PENYELENGGARAAN PENGAWASAN YANG DAPAT DIPERCAYA, OBJEKTIF DAN
AKUNTABEL DALAM PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DI INSPEKTORAT
PROVINSI RIAU
LAPORAN PRAKTIK LAPANGAN IV
diajukan guna memenuhi salah satu syarat untuk menyelesaikan rangkaian Praktik Lapangan IV
oleh
AMELYA TRIFANY NPP 31.0142
PROGRAM STUDI KEUANGAN PUBLIK FAKULTAS MANAJEMEN PEMERINTAHAN INSTITUT PEMERINTAHAN DALAM NEGERI
JATINANGOR
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT karena atas berkat rahmat-Nyalah tulisan ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan Laporan Pelaksanaan PL IV yang berjudul “Penyelenggaraan Pengawasan Yang Dapat Dipercaya, Objektif Dan Akuntabel Dalam Pengelolaan Keuangan Daerah Di Provinsi Riau” ini dalam rangka pengembangan salah satu tri dharma perguruan tinggi khususnya dalam Institut Pemerintahan Dalam Negeri, yaitu bidang pelatihan.
Tulisan ini dapat penulis selesaikan berkat adanya bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, sudah sepantasnya lah pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak, terutama kepada Ibu Anindita Primastuti, S.E, M.E selaku dosen pembimbing akademik yang telah memberikan bimbingan, waktu, dan ilmunya dalam mengajar dan membimbing kami walau ditengah kesibukan pekerjaan. Selanjutnya ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada Ibu Lia Natalia, S.Ked, SH selaku Sub Koordinator Jabatan Fungsional Auditor Muda sekaligus Pembimbing Praktisi di lingkungan Inspektorat Daerah Provinsi Riau yang telah berkenan untuk menjadi pembimbing teknis di lapangan dan mengarahkan penulis selama proses Praktik Lapangan IV ini.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tidak luput dari kekurangan.
Oleh karena itu, semua kritik dan saran pembaca yang bersifat membangun sangat diharapkan dan akan penulis terima dengan senang
hati demi perbaikan kedepannya. Semoga makalah laporan sederhana ini bisa memberikan informasi yang bermanfaat untuk pengembangan wawasan dan peningkatan ilmu pengetahuan bagi kita semua.
Pekanbaru, 21 Februari 2024
Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Praktik lapangan merupakan kegiatan pembelajaran praktik melalui keikutsertaan praja dalam praktik penyelenggaraan pemerintahan pada organisasi perangkat daerah yang relevan dengan basis keilmuan program studi masing-masing, melalui proses pembimbingan oleh praktisi dan dosen. Untuk meningkatkan keterampilan dan kemampuan praja dalam pengimplementasian keilmuan yang telah dipelajari, praja IPDN harus mengikuti praktik secara langsung di organisasi pemerintahan yang mana salah satunya dilakukan melalui kegiatan praktik lapangan.
Praktik Lapangan IV dilaksanakan di Organisasi Perangkat Daerah (OPD) provinsi di Provinsi asal pendaftaran praja. Desain kegiatan pembelajaran lapangan disusun mengacu pada Rencana Pembelajaran Semester (RPS). Pada saat pelaksanaan di lapangan, praja dibimbing oleh praktisi dari instansi yang dipilih untuk terlibat dan melaksanakan kegiatan yang ada pada instansi tersebut sesuai dengan desain pembelajaran yang telah di susun sebelumnya.
Inspektorat Daerah Provinsi Riau merupakan salah satu Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang ada dalam lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Seperti halnya pemerintah daerah pada umumnya, dalam menjalankan proses pemerintahannya, Pemerintah Provinsi tentunya memiliki beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) yang
menjalankan proses pemerintahan baik itu penyelenggaraan pemerintahan maupun proses pelayanan kepada masyarakat.
Inspektorat Daerah Provinsi Riau dibentuk berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Riau Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Riau. Inspektorat Daerah merupakan unsur pengawas penyelenggaraan pemerintahan daerah dipimpin oleh seorang Inspektur Daerah yang diangkat dan diberhentikan oleh gubernur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Pengawasan merupakan salah satu bagian dari siklus pengelolaan keuangan daerah yang berfungsi untuk mengawasi pelaksanaan pengelolaan keuangan agar berjalan dengan baik dan sesuai dengan asas-asas pemgelolaan keuangan daerah. Istilah pengawasan dalam bahasa Inggris disebut controlling, yang oleh Dale (dalam Winardi, 2000:224) dikatakan bahwa: “the modern concept of control provides a historical record of what has happened and provides date the enable the executive to take corrective steps.” Hal ini berarti bahwa pengawasan tidak hanya melihat sesuatu dengan seksama dan melaporkan hasil kegiatan mengawasi, tetapi juga mengandung arti memperbaiki dan meluruskannya sehingga mencapai tujuan yang sesuai dengan apa yang direncanakan.
Inspektorat daerah Provinsi Riau sebagai fungsi pengawasan juga menjalankan fungsi quality assurance dituntut tidak hanya melakukan pemeriksaan namun ditekankan untuk dapat melakukan pembinaan
kepada Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemerintah Daerah Provinsi Riau. Guna membangun good governance haruslah ada penegakan aturan dalam rangka clean governance yang artinya pemerintah harus bersih dari tindakan korupsi, kolusi, dan nepotisme Pengawasan keuangan merupakan hal yang penting dalam proses pengelolaan keuangan daerah. Hal tersebut sejalan dengan basis keilmuan program studi yang diambil penulis yakni program studi keuangan publik. Oleh karena itu penulis memilih inspektorat daerah menjadi lokasi dalam pelaksanaan praktik lapangan IV dimana menjadi tempat penulis belajar dan mendapatkan praktik langsung mengenai pengawasan dalam pengelolaan keuangan yang ada di daerah
1.2 Tujuan
Pengelolaan keuangan merupakan salah satu aspek penting dalam keberhasilan pembangunan dan pencapaian kesejahteraan masyarakat.
Pengelolaan keuangan dimaksudkan sebagai suatu pengelolaan terhadap fungsi-fungsi keuangan. Penyelenggaraan pengawasan yang dapat dipercaya, objektif dan akuntabel dalam pengelolaan keuangan di daerah tentunya menjadi salah satu proses yang harus ada dalam siklus pengelolaan keuangan sehingga diharapkan proses pengelolaan keuangan tersebut dapat berjalan dengan baik.
Pengalaman yang diperoleh dari kegiatan praktik lapangan IV tentunya menjadi bekal bagi praja untuk menghadapi dunia kerja nantinya.
Hambatan-hambatan dalam proses pengawasan yang ditemukan menjadi bahan evaluasi untuk perbaikan kedepan dan menjadi tantangan untuk praja dalam menemukan inovasi baru yang dapat dikembangkan dan bermanfaat dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah kedepannya.
1.3 Sistematika Laporan
Laporan Pelaksanaan Praktik Lapangan IV memiliki sistematika sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Tujuan
1.3 Sistematika Laporan
BAB 2 PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS PRAKTIK LAPANGAN
2.1 Profil Organisasi
2.2 Aktivitas Praktik Lapangan BAB 3 PEMBAHASAN
3.1 Kerangka Evaluasi
3.2 Evaluasi
BAB 4 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
4.1 Kesimpulan
4.2 Rekomendasi BAB 5 REFLEKSI DIRI
5.1 Deskripsi
5.2 Perasaan dan Pikiran
5.3 Evaluasi
5.4 Analisis
5.5 Kesimpulan
5.6 Tindak Lanjut
BAB II PROFIL ORGANISASI DAN AKTIVITAS MAGANG 2.1 Profil Organisasi
2.1.1 Nama
Nama Organisasi : Inspektorat Daerah Provinsi Riau 2.1.2 Sejarah Organisasi
Inspektorat Provinsi Riau terbentuk dan banyak mengalami perubahan dalam perjalanannya hingga sekarang, perubahan tersebut didasarkan pada peraturan-peraturan yang banyak mengalami peninjauan kembali yang disesuaikan karena semakin meningkatnya pelaksanaan pembangunan dan penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah serta untuk meningkatkan penyelenggaraan pengawasan.
Adapun sejarah singkat Kantor Inspektorat Provinsi Riau ini adalah Sebelum Tahun 1972 Pertama kali sebelum terbentuknya Inspektorat Provinsi Jawa Barat, pengawasan fungsional dilakukan oleh salah satu dari 5 (lima) biro pada Sekretariat Daerah yang saat itu bernama Sekretariat Wilayah Daerah (Sekwilda) Provinsi Riau yang berkedudukan di jalan Cut Nyak Dien. Tahun 1972 sampai dengan 1975 karena dibutuhkan akan penyelenggaraan pengawasan semakin meningkat sejalan dengan peningkatan roda pembangunan maka Biro Pengawasan memisahkan diri dari lingkungan Sekretariat Wilayah Daerah (Sekwilda) dan membentuk unit tersendiri yang dinamakan Inspektorat Daerah (Irda) sesuai Keputusan Menteri dalam Negeri No. 100 Tahun 1972.
2.1.3 Kegiatan Utama
Membantu Gubernur dalam membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.
2.1.4 SOTK dan Jumlah Pegawai
Bagan Struktur Organisasi Impektoral Daerah Provinsi Riau
Dalam rangka pelaksanaan tugas dan fungsi Inspektorat Daerah Provinsi Riau mempunyai pegawai sebanyak 140 (seratus tujuh puluh lima) orang, Tenaga Harian Lepas (THL) sebanyak 12 (đua belas) orang, Tenaga Akuntan sebanyak 1 (satu) orang, Tenaga Pengaman Kantor sebanyak 12 (đua belas) orang dan Tenaga Kebersiban Kantor sebanyak 10 (sepuluh) orang pada akhir tahun 2018.
2.1.5 Kinerja
Berdasarkan Penyusunan Rancangan Renstra Inspektorat Daeralh Provinsi Riau Tahun 2014-2019 telah ditetapkan sasaran yang akan dicapai yaitu Peningkatan Kualitas Pembinaan dan Pengawasan terhadap pelaksanaan penyeleniggaraan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota. Hasil pencapaian dari sasaran tersebut dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Peningkatan kualitas pengawasan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota Pelaksanaan pemeriksaan oleh Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) di Provinsi Riau dapat dilaksanakan dengan tepat waktu dan tidak terjadi tumpang tindih. Hal ini menunjukkan bahwa koordinasi dan komunikasi dengan Pemerintah
Kabupaten/Kota, Inspektorat Daerah Provinsi Riau, Inspektorat Jenderal Kementerian Dalam Negeri serta Inspektorat Jenderal terkait telah berjalan dengan baik melalui Rapat Koordinasi Pengawasan Daerah (Rakorwasda) dan Rapat Koordinasi Pengawasan Daerah Tingkat Nasional (Rakorwasdanas) yang tertua dalam Program Kerja Pengawasan Tahunan (PKPT) Inspektorat Daerah Provinsi Riau.
2. Peningkatan kualitas pelatihan terhadap pelaksanaan penyelenggaraan Pemerintah Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pedoman Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah pasal 34 ayat (1), setiap obyek pemeriksaan dijamin untuk menindak lebih lanjut rekomendasi hasil pemeriksaan. Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) memuat informasi tentang objek pemeriksaan yang dapat digunakan untuk melakukan perbaikan sesuai dengan rekomendasi atas hasil pemeriksaan.
2.1.6 Hal Hal Menarik
Peningkatan Transparansi: Inspektorat Riau terus mendorong peningkatan transparansi dalam penyelenggaraan pemerintahan daerah, termasuk dalam hal penggunaan anggaran dan kegiatan pemerintah.
Pengawasan Efektif: Inspektorat Riau secara aktif melakukan pengawasan terhadap berbagai kegiatan dan program pemerintah daerah untuk memastikan bahwa proses-proses tersebut berjalan sesuai dengan ketentuan dan standar yang berlaku.
Pencegahan Korupsi: Salah satu fokus utama Inspektorat Riau adalah pencegahan korupsi di lingkungan pemerintah daerah. Mereka melakukan berbagai kegiatan untuk meningkatkan kesadaran dan kewaspadaan terhadap potensi tindak korupsi.
Inovasi Teknologi: Inspektorat Riau juga terus berupaya memanfaatkan inovasi teknologi dalam pelaksanaan tugasnya, seperti penggunaan sistem informasi atau aplikasi untuk mempermudah pelaporan dan pengawasan.
Kerjasama dengan Pihak Eksternal: Inspektorat Riau aktif menjalin kerjasama dengan berbagai pihak, termasuk lembaga pemerintah lainnya, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum, dalam upaya meningkatkan efektivitas pengawasan dan pencegahan di tingkat daerah.
2.2 Aktivitas Magang
No Hari/Tanggal Rincian Kegiatan
1. Pembukaan praktek lapangan bersama
pimpinan OPD yang dibuka langsung oleh Rektor IPDN Prof. Dr.Hadi Prabowo M.M secara daring. Untuk praja Provinsi Riau yang dilaksanakan di ruang rapat kantor Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Riau.
Diskusi dan pembahasan rencana praktik lapangan sebagai pedoman pelaksaaan selama praktek lapangan berlangsung.
Masuk Kantor jam 08.00 WIB
Mengantar surat magang dan perkenalan bersama Kasubbag Administrasi Umum dan Keuangan
Pulang Kantor jam 16.00 WIB
Masuk kantor jam 08.00 WIB
Pengenalan SOTK Inspektorat Daerah Provinsi Riau
Mengikuti zoom penyamaan persepsi bersama fakultas
Pulang Kantor jam 16.00 WIB
Masuk kantor jam 08.00 WIB
Menghadap Inspektur Inspektorat Daerah Provinsi Riau
Pulang Kantor Jam 16.00 WIB
Apel Pagi
Membantu Pembuatan laporan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan Aparat Pengawasan Intern Pemerintah Daerah Tahun 2023.
Menerima dan mencatat surat masuk
Meninjau ulang pembuatan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan Aparat Intern Pemerintah Daerah Tahun 2023 sebelum diserahkan kepada
Inspektur untuk diperiksa
Senam pagi
Meninjau ulang pembuatan Ikhtisar Laporan Hasil Pengawasan Aparat Intern Pemerintah Daerah Tahun 2023 sebelum diserahkan kepada
Inspektur untuk diperiksa
Merekap BOSP dan BOSDA Dalam Laporan Hasi Audit dan Realisasinya
BAB III PEMBAHASAN
Berdasarkan rincian kegiatan harian pelaksanaan Praktik Lapangan IV yang telah diuraikan didalam bab sebelumnya, maka dapat dijabarkan dan ditarik evaluasi sebagaimana bahwa berdasarkan Permendagri No.
21 Tahun 2011 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah. Pengelolaan keuangan daerah meliputi aktivitas perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan, pengawasan, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBD. Keberhasilan dalam
pengelolaan keuangan daerah memiliki kontribusi signifikan dalam upaya mewujudkan tujuan pembangunan di setiap daerah. Pengelolaan keuangan daerah yang berhasil antara lain dapat dicirikan dengan terwujudnya pengelolaan keuangan yang taat azas, efisien, efektif, transparan, dan akuntabel. Bentuk pertanggungjawaban dari pengelolaan keuangan daerah adalah dengan disusunnya laporan keuangan pemerintah daerah (LKPD). Adapun yang menjadi dasar pelaksanaan pengawasan terhadap penyelenggaraan pemerintahan daerah khususnya dalam pengelolaan dana operasional pendidikan antara lain :
a. Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2017 tentang Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah;
b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 14 Tahun 2020 tentang Pedoman Pengadaan Barang/Jasa oleh Satan Pendidikan;
c. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayan, Riset dan Teknologi RI Nomor 2 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Anak Usia Dini, Bantuan Operasional Sekolah dan Bantuan Operasional Penyelenggaraan Pendidikan Kesetaraan;
d. Peraturan Menteri Dalam Neger Nomor 88 Tahun 2022 tentang Perencanaan Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Tahun 2023;
e. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor 63 Tahun 2022 tentang Petunjuk Teknis Pengelolaan Dana Bantuan Operasional Satan Pendidikan;
Dalam Overview Pengawasan dijelaskan tujuan dari pengawasan keuangan negara yakni untuk menjaga agar anggaran yang disusun benar-benar dapat dijalankan, untuk menjaga agar kegiatan pengumpulan penerimaan dan pembelanjaan pengeluaran negara sesuai dengan anggaran yang telah digariskan, untuk menjaga agar pelaksanaan APBN benar-benar dapat dipertanggungjawabkan.
Selanjutnya dijelaskan jenis-jenis pengawasan, yaitu : 1. Pengawasan Berdasarkan Objek
Pengawasan terhadap penerimaan negara
Pengawsan terhadap pengeluaran negara 2. Pengawasan Menurut Sifatnya
Pengawasan Preventif
Pengawasan Detektif
3. Pengawasan Menurut Ruang Lingkupnya
Pengawasan Internal
Pengawasan Eksternal
4. Pengawasan Menurut Metode Pengawasannya
Pengawasan Melekat
Pengawasan Fungsional
Pemeriksaan sebagai tindak lanjut pengawasan dijelaskan sebagai penilaian yang independen, selektif, dan analistis terhadap program atau, kegiatan dengan tujuan untuk menilai efisiensi, efektivitas dan keekonomisan penggunaan sumber daya dan dana yang tersedia, mengenali aspek-aspek yang perlu diperbaiki serta mengevaluasi aspek- aspek secara tersebut secara mendalam, memaparkan perlunya perbaikan serta mengemukakan saran-saran perbaikan yang perlu dilakukan. Ruang lingkup keuangan negara terdiri dari hak negara, kewajiban negara, penerimaan negara, pengeluaran negara, penerimaan daerah, pengeluaran daerah, kekayaan negara/kekayaan daerah yang dikelola sendiri atau oleh pihak lain, kekayaan pihak lain yang dikuasai oleh pemerintah dan kekayaan pihak lain.
Dalam materi prinsip keuangan negara dijelaskan secara rinci apa saja fungsi APBN, asas pengelolaan keuangan negara, peran dan fungsi APIP. Peran dan fungsi Aparat Pengawasan Intern Pemerintah (APIP) yang efektif melalui assurance dan consulting dalam setiap tahapan pengelolaan keuangan negara dan implementasi SPIP dapat memberikan jaminan yang memadai bahwa tujuan organisasi dicapai dengan efisien efektif, asset terjaga, laporan keuangan andal dan taat kepada peraturan perundang-undangan. Tugas pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat tidak terlepas dari fungsi utamanya yaitu Inspektorat merupakan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) di Provinsi Riau yang melaksanakan kegiatan penilaian terhadap organisasi/kegiatan dengan
tujuan agar organisasi/kegiatan yang menjadi obyek pemeriksaan menjalankan fungsinya dengan baik dan dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Prosedur atau mekanisme yang dilakukan oleh Inspektorat dalam melakukan pengawasan terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS), yaitu :
1. Audit
Audit atau pemeriksaan adalah kegiatan untuk menilai dengan cara membandingkan antara keadaan yang sebenarnya dengan keadaan yang seharusnya di bidang keuangan maupun bidang teknis/operasional.
Dalam melaksanakan pengawasan terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) Inspektorat melakukan audit keuangan dan audit investigasi. Metode ini dinilai cukup efektif oleh inspektorat Provinsi Riau karena metode ini adalah langkah awal dari suatu pemeriksaan, dan dari metode ini dapat dilihat apabila terjadi penyimpangan maka inspektorat akan langsung menindak lanjuti laporan tersebut dengan cara survey.
2. Survey
Survey dilakukan bersamaan dengan audit. Pemeriksaan atau audit tidak hanya dilihat dari laporan-laporan yang sudah dibuat oleh pihak yang berwenang (sekolah), tetapi diperlukan pula adanya pemeriksaan langsung ke lapangan untuk melihat bahwa laporan yang dibuat tersebut memang benar adanya. Hal ini dilakukan untuk meminimalisir terjadinya penyimpangan agar tujuan dari dana Bantuan Operaional Sekolah (BOS) dapat tersalurkan dengan baik sesuai dengan Standar Operasional.
Metode ini dinilai cukup efektif oleh Inspektorat Provinsi Riau karena dengan metode ini tingkat penyelewengan yang terjadi terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dapat diminimalisir oleh Inspektorat Provinsi Riau. Survey dilaksanakan dengan turun langsung ke sekolah sekolah terkait yang menjadi objek pengawasan.
3. Review
Review maksudnya adalah laporan keuangan yang dibuat oleh Dinas Pendidikan dan diserahkan kepada Inspektorat untuk diperiksa kembali dan kemudian diserahkan kepada Badan Pemeriksa Keuangan (BPK).
Dari hasil laporan keuangan Dinas Pendidikan Provinsi Riau, Inspektorat dapat mengetahui setiap perolehan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) disetiap sekolah. Dan dari hasil laporan tersebut Inspektorat Provinsi Riau dapat mengetahui apakah dana tersebut dipergunakan sebagaimana mestinya atau tidak. Hal ini dinilai cukup efektif karena dari hasil laporan tersebut Inspektorat dapat mengambil tindakan yang sesuai dengan aturan yang sudah ada. Adapun Tujuan dan Sasaran dialkukannya audit adalah untuk :
a. Menilai pengelolaan keuangan program BOS dan BOSDA telah dilakukan secara efisien, efektif dan ekonomis sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
b. Memberikan rekomendasi terhadap kelemahan dalam pengelolaan Bantuan Operasional Sekolah (BOS) dan Bantuan Operasional
Sekolah Daerah (BOSDA) pada SMA/SMK di Kota Pekanbaru Tahun Anggaran 2022 dan Tahun 2023
c. Menilai pelaksanaan Program BOS dan BOSDA yang telah dilakukan secara efisien, efektif dan ekonomis sesuai dengan peraturan perundang-undangan;
d. Mengidentifikasi hambatan pelaksanaan program BOS dan BOSDA.
Inspektorat Provinsi Riau melakukan pengawasan secara Represif dan Prefentif. Pengawasan secara preventif adalah pengawasan yang dilaksanakan sebelum dimulainya suatu kegiatan atau sebelum terjadinya pengeluaran keuangan. Sedangkan pengawasan secara represif adalah suatu bentuk pengawasan yang dilakukan dengan meneliti dan mengevaluasi dokumen dokumen laporan pertanggung jawaban keuangan dan operasional. Inspektorat sebagai badan pemeriksa daerah mempunyai konsep tentang pemeriksaan itu sendiri, yaitu memeriksa apakah semua terjadi sesuai dengan rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan. Juga dimaksudkan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dihindari pada program selanjutnya. Kelancaran pelaksanaan pengawasan dapat berjalan dengan baik apabila aparatur pengawas melaksanakan pengawasan dengan mengikuti aturan yang sudah dibuat dan melakukan pengawasan dengan objektif serta sikap disiplin yang tinggi. Hal ini dilakukan agar aparatur yang bekerja di instansi
pemerintahan khususnya Inspektorat Provinsi Riau dapat melaksanakan tugas dan fungsi dari inspektorat dengan baik.
Selama melaksanakan magang dan praktek lapangan ada beberapa temuan dan evaluasi yang menjadi catatan dan hal yang harus segera ditindak lanjuti oleh sekolah yang bersangkutan, Hal ini disebabkan karena Kelalaian dari Bendahara BOS dalam melakukan pertanggungjawaban penggunaan Dana BOS dari beberapa sekolah di Kota Pekanbaru, akibatnya berpotensi terjadinya penyalahgunaan kuangan.
BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan yang sebagaimana telah diuraikan sebelumnya, maka dapat disajikan hasil kesimpulan yaitu pelaksanaan pengawasan baik dilihat dari pemeriksaan, pengujian hingga penyelidikan, ternyata sudah cukup efektif. Hal ini dapat dibuktikan dari indikator pengukuran efektifitas hukum. Hasil pengawasan yang dilakukan oleh Inspektorat Provinsi Riau terhadap Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) terutama sekolah sekolah yang telah melaksanakan kegiatan dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sesuai dengan aturan yang
ada. Selain itu, peningkatan kinerja staff Inspektorat Provinsi Riau dalam melakukan pengawasan terhadap dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) semakin optimal. Adapun Penganggaran dana sekolah yang tidak tepat dapat diatasi dengan cara:
a. Rekomendasi
Maksudnya adalah pihak Inspektorat mengajukan rekomendasi anggaran kepada Dinas Pendidikan karena anggaran yang sudah dibuat tidak sesuai dengan apa yang dibutuhkan.
b. Pengubahan Perencanaan Anggaran
Maksudnya adalah Inspektorat sebagai instansi yang mempunyai tugas untuk mengawasi menyarankan agar pihak sekolah merubah perencanaan anggaran sesuai dengan apa yang dibutuhkan. Dan tidak menganggarkan hal yang tidak dibutuhkan. Agar tidak terjadi pembengkakan atau kelebihan anggaran. Apabila anggaran tersebut lebih dari yang dianggarkan maka pihak sekolah harus menyetorkan anggaran tersebut kepada kas daerah.
c. Peruntukan Anggaran
Dalam Petunjuk Teknis Bantuan Operasional Sekolah (BOS) penggunaan dana BOS di sekolah harus memperhatikan prioritas utama yaitu untuk menunjang kegiatan operasional sekolah.
Apabila terjadi suatu perubahan regulasi, Inspektorat sebagai instansi pemeriksaan mensosialisasikan perubahan regulasi tersebut kepada Tim Audit. Jika sosialisasi tersebut telah terlaksana tim audit
bertugas untuk menyesuaikan aturan pemeriksaan yang sudah dibuat dengan aturan pemeriksaan yang berlaku pada saat ini. Setelah tim audit menyesuaikan aturan yang lama menjadi aturan yang baru, maka tim audit melakukan suatu bimbingan teknis terhadap pihak sekolah. Agar dalam melakukan pemeriksaan pihak sekolah tidak bingung dengan cara atau sistem pemeriksaan inspektorat yang baru. Direkomendasikan kepada :
a. Kepala Sekolah SMA/K Sederajat di Kota Pekanbaru menegur secara tertulis kepada Bendahara BOS atas kelalaiannya dalam melakukan pertanggungjawaban penggunaan dana BOS;
b. Kepala Sekolah memerintahkan Bendahara BOS untuk melengkapi bukti pendukung yang memadai terhadap belanja barang dan jasa yang telah dilaksanakan.
c. Terhadap Hal tersebut diatas, Kepala Sekolah SMA/K di Pekanbaru telah sepakat dan sependapat atas rekomendasi yang diberikan oleh Tim Inspektorat Daerah Provinsi Riau.
BAB V REFLEKSI DIRI 5.1. Deskripsi
Kegiatan Praktik Lapangan IV yang telah dilaksanakan Praja IPDN pada Inspektorat Provinsi Riau memberikan banyak pelajaran yang didapat dari kinerja para pegawai Inspektorat Provinsi Riau, baik dari segi pengalaman bekerja, semangat bekerja maupun penyelesaian permasalahan yang ada. Kesempatan magang ini menjadikan saya menjadi lebih mengerti bahwa ilmu pengetahuan belum cukup untuk menambah wawasan saya tanpa disertai oleh praktik yang seharusnya.
Setelah melaksanakan praktik lapangan ini saya dapat lebih mengerti mengenai dunia kerja, saya lebih mengerti bahwa koordinasi,
loyalitas dan adab lebih diutamakan dalam bekerja. Selain itu pelaksanaan praktik lapangan ini membuat saya meningkatkan disiplin serta semangat kerja yang tinggi.
5.2. Perasaan dan Pikiran
Pelaksanaan Praktik Lapangan IV di Inspektorat Provinsi Riau memberikan saya semangat kerja dan pengalaman bekerja yang
menyenangkan, para pegawai yang ramah dan membimbing para Praja membuat pengalaman selama praktik lapangan ini terasa menyenangkan.
5.3. Evaluasi
Pengalaman bekerja yang saya rasakan dapat memberikan ilmu bagi saya baik dari segi disiplin, semangat, adab, dan kerjasama yang kuat para pegawai dapat menjadikan hal tersebut contoh apabila saya memasuki dunia kerja. Hal ini merupakan pengalaman berharga yang tidak akan saya dapatkan apabila telah memasuki dunia kerja di kemudian hari, maka dari itu pengalaman ini saya jadikan sebagai pembelajaran dan motivasi saya untuk memperbaiki diri kedepannya.
5.4. Analisis
Sikap para pegawai Inspektorat Provinsi Riau yang disiplin, berdab dan loyalitas ini dipengaruhi oleh pemimpin yang peduli, tegas dan berwibawa sehingga para pegawai termotivasi dan semangat menjalankan tugasnya. Salah satu hal yang membuat para pegawai mau mendengarkan arahan pimpinan yaitu pimpinan aktif turun untuk menemui para pegawainya pada jam istirahat serta bercerita dan menerima
masukan serta keluh kesah yang dirasakan oleh bawahannya. Sehingga pemimpin dapat berperan dalam penyelesaian masalah yang dihadapi bawahannya, serta peran pemimpin sebagai sutradara jalannya manajemen konflik di sebuah organisasi.
5.5. Kesimpulan
Pelaksanaan Praktik Lapangan IV ini menjadikan saya paham bawah masih kurangnya pengalaman yang saya miliki baik dari segi sikap maupun pengetahuan yang dimiliki. Oleh karena itu pengalaman ini merupakan bekal untuk saya setelah lulus dari Institut Pemerintahan Dalam Negeri dan apabila saya ditempatkan dimana saja, saya memiliki pengalaman apabila terjadi permasalahan di tempat saya bekerja
5.6. Tindak Lanjut
Setelah melaksanakan praktik lapangan ini saya mendapatkan pelajaran berharga yaitu bagaiamana mengendalikan emosi dan
mementingkan keputusan bersama, serta loyalitas kepada pimpinan dan terus belajar tentang hal yang belum saya kuasai sehingga adab yang saya pelajari berjalan lurus dengan ilmu yang saya pelajari sehingga mencapai output yang ingin dicapai.