• Tidak ada hasil yang ditemukan

peran terapi bermain pada perkembangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peran terapi bermain pada perkembangan"

Copied!
130
0
0

Teks penuh

Peran terapi bermain terhadap perkembangan motorik kasar anak tunagrahita. Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. "Peran Terapi Bermain Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Disabilitas Intelektual. Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember."

Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan ...................................................................21
Tabel 2.1 Persamaan dan Perbedaan ...................................................................21

PENDAHULUAN

Konteks Penelitian

Anak tunagrahita adalah anak yang menghadapi hambatan atau keterlambatan perkembangan mental yang menyebabkannya. Mengatasi masalah keterlambatan anak menghadapi hambatan intelektual harus dilakukan dengan menggunakan terapi bermain.11.

Fokus Penelitian

Alasan peneliti memilih judul ini karena peneliti penasaran dengan anak tunagrahita, kenapa bisa seperti itu dan apa yang harus dilakukan untuk membantu perkembangannya terutama yang berkaitan dengan perkembangan motorik kasar, karena ada juga anak tunagrahita. keterbelakangan di desa-desa atau jika masyarakat desa menyebut mereka anak idiot karena kurangnya pengetahuan mereka tentang anak berkebutuhan khusus, oleh karena itu peneliti memilih judul ini agar mereka dapat mengkajinya lebih dalam dan memahami bagaimana memberikan pendidikan yang tepat bagi mereka, khususnya dalam perkembangan motorik kasarnya agar dapat lebih berbakat dalam melakukan aktivitas dasar umum tanpa harus mendapat bantuan orang lain. Apa saja faktor penghambat dan pendukung terapi bermain terhadap perkembangan motorik kasar anak tunagrahita Studi kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

Tujuan Penelitian

Peneliti mengamati tujuan terapi bermain terhadap perkembangan motorik kasar anak tunagrahita, studi kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Peneliti Observasi Proses Terapi Bermain Pada Perkembangan Motorik Kasar Anak Tuna Intelektual Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Tujuan Terapi Bermain Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Tunagrahita Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

Tujuan Terapi Bermain Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Tunagrahita Studi Kasus SMALB CBCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Faktor Penghambat dan Pendukung Terapi Bermain pada Perkembangan Motorik Kasar Anak Disabilitas Intelektual Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Bagaimana proses terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

Apa tujuan terapi bermain terhadap perkembangan motorik kasar anak tunagrahita di SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Bagaimana proses terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita di SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Bagaimana guru membimbing atau mengatur proses terapi bermain pada perkembangan motorik kasar anak tunagrahita.

Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan
Tabel 2.1 Persamaan dan perbedaan

Manfaat Penelitian

Definisi Istilah

Perkembangan yang diharapkan pada anak adalah berupa kemampuan motorik kasarnya yang memerlukan stimulasi yang tepat. Keterampilan motorik kasar erat kaitannya dengan kemampuan anak dalam mengendalikan gerakan tubuh yang melibatkan penggunaan otot-otot besar atau seluruh bagian tubuh.

Sistematika Pembahasan

Melalui penelitian ini kami menemukan bahwa terapi bermain memberikan dampak yang baik terhadap perkembangan motorik kasar anak tunagrahita. Peneliti mengkaji faktor penghambat dan pendukung terapi bermain terhadap perkembangan motorik kasar anak tunagrahita, studi kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Terkait hal yang mencerminkan ulasan atau gambaran proses terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita di SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

Mengenai hal-hal yang mencerminkan rangkuman atau uraian tentang Faktor Penghambat dan Pendukung Terapi Bermain Pada Perkembangan Motorik Kasar Anak Penyandang Disabilitas Intelektual di SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Proses Terapi Bermain Dalam Perkembangan Motorik Kasar Anak Tunagrahita Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Tunagrahita, Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Ada beberapa faktor yang dapat mendukung efektivitas terapi bermain terhadap perkembangan motorik kasar anak tunagrahita, salah satunya adalah peran guru dalam membimbing anak.

Pada bagian ini akan diungkapkan informasi mengenai temuan penelitian yang dilakukan tentang Peran Terapi Bermain Terhadap Perkembangan Motorik Kasar Anak Penyandang Disabilitas Intelektual, Studi Kasus SMALB C BCD YPAC, Kecamatan Kaliwates, Kabupaten Jember. Efektivitas pelaksanaan terapi bermain bola untuk meningkatkan motorik kasar siswa kelas 1 SMPLB tunagrahita ringan. Apa faktor penghambat dan pendukung terapi bermain pada perkembangan motorik kasar anak tunagrahita di SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

KAJIAN PUSTAKA

Penelitian Terdahulu

Kajian Teori

  • Terapi Bermain
  • Perkembangan Motorik Kasar
  • Anak Tunagrahita

METODE PENELITIAN

Pendekatan dan Jenis Penelitian

Pendekatan kualitatif mengacu pada metode penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang diteliti secara mendalam dan rinci. Dengan menggunakan pendekatan kualitatif, penelitian ini bertujuan untuk memperoleh pemahaman yang mendalam dan kontekstual terhadap subjek yang diteliti, memperkaya pengetahuan kita tentang aspek-aspek yang tidak dapat diukur secara kuantitatif, dan perspektif yang lebih holistik dan komprehensif untuk memberikan fenomena tersebut.39. Hal ini memungkinkan saya untuk memperoleh pemahaman mendalam tentang pandangan mereka, pengalaman mereka dan perspektif yang relevan terkait dengan judul peneliti.

Dengan pendekatan deskriptif, penulis dapat mendeskripsikan data yang diperoleh secara rinci, mengidentifikasi variabel-variabel yang relevan dan memberikan pemahaman yang lebih baik terhadap fenomena yang diamati.40. Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan fenomenologis.

Lokasi Penelitian

Jenis penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif guna memberikan gambaran menyeluruh dan rinci mengenai fenomena yang diteliti. Tujuan penelitian deskriptif adalah untuk mendeskripsikan, mengidentifikasi, dan menganalisis karakteristik, pola, atau hubungan antar variabel dalam suatu populasi atau sampel. Tujuan yang ingin kami capai dengan penelitian ini adalah untuk mendokumentasikan secara sistematis informasi akurat tentang topik yang sedang diselidiki.

Subjek Penelitian

Haris Syamsul Hadi, S.Pd, Ibu Nur Hasanah S.Pd, Ibu Alysa Amadea selaku guru SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember.

Teknik Pengumpulan Data

  • Observasi
  • Wawancara
  • Dokumentasi

Alasan pemilihan observasi non partisipan dalam skripsi ini adalah untuk meminimalisir bias peneliti yang mungkin timbul akibat interaksi atau pengaruh peneliti terhadap subjek yang diamati.41 Tujuan observasi ini adalah untuk melihat peran terapi bermain terhadap perkembangan kasar. motorik anak tunagrahita di SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa observasi yang dilakukan peneliti adalah model non partisipatif, karena dalam hal ini peneliti datang langsung ke lokasi hanya sebagai pengamat saja, namun tidak terlibat dalam kegiatan yang diamati. dalam hal ini yang akan peneliti amati meliputi proses terapinya. Tujuan dari wawancara jenis ini adalah untuk mengeksplorasi permasalahan dengan pendekatan yang lebih terbuka, dimana subjek penelitian diminta untuk mengungkapkan pemikiran dan gagasannya.

Berkaitan dengan hal-hal yang mencerminkan gambaran atau gambaran topik yang dibicarakan. Tujuan terapi bermain. Dari penjelasan di atas terlihat bahwa wawancara yang digunakan peneliti adalah wawancara semi terstruktur yang artinya wawancara tersebut mempunyai petunjuk tentang apa yang akan ditanyakan, namun ketika dalam proses wawancara peneliti menjumpai pertanyaan-pertanyaan yang tidak dicantumkan. Dalam petunjuknya, peneliti masih dapat mengajukan pertanyaan yang muncul secara tidak terduga.

Analisis Data

Dari penjelasan di atas terlihat bahwa proses terapi bermain dalam pengembangan motorik kasar anak tunagrahita adalah guru terlebih dahulu melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhan anak. Terapi bermain merupakan salah satu bentuk terapi yang dapat membantu anak mengembangkan keterampilan. Berdasarkan temuan dapat diketahui bahwa tujuan terapi bermain pada perkembangan motorik kasar anak tunagrahita studi kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember adalah untuk melatih keseimbangan gerak tubuh anak tunagrahita . , untuk melanjutkan tumbuh kembang anak secara optimal, menciptakan suasana yang kondusif agar anak dapat berekspresi secara maksimal.

Tujuan terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita Studi kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember adalah untuk melatih keseimbangan gerak tubuh anak tunagrahita, agar tumbuh kembang anak tetap optimal. , menciptakan suasana kondusif agar anak dapat mengekspresikan dirinya secara artistik secara maksimal. Tn. Slamet selaku guru “Menurut pengalaman saya, hadiah dapat menjadi faktor pendukung dalam terapi bermain bagi anak tunagrahita.

Keabsahan Data

Tahapan-Tahapan Penelitian

PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

Gambaran Objek Penelitian

  • Sejarah SMALB C BCD YPAC Kaliwates Jember
  • Profil SMALB C BCD YPAC Kaliwates Jember
  • Visi, Misi dan Tujuan SMALB C BCD YPAC KaliwatesJember .66
  • Tujuan Terapi Bermain Pada Perkembangan Motorik Kasar Anak
  • Proses Terapi Bermain dalam Perkembangan Motorik Kasar Anak

Oleh karena itu, di sini kami memilih terapi bermain untuk melatih perkembangan motorik kasar anak, yang salah satu tujuannya adalah untuk melanjutkan perkembangan normal, menciptakan suasana yang kondusif agar anak dapat berekspresi secara maksimal. 50. Dari penjelasan di atas dapat diketahui bahwa terapi bermain mempunyai tujuan tersendiri untuk mengoptimalkan perkembangan motorik kasar anak tunagrahita, termasuk melatih keseimbangan gerak tubuh anak tunagrahita, agar tetap tumbuh dan berkembang secara optimal. anak-anak, untuk menciptakan suasana yang menyenangkan. agar anak dapat berekspresi secara maksimal Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa tujuan terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember adalah untuk melatih keseimbangan gerak tubuh anak tunagrahita, untuk meneruskan tumbuh kembang anak secara optimal, menciptakan suasana yang kondusif agar anak dapat

Terapi bermain ini memungkinkan anak tunagrahita melakukan aktivitas yang dirancang untuk membantu anak tunagrahita mengembangkan kemampuan motorik kasarnya. Kegiatan terapi bermain ini tentunya tidak hanya dilakukan secara berulang-ulang untuk mencapai hasil yang maksimal.

Pembahasan Temuan

  • Faktor Penghambat dan Pendukung Terapi Bermain Pada

PENUTUP

Simpulan

Hal ini dibuktikan dengan penjelasan anak tunagrahita bahwa mereka merasakan kegembiraan dan kepuasan saat beraktivitas, dll. Proses terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita. Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember. Pertama, guru melakukan evaluasi untuk mengetahui kemampuan dan kebutuhan anak, kemudian memilih atau suatu model terapi bermain yang akan digunakan, dilaksanakan atau dilaksanakan dalam terapi bermain bagi anak tunagrahita, serta pelaksanaan proses terapi bermain secara berulang-ulang agar tercapai hasil yang maksimal dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita. Faktor penghambat terapi bermain pada perkembangan motorik kasar anak tunagrahita. Studi Kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember Beberapa faktor yang dapat mempengaruhi diantaranya adalah faktor lingkungan, faktor kesehatan, kurangnya konsentrasi anak, kurangnya pengalaman guru dalam memberikan penjelasan, kurangnya semangat anak untuk betah berlama-lama – bermain berkepanjangan atau anak yang jarang bersekolah mudah bosan.

Sedangkan faktor pendukung terapi bermain dalam perkembangan motorik kasar anak tunagrahita Studi kasus SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember yaitu peran guru dalam membimbing anak tunagrahita, dukungan orang tua di rumah, penggunaan terapi harus disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan anak, terdapat hadiah atau reward sebagai bentuk apresiasi atas prestasi atau usaha anak dalam terapi bermain.

Saran-Saran

Pengaruh terapi bermain terhadap perkembangan motorik halus anak tunagrahita di SDLB Manggis Ganting Bukittinggi Tahun 2020. Ibu Nur Hasanah selaku guru “Menurut saya gan, terapi bermain adalah salah satu kegiatan yang bisa dilakukan Bu. .Nur Hasanah sebagai guru “Dalam proses terapi bermain ini tentunya seorang guru harus turun tangan, disini guru mempunyai peranan yang sangat penting.

Nyonya. Alysa Amadea sebagai guru "Seperti yang saya katakan di awal ya kakak, tujuan terapi bermain adalah untuk terus melatih tumbuh kembang anak tunagrahita secara maksimal. Ibu Alysa Amadea sebagai guru" Menurut saya kakak, faktor penghambatnya dalam terapi bermain dapat hal ini terjadi karena, salah satunya dapat disebabkan oleh faktor lingkungan.

Foto bersama para guru di ruang guru SMALB C BCD YPAC Kecamatan  Kaliwates Kabupaten Jember, 19 Februari 2023
Foto bersama para guru di ruang guru SMALB C BCD YPAC Kecamatan Kaliwates Kabupaten Jember, 19 Februari 2023

Referensi

Dokumen terkait