33 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Dalam Karya Ilmiah Terapan ini penulis akan mendeskripsikan tentang gambaran umum objek penelitian sesuai dengan judul
penelitian ini yaitu “
KESESUAIAN PENGGUNAAN
PERALATAN NAVIGASI DI ATAS KAPAL DENGAN STANDAR SOLAS 1974
”. Sehingga dengan adanya deskripsi gambaran umum objek penelitian ini pembaca dapat memahami dan mampu merasakan tentang hal yang terjadi pada saat penulis melakukan penelitian di atas kapal MV.SIRIMAU. Taruni melakukan penelitian di atas kapal berguna untuk melakukan penerapan kesesuaian penggunaan peralatan navigasi diatas kapal.MV.SIRIMAU merupakan sebuah kapal Penumpang salah satu kapal milik PT.Pelayaran Nasional Indoensia. Seluruh awak kapal Sirimau kurang lebih 68 orang, yang terdiri dari 4 pewira deck (Captain, Chief Officer, Second Officer, Third Officer, dan Fourth Officer), 4 perwira mesin (Chief Engineer, Second Engineer, Third Engineer dan Fourth Engineer), 1 Paramedic, 1 bosun, 2 juru mudi, 2 juru minyak, 2 koki, 2 steward/ pelayan, 5 Cadet Mesin dan 5 Cadet Deck, 40 orang sisanya adalah anak buah kapal yang terdiri dari PIDC, anak buah kapal deck dan mesin, serta band . Dengan data-data kapal sebagai berikut:
Nama kapal : MV.SIRIMAU Call sign : YEIU
Bendera : Indonesia IMO No. : 8915641
Owner : PT. PELAYARAN NASIONAL INDONESIA
Panjang : 91.50 M
Jenis kapal : Kapal Penumpang/Passsanger Ship Gross Tonnage : 6.022
Sumber data : MV.SIRIMAU
B. Hasil Penelitian
1. Penyajian Data a. Hasil Observasi
Penerapan prosedur kerja penggunaan alat navigasi terutama GPS (Global Positioning System) di KM. SIRIMAU memang sudah dilaksanakan dengan benar dan sesuai dengan standart SOLAS 1974.
KM. SIRIMAU adalah kapal penumpang/passanger ship milik PT.PELNI dengan bendera Indonesia, Selama melakukan praktek diatas kapal, penulis memperhatikan pada seluruh awak kapal baik perwira
deck maupun jurumudi serta markonis yang memang benar-benar diwajibkan memperhatikan aturan dan prosedur standart penggunaan dari alat navigasi terutama GPS (Global Positioning System) yang digunakan saat berlayar atau berolah gerak diperairan sempit maupun di laut bebas. Karena dalam penggunaan alat navigasi saat berlayar diwajibkan atau diharuskan sesuai dengan pedoman yang ada karena ini berkaitan dengan keselamatan penumpang dan anak buah kapal. Hal ini dilaksanakan dalam tindakan nyata awak kapal, salah satu contoh pada saat kapal tempat penulis praktek berlayar dan sering memasuki alur pelayaran sempit atau muara. Awak kapal terdiri dari Kapten, Mualim, Masinis, Markonis, Jurumudi dan cadet deck yang sedang berdinas jaga atau yang sedang melaksanakan olah gerak selalu memperhatikan alat navigasi baik RADAR,AIS, ECDIS, ECHOSOUNDER dan terutama GPS untuk memantau atau mengamati keadaan saat memasuki alur pelayaran sempit atau muara agar tetap pada keadaan aman dan tidak keluar dari rute atau track yang sudah dibuat. Tidak lupa juga terus memantau apakah disekitar kapal aman dengan cara mengoreksi posisi kapal menggunakan lintang dan bujur yang tertera di monitor GPS (Global Positioning System) kemudian kita Pindahkan atau koreksi ke peta asli yang terdapat di meja peta dengan begitu kita mengetahui posisi kapal berada dijalur yang aman atau tidak, hal ini akan sering dilakukan apabila kita dalam olah gerak , beda dengan saat kita tidak berolah gerak atau saat sedang berlayar dilaut bebas cukup 1 jam sekali dilakukan. Maka akan terhindar dari kecelakaan atau insiden yang tidak
diinginkan. Contoh insiden yang tidak diinginkan pernah terjadi pada KM. BUKIT RAYA pada tanggal 19 mei 2018, kapal tersebut mengalami kandas diperkiraan karena Humon Error yang kurang teliti saat berdinas jaga. Tidak terlalu sering memantau posisi kapal melalui GPS atau radar agar mengetahui posisi kapal sementara, kurangnya fokus kerja. Jadi dua faktor tersebut memang harus benar-benar diperhatikan dalam melaksanakan kerja apapun diatas kapal. Maka dari itu, jika awak kapal memperhatikan pedoman serta aturan dalam penggunaan alat navigasi saat berlayar, maka keselamatan penumpang serta anak buah kapal akan terjamin. Oleh karena keterbatasan manusia tersebut, maka setiap 1 tahun sekali diadakan ISPS CODE dan ISM CODE peranannya adalah untuk mengetahui sampai dimana keahlian dan keterampilan serta pengetahuan awak kapal mengenai alat navigasi , alat – alat keselamatan dan aturan saat berlayar untuk mencegah terjadinya kecelakaan pada saat bekerja atau berlayar. Dengan adanya aturan – aturan ini, diharapkan dapat meningkatkan kualitas awak kapal tersebut dan memperkecil resiko kecelakaan dalam bekerja. Selain itu juga diadakan pengarahan oleh wakil dari perusahaan yang berwenanang untuk mengurusi keselamatan terhadap anak buah kapal, agar peranan alat – alat navigasi dan keselamatan kerja dapat dipahami dan dimengerti untuk memperkecil resiko kerja dan menciptakan rasa nyaman untuk penumpang dan anak buah kapal. Kesimpulan sementara, dari uraian diatas bahwa awak kapal memang butuh perhatian penting untung meningkatkan pengetahuan dan pemahamanya pada
penggunaan alat navigasi sesuai dengan Pedoman SOLAS 1974 diatas kapal. Karena hampir 80% kecelakaan kerja berasal dari Kesalahan Manusia terutama dari segi keengganan dalam memperluas pengetahuan mengenai bagaimana penggunaan alat navigasi tersebut sehingga mengakibatkan kecerobohan. Yang termasuk di dalam hal tersebut adalah rendahnya kedisiplinan awak kapal untuk mentaati peraturan tentang penggunaan alat – alat navigasi atau menganggap remeh tentang penggunaan sesuai dengan standart yang ada atau berlaku. Kurangnya pemahaman dalam melaksanakan pekerjaan dikapal. Kedisiplinan ini memang tidak akan terjadi apabila anak buah kapal itu sendiri tidak mempunyai keinginan untuk melaksanakannya.
Dikatakan disiplin tinggi apabila anak buah kapal mau bekerja dengan memenuhi ketentuan yang telah ditetapkan dengan baik. Dikatakan disiplin rendah apabila anak buah kapal gagal mengikuti standar, menolak atau melanggar peraturan dan untuk itu mereka perlu pengawasan. Tindakan yang patut diberikan adalah dengan cara menegur, memberi pengarahan atau kalau perlu hukuman yang tepat oleh pihak yang berwenang demi kepentingan bersama.
b. Hasil Wawancara
Adapun hasil wawancara yang di dapat adalah tentang kesesuaian penggunaan alat navigasi diatas kapal KM. SIRIMAU sesuai dengan standar SOLAS 1974.
4.1 Tabel Wawancara
No Pertanyaan
Jawaban
Subjek – 1 Subjek – 2 1 Hal-hal apa saja yang perlu
didiperhatikan pada saat penggunaan alat navigasi GPS saat berlayar?
Hal yang perlu diperhatikan pada saat berlayar selalu memantau posisi lintang dan bujur saat dinas jaga setiap 1 jam sekali, lalu di plotting ke peta agar mengetahui posisi kapal pada
peta, dan
mengetahui
apakah posisi kapal ada di rute atau waypoint yang sudah ditenukan.
Cek kondisi alat tersebut sebelum digunakan supaya mendapatkan hasil yang maksimal
2 Apakah bapak mengetahui bagaimana cara perawatan alat navigasi GPS diatas kapal ?
Tentunya saya tau karena saya sebagai mualim 2 yang bertanggung jawab atas alat alat navigasi diatas kapal.
Saya sedikit 1tahu tentang perawatannya tapi saya paham
bagaimana cara
menggunakan alat tersebut.
3 Menurut bapak problem umum apa saja yang sering terjadi pada GPS ?
Problem yang sering terjadi adalah eror, diakibatkan
karena terlalu lama dioperasikan
Terjadi ketidaksamaa n atau tidak sinkron posisi
di GPS
dengan di peta.
Sumber : Observasi oleh penulis
C. Analisis Data
Oleh karena itu untuk mengantisipasi keadaan yang demikian ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang bersumber dari faktor manusia terhadap keahlihan dan keterampilan yang mungkin dapat direalisasikan :
1. Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman awak kapal dalam menggunakan alat navigasi terutama GPS (Global Positioning System) dengan standart pedoman pada SOLAS 1974, agar dalam pelaksanaan tugas diatas kapal anak buah kapal dapat selalu disiplin dengan segala tata tertib aturan yang berlaku serta mengetahui kekurangan dan kelebihan setiap alat navigasi yang ada diatas kapal.
Apabila terjadi ketidakdisiplinan dalam mentaati peraturan tersebut, dapat dilakukkan system peringatan bahkan sampai pada pemberhentian, jika hal tersebut betul – betul membahayakan penumpang dan anak buah kapal.
2. Awak kapal baru yang akan memulai pekerjaan di kapal harus ada kerja sama dari awak kapal yang lainnya untuk menjelaskan dan
familirisasi mengenai segala sesuatunya mengenai kapal tersebut terutama mengenai penggunaan alat navigasi, tugas dan bahaya – bahaya yang akan dihadapinya dalam melakukan pekerjaan, Hal ini untuk menghindari kecelakaan dalam bekerja di kapal. Petunjuk tentang penggunaan alat navigasi sesuai dengan standart SOLAS 1974 diberikan dan wajib dilaksanakan oleh semua orang yang bekerja di kapal.
D. Pembahasan
Berdasarkan wawancara yang penulis lakukan dengan Nakhoda dan seluruh awak kapal serta pengamatan di MV. Sirimau, adapun berikut pemecahan masalah dalam bagian pembahasan ini.
1. Berikut adalah cara penggunaan alat navigasi GPS (Global Positioning System) yang sesuai dengan pedoman standart SOLAS 1974 :
Gambar 4.1 Pengoperasian GPS (Global Positioning System)
Sumber: Observasi Penulis a. Menghidupkan Unit GPS
Sebelum menghidupkan GPS kita harus mengetahui posisi duga saat pengoperasian. Secara prinsip pengoperasian GPS sangatlah mudah dengan urut-urutan sebagai berikut:
1) Tekan ON/ OFF untuk menghidupakn 2) Atur kecerahan cahaya dilayar tampilan
3) Untuk mematikan perangkat, tekan kunci ON /OFF selama 3 detik b. Mengoperasikan Navigator
1) Self Localization
GPS dengan mudah dapat memberikan informasi mengenai posisi kita dipermukaan bumi disertai dengan waktu, dan kalender. GPS mencari sinyal satelit pertama, dan saat itu juga dipergunakan untuk pembaruan data tentang waktu dan kalender (update). Pencaraian sinyal–sinyal satelit ini dipergunakan untuk memperbaharui data mengenai waktu dan kalender. Proses ini memerlukan waktu rata – rata 15 menit.
2) Memasukan Posisi Perkiraan
Diperlukan waktu beberapa menit untuk mendapatkan posisi yang kemudian dimasukan sebagai posisi perkiraan.
a) Tekan kunci POS, kordinat Lat/Lon ditampilkan pada layar. POS 1 akan berkedip selama GPS tidak terkunci.
b) Tekan kunci LNI, karakter pertama dari lat/ lintang akan berkedip c) Tekan +/- untuk memilih Utara / Selatan ( N/ S )
d) Masukan data Lat / Lintang
e) Dilihat bahwa karakter pertama dari lon/ bujur apakah sudah berkedip.
f) Tekan +/- untuk memilih Timur / Barat ( E / W ) g) POS 1 berhenti berkedi saat GPS terkunci.
3) Pemilihan sistem Geodesi
a) Tekan ( +/- ) menuju ketampilan fungsi kedua.
b) Tekan “6” untuk mendapatkan fungsi F6, kemudian ENT.
c) Tekan ? untuk memilih sistem Geodesi, kemudian ENT.
d) Setiap sistem geodesi memberikan perhitungan mengenai posisi lat/lon yang berbeda.
4) Pengenalan tentang ketinggian antena a) Tekan POS< POS 1 muncul dilayar tampilan.
b) Tekan ? untuk menampilkan POS 2.
c) Tekan ENT untuk memasukan data ketinggian antena dalam sistem.
Yang dimaksud ketinggian disini adalah ketinggian antena terhadap rata – rata permukaan laut.
c. Mendapatkan posisi 1. Tekan POS
2. POS 1 muncul dilayar tampilan.
3. Posisi ini selalu diperbaharui / dikoreksi setiap 1 detik.
4. XY atau XYZ menunjukan operasi dalam 2 atau 3 dimensi.
5. Indikator “POS 1 “ akan tetap saat GPS dikunci d. Menentukan Kecepatan dan Arah.
1. Tekan NAV
2. Nav 1 akan mumcul dilayar tampilan.
3. Baris pertama menunjukan kecepatan dalam knots.
4. Baris kedua menunjukan arah dalam derajat.
e. Memasukan Titik Posisi (Waypoint) 1. Tekan WPT.
2. WPT 1 akan muncul dilayar tampilan
3. Masukan nomor titik posisi. Nomor ini ditampilkan pada baris kedua, di bawah huruf WPT
4. Tekan ENT
5. Karakter pertama untuk latitude (lintang) akan berkedip 6. Tekan +/- untuk pilihan N ( utara ) atau S ( selatan ).
7. Masukan koordinat lintang ( lititude )
8. Kemudian periksa, karakter pertama dari bujur ( longitude ) akan berkedip (menandakan siap untuk memasukan data)
9. Tekan +/- untuk pilihan E ( timur ) atau W ( barat ) 10. Masukan koordinat bujur.
11. Tekan ENT.
f. Pemberian nama setiap titik posisi (Waypoint) 1. Tekan WPT
2. WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
3. Tekan ?
4. Pilih nomor titik posisi ( waypoint )
5. Tekan ENT. Karakter pertama akan berkedip.
6. Tekan kunci (angka), yang berkenaan dengan huruf pertama dan tekan +/- untuk memilih huruf yang diinginkan.
7. Tulis sesuai yang dikehendaki.
g. Menghapus titik posisi (waypoint ) dan namanya.
1. Tekan WPT.
2. WPT 1 akan muncul dilayar tampilan.
3. Masukan nomor titik posisi ( waypoint ).
4. Tekan ENT
5. Tekan Nav, sekarang posisi adalah 6. ü 00o 00’ 000N
7. ü 00o 00’ 000E
8. ü dan namanya juga ikut terhapus.
9. Tekan ENT
h. Memasukan koordinat saat ini kedalam titik posisi ( waypoint ) secara otomatis.
1. Tekan WPT
2. WPT 1 akan muncul dilayar
3. Masukan nomor titik posisi ( waypoint ) 4. Tekan ENT POS ENT
5. Posisi saat ini secara otomatis tersimpan didalam titik posisi (waypoint) sesuai nomor waypoint yang kita isikan.
2. GPS (Global Positioning System) mempunyai kelebihan dan kekurangan yang harus kita ketahui, berikut adalah kelebihan dan kekurangan GPS (Global Positioning System) :
a. Kelebihan GPS:
1) GPS untuk navigasi
aplikasi gps di bidang militer pada umumnya dapatdibagi menjadi beberapa bagian misalnya, pemetaan (penentuan posisi titik-titik target terutama pada masalah topografi angkatan darat, pencitraan, foto udara, dan beberapa analisis spasial yang ditujukan untuk mendukung
perencanaan operasi), navigasi, tracking (monitoring atau pemantauan), atau bahkan sebagai tools penuntun posisi-posisi sasaran peluru kendali, rover, uav, dan auv cthny. Navigasi sering kali dilakukan oleh personel militer yang sedang menempuh perjalanan dari suatu tempat ke tempat- tempat lain yang menjadi targetnya. Oleh karena itu, dengan mengkombinasikan peta, kompas, dan gps (receiver), maka proses navigasi menjadi lebih mudah dan menyenangkan bagi siapapun.
Demikian pula bagi personel militer yang bergerak dengan menggunakan platform (kendaraan), bila menggunakan peta (terutama dijital) dan gps (receiver), navigasinya menjadi jauh lebih mudah, menyenangkan, dan cepat
b. Kekurangan GPS :
1) Penggunaan gps untuk mengetahui posisi yang mengandalkan setidaknya tiga satelit ini tidak selamanya akurat.
2) Terkadang, dibutuhkan satu satelit untuk memperbaiki sinyal yang diterima. Ketidakakuratan posisi yang ditunjukkan
3) Gps ini dipengaruhi oleh posisi satelit yang berubah dan adanya proses sinyal yang ditunda. Kecepatan sinyal gps ini juga seringkali berubah karena dipengaruhi oleh kondisi atmosfer yang ada produk gpsny.
Selain itu, sinyal gps juga mudah berinteferensi dengan gelombang elektromagnetik lainnya.
46 A. Simpulan
Dengan memperhatikan permasalahan yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya, maka penulis melakukkan kesimpulan bahwa kurangnya pengetahuan serta pemahaman awak kapal dalam penggunaan alat navigasi sesuai dengan standart SOLAS 1974 dapat terjadi karena disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
1. Kurangnya kepedulian awak kapal dalam menggunakan alat-alat navigasi sehingga terjadi kecelakaan dikapal yang berakibat fatal. Maka sangatlah penting untuk mengetahui bagaimana cara penggunaan alat navigasi terutama GPS (Global Positioning System) yang sebagaian orang masih menganggap remeh sesuai dengan pedoman standart SOLAS 1974 yang belaku .
2. Kurangnya pengetahuan awak kapal terhadap kelebihan dan kekurangan alat navigasi GPS (Global Positioning System) disebabkan oleh kurangnya pengenalan atau familiarisasi sehingga bisa mengakitbatka resiko yang fatal.
B. Saran
Penulis mengajukan saran sebagai upaya yang dapat direalisasikan dalam usaha penerapan peranan alat – alat navigasi untuk mencapai tingkat keselamatan kerja yang tinggi diatas kapal yaitu :
1. Sebaiknya agar menambah wawasan mengenai bagaimana cara penggunaan alat navigasi sesuai standart dan kelebihan serta kekurangan alat alat navigasi itu sendiri untuk para awak kapal di MV. SIRIMAU , hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
familirisasi di kapal pada saat ada anak buah kapal yang baru naik. Familiarisasi ini diberikan oleh Mualim I atau Nahkoda ketika awak kapal terutama mualim baru naik. Anak buah kapal yang diganti juga harus memberikan familirisasi kepada awak kapal yang baru naik tersebut, hal ini dilakukan agar anak buah kapal yang baru mengerti dan paham betul situasi dan kondisi kapal sebelum melakukan pekerjaan.
2. Sebaiknya perusahaan melaksanakan system manajemen keselamatan seperti yang terdapat pada ISM CODE. Tapi untuk menjalankan program keselamatan kerja disarankan untuk memilih komponen mana dari program keselamatan yang diprioritaskan dan sesuai dengan keadaan serta keterbatasan yang ada dalam perusahaan. Namun juga ada konsekuensi yang tegas dari pihak perusahaan bagi anak buah kapal.