• Tidak ada hasil yang ditemukan

7 & 14 PENULARAN URI DAN PENYEBAB KETERLAMBATAN MOTORIK PADA ANAK

N/A
N/A
Chanrico Panjaitan

Academic year: 2025

Membagikan "7 & 14 PENULARAN URI DAN PENYEBAB KETERLAMBATAN MOTORIK PADA ANAK"

Copied!
3
0
0

Teks penuh

(1)

14. Penyebab keterlambatan motorik

Secara umum perkembangan motorik bisa dibagi menjadi dua, yaitu motorik kasar dan motorik halus. Motorik kasar adalah bagian dari aktivitas motorik yang mencakup keterampilan otot-otot besar, dimulai dari tengkurap, duduk, merangkak, berdiri, hingga berjalan. Perkembangan motorik kasar juga meliputi perkembangan sikap tubuh dan gerakan atau lokomasi. Motorik halus adalah gerakan-gerakan tubuh yang melibatkan otot-otot kecil, misalnya otot-otot jari tangan, otot muka, dan lain-lain. Gerakan motorik halus, terutama yang melibatkan otot tangan dan jari biasanya membutuhkan kecermatan tinggi, ketekunan dan koordinasi antara mata dan otot kecil. Beberapa gerakan yang dapat dimasukkan dalam gerakan motorik halus, misalnya menggunting, merobek, menggambar, menulis, melipat, meronce, menjahit, meremas, menggenggam, menyusun balok, meringis, melotot, tertawa, dan sebagainya.

Keterlambatan motorik dapat disebabkan oleh beberapa hal, yakni :

1. Faktor keturunan : misalnya pada keluarga tersebut perkembangan motoriknya yang juga rata-rata terlambat.

2. Faktor lingkungan serta kepribadian anak : ini juga dapat mempengaruhi keterlambatan daam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai kesempatan untuk belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat mengalami keterlambatan dalam mencapai kempuan motorik.

3. Kelainan tonus otot : anak dengan palsi serebral akibat dari spatisitas, atheosis, ataksia atau hipotonia. Kelemahan tendon dan kelainan pada sumsum tulang belakang (gross sinal defects) juga sering disertai dengan keterlambatan motorik.

4. Penyakit neuromuscular : misalnya pada anak yang menderita penyakit Duchenne muscular dystrophy ini juga memperlihatkan keterlambatan dalam kemampuan berjalan.

Keterlambatan yang terjadi bisa bersifat fungsional yang tidak berbahaya, atau merupakan tanda adanya kerusakan pada susunan saraf, seperti cerebral palsy atau gangguan sistem motorik yang disebabkan oleh kerusakan bagian otak yang mengatur kemampuan garak otot-otot tubuh, perdarahan otak, asfiksia atau bayi tidak langsung menangis saat lahir, benturan atau trauma kepala yang berat, serta adanya kelainan sumsum tulang belakang dan gangguan saraf tepi atau penyakit saraf tepi atau poliomielitis yang menyebabkan kelumpuhan serta penyakit otot atau distrofia mukulorum.

SUMBER : Faras H. (2004). Motorik Kasar dan Halus. Jakarta: Nakita.

(2)

7. Cara penularan URI (Upper Respiratoric Infection)

URI merupakan infeksi akut yang melibatkan organ saluran pernapasan bagian atas dan saluran pernapasan bagian bawah. Infeksi ini disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri. ISPA akan menyerang host apabila ketahanan tubuh (immunologi) menurun. Bayi di bawah lima tahun adalah kelompok yang memiliki sistem kekebalan tubuh yang masih rentan terhadap berbagai penyakit. URI atau ispa meliputi :

 Common cold.

Umumnya disebabkan oleh rhinovirus. Penularan penyakit ini terjadi melalui kontak langsung dengan penderita, atau melalui droplet (air liur). Penularan tidak langsung dapat terjadi melalui tangan yang terkontaminasi virus ini dan barang-barang yang baru saja terkontaminasi dari orang yang terinfeksi. Periode inkubasi common cold ini mulai dari 1-5 hari setelah terpapar

 Epiglottitis.

epiglotitis disebabkan oleh bakteri Haemophillus influenza tipe B (HiB), Streptococcus group A, Streptococcus group B, Streptococcus pneumoniae, dan Staphylococcus aureus.

Penularannya terjadi melalui droplet atau kontak langsung dengan barang yang telah terkontaminasi. Infeksi yang masuk ke dalam tenggorokan akan menyebabkan peradangan dan pembengkakan pada epiglotis. Bakteri berkembang di lendir epiglotis dan mempersumbat jalur napas. Selain itu, pada kasus non- infeksi, epiglotitis disebabkan trauma pada tenggorokan seperti menelan air panas atau tertelan benda asing.

 Laryngitis.

Laringitis dapat disebabkan oleh Virus, bakteri, dan jamur seperti rhinovirus, Haemophillus influenza tipe A,B,C , Histoplasma, Blastomyces, dan Aspergillus. Penularan laringitis terjadi melalui menghirup udara dan droplet yang dikeluarkan penderita saat batuk atau bersin.

 Pharyngitis

Pharingitis dapat disebabkan oleh rhinovirus, virus influenza, virus parainfluenza, coronavirus, enterovirus, respiratory syncytial virus, cytomegalovirus, human immunodeficiency virus (HIV), adenovirus, virus influenza, virus Epstein-Barr ( EBV), virus herpes simpleks dan infeksi bakteri seperti Streptococcus pyogenes. Infeksi ini paling sering menyebar melalui kontak langsung dari orang ke orang melalui droplet air liur atau hidung.

 Sinusitis (sinus infection).

Infeksi sinus terjadi ketika cairan menumpuk di kantong berisi udara di wajah (sinus).

Penumpukan cairan ini memungkinkan bakteri dan Virus untuk tumbuh seperti Streptococcus pneumonia, Staphylococcus aureus, Haemophilus influenza, dan Moraxella catarrhalis. Pada sebagian kasus, penularan sinusitus terjadi melalui kontak langsung dengan droplet yang mengandung virus penyebab sinusitis.

Sumber :

Dworkin, James Paul (2008). Laryngitis: Types, Causes, and Treatments. USA : Elsevier.

Attending Physician, Westside Health, Wilmington, DE. Pharyngitis. Essential Infectious Disease Topics for Primary Care. 2008 : 15–24.

(3)

Referensi

Dokumen terkait