler dan incenerator maka diadakan suatu sistem pembersihan bahan bakar yang dimulai sejak bahan bakar berada dalam tangki double bottom pengendapan dalam settling dan service tank.

1. Pirnsip kerja purifier

Menurut maanen (1993), prinsip kerja purifier adalah memisahkan minyak dari air, lumpur dan kotoran lainnya dengan gaya sentrifugal berdasarkan berat jenisnya sehingga partikel yang mempunyai berat jenis yang lebih besar akan berada jauh meninggalkan porosnya, sedangkan partikel yang mempunyai berat jenis lebih kecil akan selalu berada mendekati porosnya :

a) Lumpur-lumpur dapat dipisahkan dengan mudah dan dibuang dengan cara di blow-up.

b) Gerakan pembuangan lumpur dilakukan dalam suatu waktu yang singkat dengan pembersihan yang tinggi.

c) Proses pembersihan jauh lebih efisien dan ekonomis.

(24)

11

Setelah bahan bakar melalui proses purifikasi akan dilanjutkan ke Clarifier untuk dijernihkan dan dipisahkan dari endapan-endapan atau lumpur-lumpur yang belum dapat dipisahkan oleh purifier(hanya dapat memisahkan dari kotoran padat saja). Biasanya unit ini dipasang seri dengan purifier untuk menghasilkan bahan bakar yang benar-benar murni dan jernih.

Gambar 1.2 F.O purifier Sumber : https://media.exapro.com

5. Prinsip Pemisahan Minyak

Menurut Sarifuddin Rowa (2002). Prinsip pemisahan terdiri dari beberapa jenis, hal ini disebabkan karena perbedaan berat jenis (BJ) zat cair tersebut. Namun yang sering dipakai di kapal yaitu:

(25)

12

a. Metode Gaya Gravitasi

Metode gaya gravitasi adalah cara dari pada gaya berat, yaitu bahan bakar dari tangki dasar berganda (double bottom), dialirkan ke tangki penyimpanan bahan bakar (settling tank), dalam waktu tertentu untuk mengendapkan air dan lumpur yang dikandung oleh bahan bakar.

Contoh: Suatu cairan yang mengandung minyak jika diendapkan pada suatu wadah atau tangki maka dengan gaya gravitasi bumi cairan yang mempunyai berat jenis yang lebih besar akan ketitik pusat bumi dari pada cairan yang mempunyai berat jenis lebih kecil, seperti pada gambar (2.1).

Gambar 1.3 Metode Gaya Gravitasi

Akan bekerja dua buah gaya ialah gaya berat (air) dan gaya arah ke atas (minyak) gaya ini sesunguhnya juga gaya berat, gaya resultan arah ke bawah yang memisahkan bagian minyak memisahkan diri dari bagian air.

Gaya pemisah sebanding dengan selisih kepekatan dari zat-zat tersebut. Bila kepekatan air dan minyak disamakan maka tidak akan

(26)

13

terjadi pemisahan. Selain itu juga gaya pemisah sebanding dengan gaya tarik bumi yang dapat dianggap sebagai konstan.

b. Metode Pembersihan Sentrifugal

Cara ini adalah dengan mengunakan pembersih sentrifugal. Bahan bakar dipanaskan dan dialirkan kepembersih sentrifugal, air dan kotoran-kotoran yang terikut, dipisahkan dengan bahan bakar dengan gaya sentrifugal. Pemisah kotoran yang lazim disebut separator (purifier) adalah pemisah dengan putaran yaitu melakukan pemisahan dengan pengendapan dibidang sentrifugal. Jika pengendapan dengan gaya sentrifugal bekerja sesuai dengan rpm 1500-1900 per-menit, maka pemisahan dan pembersihannya jauh lebih besar dari pada pengendapan gravitasi bumi, seperti pada gambar (2.2).

Gambar 1.4 Pembersihan Sentrifugal c. Metode filter (Saringan)

Untuk pembersihan bahan bakar dengan pemakaian saringan dibagi dalam dua kali penyaringan. Ini dimaksudkan agar dapat memperoleh hasil yang maksimal, untuk setiap saringan dipergunakan untuk menyaring bagian kotoran yang besar sedangkan saringan

(27)

14

(super filter) dipergunakan untuk menyaring bagian kotoran yang kecil.

d. Prinsip dasar hidrolika

Hidrolika adalah bagian dari hidromekanika (hydro mechanics) yang berhubungan dengan air yang mana bertujuan untuk mengetahui perubahan terhadap tempat dan waktu, yang langsung berkaitan dengan visicositas cairan dan gaya gravitasi.

Seperti yangkita ketahui air mengalir dari hulu ke hilir ( kecuali ada gaya yang menyebabkan aliran ke arah sebaliknya).

6. Purifikasi bahan bakar

Proses purifikasi (pemisahan) bahan bakar yang sempurna dari sedimen padat dan kadar air yang ada di dalam bahan bakar, harus memenuhi persyaratan-persyaratan yang tersebut di bawah ini, yaitu : a. Penggunaan gravity disc

Kemampuan purifier untuk memisahkan bahan bakar dari air dan kotoran (lumpur) sangat dipengaruhi oleh ukuran gravity disc.

Dalam purifier minyak yang masuk akan berputar, hal ini bertujuan untuk mengatur cara pelemparan sehingga zat cair yang mempunyai berat jenis lebih besar akan terlempar jauh, sedangkan zat cair yang berat jenisnya ringan akan berada dekat dengan sumbu putaran, jika berat jenis minyak bahan bakar yang masuk ke purifier berubah-ubah maka perbandingan garis tengah (diameter) harus diubah. Dan cincin

(28)

15

tersebut adalah gravity disc yang berfungsi untuk menjaga agar cairan bahan bakar dan air tidak bersatu atau bercampur kembali pada waktu air dan bahan bakar itu keluar.

b. Penyesuaian Viskositas temprature Heater

Dalam pemanas tersebut bahan bakar dipanasi sesuai dengan viskositas bahan bakar dengan maksimum suhu yang diizinkan sebesar 98˚C. Suatu pernyataan “tahanan untuk mengalir” dari suatu sistem yang mendapatkan suatu tekanan. Makin kental sautu cairan, makin besar gaya yang dibutuhkan untuk membuat menggalir pada kecepatan tertentu. Bahan bakar yang ada di atas kapal harus diketahui viskositasnya agar penyesuaian temperature dapat disesuaikan dengan viskositas sehingga bahan bakar sebelum masuk purifier temperaturnya telah mencapai standart.

1. Bahan bakar dalam bowl

Kita mengusahakan agar cairan bahan bakar yang masuk ke dalam alat pemisah tidak melebihi beban yang terlalu berat, sehingga dengan demikian proses pemisahan cairan akan berjalan lebih sempurna.

2. Pemisahan bahan bakar dan kotoran serta air

Untuk memenuhi syarat yang empat cairan dibagi dengan menggunakan plat-plat yang berbentuk kerucut yang disebut disc.

Alat ini berjumlah banyak dan tersusun, masing-masing plat

(29)

16

terdapat clearance tipis dan rata, sehingga kotoran-kotoran akan menempel pada plat tersebut.

3. Sealing water

Sebelum melakukan pengoperasian purifier, water sealing harus dimasukkan dalam drum assembly saat purifier beroperasi pertama kali yang berguna untuk mengangkut keluar sisa-sisa kotoran yang masih berada dalam disc bowl yang diakibatkan oleh banyaknya bahan bakar kotor yang masuk dalam separator, sehingga jika disc bowl bersih dari kotoran maka proses purifikasi dalam separator bisa berjalan lebih sempurna.

4. Bowl

Pada bowl kadang-kadang tidak berputar dengan normal dan suara terdengar sangat kasar atau tidak halus. Hal ini dapat disebabkan oleh rem atau brake masuk (menekan poros horisontal motor), akibatnya bowl akan sulit berputar, sehingga beban motor akan bertambah atau ampere naik, maka MCB (Magnetic Contactor Breaker) pada saklar akan jatuh. Untuk itu perlu diadakan pengecekan ulang pada setiap bagian purifier sebelum menjalankan.

5. Kebersihan disc

Akibat dari gaya sentrifugal pada proses purifikasi, lumpur dan sedimen padat yang berat jenisnya lebih besar dari pada berat jenisnya bahan bakar akan terlempar keluar, dan bahan bakar

(30)

17

bersih mengalir ke bagian dalam disc menuju ke saluran keluar minyak bersih. Kotoran yang terlempar keluar akan menempel dan tertampung pada dinding bowl bagian dalam dan sebagian pada sela-sela disc, pada saat blowing tidak seluruh kotoran tersebut dapat bersih sempurna, sehingga masih ada sisa-sisa endapan kotoran yang menempel pada dinding bowl bagian dalam dan sela- sela disc, untuk itu perlu dilakukan pembersihan secara manual pada bagian tersebut, sehingga proses purifikasi dapat berjalan sempurna.

7. Komponen Dalam Purifier

Dikutip dari cidu-blogspot (21 april 2017). Menurut instruction manual book SJ – 20T hal 2-1, menyebutkan bahwa komponen dari purifier adalah sebagai berikut

a. Disc

Disc adalah komponen dalam purifier yang berfungsi untuk menahan aliran bahan bakar yang akan dibersihkan secara perlahan-lahan hingga akhirnya bahan bakar keluar menuju ke tangki harian.

Gambar 1.5 Disc

(31)

18

b. Bowl Body

Berfungsi sebagai tempat dudukan bowl hood purifier

Gambar 1.6 Bowl Body c. Bowl Nut

Berfungsi untuk mengunci atau menahan bowl hood agar tidak terlepas dari dudukannya.

d. Bowl Hood

Berfungsi sebagai tempat diletakkannya disc-disc yang merupakan tempat terjadinya proses pembersihan minyak.

Gambar 1.7 Bowl Hood e. Main Seal Ring

Main seal ring berfungsi sebagai pelapis atau penyekat antara main cylinder dan bowl hood agar minyak tidak terbuang ke sludge tank pada saat purifier sedang beroperasi.

(32)

19

f. Distributor

Berfungsi sebagai tempat saluran masuk bahan bakar kotor yang akan dibersihkan dan berfungsi membagi minyak ke tiap-tiap bagian bowl bisc melalui lubang distributor.

Gambar 1.8 Distributor g. Main Cylinder

Main cylinder berfungsi sebagai komponen dalam purifier yang berfungsi sebagai tempat saluran masuk bahan bakar kotor yang akan dibersihkan.

Gambar 1.9 Main Cylinder h. Pilot Valve

Pilot valve berfungsi untuk membuka katup saluran air pembuangan menuju sludge tank.

Gambar 1.9 Pilot Valve

(33)

20

i. Gravity Disc

Gravity disc adalah sebuah cincin yang dipasang dalam purifier untuk menghindari agar bahan bakar dan air tidak bersatu kembali pada saat bahan bakar dan air keluar.

Gambar 1.10 Gravity Disc j. Drain Nozzle pada Bowl Body

Berfungsi untuk mengeluarkan air pengisian untuk mengangkat main cylinder (low pressure) pada saat air pengisian (high pressure) masuk dan membuka pilot valve.

k. Sliding Bowl Bottom

Berfungsi untuk membuka kemudian membuang kotoran-kotoran yang ada di dalam bowl lewat sludge port.

l. Sludge Space

Adalah ruang tempat dimana kotoran-kotoran terkumpul.

Gambar 1.11 Sludge Space

(34)

21

m. Operation Slide

Berfungsi sebagai tempat dudukan springs dan drain valve plug yang terletak di dalam bowl body.

n. Sludge Port

Berfungsi untuk membuang kotoran-kotoran melalui lubang pembuangan ke sludge tank.

Gambar 1.12 Sludge Port o. Drain Valve Tank

Berfungsi untuk membuka dan menutup drain chanel.

p. Drain Chanel

Berfungsi sebagai saluran pembuangan pada closing water.

q. Oil Paring Chamber

Berfungsi untuk memompa bahan bakar yang naik melalui levelring dan keluar ke pipa outlet.

r. Water Paring Chamber

Berfungsi untuk memompa air yang naik melalui sisi di samping top disc keluar sludge tank.

s. Spiral Gear

Berfungsi untuk menghubungkan dengan putaran antara horizontal shaft dan vertical shaft.

(35)

22

t. Shaft

Shaft disini ada dua buah yaitu shaft horizontal dan shaft vertikal sebagai penghubung antara putaran dari motor bowl.

8. Definisi Bahan Bakar

Heavy Fouel Oil (HFO) juga disebut sebagai bahan bakar berat karena mempunyai kerapatan atau berat jenis yang lebih tinggi dari bahan bakar mentah ringan, dan juga memiliki kadar kekentalan (viscosity) yang lebih tinggi. Jenis bahan bakar mentah yang sangat kental, yang berarti bahwa itu tidak mengalir dengan mudah. Sifat karakteristik umum dari bahan bakar berat adalah gravitasi spesifik yang tinggi, hidrogen untuk rasio karbon, sulfur dan nitrogen. Tidak seperti bahan bakar jenis lain, sebelum pemakaian bahan bakar jenis Heavy Fuel Oil ini harus dipanaskan terlebih dahulu untuk memperoleh kadar kekentalan yang rendah yang mendukung terjadinya kecepatan evaporasi dan bercampurnya udara dan bahan bakar guna menghasilkan pembakaran yang baik.-Fandy Abdul malik, (2012). Destilate Oil-

Marine Diesel Oil (MDO) merupakan bahan bakar jenis solar yang memiliki angka performa cetane number 45, jenis bahan bakar ini umumnya digunakan untuk mesin transportasi, mesin diesel yang umum dipakai dengan sistem injeksi pompa mekanik (injection pump) dan electronic injection, jenis bahan bakar ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan bermotor transportasi dan mesin industri.

(36)

23

9. Sistem Bahan Bakar

Menurut Wahyuddin Muhamad (2010/07). Sistem bahan bakar adalah sistem yang digunakan untuk mensuplai bahan bakar yang diperlukan motor induk. Sistem bahan bakar ini dirancang untuk dua tipe bahan bakar, yaitu : MDO (marine diesel oil) dan HFO (heavy fuel oil).

a. Cara Kerja Sistem Bahan Bakar

Sistem bahan bakar adalah suatu sistem pelayanan untuk motor induk yang sangat vital. Sistem bahan bakar secara umum terdiri dari fuel oil supply, fuel oil purifiering, fuel oil transfer dan fuel oil drain piping system. Sistem bahan bakar suatu sistem yang digunakan untuk mensuplai bahan bakar dari bunker ke service tank dan juga daily tank dan kemudian ke mesin induk atau mesin bantu. Adapun jenis bahan bakar yang digunakan di atas kapal bisa berupa heavy fuel oil (HFO), marine diesel oil (MDO) ataupun solar biasa tergantung jenis mesin dan ukuran mesin. Untuk sistem yang menggunakan bahan bakar HFO untuk opersionalnya, sebelum masuk ke main engine (Mesin utama) HFO harus ditreatment dahulu untuk penyesuaian viskositas, temperatur dan tekanan. Untuk sistem bahan bakar suatu mesin, semua komponen yang mendukung sirkulasi bahan bakar harus terjamin kontinuitasnya karena hal tersebut sangat vital dalam operasional, maka dalam perancangan ini setiap komponen utama sistem harus ada yang standby (cadangan) dengan tujuan jika salah satu mengalami trouble (disfungsi) dapat secara otomatis terantisipasi dan teratasi.

(37)

24

Sistem bahan bakar ini secara umum terdiri atas fuel oil transfer, filtery dan purifering, fuel oil circulating, fuel oil supply, dan heater.

Seperti pada gambar 1.13.

GAMBAR 1.13 Sistem bahan bakar

Sumber : www.academia.edu

Bahan bakar di kapal disimpan di double bottom. Koil pemanas harus dipasang pada tangki banker sehingga temperatur bahan bakar pada tangki banker dapat dipertahankan pada temperatur 40 - 500˚C.

Dari banker bahan bakar dipompakan ke settling tank, dimana sebelum masuk pompa bahan bakar akan melalui strainer untuk menyaring kotoran – kotoran. Di settling tank ini juga diberi pemanas dan suhu dipertahankan pada kisaran 50 – 700˚C. Kemudian dari settling tank dipompakan ke centrifuges untuk membersihkannya dari kotoran dan air. Lalu setelah dari centrifuges masuk ke service tank, dari service tank bahan bakar dialirkan menuju ke supply pump yang

(38)

25

mempunyai tekanan 4 bar. Supply pump ini juga disebut bagian bertekanan rendah dari circulating system bahan bakar. Untuk menghindari terbentuknya gas/udara pada bahan bakar, maka dipasang sebuah venting box, venting box terhubung dengan service tank melalui automatic deaerating valve yang bertugas untuk membebaskan gas/udara yang ada dan akan menampung cairan (iquid). Dari bagian bertekanan rendah sistem bahan bakar tersebut (supply pump), bahan bakar kemudian dialirkan ke circulating pump yang akan memompa bahan bakar melewati heater (untuk dipanaskan sampai 1500˚C) dan full flow filter (penyaringan) untuk kemudian masuk ke motor induk.

10. Definisi Peralatan

Pada sistem bahan bakar kapal ada beberapa peralatan yang mendukung sistem tersebut antara lain:

a. System Transfer, Filtering dan purifikasi

Sistem ini bertugas memindahkan bahan bakar dari double bottom ke settling tank, serta membersihkan bahan bakar dari kotoran yang berasal dari double bottom. Heavy fuel oil harus dibersihkan terlebih dahulu dengan melewatkanya melalui centrifuge sebelum masuk ke daily tank. Pada centrifuge nantinya kotoran-kotoran yang terdapat pada bahan bakar yang terdiri atas partikel dan air akan dipisahkan dari bahan bakar.

(39)

26

b. Double bottom/Storage Tank

Adalah tanki induk dari keseluruhan bahan bakar yang dibutuhkan motor induk selama berlayar. Tempat penimbunan bahan bakar yang terletak pada engine room.

Sehubungan dengan kemungkinan suhu rendah air laut yang menyelimuti sebagian tangki dasar, maka bahan bakar dalam tangki tersebut dapat dipanasi untuk menurunkan viskositas serendah mungkin sehingga dapat dipompa. Batas pompa bahan bakar terletak antara 800-1000 cSt. Bila dalam tangki tersimpan bahan bakar dari 380 cSt/50˚C (70 cSt/80˚C), maka bahan bakar harus dengan dipanasi sampai 35˚C. Sebagai bahan pemanas digunakan uap air atau minyak termis.

c. Settling tank

Tangki ini didesain agar dapat mengendapkan kotoran dan air yang ikut terbawa oleh bahan bakar. Kapasitas settling tank didesain untuk mampu menyuplai bahan bakar minimum selama 24 jam (1 hari) operasi mesin ketika tangki settling diisi penuh. Desain tangki dibuat sedemikian sehingga pengeluaran kotoran (endapan) dan air dapat dilakukan secara efisien.

d. Filter

Filter adalah alat yang berfungsi menyaring kotoran yang tercampur dalam bahan bakar.

(40)

27

e. Heater tank (Pemanas tanki)

Merupakan pemanas bahan bakar, sehingga dapat menjaga viskositas bahan bakar yang diinginkan sesuai dengan sepesifikasi.

Dalam pemanas tersebut bahan bakar dipanasi sesuai dengan viskositas bahan bakar dengan maksimum suhu yang diizinkan sebesar 98˚C. Pemanasan dapat berlangsung dengan cara listrik atau dengan uap atau minyak termis. Untuk pemanas pendahulu listrik ditentukan bahwa beban dari luas permukaan yang dipanasi tidak boleh melebihi dari 0,8 W/cm2.

f. FO Fuel Transfer Pump

Pompa yang digunakan adalah gear pump yang berfungsi untuk mengalirkan bahan bakar dari tanki double bottom ke tanki settling untuk diendapkan.

g. FO Feed Pump

Berfungsi memindahkan bahan baker dari Setling tank ke service tank. Pompa yang digunakan adalah pompa jenis roda gigi.

h. Centrifuges (purifier)

Centrifuges berfungsi memisahkan bahan bakar dengan air dan bahan bakar yang bersih dialirkan ke service tank sedangkan kotoran dan air disalurkan ke sludge tank. Centrifuges pada prinsipnya dilengkapi dengan 2 set dengan tipe yang sama dimana 1 set digunakan untuk service dan yang kedua sebagai standby.

Dicutip dari : kapal-cargo.blogspot.co.id

(41)

28

1) Berbagai istilah untuk memudahkan pemahaman yang berhubungan dengan pesawat separator :

a) Viskositas (kekentalan) adalah ukuran dari perlawanan suatu bahan bakar cair untuk mengatur gaya perlawanan cairan terhadap arah aliran. Satuan Cst (centistokes) = 0,01 cm2/detik.

b) Spesific grafity adalah massa air persatuan volume dibanding dengan massa pada volume yang sama, nilainya berubah sesuai dengan temperaturnya.

c) Heavy liquid adalah kandungan air dan kandungan berat yang terpisah dari minyak.

d) Sludge adalah zat padat yang terkumpul di dalam bowl.

e) Interface adalah lapisan batas antara fase berat (air) dan fase ringan (minyak) dalam mangkuk pemisah.

f) Purifer operation adalah pengoperasian pemisahan menjadi tiga fase yaitu pemisahan kandungan minyak, air dan zat padat.

(42)

29

C. Kerangka Pemikiran Penelitian

Gambar 1.14 kerangka penelitian PROSES PEMURNIAN BAHAN

BAKAR

Identifikasi Masalah

Kurangnya perawatan pada purifier.

Pengunaan Gravity Disc yang tidak sesuai dengan viskositas bahan bakar.

Dipengaruhi temperatur pemanas (Heater) bahan bakar.

HASIL PURIFIKASI TIDAK OPTIMAL

Perbaikan Masalah

• Melakukan perawatan terjadwal Pada Purifier

• Melakukan pengecekan purifier secara berkala

• Penggantian komponen dan pembersihan pada purifier

• Pengunaan Gravity Disc yang sesuai dengan viskositas bahan bakar.

HASIL PURIFIKASI OPTIMAL

(43)

30 BAB III

METODE PENELITIAN A. JENIS PENELITIAN

Metode penelitian yang digunakan oleh penulis didalam menyampaikan masalah adalah deskriptif untuk menggambarkan dan menguraikan objek yang diteliti, atau gambaran tentang fakta – fakta yang ada dilapangan.

Adapun yang dimaksud dengan deskriptif menurut Moleong (2006:11) disini adalah data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif.

Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Laporan penelitian akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan, data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Adapun hal-hal yang diamati adalah mengenai analisis penyebab kegagalan proses purifikasi bahan bakar pada F.O. Purifier diatas kapal MV. Lawit.

B. LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini dilaksanakan pada waktu penulis melaksanakan praktek laut dikapal KM. Lawit milik perusahaan PT. PELNI (Persero). Dikarenakan seluruh taruna-taruni Politeknik Pelayaran Surabaya, pada saat semester V dan VI melaksanakan program dari institusi yaitu praktek laut (prala), dimana program ini wajib dilaksanakan selama kurang lebih satu tahun.

(44)

31

Dan tempat penelitian yang dilakukan oleh penulis yaitu diatas kapal.

Rencana tempat di laksanakannya penelitian di lakukan pada saat melaksanakan praktek laut diatas kapal selama 1 tahun dengan mengumpulkan data yang di dapat nantinya.

C. JENIS DAN SUMBER DATA

Data yang dikumpulkan dan digunakan dalam penyusunan proposal ini adalah data yang merupakan informasi yang diperoleh penulis melalui pengamatan langsung dan wawancara. Dari sumber-sumber ini diperoleh data sebagai berikut .

1. Data Primer

Dalam penelitian kualitatif, sumber data utama itu adalah kata-kata dan tindakan orang yang diamati atau diwawancarai. Sumber data utama dihimpun melalui catatan tertulis, atau melalui perekaman video atau audio tape, pengambilan foto atau film . Dalam hal ini penulis memperoleh data utama atau primer dengan cara langsung dari hasil wawancara dengan pihak terkait, yang mengetahui tentang permasalahan yang akan penulis angkat.

Penulis memperoleh dari hasil wawancara atau berdiskusi dengan masinis atau crew kapal lainnya yang bertanggung jawab untuk perawatan mesin induk, serta sumber lain selain yang ada di atas kapal seperti dosen maupun orang yang ahli dan lebih tahu tentang permasalahan ini. Ibrahim (2015:69) 2. Data sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari sumber tidak langsung yang biasanya berupa data dokumentasi dan arsip-arsip resmi, yang diusahakan sendiri pengumpulannya oleh penulis, selain dari sumbernya yang

(45)

32

diteliti. Data ini diperoleh dari buku-buku dan internet yang berkaitan dengan obyek penelitian proposal atau yang berhubungan dengan permasalahan yang akan dibahas, yang diperlukan sebagai pedoman teoritis dan ketentuan formal dari keadaan nyata dalam observasi. Serta dari informasi lain yang telah disampaikan pada saat kuliah. Azwar (1997:36)

D. Pemilihan Informan

Fuel oil purifier merupakan suatu peralatan yang berfungsi untuk memurnikan bahan bakar mesin induk. Sebuah peralatan yang di ibaratkan ginjal dari mesin utama . bahan bakar yang masuk ke dalam mesin harus bersih dari campuran air ataupun kotoran lain. Seringkali terdapat kebocoran minyak dalam proses purifikasi yang mengakibatkan purifier tidak berjalan dengan optimal. Sehingga diperlukan optimalisasi operasional untuk fuel oil purifier dalam mengatasi masalah diatas dibuat standar operasional purifier serta prosedur pengecekan rutin.

Definisi diatas juga dikuatkan dengan definisi yang dikutip dari Kamus besar Bahasa indonesia wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk dimintai pendapatnya mengenai suatu hal, untuk dimuat di surat kabar, disiarkan melalui radio, Jika ditarik kesimpulan dari definisi menurut kedua ahli di atas adalah wawancara adalah tehnik pengumpulan data atau informasi dengan cara Tanya jawab dengan bertatap muka langsung dan biasanya dilakukan dengan frekuensi tinggi atau berulang-ulang.

Jadi metode wawancara yang dilakukan penulis dalam melakukan penelitian dengan cara tanya jawab dengan chief engineer, masinis I, II, III,

(46)

33

mandor, oiler serta yang memahami tentang fuel oil purifier pada saat praktek laut.

E. Teknik Analisis Data

Menurut Moleong (2006:280). Analisa data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satu uraian dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh data. Analisis data, menurut Patton (1980:268) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan satuan uraian dasar. Ia membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan terhadap analisis, menjelaskan pola uraian, dan mencari hubungan di antara dimensi-dimensi uraian. Analisis data yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan secara observasi adalah dengan metode deskriptif yaitu dengan memberikan gambaran tentang fakta-fakta yang sebenarnya terjadi di lapangan, untuk kemudian dibandingkan dengan teori yang ada sehingga bisa diberikan solusi untuk masalah tersebut. Setelah penulis melakukan pengamatan pada saat taruna melaksanakan penelitian di atas kapal penulis memperoleh data bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi kegagalan pemurnian bahan bakar.

(47)

49

DAFTAR PUSTAKA Alf Fiyan. (2014). Permesinan Kapal

(calonrajakapal.blogspot.com/2014/08/soal-jawab-ukp-permesin-kapal- 1.html) Diakses pada tanggal 21 april 2017

Cidu. (2012). Purifier, Sarifuddin Rowa (2002).

(http://cidu-contohskripsi.blogspot.co.id/search?q=purifier )Diakses pada tanggal 21 april 2017

Evan d nugraha . (2013). Klasifikasi Mesin Deisel Penggerak Utama Kapal (http://www.maritimeworld.web.id/2014/01/Klasifikasi-Mesin-Diesel- Penggerak-Utama-Kapal.html ) Diakses pada tanggal 29 april 2017 Fandy Abdul malik, (2012). Destilate Oil

(http://kholiqoi.blogspot.co.id/2012/04/distilate-oil-heavy-oil.html ) dikutip 6 mei 2017

kapal KM. Lawit PT. PELNI (PERSERO), FO Purifier Alfa Laval MAB 204 T Diambil pada tanggal 5 september 2017 – 13 september 2018.

Meloeng. , (2006). Metode penelitian tentang karya ilmiah terapan, Jakarta (Online) Diakses pada tanggal 24 april 2017,

http//penelitian.blogspot.com/2012/07/ Metode-penelitian-tentang-karya ilmiah-terapan.html

Sukoco dan Arifin ( 2008 : 2 ) .Bahan Bakar Diesel,

( https://www.slideshare.net/alitaufiqh1/bahan-bakar-diesel ) Diakses pada tanggal 28 april 2017

Thomas p. Morton lisc jackson, 1987.

Diambil pada tanggal 5 mei 2017. General Engineering Knowledge Fpr Marine Engineers, volume 8,35/37 lock line london.

Taylor. D.A. (David Albert). 1946, Intoduction To Marine Engineering.- 2nd Ed.

Wahyuddin muhamad /2010/07/sistem-bahan-bakar-kapal-heavy-fuel-oil.html (Online) Diakses pada tanggal 19 mei 2017, http//kapal-

cargo.blogspot.com/2010/07/ sistem-bahan-bakar-kapal-heavy-fuel-oil.html Ibrahim (2015:69), Metode penelitian

http://www.iisip.ac.id/content/peran-humas-pt-pelni-persero-melalui-call- center-dalam-meningkatkan-kepuasan-pengguna-jasa-t

Gambar

gambar 1.1 cara kerja mesin diesel 4 tak   sumber : http://otomotrip.com/
Gambar 1.2 F.O purifier  Sumber : https://media.exapro.com
Gambar 1.6 Bowl Body  c.  Bowl Nut
Gambar 1.8 Distributor  g.  Main Cylinder
+5

Referensi

Dokumen terkait

D101665 0607 *D101665ßß0607* SmartPlug SPF1-AP6X Programmable over or under speed monitor ● Frequency threshold module for the direct adaptation to PNP sen- sors with