• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran guru bimbingan dan konseling

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "peran guru bimbingan dan konseling"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING

DALAM MENENTUKAN ARAH PILIHAN KARIER PESERTA DIDIK KELAS XII DI SMA KATOLIK XAVERIUS PADANG

Oleh:

KISMAS IRAWATI BR. MANIK

Mahasiswa Bimbingan dan Konseling STKIP PGRI Sumatera Barat ABSTRAK

The background of this research is based on the condition found by the writer doing the study field at on school. The writer found out that when the activity of guidance and counseling was going on there, the students got laek information about career. The purpose of this research is to know the role of carier guidance in directing the choice for students of SMA Catholik Xaverius Padang Grade XII. The type of ths research is quantitatiy descriptive. The participants in this research are the SMA Catolik Xaverius students grade XII sixty four students became the sample in this research. The techingues used in getting the sample of this research was total sampling in which all the participants that consists of sixty four students became its the sample. The writer used the written guestions or “angket” which consists of four alternative answers. Which is tocused on : 1). Planning the carier. 2). Process of plenning carier. The date collection is done via the desterbation of “angket” and all the information got from the students. The result of the research wll show that: 1). In the steps of plannng career shows that the students are quite good. 2).

The resalt of the process of planing career is quite good.

Keywords: Carier guidance, conselor, learners Menurut Jauhar (2011:129) peran guru bimbingan dan konseling adalah menyiapkan para peserta didik yang akan melangsungkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi, tetapi juga menyiapkan para peserta didik yang akan melangsungkan pendidikannya ketingkat yang lebih tinggi, tetapi juga menyiapkan para peserta didik yang akan langsung bekerja bila telah menyelesaikan pendidikannya di SMA.

Merupakan suatu kenyataan para peserta didik yang tamat dari SMA tidak melanjutkan pendidikannya, karena sesuatu sebab yang tidak dapat dihindarkan, misalnya kemampuan, biaya tidak ada, ataupun sebab-sebab yang lain. Karenanya para peserta didik itu membutuhkan bimbingan yang baik, khususnya yang berkaitan dengan pekerjaan.

Pada saat observasi yang penulis lakukan pada tanggal 26 Agustus 2013 di SMA Katolik Xaverius Padang, terdapat beberapa permasalahan dari peserta didik dalam pemilihan karier setelah lulus SMA.

Peserta didik juga kurang mampu memahami dan mengetahui tentang pekerjaan yang sesuai dengan potensi, bakat, dan minatnya masing-masing. Pemahaman tentang karier kurang mengerti dan tidak mampu\ menentukan arah pilihan karier

yang akan direncanakan. Dalam hal ini merupakan bagian penting dalam kehidupan masa depan peserta didik. Pengetahuan tentang karier sangat kurang, karena orang tua peserta didik kebanyakan memaksakan anaknya memilih karier anaknya, bukan kehendak anaknya untuk memilih karier.

Fenomena yang tampak belakangan ini di SMA Katolik Xaverius Padang, pada peran guru bimbingan dan konseling harus dapat menyikapi tentang karier para peserta didik yang akan melangsungkan

pendidikannya ke tingkat lebih tinggi, tetapi juga menyiapkan para peserta didik yang akan langsung bekerja bila telah menyelesaikan pendidikan SMA. Peserta didik di SMA Katolik Xaverius ini memberikan pendapatnya tentang karier secara sangat terbatas sering dikaitkan dengan pekerjaan dan jabatan yang ujung- ujungnya memberikan penghasilan.

Padahal karier tidak sesederhana itu, karier lebih dari sekedar memperoleh pekerjaan dan jabatan. Karier memiliki perspektif jangka panjang dan terkait dengan tujuan hidup. Karier sangat berkaitan dengan perkembangan personal seseorang dan menjadi bagian penting dalam kesuksesan hidup, mengingat nilai strategisnya, karier perlu dipilih secara baik. Peserta didik SMA

(2)

Katolik Xaverius sangat kurang sekali dalam pemahaman dan jarang mendapatkan informasi, oleh sebab itu dalam pemikiran peserta didik karier itu menuju pekerjaan yang duduk di gedung mewah serta kursi yang empuk, ruangan ber-AC, mobil mewah, pakaian yang bagus dan berdasi serta fasilitas yang lainnya. Kecenderungan hal ini terjadi di kalangan masyarakat dan para peserta didik lainnya.

Salah satunya adalah kesulitan dalam mengambil keputusan yang berkenaan dengan rencana-rencana karier yang akan dipilihnya kelak, masih banyak peserta didik yang bingung merencanakan dan menentukan karier setelah tamat dari sekolah menengah atas, ada yang tidak tahu karier apa yang akan dipilihnya setelah tamat, ada yang ragu - ragu apakah pilihan karier mereka cocok atau tidak dengan bakat dan minatnya, dan ada juga yang sudah mantap menentukan pilihan karier mereka karena sesuia dengan bakat dan minat mereka. Peserta didik kebanyakan belum memiliki kemampuan pemilihan mengenai apa yang akan mereka lakukan setelah tamat sekolah.

memiliki motivasi, dan keuletan yang tinggi, itu terlihat rajin datang ke sekolah dan tepat waktu, rajin mengerjakan tugas dengan nilai yang memuaskan, baik di rumah maupun di sekolah selain itu memiliki jiwa sosial yang tinggi menghargai guru maupun teman dan berjiwa besar di sekolah dan ada juga peserta didik dari latar belakang keluarga kurang mampu tapi tidak peduli dengan prestasi belajarnya, itu terungkap dari mereka sering terlambat, sering keluar masuk disaat jam pelajaran berlangsung, dan kurang menghargai teman.

Ada peserta didik yang berprestasi dari keluarga kurang mampu, tidak memiliki waktu yang banyak untuk belajar atau bermain karena sepulang sekolah mereka membantu orang tua bekerja dan ada diantaranya yang mencari uang jajan sendiri bahkan fasilitas belajarpun seadanya tidak sama dengan peserta didik yang berasal dari keluarga mampu. Kurangnya biaya dari orang tua pihak sekolah turut membantu peserta didik tersebut, yaitu meminta beasiswa kepada pihak sekolah untuk peserta didik yang berprestasi dari keluarga kurang mampu.

Pemilihan karier tidak dapat dilakukan tanpa pertimbangan berbagai faktor, baik

faktor yang ada dalam diri maupun faktor yang ada dari luar diri seperti kesempatan, pandangan masyarakat dan filsafat hidup.

Hal ini senada dengan pendapat yang dikemukakan Blom and Balensky, (Wilgito, 2010:19) yaitu : Suatu proses bantuan untuk menolong seseorang individu dalam memilih suatu karier dan memepersiapkan diri memasuki karier dan mendapat kemajuan di dalamnya.

Menurut Hardiani dan Irman (2009:15- 14) pengambilan keputusan karier sebagai berikut:

a. Priode antisipasi adalah bermanfaat dalam analisis tahap-tahap dalam priode ini sebagai berikut:

1. Tahap eksplorasi adalah tahap ini, bermanfaat dalam penyelidikan suatu pengambilan keputusan yang akan diambil yaitu:

a) Menyadari masalah b) Kekurangan informasi dan

akupasi

c) Tidak terdorong untuk

mengeksplorasi pilihan-pilihan.

2. Tahap kristalisasi adalah tahap pengambilan keputusan yang sangat dipertimbangkan yaitu:

a) Identifikasi alternatif-alternatif b) Biaya dan keuntungan dari c) tujuan-tujuan yang

dipertimbangkan

3. Tahap pilihan adalah keputusan yang ditetapkan oleh individu terhadap suatu pekerjaan atau karir yaitu:

a) Motivasi terhadap pilihan ditent ukan oleh kepastian hubungann ya dengan proses keputusan b) Mulai bebas dari kecemasan 4. Tahap klafikasi adalah tahap ini,

ditandai dengan klasifikasi lebih lanjut tentang self dalam posisi yang dipilih dan pertimbangan lanjut tentang posisi yang diantisipasi terhadap keraguan pengambilan suatu keputusan karier.

5. Priode akomodasi adalah

pembentukan atau mengubah skema lama sehingga cocok dengan keputusan yang telah diambil yaitu:

a) Tahap induksi adalah kontak realitas

(3)

dengan lingkungan kerja, identifikasi diri dengan dunia kerja dan penerimaan kelompok.

b) Tahap reformasi adalah kelompok karir memberikan pengakuan dan penerimaan sebagai anggota kelompok dan terdapat ketegasan di pihak individu di dalam maupun di luar kelompok karier, yang diperkuat oleh kondisi baru.

c) Tahap integrasi adalah individu memelihara atau mempertahankan keputusan yang telah diambilnya.

Prospek terhadap usahanya telah menuju kepada status dimasa mendatang dan untuk seterusnya akan berkembang menjadi pembinaan karier yaitu:

1) Diferensiasi dalam identifikasi dicapai

2) Sintesis diri dan kelompok 3) Citra diri dan kelompok yang

berhasil dianggap sebagai keberasilannya.

Metodologi Penelitian

Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan, maka jenis penelitian ini tergolong pada jenis penelitian deskriptif kuantitatif.

Menurut Lehman, 1979 (Yusuf, 2007:83)

“Penelitian deskriptif kuantitatif adalah salah satu jenis penelitian yang bertujuan mendeskripsikan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta dan sifat populasi tertentu, atau mengambarkan fenomena secara detail”.Penggunaan metode deskriptif kuantitatif ini dikarenakan peneliti bertujuan ingin mendeskripsikan dan menggambarkan bagaimana peran guru bimbingan dan konseling dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik kelas XII di SMA Katolik Xaverius Padang.

Alat pengumpul data yang digunakan dalam penelitian adalah daftar pertanyaan berupa angket. Menurut Yusuf (2007:252) “Kuesioner atau angket yang berarti suatu rangkaian pertanyaan yang berhubungan dengan topik tertentu,

diberikan kepada sekelompok individu dengan maksud untuk memperoleh data”.

Sedangkan Riduwan (2010:711)

mengemukakan bahwa “Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden dengan tujuan untuk mencari

informasi yang lengkap mengenai suatu masalah”.

Hasil Penelitian dan Pembahasan

Dalam mempersiapkan diri mengadapi dunia kerja/profesi tertentu serta membekali diri supaya siap memangku jabatan itu, dan menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan dari lapangan yang telah dimasukinya Sukardi (2002:). Berdasarkan hasil penelitian dapat diungkapkan bahwa peran guru bimbingan dan konseling dalam mementukan arah pilihan karier peserta didik dilihat dari pengambil keputusan karier pada kelas XII di SMA Katolik Xaverius Padang, dengan variabel peran peserta guru bimbingan dan konseling dalam mengambil keputusan arah karier.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan mengenai peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier kelas XII di SMA Katolik Xaverius Padang dilihat dari :

1. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap tahap-tahap perencanaan karier, terlihat dari hasil analisis sebagai berikut:

a. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap tahap-tahap perencan aan karier dilihat dari membuat struktur gambaran diri termasuk pada kriteria sangat baik.

b. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap mengembangkan struktruktur gambaran diri termasuk pada kriteria cukup baik.

c. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karier terhadap mempertimbangka n alternatif termasuk pada kriteria baik.

d. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap mempertimbangkan

(4)

alternatif termasuk pada kriteria baik.

e. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap termasuk pada kriteria baik.

2. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier pada kelas XII di SMA Katolik Xaverius Padang dilihat dari proses pengambilan keputusan karier, terlihat dari hasil analisis sebagai berikut:

a. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengidenfikasi masalah termasuk pada kriteria baik dan cukup baik.

b. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam merumuskan sejumlah alternatif termasuk pada kriteria cukup baik.

c. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengumpulkan informasi pada kriteria cukup baik.

d. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam memproses informasi termasuk pada kriteria sangat baik dan cukup baik.

e. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam membuat rencana pada kriteria baik.

f. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam memilih tujuan pada kriteria cukup baik.

g. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengimplementasikan masalah pada kriteria baik.

1. Saran

a. Peserta didik

Disarankan kepada peserta didik yang lain agar bisa mengikuti teman-teman yang berprestasi dalam belajar dan menjadi suritauladan bagi orang lain.

b. Orang tua

Untuk orang tua agar lebih memperhatikan kebutuhan peserta didik dalam belajar dan lebih mempedulikan peserta didik baik secara fisik maupun psikis.

c. Guru Bimbingan dan Konseling Diharapkan agar bisa mengoptimalkan peningkatan pelayanan.

d. Guru mata pelajaran/wali kelas Agar lebih menyempurnakan dan memperhatikan kegiatan belajar peserta.

e. Kepala Sekolah

Dapat memanfaatkan penelitian ini untuk merumuskan kebijakan strategi peserta didik yang berprestasi di sekolah yang dipimpin.

f. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling Diharapkan kepada kepala sekolah memenuhi kelengkapan sarana dan prasarana sekolah.

g. Peneliti

Diharapkan kepada peserta didik agar bisa menerapkan strategi menghafal yang baik.

h. Peneliti selanjutnya

Agar dapat melakukan penelitian lanjutan yang lebih mendalam tentang peserta didik yang berprestasi dalam belajar dari keluarga kurang mampu pada aspek atau variabel lain.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan dapat di ambil kesimpulan mengenai peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier kelas XII di SMA Katolik Xaverius Padang dilihat dari :

1. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap tahap-tahap perencanaan karier, terlihat dari hasil analisis sebagai berikut:

a. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap tahap-tahap perencanaan karier dilihat dari membuat struktur gambaran diri termasuk pada kriteria sangat baik.

b. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap mengembangkan struktruktur gambaran diri termasuk pada kriteria cukup baik.

(5)

c. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karier terhadap

mempertimbangkan alternatif termasuk pada kriteria baik.

d. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap mempertimbangkan alternatif termasuk pada kriteria baik.

e. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengambil keputusan arah karir terhadap termasuk pada kriteria baik.

3. Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier pada kelas XII di SMA Katolik Xaverius Padang dilihat dari proses pengambilan keputusan karier, terlihat dari hasil analisis sebagai berikut:

1) Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengidenfikasi masalah termasuk pada kriteria baik dan cukup baik.

2) Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam merumuskan sejumlah alternatif termasuk pada kriteria cukup baik.

3) Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengumpulkan informasi pada kriteria cukup baik.

4) Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam memproses informasi termasuk pada kriteria sangat baik dan cukup baik.

5) Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam membuat rencana pada kriteria baik.

6) Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam memilih tujuan pada kriteria cukup baik.

7) Peran guru BK dalam menentukan arah pilihan karier peserta didik dalam mengimplementasikan masalah pada kriteria baik.

Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dikemukakan pada bagian terdahulu, berikut dikemukakan beberapa saran untuk:

1. Kepala Sekolah

Diharapkan agar kepala sekolah dapat menyediakan fasilitas yang dapat menunjang agar meningkatkan kinerja guru pembimbing di sekolah dalam hal pemberian berbagai informasi mengenai pemilihan arah karir dan menjadi pertimbangan dan masukan dalam memberikan tugas.

2. Guru Bimbingan dan Konseling

Diharapkan kepada Guru BK di sekolah agar dapat membantu peserta didik yang mengalami kecemasan dalam mengambil keputusan arah karir dengan memberikan berbagai informasi kepada peserta didik baik informasi mengenai karir maupun informasi lainnya yang dapat membantu dan menunjang arah karier peserta didik kedepannya agar tercapai sesuai dengan keingin mereka.

3. Pengelola Program Studi Bimbingan dan Konseling

Diharapkan kepada Program Studi Bimbingan dan Konselingagar dapat melahirkan guru BK yang profesional nantinya saat melaksanakan tugasnya.

4. Peserta Didik

Seluruh peserta didik baik yang mengalami kecemasan dalam mengambil keputusan arah karir maupun kepada peserta didik yang tidak mengalami kecemasan dalam mengambil keputusan arah karir agar dapat mempertimbangkan dan memikirkan dengan matang dalam mengambil setiap keputusan agar tidak mengalami kecemasan.

5. Peneliti

Bagi peneliti sendiri agar bisa menjadi bahan masukan dan menambah wawasan tentang permasalahan yang dialami oleh peserta didik.

6. Peneliti selanjutnya

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti merekomendasikan kepada peneliti selanjutnya untuk dapat meneliti lebih lanjut mengenai sejauh mana peran guru

(6)

bimbingan dan konseling dalam menentukan arah karier peserta didik .

KEPUSTAKAAN

Arikonto. 2010. Metologi Penelitian Pendidikan. Yogyakarta: Bumi Aksana.

A. Muri Yusuf. 2005. Metologi Dasar- dasar Penelitian Ilmiah. Padang:

UNP Press.

Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta.

Rajawali Persada.

Depdiknas. 2004. Pedoman Khusus Bimbingan dan Konseling. Jakarta.

Rajawali Persada.

Dewa Ketetut Sukardi. 2002. Pengantar Pelaksana Program Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Jakarta:

Rineka Cipta.

Hardiarni dan Irman. 2009. Konseling Karir.

Batu Sangkar. STAIN : Batu Sangkar.

Kiki. 2013. Upaya Guru Pembimbing dalam Menentukan Karier. Skripsi. STKIP PGRI.

Nurihsan Achmad Juntika. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Belakang. Bandung: PT.

Refika Aditama.

Qomari Anwar dan Syaiful Sagala.2004.

Profesi Jabatan Kependidikan dan Guru Sebagai Upaya Menjamin Kualitas Pembelajaran. Jakarta:

Uhamka Press.

Ridwan.2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru, Karyawan dan Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugiono. 2011. Penelitian Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D.

Bandung: Pifabeta.

Sukardi. 2011. Metologi Penelitian Kopetensi dan Prakteknya. Bumi Aksana: Yogyakarta.

Wilgito. 2010. Bimbingan dan Karier (Studi Karier).Andi: Yogakarta.

Yulidar Ibrahim dan Khairirani.2002.

Bimbingan dan Konseling Karier.

Padang: UNP

.

Referensi

Dokumen terkait

Pada hal ini penelitian akan mengurangi data dan hasil penelitian tentang permasalahan yang telah dirumuskan pada Bab I, yaitu peran guru bimbingan dan konseling

Berdasarkan uraian terdahulu maka penelitian ini bermaksud untuk mengkaji lebih dalam mengenai peran bimbingan dan konseling terhadap kemampuan sosial emosional anak usia dini dengan