• Tidak ada hasil yang ditemukan

penyelesaian perselisihan penguasaan hak pakai atas

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "penyelesaian perselisihan penguasaan hak pakai atas"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Perselisihan ini muncul karena hak pakai yang sebelumnya dipegang oleh Baptist Foundation telah habis masa berlakunya dan perlu diperbarui. Perselisihan yang terjadi antara Baptist Foundation dengan warga Desa Pondok Kubang menjadi salah satu bukti tidak dilaksanakannya UUPA, meski sudah jelas mengatur hak pakai tanah, termasuk tanah negara. Selain itu, jika terjadi perselisihan mengenai hak guna tanah, seperti yang terjadi antara Yayasan Baptis dengan 16 warga Desa Pondok Kubang, maka pemerintah khususnya pemerintah daerah harus bisa berperan dalam menyelesaikan perselisihan tersebut. sengketa penguasaan penggunaan lahan.

Warga dan Yayasan Baptis Pondok Kubang mencari solusi atas sengketa hak pakai tanah yang saat ini terjadi di antara mereka. Baptist Foundation memang telah habis masa berlaku izin penggunaan tanah yang dimiliki dan dikelolanya saat ini. Berdasarkan Surat An-Nisa diatas, kaitan dengan tema penelitian hukum yang akan penulis laksanakan adalah dalam kaitannya dengan penyelesaian perselisihan yang timbul antara warga Pondok Kubang dengan Yayasan Baptis mengenai hak pakai hasil yang dimiliki Yayasan Baptis sebelumnya. yang telah habis masa berlakunya.

Atas dasar inilah penulis tertarik untuk mengkaji dan menganalisis permasalahan tersebut serta memasukkannya ke dalam artikel ilmiah berbentuk disertasi bertajuk “Penyelesaian Perselisihan Hak Guna Tanah antara Yayasan Baptist dan penduduk Kampung Pondok Kubang Idariyah Perspektif Siyasah. ".

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Kegunaan Penelitian

  • Kegunaan Teoritis
  • Kegunaan Praktis

Tata Usaha Negara (Siyasah) dalam menyelesaikan konflik penguasaan hak guna tanah antara Yayasan Baptis dengan masyarakat Pondok Kubang. Dalam pelaksanaannya, hasil penelitian ini akan digunakan sebagai masukan kepada pemerintah pusat Kabupaten Bungkulu dan menjadi pedoman bagi masyarakat dan Yayasan Baptis Desa Pondok Kubang khususnya dalam penyelesaian konflik.

Penelitian Terdahuluan

Tesis Astri Isnaini berjudul “Tinjauan Hukum Sengketa Hak Atas Tanah di Kota Makassar (Studi Kasus Pengadilan Negeri Makassar pada Program Studi Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, 2017). penelitiannya adalah bagaimana hukum yang mengkaji sengketa hak atas tanah di Kota Makassar (studi kasus Pengadilan Negeri Makassar dari tahun yaitu bagaimana (1) faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya sengketa hak atas tanah tersebut. Mediasi yang dilakukan oleh pihak pembela kabupaten Karanganyar” Tesis : Universitas Sebelas Maret Surakarta, tahun 2010.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan faktor-faktor penyebab timbulnya sengketa pertanahan di Kota Makassar, yaitu sertifikat ganda, sengketa warisan, penguasaan tanpa hak, akta jual beli palsu, jual beli ganda dan sengketa perbatasan. 2) Proses penyelesaian sengketa pertanahan melalui dua cara yaitu melalui litigasi dan non litigasi. Dalam hal ini penyelesaian sengketa khususnya sengketa hak atas tanah melalui jalur litigasi akan memerlukan biaya yang besar dan waktu yang cukup lama. 18Astri Isnaini dengan judul “Tinjauan Hukum Sengketa Hak Atas Tanah di Kota Makassar (Studi Kasus Pengadilan Negeri Makassar, Tahun Skripsi, Program Studi Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar, 2017, hal.

19 Astri Isnaini dengan judul “Tinjauan Hukum Sengketa Hak Atas Tanah di Kota Makassar (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Makassar, Tahun Skripsi, Program Studi Hukum, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, 2017, hal.

Kerangka Teori

  • Hak pakai Atas Tanah
  • Sengketa Tanah
  • Siyasah Idariyah

Penulis menggunakan peraturan hukum tersebut untuk menganalisis data primer yang selanjutnya penulis kumpulkan. Adapun tanah-tanah yang dikuasai langsung oleh negara, hak pakainya hanya dapat dialihkan kepada orang lain dengan izin pejabat yang berwenang. Sengketa pertanahan yang selanjutnya disebut sengketa pertanahan adalah sengketa pertanahan antar perseorangan, badan hukum, atau lembaga yang tidak mempunyai dampak yang lebih luas.

Sengketa pertanahan yang selanjutnya disebut Sengketa adalah sengketa pertanahan antar perseorangan, badan hukum, atau lembaga yang tidak mempunyai dampak yang luas. Konflik pertanahan yang selanjutnya disebut Konflik adalah pertikaian pertanahan antar perseorangan, kelompok, faksi, organisasi, badan hukum, atau lembaga yang mempunyai kecenderungan atau mempunyai dampak yang luas. Permasalahan pertanahan yang selanjutnya disebut Permasalahan adalah sengketa pertanahan yang ditangani dan diselesaikan melalui lembaga peradilan.

Perjanjian antara 16 Orang Warga dan Yayasan Pembaptis Pondok Kubang sebelum ini turut menyertakan syarat yang boleh dijadikan garis panduan sekiranya terdapat masalah berkaitan pertikaian hak milik tanah yang mungkin timbul lagi pada masa hadapan.

Metodologi Penelitian

  • Jenis Penelitian
  • Waktu dan Lokasi Penelitian
  • Sumber dan Teknik Pengumpulan Data
  • Teknik Analisis Data

Sumber data yang akan penulis gunakan dalam penelitian ini terbagi menjadi data primer dan data sekunder, penjelasannya sebagai berikut. Data primer adalah data yang diperoleh langsung oleh peneliti di lapangan, diamati dan dicatat pertama kali. Sasaran yang ingin dicapai dengan melakukan wawancara ini adalah memperoleh data yang akurat, jujur ​​dan dapat dipertanggungjawabkan.

Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, penulis akan mewawancarai 4 orang pihak pemerintah desa Pondok Kubang yaitu kepala desa M. Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, data sekunder adalah data literatur atau yang berkaitan dengan pertanahan. hak pakai, otonomi daerah dan Siyasah Idariyah. Oleh karena itu, penulis mengolah dan menganalisis data yang diperoleh penulis dalam penelitian ini dengan menggunakan model analisis data deskriptif kualitatif sebagaimana disebutkan pada bagian teknis.

Setelah itu penulis menafsirkan bahan hukum tersebut dan menghubungkannya dengan data-data yang penulis peroleh dengan bantuan penafsiran hukum.

Sistematika Penulisan

KAJIAN TEORI

Hak Pakai Atas Tanah

  • Pengertian dan Subjek Hak Pakai Atas Tanah
  • Objek Hak Pakai Atas Tanah
  • Jangka Waktu Hak Pakai Atas Tanah
  • Hak dan Kewajiban Pemegang Hak Pakai Atas Tanah
  • Hapusnya Hak Pakai Atas Tanah

Sengketa Pertanahan

  • Definsi dan Penyebab Sengketa Pertanahan
  • Penyelesaian Sengketa Dibidang Pertanahan

Hukum Pertanahan Perspektif Siyasah Idariyah

  • Pengertian & Ruang Lingkup Siyasah Idariyah
  • Kepemilikan Tanah Dalam Islam

Profil Yayasan Baptis

  • Visi dan Misi
  • Lokasi
  • Maksud dan Tujuan

Profil Badan Petanahan Nasional (BPN)/ Kantor Pertanahan Kaabupaten

Profil Dinas Perumahan Rakyat Kawasan Pemukiman dan Pertanahan

  • Tujuan dan Sasaran
  • Sumber Daya Manusia
  • Struktur Organisasi

HASIL & PEMBAHASAN

Sengketa Penguasaan Hak Pakai Atas Tanah Antara Yayasan Baptis

Sengketa yang terjadi antara warga Desa Pondok Kubang dengan Lembaga Pengembangan Pertanian Baptis Pondok Kubang (LPBB) Yayasan Baptis Indonesia (YBI) merupakan salah satu kasus pertanahan yang masuk dalam kategori sengketa pertanahan. Sedangkan yang menjadi dasar dilakukannya proses penyelesaian sengketa hak guna tanah adalah Peraturan Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Perusahaan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Perkara Pertanahan. Dimana dalam izin tersebut disebutkan bahwa lahan seluas 25 hektar hanya diperbolehkan untuk proyek percontohan penanaman pertanian bagi warga Pondok Kubang dan sekitarnya, sedangkan pihak yayasan tidak melaksanakannya dan mengecualikan warga untuk melibatkannya dalam pelaksanaannya.

Selain itu, banyak kejanggalan yang terjadi pada proses pengajuan perpanjangan izin yang dilakukan Mennonite Foundation. Sengketa izin hak pakai antara Baptist Foundation dengan 16 warga Desa Pondok Kubang, Kecamatan Pondok Kubang, Kabupaten Bengkulu Tengah merupakan perselisihan yang lumrah dan sudah ada kesepakatan mekanisme penyelesaiannya secara hukum. Cukup banyak peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan landasan hukum dan cocok untuk penyelesaian sengketa pertanahan yang timbul, termasuk sengketa perpanjangan izin penggunaan lahan antara Yayasan Baptis dengan 16 warga Desa Pondok Kubang. Kecamatan Pondok Kubang yang menjadi subjek penelitian penulis.

74 Pasal 1 ayat (2, 3 & 4), Peraturan Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Permasalahan Pertanahan. Namun sebelumnya, Kantor Wilayah BPN Benteng terlebih dahulu dihubungi DPRKPP Kabupaten Bengkulu Tengah terkait perselisihan yang terjadi antara Yayasan Baptis dengan 16 warga desa Pondok Kubang terkait hak pakai tanah.76. 75 Pasal 5, Peraturan Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Permasalahan Pertanahan.

Pengaduan harus disampaikan sesuai dengan format sebagaimana tercantum dalam lampiran peraturan menteri tersebut di atas, yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini.77. Penyelesaian perselisihan antara Yayasan Baptis dilakukan atas dasar pengaduan masyarakat serta inisiatif dari kementerian dalam hal ini Kanwil BPN Bengkulu. 77 Pasal 6, Peraturan Menteri Pertanian dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nomor 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Perkara Pertanahan.

Kami telah mencoba beberapa kali sesuai dengan mekanisme yang diatur oleh peraturan hukum terkait, yaitu Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Negara no. 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Permasalahan Pertanahan. Baik warga maupun Baptist Foundation sama-sama kukuh dengan pandangannya, terutama warga yang merasa memiliki tanah tersebut.78.

Proses Penyelesaian Sengketa Yayasan Baptis Dengan Pondok Kubang . 65

PENUTUP

Kesimpulan

Upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan sengketa penguasaan hak guna tanah oleh Yayasan Baptis dengan masyarakat Pondok Kubang adalah melakukan upaya yang diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional. 11 Tahun 2016 untuk penyelesaian perkara pertanahan masing-masing berdasarkan inisiatif Kementerian dan pengaduan masyarakat. Sedangkan prosesnya dilakukan melalui kewenangan administratif Badan Pertanahan, melalui proses peradilan, dan melalui penyelesaian sengketa administratif. Ketiga cara tersebut telah digunakan dalam upaya penyelesaian perselisihan tersebut, namun hingga penelitian ini selesai, perselisihan tersebut belum terselesaikan dan belum ditemukan solusinya.

Berdasarkan ulasan Siyasah Idariyah mengenai sengketa hak guna tanah antara warga desa dengan Yayasan Baptis di Kecamatan Pondok Kubang, Bengkulu Tengah, upaya yang dilakukan sudah sesuai dengan asas dan tujuan dalam penyelesaian sengketa pertanahan. Perspektif hukum Islam, dimana dalam Islam penyelesaian sengketa pertanahan dilakukan dengan menggunakan metode tahkim atau melibatkan pihak ketiga untuk membantu menyelesaikan sengketa tersebut. Dalam Islam, cara penyelesaian perselisihan yang paling dianjurkan adalah melalui non-litigasi atau mediasi.

Saran

Djamil Fathurrahman, Arbitrase dalam perspektif sejarah Islam, dalam Arbitrase Islam di Indonesia, Badan Arbitrase Muamalat Indonesia Bekerjasama dengan Bank Muamalat, Jakarta: BAMUI, 1994. Wargan Effendi, Hukum Agraria di Indonesia (kajian dari sudut pandang ahli hukum), Jakarta: Rajawali, 1989 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 40 Tahun 1996 tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna Bangunan, dan Hak Guna Tanah.

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 11 Tahun 2016 tentang Penyelesaian Perkara Pertanahan. Ady Wibowo Rayi, “Penyelesaian Sengketa Tanah di Kecamatan Karanganyar Melalui Mediasi Pihak Pembela Kabupaten Karanganyar” Skripsi: Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010. Isnaini Astri “Tinjauan Hukum Sengketa Hak Atas Tanah di Kota Makassar (Studi Kasus Pengadilan Negeri Makassar, Tahun Khusus Program Studi Hukum Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makasar pada tahun 2017.

Ketut Sri Parwati Ni dan Sudjito ―Kebijakan Hukum Alokasi Hak Guna Usaha Pasca Penerapan UU Penanam Modal No. 25 Tahun 2007 dan Dampaknya Terhadap Nasib Petani―, Jurnal: Mimbar Hukum, Volume 21, Februari, 2009. Mahdi Imam , ― Pengadaan Tanah melalui Lembaga, Adat di Provinsi Bengkulu (kajian hukum dan ekonomi)‖, AL-IMARAH: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam, Vol. Pangemanan Estevina, “Upaya Penyelesaian Sengketa Kepemilikan Tanah,” Jurnal Lex Privatum, Vol.I, No.4, Oktober, 2013.

Sastra Putra Hendi, ―Analisis Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional RI No. 4 Tahun 2010 tentang Tata Cara Penertiban Lahan Terlantar (Studi Kasus Eks Pabrik Es dan Gudang Kopi di Desa Bajak)‖, Al-Imarah: Jurnal Pemerintahan dan Politik Islam, Vol.

Gambar  I.I  :  Lahan  seluas  25  Ha  yang  menjadi  Objek  Sengketa  antara  Yayasan Baptis dengan 16 Warga Desa Pondok Kubang
Gambar I.I : Lahan seluas 25 Ha yang menjadi Objek Sengketa antara Yayasan Baptis dengan 16 Warga Desa Pondok Kubang

Gambar

Tabel III. I : Penduduk dan Tenaga Kerja
Gambar  I.I  :  Lahan  seluas  25  Ha  yang  menjadi  Objek  Sengketa  antara  Yayasan Baptis dengan 16 Warga Desa Pondok Kubang
Gambar  I.II  :  Peneliti  saat  melakukan  wawancara  Kepada  Juru  Bicara  16  Warga Desa Pondok Kubang, Ibnu Rozi.,SH
Gambar  I.III  :  Peneliti  saat  melakukan  wawancara  Kepada  Kepala  Dinas  Perumahan  Rakyat  Kawasan  Pemukiman  dan  Pertanahan  (DPRKPP) Bengkulu Tengah, Hendri Donal
+4

Referensi

Dokumen terkait

There is a need for a set of comprehensive policies to reform the legal system, industry associations, R&D institutions, university and vocational education…, and to ensure the state