• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran guru akidah akhlak dalam pembentukan - IAIN Repository

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peran guru akidah akhlak dalam pembentukan - IAIN Repository"

Copied!
123
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang Masalah

Salah satu permasalahan di masyarakat yang harus ditanggapi oleh dunia pendidikan adalah perlunya pembentukan karakter/moral peserta didik. Kondisi tersebut dapat menjauhkan peserta didik dari nilai-nilai akhlak yang menjadi misi utama ajaran Islam.

Pertanyaan Penelitian

Penelitian Relevan

  • Pengertian Karakter Siswa
  • Tahapan Pembentukan Karakter
  • Nilai-nilai Karakter dalam Perspektif Pendidikan di Sekolah
  • Metode Pembentukan Karakter
  • Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Karakter

Nilai-nilai yang terkandung dalam pendidikan karakter bersifat universal dan menembus batas budaya dan geografis. Berdasarkan pendapat di atas, role modelling diperlukan sebagai bentuk transfer nilai-nilai moral kepada siswa.

Guru Akidah akhlak

  • Pengertian Guru Akidah Akhlak

Pendidik tidak hanya mentransmisikan ilmu, tetapi juga yang lebih penting dari itu adalah mentransmisikan ilmu dan nilai (transmission of knowledge and values), dan yang terpenting adalah nilai-nilai ajaran Islam. dan bimbingan kepada peserta didik agar memiliki pengetahuan, kepribadian dan perilaku yang tunduk pada hukum-hukum Tuhan. Guru Aqidah Akhlak dalam kapasitasnya sebagai guru agama Islam di sekolah dituntut untuk menanamkan keimanan tauhid, mendorong siswa untuk beramal dan berakhlak mulia.

ى دُهۡلٱ

Tugas guru sebagai pengajar berarti mewariskan dan mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi kepada siswa. Tugas guru Aqidah Akhlak di atas sejalan dengan tugas pendidik dalam perspektif pendidikan Islam, yaitu: sebagai “warasat al-anbiya” yang pada hakekatnya mengemban misi rahmatan li al-alamin, yaitu misi yang mengajak umat berserah diri dan menaati hukum-hukum Allah untuk mencapai keselamatan dunia dan akhirat.” 31.

نِع َّللٱ َ

Profesi pendidikan agama di sekolah tidak hanya dipandang sebagai jabatan yang menuntut profesionalisme sesuai tuntutan profesi, tetapi lebih dari itu juga mencakup ibadah dan kewajiban seorang yang berilmu untuk membantu sesama.

نو١٥٩

Kompetensi Guru Akidah Akhlak

Profesi guru Aqidah Akhlak sebagai pendidik agama di sekolah membutuhkan kompetensi yang menunjang keberhasilannya dalam menjalankan tugasnya. Berdasarkan pemikiran di atas, guru Aqidah Akhlak harus memiliki materi ajar Islam yang komprehensif serta pengetahuan yang luas untuk mendukung penyampaian materi. Guru Aqidah Akhlak juga harus memahami dan mampu menerapkan berbagai strategi dan metode pembelajaran yang digagas oleh para pakar pendidikan Islam.

Artinya guru Aqidah Akhlak harus memiliki kepribadian yang sejalan dengan ajaran Islam, agar nilai-nilai yang ingin ditanamkan kepada anak didiknya tidak bertentangan dengan ajaran Islam. Berdasarkan pendapat di atas, taqwa merupakan bagian dari kompetensi keagamaan yang harus dimiliki oleh seorang guru Akidah Akhlak. Memiliki sifat taqwa, seorang guru Aqidah Akhlak dapat menjadi teladan bagi murid-muridnya dalam mengamalkan ilmu yang telah diperolehnya.

Bentuk Peran Guru Akidah Akhlak

Guru Akhlak Aqidah berperan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada siswa agar siswa mentaati hukum-hukum Allah. Guru Akhlak Aqidah berperan dalam menanamkan keyakinan tauhid, mendorong siswa untuk beramal dan berakhlak mulia. Guru Aqidah Akhlak sebagai pendidik agama di sekolah berperan dalam mengenalkan dasar-dasar keimanan dan ibadah kepada Allah.

Guru berperan sebagai panutan dan panutan bagi siswa untuk membiasakan sholat berjamaah di sekolah. Berdasarkan uraian di atas, maka guru Akidah Akhlak berperan sebagai panutan dan teladan bagi siswa untuk membiasakan sholat berjamaah di sekolah. Shalat berjamaah digunakan sebagai sarana untuk mengamalkan ibadah, dengan guru Aqidah Akhlak memberikan contoh keteladanan shalat berjamaah di sekolah dan melaksanakan shalat berjamaah di sekolah tepat waktu.

Peran Guru Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa

Guru dapat membiasakan salat berjamaah di sekolah bersama siswanya, memberikan contoh keteladanan bagi siswanya salat berjamaah di sekolah, dan melaksanakan salat berjamaah di sekolah tepat waktu. Dalam kegiatan ini, upaya guru adalah menghafal Al-Qur'an di sekolah untuk menciptakan suasana religius di sekolah, selalu mengajak siswanya untuk belajar membaca dan memahami Al-Qur'an, serta berusaha menghidupkan kembali kegiatan pengajian atau ceramah keagamaan. Kegiatan tersebut dilakukan sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di kelas agar siswa dapat terlatih mengenal perilaku keagamaan dalam kegiatan sehari-hari di sekolah.

Dalam perilaku sehari-harinya di sekolah, guru Aqidah Akhlak dapat menjadi panutan dalam menyampaikan ajaran agama, mulai dari hal-hal kecil seperti mengucapkan salam saat bertemu dengan siswa, menegur dan berdoa untuk kesehatan siswa di akhir pelajaran, hingga tindakan ibadah seperti menjadi pendeta untuk sholat berjamaah.di sekolah. Paparan praktik keagamaan di sekolah dapat menumbuhkan kesan positif siswa terhadap manfaat ajaran agama sebagai kontrol perilaku dan sebagai pedoman dalam bersosialisasi. Subyek penelitian dalam penelitian ini adalah guru dan siswa di MTs Darul A`mal Metro tentang peran guru Akidah Akhlak dalam membentuk karakter siswa.

Sumber Data

Penelitian deskriptif terdiri dari beberapa jenis, yaitu “studi kasus, survei, studi perkembangan, studi lanjutan, analisis dokumen (analisis isi/hermeneutika), analisis kecenderungan dan penelitian korelasional.”51. Memperhatikan jenis-jenis penelitian deskriptif tersebut di atas, maka penelitian ini termasuk penelitian deskriptif jenis studi kasus, yaitu “penelitian tentang status peneliti, yang mengacu pada fase khusus atau tipikal dari keseluruhan kepribadian. Sumber primer adalah sumber yang memberikan data secara langsung kepada pengumpul data.”54 Data primer yang dimaksud adalah “data dalam bentuk verbal atau kata-kata yang diucapkan secara lisan, gerak tubuh atau perilaku subjek yang dapat dipercaya, dalam hal ini adalah subjek penelitian (informan) menurut untuk mempelajari variabel.”55.

Berdasarkan kutipan di atas, sumber utama dalam penelitian ini adalah guru dan siswa MTs Darul A`mal Metro. Dari sumber primer tersebut dikumpulkan data peran guru Akidah Akhlak dalam pembentukan karakter siswa dengan mengacu pada tuturan lisan dari sumber primer itu sendiri. Peneliti dalam mengumpulkan data tentang peran guru Akidah Akhlak dalam membangun karakter siswa tidak hanya mengandalkan sumber primer tetapi juga menggunakan sumber sekunder sebagai acuan teoretis.

Metode Pengumpulan Data

  • Wawancara (interview)
  • Metode Observasi
  • Dokumentasi

Selain sumber sekunder di atas, digunakan pula sumber pustaka untuk memperoleh data pustaka yaitu: buku-buku tentang budi pekerti dan buku-buku tentang pendidikan akhlak. Sementara itu, “Jenis wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara mendalam, yaitu “wawancara informal”. 61. Data yang diharapkan dari wawancara mendalam adalah: data peran keyakinan moral guru dalam pembentukan karakter siswa.

Metode observasi adalah pemilihan, perubahan, pencatatan dan pengkodean dari serangkaian perilaku dan situasi yang berkaitan dengan organisme menurut tujuan empiris. Metode observasi yang digunakan adalah observasi non partisipan, karena dalam kegiatan sehari-hari penulis tidak berinteraksi langsung dengan subjek penelitian. Teknik ini digunakan peneliti untuk mengambil data dari dokumentasi MT Darul A'mal Kota Metro Barat yaitu sejarah.

Teknik Penjamin Keabasahan Data

Kemudian teknik selanjutnya adalah “triangulasi sumber pengumpulan data artinya mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan menggunakan teknik yang sama”. 67 Data yang diperoleh melalui berbagai sumber seperti foto atau dokumentasi kemudian diberikan dengan memberikan informasi sesuai dengan keadaan sumber yang ada. Berdasarkan teknik di atas, peneliti dalam penelitian ini membandingkan data yang diperoleh dari sumber primer dengan data yang diperoleh dari sumber sekunder. Dalam hal ini peneliti membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan guru dengan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan siswa, membandingkan data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan data hasil observasi, sehingga kesesuaian data yang diperoleh dari hasil wawancara sudah familiar dengan fakta di lapangan.

Teknik Analisis Data

Madrasah Tsanawiyah (MTs) Darul A'mal merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang berwatak religius di bawah naungan Yayasan Pondok Pesantren Darul A'mal. Khusnan Musthafa Ghufron tentang pentingnya lembaga pendidikan formal yang mengawasi pendidikan umum para santri pondok pesantren Darul A`mal, karena sebelum berdirinya MT Darul A`mal, pondok pesantren Darul A`mal sudah terlebih dahulu berdiri. Pada awal berdirinya, MTs Darul A'mal dikepalai oleh Ngadiman Adi, BA dengan jumlah siswa 28 orang.

Posisi siswa MTs Darul A`mal sejak berdiri hingga saat ini mengalami perkembangan dan peningkatan yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa jumlah siswa di MTs Darul A`mal mengalami peningkatan yang sangat pesat yang dapat dilihat dari jumlah rombongan belajar di setiap kelas. Pada tahun pelajaran 2019/2020, jumlah siswa MTs Darul A`mal Metro sebanyak 906 siswa dengan jumlah siswa lebih dari 200 orang per kelas.

Peran Guru Akidah Akhlak dalam Pembentukan Karakter Siswa

Wawancara juga dilakukan dengan Darul A`mal Anisa Ardillasiswa MT yang mengatakan bahwa guru Akidah Akhlak ramah kepada siswa, ketika bertemu mereka menyapa bahkan menyapa terlebih dahulu. Informasi senada juga didapat dari wawancara dengan Dika Ahmad Oggi, siswa MTs Darul A`mal, yang mengatakan bahwa guru dan siswa salat berjamaah di masjid. 82 Wawancara dengan Tn. Sahanan Wakil MTs Bidang Kemahasiswaan Darul A`mal, 19 November 2019 .. 83 Wawancara dengan Bapak. Warsikan, Guru Akidah Akhlak MTs Darul A`mal Metro, 20 November 2019.

Menurut Anisa Ardila, siswa MTs Darul A`mal berupaya mendisiplinkan guru Akidah Akhlak bersama guru lainnya dalam melaksanakan tata tertib sekolah. Menurut Ngulyadatus Sa`adah siswa MTs Darul A`mal di kelas, guru Akidah Akhlak mengingatkan siswa untuk disiplin mentaati tata tertib sekolah dan menjelaskan manfaatnya bagi kehidupan siswa. Untuk mendapatkan informasi lebih mendalam tentang pembentukan karakter adil di MTs Darul A`mal Metro, peneliti melakukan wawancara dengan guru Akidah Akhlak yang mengatakan bahwa karakter adil berusaha ditanamkan pada siswa melalui.

Menurut Anisa Ardila, siswa MTs Darul A`mal, guru Akidah Akhlak mengingatkan siswa untuk mempraktekkan kejujuran dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam perkataan maupun perbuatan. Menurut siswa Darul A`mal MT Ngulyadatus Sa`adah di kelas, guru Akidah Akhlak mengingatkan pentingnya kejujuran dan manfaatnya dalam kehidupan siswa.

Saran

Peran guru Akidah Akhlak di MTs Darul A`mal Metro dalam pembentukan karakter religius pada siswa dilakukan dengan cara mendorong kepatuhan siswa dalam mengamalkan ajaran agama melalui pemberian materi pelajaran di kelas, memberikan motivasi dan membiasakan diri mengamalkan ajaran agama di sekolah, seperti salam, berdoa, melaksanakan sholat dzuhur dan sholat dzuhur berjamaah. Guru Akhlak Aqidah berperan dalam membentuk karakter jujur ​​dengan membimbing siswa untuk mempraktekkan kejujuran dalam kegiatan sehari-hari di sekolah. Tema kejujuran merupakan bagian dari mata pelajaran yang diajarkan kepada para santri di kelas Aqidah Akhlak.

Peran guru Akidah Akhlak dalam pembentukan karakter siswa di MTs Darul A`mal Metro sudah baik. Abdul Mujid dan Jusuf Mudzakir, Pendidikan Islam, Jakarta: Kencana, 2012 Abdulloh Hamid, Pendidikan Karakter Berbasis Pesantren Bagi Santri dan Santri. Halid Hanafi, La Adu dan Muzakkir, Profesionalisme guru dalam pengelolaan kegiatan pembelajaran di sekolah, Yogyakarta: Deepublish, 2019, hlm.

Hary Priatna Sanusi, Peran Guru Pendidikan Agama Islam dalam Pengembangan Nuansa Agama di Sekolah, Jurnal Pendidikan Agama Islam -Ta'1im Vol. Kementerian Agama Direktorat Jenderal Lembaga Keagamaan Islam, 2005 Toto Suharto, Filsafat Pendidikan Islam, Yogyakarta: ar-Ruz Media, 2014.

Referensi

Dokumen terkait

However, since this is an innovation award, either the research and development achievements or the social implementation plan must be innovative even at this moment.. Even if the paper