• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Media Audio Visual Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu dalam Pencegahan Stunting di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2021

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Media Audio Visual Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu dalam Pencegahan Stunting di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2021"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

390

Pengaruh Penyuluhan Kesehatan dengan Media Audio Visual Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu dalam

Pencegahan Stunting di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2021

The Effect of Health Counseling with Audio Visual Media on Changes in Knowledge, Attitudes and Practices of Mothers in Preventing Stunting in Doloksanggul District,

Humbang Hasundutan Regency in 2021

Suriani Ginting1, Adelima CR Simamora2, Nova Siregar3

1,2,3Poltekkes Kemenkes Medan Jurusan Keperawatan

Korespondensi Penulis: 1surianiginting68@gmail.com; 2adelimasimamora@gmail.com;

3novasontry@gmail.com

Abstrak

Gagal tumbuh pada anak (stunting) menjadi tantangan dalam pembangunan manusia Indonesia yang berkualitas. Angka kasus stunting di Indonesia saat ini masih cukup tinggi, yakni 30,8 persen. Dalam RPJMN 2020- 2024 penekanan angka stunting ditargetkan menjadi 19% pada 2024 dari yang saat ini 30,8% (Riskesdas, 2018). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis tentang Pengaruh Penyuluhan kesehatan dengan Media Audio Visual Terhadap Perubahan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu dalam pencegahan

Stunting

di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2021. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

quasi eksperiment

dengan pemanfaatan Penyuluhan sebagai treatment penyampaian informasi yang didukung penyediaan media audio visual tentang pencegahan stunting. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pasangan Usia Subur (ibu usia subur) di Kecamatan Doloksanggul, Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei 2021. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan. Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Hasil pengolahan data diperoleh ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik dalam pencegahan stunting sebelum dilakukan penyuluhan dengan media audio visual dan setelah dilakukan penyuluhan/ intervensi dengan nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan bahwa Ada perbedaan pengetahuan, sikap dan praktik yang signifikan (p < 0,05) sebelum dan setelah intervensi dengan media audio visual. Diharapkan efektivitas serta efisiensi dalam penyampaian informasi terlaksana kepada ibu, tanpa harus mempersiapkan waktu dan tempat sebagai sarana berkumpul. Media yang disediakan dalam bentuk file yang secara berulang-ulang dapat diakses melalui android. Penyediaan media audio visual menambah perangkat pembelajaran dalam pendidikan, selain itu meningkatkan kemudahan akses pengetahuan bagi masyarakat.

Kata Kunci

: Penyuluhan, Audio Visual, Pengetahuan, Sikap, Praktik, Stunting

(2)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

391 Abstract

Failure to grow in children (stunting) is a challenge in the development of quality Indonesian people. The number of stunting cases in Indonesia is still quite high, at 30.8 percent. In the 2020-2024 RPJMN, the suppression of the stunting rate is targeted to be 19% in 2024 from the current 30.8% (Riskesdas, 2018). This study aims to determine and analyze the Effect of Health Counseling with Audio Visual Media on Changes in Mother's Knowledge, Attitudes and Practices in Preventing Stunting in Doloksanggul District, Humbang Hasundutan Regency in 2021. The method used in this study is a quasi-experimental method with the use of Counseling as a treatment. delivery of information supported by the provision of audio-visual media about stunting prevention. The population in this study were all couples of childbearing age (mothers of childbearing age) in Doloksanggul District. This research was conducted in May 2021. The research location was in the District. Doloksanggul, Humbang Hasundutan Regency. The results of data processing showed that there was a significant difference between knowledge, attitude and practice in stunting prevention before counseling with audio-visual media and after counseling/intervention with a significance value of 0.000 <0.05.

Based on the results of the research that has been done, it can be concluded that there are significant differences in knowledge, attitudes and practices (p < 0.05) before and after intervention with audio-visual media. It is hoped that effectiveness and efficiency in delivering information will be carried out to mothers, without having to prepare time and place as a means of gathering. The media provided is in the form of files that can be repeatedly accessed via Android. The provision of audio-visual media adds learning tools in education, in addition to increasing the ease of access to knowledge for the community.

Keywords: Counseling, Audio Visual, Knowledge, Attitude, Practice, Stunting

(3)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

392 PENDAHULUAN

Gagal tumbuh pada anak (stunting) menjadi tantangan dalam pembangunanmanusia Indonesia yang berkualitas. Angka kasus stunting di Indonesia saat ini masih cukup tinggi, yakni 30,8 persen. Dalam RPJMN 2020-2024 penekanan angka stunting ditargetkan menjadi 19% pada 2024 dari yang saat ini 30,8% (Riskesdas 2018). Upaya ini harus dilakukan dengan semaksimalmungkindengan intervensi gizi spesifik dan sensitive. Perlu langkah di luar kebiasaan atau extraordinary untuk mencapai target. Di antaranya yaitu menggandeng BadanKependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) untuk mencegah stunting sebelum pernikahan terjadi (Kemenkes RI, 2019).

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh pada anak balita akibat kekurangan gizi kronis terutama pada 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK). Stunting mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan otak. Anak stunting juga memiliki risiko lebih tinggi menderita penyakit kronis di masa dewasanya. Permasalahan stunting terjadi mulai dari dalam kandungan dan baru akan terlihat ketika anak sudah menginjak usia dua tahun. UNICEF mendefinisikan stunting sebagai persentase anak-anak usia 0 sampai 59 bulan, dengan tinggi badan di bawah minus (stunting sedang dan berat) dan minus tiga (stunting kronis). Hal ini diukur dengan menggunakan standar pertumbuhan anak yang dikeluarkan oleh WHO. Selain mengalami pertumbuhan terhambat, stunting juga seringkali dikaitkan dengan penyebab perkembangan otak yang tidak maksimal.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menempatkan Indonesia sebagai negara ketiga dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Asia pada 2017. Namun pada tahun 2019 angka stunting turun menjadi 27,67 persen atau berkurang 10 persen. Riset terhadap 84.000 balita dalam bentuk Hasil Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI). SSGBI 2019 dilakukan secara terintegrasi dengan Susenas untuk mendapatkan gambaran status gizi yangmeliputi underweight (gizi kurang), wasting (kurus), dan stunting (kerdil). Hasilnya, prevalensi balita underweight atau gizi kurang pada 2019 berada di angka 16,29 persen.

Angka ini mengalami penurunan sebanyak 1,5 persen. Kemudian prevalensi balita stunting pada 2019 sebanyak 27,67 persen, turun sebanyak 3,1 persen. Sementara itu untuk prevalensi balita wasting (kurus), berada pada angka 7,44 persen. Angka ini turun 2,8 persen. Semua data dibandingkan dengan hasil survei dari tahun 2018 (Kemenkes RI, 2019).

Pencegahan Stunting dimulai dari persiapan calon ibu hingga masa menjaga perkembangan bayi agar kualitas hidup anak lebih baik. Masa kehamilan merupakan masa periode awal kehidupan atau biasa disebut 1000 Hari Pertama Kehidupan. Periode ini juga sering disebut periode sensitif. Perkembangan sel-sel otak manusia pada masa tersebut sangat menentukan kualitas sumber daya manusia masa depan, sehingga bila terjadi gangguan pada periode tersebut akanberdampak permanen, tidak bisa diperbaiki. Gizi merupakan salah satu penentu kualitas sumber daya manusia, gizi juga merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kesehatan ibu (Depkes RI, 2012) Kesehatan ibu mencakup kesehatan wanita dalam usia subur. Status gizi wanita, terutama pada usia subur merupakan elemen pokok dalam kesehatan reproduksi meliputi pra kehamilan, kehamilan dan kesehatan ibu yang menyusui anaknya. Bila seorang wanita kekurangan gizi akan berdampak pada keadaan gizi kurang seperti Kekurangan Energi Kronik dan Anemia serta penurunan fungsi reproduksi (Siwi, 2011).

Hasil Pemantauan Status Gizi (PSG) di Sumatera Utara diperoleh bahwa prevalensi kependekan secara provinsi tahun 2017 adalah 28,4%, yang berarti terjadi peningkatansebesar 4% dari keadaan tahun 2016. Hasil PSG tahun 2017 menunjukkan bahwa terdapat

22 kabupaten/kota di sumatera utara yang memiliki prevalensi balita pendek diatas angka prevalensi provinsi. Kabupaten Tapanuli Utaradengan angka prevalensi sebanyak (24,2

%)yang terdiri dari balita sangat pendek sebesar 15,2 % dan balita pendek 9,0 % merupakan salah satu dari kabupaten yang termasuk dalamkategori prevalensi balita pendek yang cukup

(4)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

tinggi di Provinsi Sumatera Utara (Profil Kesehatan Sumatera Utara, 2017).

Hasil penelitian Sri Arnita (2019), yang berjudul Hubungan Pengetahuan dan sikap ibu dengan upaya pencegahan Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Simpang Kawat Kota Jambi, diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna/signifikan antarapengetahuan ibu dengan upaya pencegahan Stunting. Dari 57 ibu sebagian besar ibu (71.9%) memiliki pengetahuan tinggi terhadap pencegahan Stunting.

Data Oktober 2020 Jumlah Balita di Kabupaten Humbang Hasundutan, sebanyak 16630 balita. Survey diKecamatan Doloksanggul di Puskesmas Matiti prevalensi stunting 21,50%

dari 2712 jumlah balita. Data dari EPPGBM (Pencatatan Dan Pelaporan Gizi Terpadu) tahun 2021 prevalensi stunting di Parlilitan sekitar (28,18%), Huta Paung (34,57%), Baktiraja (22,40%), Paranginan (11,86%),

Lintongnihuta (16,63%), Doloksanggul (26,11%), Sijamapolang (27,56%), Pakkat (16,54%), Onanganjang (30,38%), Tarabintang (24,23%) sehingga total menjadi (23,65%).

Keputusan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/ Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional No. KEP/42/M.PPN/HK/04/2020, tentang penetapan perluasan kabupaten/kota lokasi fokus intervensi penurunan stunting terintegrasi tahun 2021, Kabupaten Humbang Hasundutan salah satu kabupaten lokus stunting untuk tahun 2021.

Peraturan BupatiHumbang Hasundutan Nomor 3 tahun 2021 tentang konvergensi percepatan pencegahan dan penurunan stunting di KabupatenHumbang Hasundutan, serta berdasarkan surat keputusan Bupati Humbang Hasundutan nomor 56 tahun 2021 tentang pembentukan tim koordinasi konvergensi percepatan pencegahan dan penurunan stunting Kabupaten Humbang Hasundutan. Indikator dan target program kesehatan masyarakat dalam RPJMN (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Nasional) dan RENSTRA (Rencana Strategi) tahun 2020-2024 prevalensi stunting pendek dan sangat pendek pada balita di targetkan mengalami penurunan di tahun 2020 (24,1%), ditahun 2021 (21,1%), tahun 2022 menjadi (18,4%), ditahun 2023 (16%), dan ditahun 2024 menjadi (14%), sedangkan Pada rancangan RPJMD (Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Humbang Hasundutan 2021-2026 melalui indikator sasaran dinas kesehatan yang sedang tahap penyusunan menargetkan akan menurunkan prevalensi kejadian stunting untuk tahun 2021 akan turun menjadi (23,65%), di tahun 2022 menjadi (20%), di tahun 2023 menjadi (18%), di tahun 2024 akan turun menjadi (13,5%), di tahun 2025 akan turun menjadi (11,5%) dan di tahun 2026 menjadi (10%) .

Berdasarkan latar belakang di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Pengaruh Penyuluhan kesehatan dengan Media Audio Visual terhadapPerubahan Pengetahuan, Sikap dan Praktik Ibu dalam pencegahan Stunting di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Tahun 2021.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalahpenelitian Quasi Eksperiment, yaitu penelitian dengan melakukan intervensi (perlakuan) pada subjek penelitian untuk mengetahui hasil perubahannya setelah dilakukan intervensi tersebut. Pada penelitian desain eksperimen semu (quasi experiment design) ini menggunakan rancangan one group pretest- postest, dimana penelitian ini sudah dilakukan observasi pertama (pre-test) sehingga peneliti dapat menguji perubahan-perubahan yang terjadi dengan memberikan kuesioner kepadaresponden (post-test) setelah adanyaintervensi dengan pemberian media audio visual, tetapi dalam desain ini tidak ada kelompok kontrol (pembanding). Dilakukan pada bulan Mei 2021. Lokasi penelitian dilakukan di Kecamatan Doloksanggul Kabupaten Humbang Hasundutan. Besaran sampel dalam penelitian ini adalah 35 orang.

(5)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

394 HASIL PENELITIAN

Karakteristik Responden

Tabel 4.1. Karakteristik Responden

Karakteristik Kategori Distribusi

Responden F %

Pendidikan SD 2 5,7

SLTP 2 5,7

SLTA 29 82,9

Pendidikan Tinggi 2 5,7

Pekerjaan Ibu Rumah Tangga 6 17,1

Petani 21 60

Wiraswasta 6 17,1

ASN 2 5,7

Hasil penelitian menunjukkan bahwa karakteristik responden berdasarkan kategori. Sebagian besar responden berpendidikan SLTA sebanyak 60%, dan Sebagian besar responden

bekerja sebagai petani sebanyak 60%.

Tabel 4.2. Selisih Skor Pengetahuan, Sikap dan Praktik Responden sebelum dan sesudah diberikan penyuluhan dengan media audio visual

N Minimum Maximum Mean Std.

Deviation Pengetahuan

Pretest 35 4 17 10.0857 3.59224

Posttest 35 8 20 14.9143 3.35517

Sikap

Pretest 35 8 20 14.4857 3.32876

Posttest 35 10 20 16.3143 2.69827

Praktik

Pretest 35 3 9 5.7714 1.78368

Posttest 35 5 10 8.4857 1.29186

Dari tabel diketahui bahwa hasil analisis deskriptif data penelitian tentang hasil sebelumdan sesudah mendapat penyuluhan dengan media audio visual. Hasil nilai minimun dan maximum sebelum dan sesudah dilakukanpenyuluhan pada responden, ada perbedaaan yang signifikan pada pengetahuan, sikap dan praktik.

Uji Normalitas

Dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi dengan normal atau tidak, sebelum dilanjutkan pada uji beda.

Tabel 4.3 Tabel Uji Normalitas

Kolmogorov-Smirnova

Statistic df Sig.

Pretest Pengetahuan .119 35 .200*

Posttest Pengetahuan .167 35 .064

Pretest Sikap .144 35 .065

Posttest Sikap .172 35 .070

Pretest Praktik .126 35 .175

Posttest Praktik .169 35 .063

Dari tabel di atas diketahui bahwa data pengetahuan, sikap dan praktik, sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan medi audio visual berdistribusi normal. Diketahui bahwa nilai

(6)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

signifikansi pengetahuan prestest 0,200,pengetahuan posttest 0,064; sikap pretest 0,065, sikap posttest 0,070 dan nilai praktikpretest 0,175, praktik posttest 0,063 nilai-nilai signifikansi tersebut (sig) lebih besar dari 0,05 maka data dalam penelitian ini berdistribusi normal.

Tabel 4.4. Tabel Paired Samples Statistics

Mean N Std. Deviation Std. Error Mean

Pair 1 Pretest Pengetahuan 10.0857 35 3.59224 .60720

Posttest Pengetahuan 14.9143 35 3.35517 .56713

Pair 2 Pretest Sikap 14.4857 35 3.32876 .56266

Posttest Sikap 16.3143 35 2.69827 .45609

Pair 3 Pretest Praktik 5.7714 35 1.78368 .30150

Posttest Praktik 8.4857 35 1.29186 .21836

Dari output data 35 responden diperoleh hasil, untuk nilai rata-rata pretest pengetahuan 10.0857 <

posttest pengetahuan 14.9143 artinya secara deskriptif ada perbedaan rata-rata pengetahuan antara pretest dan posttest. Untuk nilai rata-rata pretest sikap 14.4857 < posttest sikap 16.3143 artinya secara deskriptif ada perbedaan rata-rata sikap antara pretest dan posttest. Untuk nilai rata-rata pretest praktik 5.7714 < posttest praktik 8.4857artinya secara deskriptif ada perbedaan rata-rata sikap antara pretest dan posttest.

Selanjutnya untuk membuktikan apakah perbedaan tersebut signifikan atau tidak, maka akan dilakukan uji paired sample t test yang terdapat pada tabel output Paired samples

test.

Tabel 4.5. Paired Samples Correlations

N Correlation Sig.

Pair 1 Pretest Pengetahuan & Posttest Pengetahuan 35 .862 .000

Pair 2 Pretest Sikap & Posttest Sikap 35 .660 .000

Pair 3 Pretest Praktik & Posttest Praktik 35 .420 .012

Hasil pada tabel menunjukkan hasil uji korelasi atau hubungan antara data pretest dan posttest. Berdasarkan hasil diatas diketahui nilai koefisien korelasi pengetahuan sebesar 0,862 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar0,000, nilai sig 0,000 < probabilitas 0,05, makadisimpulkan ada pengaruh antara pretest dan posttest. Nilai koefisien korelasi sikap sebesar 0,660 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar 0,000, nilai sig 0,000 < probabilitas 0,05, maka disimpulkan ada pengaruh antara pretest dan posttest. Nilai koefisien korelasi sikap sebesar 0,660 dengan nilai signifikansi (sig) sebesar0,000, nilai sig 0,012 < probabilitas 0,05, makadisimpulkan ada pengaruh antara pretest dan posttest.

Tabel 4.6. Tabel Paired Samples Test Paired Differences

95% Confidence Std.

Devi atio

Std.

Error

Interval of the Difference

Sig. (2-

(7)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

396

Mean n Mean Lower Upper t df tailed)

Pair 1 Pretest -4.828 1.838 .3108 -5.460 -4.196 -15.53 34 .000

Pengetahuan - Posttest Pengetahuan

Pair 2 Pretest Sikap - -1.828 2.549 .4309 -2.704 -.952 -4.243 34 .000 Posttest Sikap

Pair 3 Pretest Praktik -2.714 1.707 .2886 -3.300 -2.127 -9.404 34 .000 - Posttest

Praktik

Berdasarkan tabel output di atas diketahui bahwa nilai sig. (2-tailed) pada pengetahuan nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05, sikap nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05dan praktik nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05, maka ada perbedaan signifikan antara

pengetahuan, sikap dan praktik sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan tentang pencegahan stunting dengan media audio visual. Terjadi peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik responden setelah mendapat penyuluhan dengan menggunakan media audiovisual.

PEMBAHASAN

Hasil pengolahan data diperoleh ada perbedaan yang signifikan antara pengetahuan, sikap dan praktik dalam pencegahan stunting sebelum dilakukan penyuluhan dengan media audio visual dan setelah dilakukan penyuluhan/intervensi dengan nilai signifikansinya adalah 0,000 < 0,05.

Penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian S. Anggraini dalam semantic scholar tahun 2020, menunjukan pada Ibu hamil ada perbedaan yang signifikan antarapengetahuan dan sikap Ibu hamil sebelum dan sesudah intervensi menggunakan media audio visual dengan p value 0,001 (p < 0,05).

Hasil penelitian Adam et al., 2019, pada responden 1.008 ibu hamil serta ibu yang mempunyai anak di Afrika dengan intervensi Pemberian pendidikan kesehatan melalui program mobile video intervensi untuk pemberian makanan eklusif untuk anak denganvideo pendek berdurasi 2- 5 menit yang seseuai dengan standard Kesehatan menjelaskan: ada dampak dari pemberian edukasi kesehatan menggunakan metode audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan ibu dalam pemberian gizi anak. Semua video audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan ibu. Peningkatan pengetahuan ibu meliputi: meningkatkan pengetahuan dan kesadaran ibu dalam memberikan makanan tambahan, meningkatkan pengetahuan ibu dalam dalam praktik pemberian makanan pada anak, meningkatkan pengetahuan ibu tentang pentingnya asupan buah dan sayuran serta protein hewani untuk pemenuhan gizi, meningkatkan pengetahuan ibu dalampemberian makanan serta ASI eksklusif.

Hidayati 2018 dalam penelitiannya tentang Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audiovisual Kabupaten Ngada. Crit Med Surg Nurs J, pendidikan kesehatan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi suatu proses pendidikan yang berdampak pada tercapainya suatu hasil pendidikan yangoptimal. Begitu juga dengan penelitian Ilmanisak R, Pudjirahaju A, Aswin AAGA tahun 2017 tentang Edukasi MP-ASI, Sikap Ibu dan Tingkat Konsumsi EnergiProtein Baduta Stunting Usia 7 – 24 Bulan. Pendidik Kesehatan, pendidikan kesehatan dapat mempengaruhi proses belajar, melalui pemberian pendidikan kesehatan terhadap seseorang maka dapat meningkatkan pengetahuan, serta mampu meningkatkan kemampuan perilaku untuk mencapai sehat. Pemberian pendidikan kesehatan salah satunya menggunakan metode audiovisual sangat efektif karena ibu-ibu dapat mengulang dan memahami kembali apa yang telah dijelaskan atau yang telah disampaikan.

Metode audiovisual merupakan media pembelajaran atau media penyuluhan untuk memberikan informasi penting yang akan disampaikan.

(8)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

Metode Audiovisual mengandungunsur suara dan gambar yang dapat dilihat melalui video, film, dan lain-lain. Metode audiovisual dapat menjadi media pendukunguntuk melakukan penyuluhan karena informasi yang diberikan singkat padat dan jelas serta menarik dan mudah dipahami ibu-ibu dan juga dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

Keunggulan metode audiovisual dari metode lainnya ialah mudah serta efektif. Penggunaan media audiovisual mempunyai jenis beragam seperti film pendek, video, iklan, video animasi, serta video grafis. Banyaknya pilihan media ini bisa memudahkan peserta serta membuat para peserta tidak bosan dengan penyuluhan biasa yang dilakukan menggunakan metode ceramah yang menggunakan poster dan flipchart. Berbagai macam media yang ada dalam metode audiovisual mampu memberikan infomasi secara menarik dan singkat tentang infomasi tentang gizi, pola makan, kecukupan karbohidrat, gizi serta protein yang baik serta kebersihan lingkungan yang harus bersih yang harus dilakukan oleh ibu.

Menurut peneliti, metode audiovisual dapat merangsang dua indera yaitu mata dan telinga secara bersamaan sehingga ibu lebih fokus pada materi yang diberikan. Penyampaian melalui kata-kata saja sangat kurang efektif atau intensitas paling rendah. Penggunaan metode audiovisual merupakan pengalaman salah satu prinsip proses pendidikan. Metode audiovisual sangat membantu dalam penyampaian informasi tentang gizi seimbang untuk balita kepada ibu agar informasi tersebut dapat disampaikanlebih jelas dan tepat. Media audiovisual juga menerangkan suatu objek yang dapat diberikan misalnya makan yang dikonsumsi menggandung karbohidrat, protein, mineral dan lain sebagainya. Tingkat pengetahuan ibu mengenai gizi merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya stunting pada anak balita. Peningkatan pengetahuan terjadi dikarenakan adanya kemauan dalam diri ibu untuk mengikuti dan mengetahui upaya pencegahan stunting.

Pengetahuan ibu merupakan penyebab tidak langsung terhadap kejadian stunting anak karena berpengaruh pada makanan apa yang diberikan pada anak dan juga salah satu faktor yang mempengaruhi asupan pangan dalam pemahaman pangan, kesehatan dan gizi.

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

Ada perbedaan pengetahuan, sikap dan praktik yang signifikan (p < 0,05) sebelum dan setelah intervensi dengan media audio visual.

Pendidikan kesehatan menggunakan metode audiovisual dapat meningkatkan pengetahuan ibu dengan anak stunting dalam pemenuhan gizi pada anak dengan stunting serta pola asuh anak stunting. Terdapat pengaruh penggunaan media audiovisual terhadap peningkatan pengetahuan, sikap dan praktik ibu tentang pencegahan stunting.

Saran

Berdasarkan simpulan dan hasil penelitian ini, maka peneliti memberikan saran sebagai berikut.

1. Bagi responden yaitu melakukan upaya pencegahan stunting (pemenuhan gizi kehamilan dan tablet tambah darah, ASI Eksklusif, MP-ASI, Pemberian Vitamin A, Imunisasi dasar lengkap, PHBS dan Pemantauan di posyandu ). Harapannya baik ibu hamil maupun ibu yang memiliki bayi bawah dua tahun juga aktif mencari informasi berkaitan dengan edukasi kesehatan tentang pemenuhan gizi anak melalui media sosial, media cetak, maupun artikel di internet.

2. Bagi Puskesmas yaitu melakukan pengembangan media promosi kesehatan yang inovatif serta lebih menarik lagi (misal: video animasi, motion graphic, dll). Sebaiknya media promosi kesehatantersebut pun dapat dibagikan secara luas di internet maupun media sosial (Instagram, whatsapp, facebook, youtube) agar masyarakat dapat dengan mudah mengakses informasi yang disampaikan oleh Puskesmas. Selain itu, penyampaian materi kesehatan juga dapat ditayangkan melalui TV LED yang ada di ruang tunggu pasien agar

(9)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

398 pasien/ pengunjung dapat memperoleh informasi kesehatan saat menunggu antrian.

3. Bagi Dinas Kesehatan yaitu menghimbau seluruh Puskesmas yang ada di kabupaten Humbang Hasundutan untuk aktif melakukan edukasi Kesehatan tentang pencegahan stunting di wilayah kerjanya, baik melalui penyuluhan kesehatan maupun edukasi melalui media sosial maupun kanal youtube. Selain itu, Dinas Kesehatan juga dapat menghimbau Rumah Sakit/ Klinik yang ada di wilayahnya untuk ikutmelakukan kampanye pencegahan stunting melalui media sosial maupun media cetak di tempat kerjanya.

4. Bagi Peneliti Selanjutnya yaitu diharapkan meneliti lebih lanjut perbandingan pengetahuan antara penyuluhan melalui media audio visual dengan media promosi kesehatan lainnya. Serta mengembangkan media promosi kesehatan lain yang lebihinovatif berkaitan dengan materi stunting.

DAFTAR PUSTAKA

Adam M, Tomlinson M, Le Roux I, Lefevre AE, McMahon SA, Johnston J, et al. The Philani Movie Study: A Cluster-Randomized Controlled Trial Of A Mobile Video Entertainment-Education Intervention To Promote Exclusive Breastfeeding In South Africa. BMC Health Serv Res. 2019;19(1):1–14.

Anwar, F., A. Khomsan., A.V.R. Mauludyani., dan K.R. Ekawidyani. 2014. Masalah dan Solusi Stunting Akibat Kurang Gizi d Wilayah Pedesaan. IPB Press. Kota Bogor.

Arsyad, Azhar (2011). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Depkes RI. Penuhi Kebutuhan Gizi Pada 1000 Hari Pertama Kehidupan. Jakarta: Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2012.

Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Gizi dan Kesehatan Masyarakat Edisi Revisi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada;2007.

Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2014. Padang; Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat;2014.

Fauziyah, Anny. Pengaruh Pendidikan Kesehatan Tentang Nutrisi Prakonsepsi Terhadap Tingkat Pengetahuan, Sikap, dan Praktik Konsumsi Makanan Sehat Wanita Pranikah Tahun 2012 [Tesis]. Depok;2012.

Global Nutrition Report. Action and Accountability to Accelerate The World’s Progress On Nutrition.Washington DC: International Food Policy Research Institute;2014Siwi Setiyo, Satiti. Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Gizi dengan Kadar Hemoglobin pada Ibu Hamil di Kecamatan Jebres Surakarta;2011.

Harjanto, Perencanaan Pengajaran, Jakarta: PT. Rineka cipta.

Hidayati. Pendidikan Kesehatan Dengan Media Audiovisual Kabupaten Ngada. Crit Med Surg Nurs J.

2018;6(2):55–61.

Ilmanisak R, Pudjirahaju A, Aswin AAGA. Edukasi MP-ASI, Sikap Ibu dan Tingkat Konsumsi EnergiProtein Baduta Stunting Usia 7 – 24 Bulan. J Pendidik Kesehat.

2017;6(1):16–26.

(10)

Journal of Healtcare Technology and Medicine Vol. 8 No. 1 April 2022 Universitas Ubudiyah Indonesia

e-ISSN : 2615-109X

Kemenkes RI, 2018. Stunting. Jakarta

Manuaba, IBG. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.

Jakarta: Arcan; 1999. Marrmi. Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar;2013.

Notoatmodjo, S. Promosi Kesehatan & Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta;2010 Notoatmodjo, S. Pendidikan dan perilaku kesehatan. Jakarta:

Rineka cipta; 2003. Riskesdas. Laporan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). Jakarta: Depkes RI;2013.

Rahim, Rahmiyati. Pengetahuan dan Sikap Wanita Prakonsepsi Tentang Gizi dan Kesehatan Reproduksi Sebelum dan Setelah Suscatin di Kecamatan Ujung Tanah Tahun 2013 [Skripsi]. Makassar; 2013.

Sanjaya, Wina, Perencanaan dan Desain Sistem Pembelajaran, Jakarta: Kencana, 2010.

S, Anggraini. Pengaruh media audio visual terhadap tingkat pengetahuan dan sikap pada ibu hamil tentang pencegahan stunting di desa cinta rakyat, Semantic Scholar, 2020.

UNICEF Indonesia. Gizi Ibu dan Anak (Terbitan Oktober);2012. Widyastuti, Y. Kesehatan Reproduksi.

Yogyakarta: Fitramaya;2009.

Referensi

Dokumen terkait