• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN ALAT DETEKSI KEBAKARAN TERHADAP PENCEGAHAAN DINI TERJADINYA KEBAKARAN DI KM. TONASA LINES XVI

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "PERANAN ALAT DETEKSI KEBAKARAN TERHADAP PENCEGAHAAN DINI TERJADINYA KEBAKARAN DI KM. TONASA LINES XVI"

Copied!
62
0
0

Teks penuh

TONASA LINES Kebakaran dalam jumlah yang cukup diharapkan dapat dipadamkan dengan cepat, mengingat telah tersedianya alat pendeteksi kebakaran yang dapat mengidentifikasi lokasi terjadinya bahaya kebakaran. GARIS TONASA

Rumusan Masalah

TONASA LINES TONASA LINES Seperti yang anda ketahui, kebakaran sering sekali terjadi pada kapal laut, oleh karena itu alat pencegah kebakaran atau alat pendeteksi kebakaran mempunyai peranan yang penting dalam hal ini, maka dari itu penulis mencoba mengkajinya lebih detail pada skripsi yang berjudul.

Manfaat Penelitian

Prinsip kerja alat penyiram api sangat canggih dan merupakan terobosan terbaru yang pernah dilakukan dalam sejarah umat manusia. Fire sprinkler merupakan suatu sistem yang digunakan untuk memadamkan api ketika terjadi kebakaran pada suatu gedung. Apalagi prinsip pengoperasian fire sprinkler dipadukan dengan alarm detektor asap atau fire detector alarm, tentunya kerugian akibat kebakaran akan bisa diminimalisir.

Gambar 2.1: Antifreeze Sprinkler System Loop
Gambar 2.1: Antifreeze Sprinkler System Loop

Peralatan Pemadam Kebakaran 1. Portable extinguishers

Secepat mungkin mekanisme pemicu pada sprinkler memanas hingga mencapai suhu yang diinginkan dan pada suhu tersebut air akan keluar. Gas karbon dioksida dihasilkan oleh reaksi yang berasal dari tekanan tinggi tabung dan akan memaksa busa keluar dari tabung. Bagian terluar dari tabung ini berisi air, pada tabung tengah terdapat gas karbondioksida dan busa cair, mekanisme pendorong atau penggeraknya terletak diatas tabung tengah.

Ketika tekanan tinggi diterapkan, karbon dioksida dilepaskan dan cairan busa bercampur dengan air. Alat pemadam api jenis ini mempunyai ban dalam dan dioperasikan dari atas.Alat ini sering diletakkan di sekitar tempat yang berisi atau mengandung cairan yang mudah terbakar. Bubuk kering (Alat pemadam api menggunakan bubuk kering) Lapisan luar tabung mengandung bubuk natrium bikarbonat. Kapsul yang berisi gas karbon dioksida berada di bawah mekanisme pengisapan di tutup tengah.

Saat piston ditekan, gas karbon dioksida akan mendorong bubuk natrium melewati pipa dan keluar melalui nozzle. Alat-alat ini biasanya terletak di dekat peralatan listrik di ruang mesin dan di berbagai bagian kapal. Cairan tersebut akan berubah menjadi gas yang akan keluar dari tabung pemadam yang selanjutnya akan melewati pipa dan ditampung di dalam klakson.

Alat ini sering dijumpai di ruang mesin dan area peralatan serta perlengkapan kelistrikan. Alat ini tidak diperbolehkan berada di ruang akomodasi dan di area perbatasan karena dapat membahayakan awak kapal dan awak penumpang lainnya serta kemungkinan menyebabkan kematian.

Alarm Kebakaran Otomatis

Dalam hal ini, bahaya kebakaran dapat dideteksi sesegera mungkin, baik setelah nyala api tidak terkendali. Early Warning Fire Detection kemudian dapat secara otomatis memberikan peringatan bahaya atau segera mengaktifkan alat pemadam kebakaran. Pada sistem ini, selain mengaktifkan alarm bahaya, alat pendeteksi kebakaran juga langsung mengaktifkan peralatan pemadam.

Dengan cara ini, risiko bahaya langsung ditangani secara otomatis sedini mungkin, sedangkan tenaga manusia hanya diperlukan untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan lain yang terjadi. Pada sistem ini hanya sebagian peralatan yang bekerja secara otomatis, sebagian peralatan lainnya masih memerlukan 10 tenaga kerja manusia. Misalnya alat yang beroperasi secara otomatis merupakan alat pendeteksi awal, tindakan pemadaman selanjutnya dilakukan seperti biasa, atau dapat mengaktifkan sistem pemadaman api otomatis.

Cara kerja (operasional) alat pemadam kebakaran instalasi tetap di atas dapat diterapkan pada berbagai bahan pemadam kebakaran, seperti air, busa, C02 dan Cimical Kering serta gas silinder. Menurut Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan (2000:13), pencegahan kebakaran adalah segala upaya yang dilakukan untuk mencegah terjadinya kebakaran yang tidak terkendali. Menurut Badan Pelatihan Transportasi (2000:15), prinsip utama pemadaman api adalah dengan merusak keseimbangan tiga unsur segitiga api yaitu panas, bahan bakar dan oksigen.

Menurut Badan Pendidikan dan Pelatihan Perhubungan (2000:63), sistem pemadam kebakaran tetap adalah suatu sistem pemadam kebakaran yang instalasinya dipasang secara permanen dan dapat menyuplai bahan pemadam ke lokasi kebakaran dalam jumlah yang cukup dan diharapkan api dapat dipadamkan tanpa melibatkan aktivitas banyak orang atau petugas pemadam kebakaran.

Teori Tentang Api

Prinsip Pemadaman Kebakaran

Prinsip pemadamannya adalah dengan menghilangkan salah satu unsur atau merusak keseimbangan campuran unsur-unsur dalam segitiga api.

Cara Kerja Sistem Pemadaman Api Tetap

Alat pemadam kebakaran tetap sangat efektif untuk keselamatan karena dapat memadamkan api sekaligus memberikan peringatan. Solas menjadi pedoman bagi kapal, pemilik kapal dan pemerintah yang tergabung dalam IMO (International Maritime Organization) dalam menjalankan segala aktivitas yang berkaitan dengan dunia maritim. Berdasarkan permasalahan yang telah diuraikan di atas, kita telah mengetahui bahwa hipotesis merupakan suatu jawaban atau kesimpulan sementara yang diambil untuk menjawab permasalahan yang timbul dalam penelitian.

Sehingga penulis mengambil kesimpulan hipotesis sering terjadinya kebakaran pada kapal diduga karena kurangnya kehati-hatian dalam menyalakan api dan kurangnya alat yang dapat mendeteksi kebakaran pada kapal.

Gambar 2.5KERANGKA PIKIR PENELITIAN  PERANAN ALAT DETEKSI
Gambar 2.5KERANGKA PIKIR PENELITIAN PERANAN ALAT DETEKSI

Metode Pengumpulan Data

28 Penelitian ini memerlukan data pendukung sebagai bahan observasi dan rumusan masalah, itulah metode yang digunakan penulis. Menurut Surawan Martinus, metode observasi adalah suatu metode yang dilakukan dengan cara memeriksa, menyelidiki dan mengamati suatu proses atau peristiwa. Penulis melakukan observasi langsung di atas kapal sambil melakukan latihan praktek di kapal KM.

Penulis memfokuskan observasi yaitu pada saat latihan bahaya kebakaran yang melibatkan alat pendeteksi kebakaran di atas kapal. Observasi dilakukan pada saat latihan di KM.TONASA LINES XVI dan pada saat melaksanakan tugas jaga di anjungan. Menurut Surawan Martinus (1977:62), metode wawancara adalah suatu bentuk tanya jawab dengan seseorang untuk memperoleh informasi yang diperlukan dari hasil penelitian.

Metode ini digunakan untuk memperoleh data dan informasi dengan melakukan wawancara langsung kepada responden atau pihak terkait. 29 Penulis mewawancarai awak kapal dek kapal termasuk Komandan III, Bosun, Juru Mudi mengenai peran alat pendeteksi kebakaran dalam mencegah bahaya kebakaran di atas kapal. Metode wawancara ini cukup efektif untuk mendapatkan penjelasan lebih detail mengenai materi yang digunakan penulis.

Jenis Dan Sumber Data

Dalam mencegah bahaya kebakaran di kapal, peranan alat pendeteksi kebakaran sangat penting untuk menjaga keselamatan dan keamanan di kapal. Dari hasil wawancara dengan responden IV (pelaut biasa) mengenai peran alat pendeteksi kebakaran di kapal menjawab iya. Peran alat pendeteksi kebakaran adalah mampu mendeteksi adanya kebakaran apabila terdapat resiko kebakaran di atas kapal.”

Dari wawancara di atas terlihat jelas bahwa para kru hanya mengetahui sedikit tentang peran alat pendeteksi kebakaran. 32 Dari sini kita dapat melihat bahwa peran alat pendeteksi kebakaran sangat penting dalam pelaksanaan upaya pencegahan risiko kebakaran di kapal. Dari ketiga pendapat tersebut maka dapat disimpulkan bahwa peran alat pendeteksi kebakaran adalah untuk mencegah resiko penyebaran api dan menunjang keselamatan di atas kapal.

Seringnya terjadinya permasalahan di laut terkait permasalahan kebakaran disebabkan oleh kurangnya perhatian terhadap peran alat pendeteksi kebakaran dalam mencegah terjadinya resiko kebakaran. Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa dalam mencegah resiko kebakaran pada kapal, alat pendeteksi sangat berguna, karena dapat menunjukkan dimana letak kebakaran. Berdasarkan hasil wawancara diatas, alat pendeteksi kebakaran dapat mendeteksi letak bahaya kebakaran di kapal, sehingga tindakan pemadaman dapat dilakukan dengan cepat karena dapat mendeteksi lokasi kebakaran dengan cepat.

Berdasarkan hasil wawancara kedua responden dapat disimpulkan bahwa peran alat pendeteksi kebakaran sangat berguna dalam mencegah penyebaran risiko kebakaran karena lokasinya cepat diketahui.

Gambar 4.1 Alat Deteksi Kebakaran Yang Tidak Terawat
Gambar 4.1 Alat Deteksi Kebakaran Yang Tidak Terawat

Pembahasan Masalah

Peran alat pendeteksi kebakaran antara lain untuk mencegah penyebaran bahaya kebakaran dan juga sebagai sarana penunjang keselamatan terhadap bahaya kebakaran secara cepat. Karena alat pendeteksi kebakaran selain dapat melaporkan adanya kebakaran, juga dapat menentukan lokasi bahaya kebakaran. Berdasarkan hasil penjelasan diatas bagaimana alat pendeteksi kebakaran dapat membantu mencegah bahaya penyebaran api, karena sesuai dengan alur kerja alat pendeteksi tersebut.

“Dengan adanya alat pendeteksi kebakaran kita dapat bertindak cepat untuk menyelamatkan diri, kapal dan juga muatan yang kita bawa.” Peran alat pendeteksi kebakaran selain untuk menunjang keselamatan kapal dan muatan juga dapat menyelamatkan nyawa manusia. Dari pernyataan di atas kendala yang dihadapi peran alat pendeteksi kebakaran dalam mencegah bahaya kebakaran di kapal KM.

TONASA LINES XVI merupakan alat penemuan yang kurang memadai dan juga kurangnya disiplin dalam tanggung jawab alat ini. Namun kendala yang dihadapi adalah kurangnya perhatian perusahaan dalam pengadaan alat deteksi kebakaran mengingat pentingnya peran alat deteksi kebakaran sangat membantu dalam mencegah risiko kebakaran dan juga membantu keselamatan. Jadi, agar peralatan pendeteksi kebakaran cocok atau cocok digunakan untuk navigasi yang aman dari risiko kebakaran, harus dilakukan tindakan untuk memastikan peralatan pendeteksi tersebut memadai.

Langkah-langkah di atas diharapkan dapat memastikan kedisiplinan berupa tanggung jawab terhadap peralatan seperti pemeliharaan, pengecekan, dan pengujian dapat berjalan dengan baik untuk mendukung peran peralatan deteksi kebakaran di atas kapal.

Tabel 4.1 Alur dari alat deteksi kebakaran
Tabel 4.1 Alur dari alat deteksi kebakaran

Saran

TONASA LINES XVI masih belum ada, hal ini disebabkan kurangnya sosialisasi dari kru di KM. GARIS TONASA GARIS TONASA

Endlesssafe.(2018).Inspeksi dan pemeliharaan sistem alarm kebakaran. https://www.endlesssafe.com/peperiksaan-dan-treatmentsistem=fire-alarm/).

Gambar

Gambar 2.1: Antifreeze Sprinkler System Loop
Gambar 2.3: Dry Pipe Sprinkler System
Gambar 2.4: Gridded Sprinkler System
Gambar 2.5: Preaction Sprinkler System
+7

Referensi

Dokumen terkait