• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT SUNGGAL

N/A
N/A
Makrab Pmii

Academic year: 2023

Membagikan "PERANAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT SUNGGAL"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

(JIPIKOM)

Available online http://jurnalmahasiswa.uma.ac.id/index.php/jipikom Diterima: OKTOBER 2022; Disetujui: OKTOBER 2022; Dipublish: OKOBER 2022

PERANAN KEPEMIMPINAN CAMAT DALAM MENINGKATKAN KINERJA PEGAWAI PADA KANTOR CAMAT SUNGGAL

The Role of Camat Leadership in Improving Employee Performance at the Sunggal Sub-District Office

Rifaii1), Yurial Arief Lubis2), Evy Kurniaty³)*

1) Prodi Ilmu Pemerintahan, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Medan Area, Indonesia

Abstrak

RIFAII, 2022. " Peranan Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Sunggal.". Jurnal. Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Medan Area Sumatera Utara. Pembimbing I Bapak Yurial Arief Lubis dan pembimbing II Ibu Evy Kurniaty. Rumusan masalah dalam penelitian ini yaitu bagaimana peranan kepemimpinan Camat dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Camat Sunggal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peranan kepemimpinan Camat dalam meningkatkan kinerja pegawai pada Kantor Camat Sunggal. Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah menggunakan jenis penelitian kualitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Kantor Camat Sunggal. Subjek penelitian dalam penelitian ini meliputi Camat, Para Staff dan juga Masyarakat Desa Sunggal. Sumber data yakni meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi kegiatan observasi, interview dan dokumentasi. Metode analisa data yang digunakan yakni metode deskritif. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa kinerja daripada seorang Camat khususnya di Kecamatan Sunggal sangat penting terhadap hasil kinerja dari para staff dan bagian jajarannya yang ada di Kantor Camat Sunggal. Adapun beberapa hal yang dilakukan oleh Camat Sunggal untuk meningkatkan kinerja pegawai yang ada di Kantor Camat Sunggal, antara lain meliputi : Camat memberikan masukan kepada pegawai dengan cara memberikan ide/gagasan berupa solusi dalam penyelesaian permasalahan, memberikan keleluasaan berupa kebebasan dalam berinovasi dan memberi ruang berfikir terhadap permasalahan yang dihadapi, Camat memberikan motivasi kepada pegawai dengan pemberian penghargaan berupa pujian atau honor tambahan kepada pegawai yang berprestasi dan juga aktif, Camat memberikan pembinaan terhadap pegawai, Camat dalam menanamkan rasa tanggungjawab kepada pegawai, Secara umum di simpulkan bahwa Camat dapat meningkatkan kinerja pegawai melalui pemberian insiatif, motivasi, dan pembinaan kepada pegawai pada kantor Camat Sunggal.

Kata kunci : Peranan, Kepemimpinan dan Kinerja

(2)

Abstract

RIFAII, 2022. "The Role of Camat Leadership in Improving Employee Performance at the Sunggal Sub-District Office.". Thesis. Department of Government Science, Faculty of Social and Political Sciences, Medan University, North Sumatra Area. Supervisor I Mr. Yurial Arief Lubis and supervisor II Mrs. Evy Kurniaty. The formulation of the problem in this study is how the role of the Camat leadership in improving employee performance at the Sunggal Camat Office. This study aims to determine the role of the Camat's leadership in improving employee performance at the Sunggal Sub-District Office. The type of research in this study is to use the type of qualitative research. The location of the research was carried out at the Sunggal sub-district office. The research subjects in this study included the Camat, the Staff and also the Sunggal Village Community. Data sources include primary data sources and secondary data sources. Data collection techniques used include observation, interviews and documentation. The data analysis method used is descriptive method. The results of the study indicate that the performance of a Camat, especially in Sunggal District, is very important to the performance results of the staff and members of his staff in the Sunggal District Office. There are several things that the Sunggal Camat does to improve the performance of employees at the Sunggal Camat Office, including: The Camat provides input to employees by providing ideas / ideas in the form of solutions in solving problems, providing flexibility in the form of freedom to innovate and giving space to think. to the problems faced, the Camat motivates employees by giving awards in the form of praise or additional honorariums to employees who excel and are also active, the Camat provides guidance to employees, the Camat instills a sense of responsibility to employees, In general it is concluded that the Camat can improve employee performance through providing initiative, motivation, and coaching to employees at the Sunggal sub-district office.

Keywords: Role, Leadership and Performance

*E-mail: yurialarieflubis@gmail.com

ISSN xxxx-xxxx (Online)

PENDAHULUAN

Kecamatan disebut juga sebagai Satuan Kerja Perangkat Daerah dan sering disingkat menjadi SKPD yang berada didalam pemerintahan Kabupaten maupun Kota.

Dalam implementasinya, pemerintah kecamatan berlaku sebagai wakil daripada daerah tingkat dua dikecamatan. Camat mengemban sebagian besar wewenang yang diserahkan oleh bupati atau walikota sebagai tugas kepemimpinan dari seorang camat. Camat

memiliki tanggung jawab yang besar sebagai kepala pimpinan dalam kecamatan.

Sejalan dengan hal tersebut, adapun pemerintah kecamatan diatur dalam undang- undang No. 23 Tahun 2014 tentang Otonomi Daerah. Kemudian ditegaskan dalam

peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2008 mengenai Pemerintahan Kecamatan. Yang dimana dalam pasal 14 ayat (1) yang menegaskan perihal Kedudukan Kecamatan yang menyatakan bahwa kecamatan ialah perangkat daerah kabupaten/kota selaku

penyelenggara teknis kewilayahan yang dipimpin oleh camat dalam wilayah kerja tertentu. Selanjutnya dalam pasal 15 menjelaskan tentang tugas Camat, yang dimana menyatakan bahwa terkait tugas camat atas kewenangan yang dilimpahkan oleh seorang bupati atau walikota. Tugas camat meliputi persiapan, fasilitasi, pengawasan, pembinaan, rekomendasi, koordinasi, perizinan, penyelenggaraan dan kewenangan lain yang telah dilimpahkan. Disamping itu, dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya camat mempunyai kekhususan banding dengan perangat daerah lainnya demi mendukung

(3)

penyelenggaraan azaz desentralisasi adanya kewajiban untuk mengintegrasikan segala aspek antara lain sosial budaya, nilai-nilai kultural, mengupayakan perwujudan

ketentraman dan ketertiban wilayah, menciptakan stabilitas dalam dinamika politik sebagai bentuk perwujudan kesejahteraan rakyat dalam rangka membangun integritas kesatuan wilayah. Dalam konteks ini, fungsi daripada camat bukan hanya memberikan pelayanan kepada masyarakat tetapi juga memberikan pembinaan dalam menjalankan tugas kewilayahan. Sejalan dengan hal tersebut maka secara hirarki pemerintah

kecamatan bukan hanya perlu diperkuat dalam aspek sarana dan prasarana, manajemen administrasi, keuangan juga kewenangan. Namun yang menjadi poin utamanya ialah dukungan daripada kepemimpinan camat terhadap para pegawai dalam meningkatkan kinerja demi terwujudnya tujuan organisasi kecamatan dari segala aspek.

Berdasarkan uraian diatas, jelas bahwa keberadaan pemerintah kecamatan sebagai penentu atau ujung tombak daripada penentuan pelaksanaan penyelenggaraan pemerintah daerah yang dimana tingkat keberhasilan sangat ditentukan oleh kepala pemimpin serta staff jajarannya yang berkontribusi dalam pemeritahan kabupaten/kota.

Guna memperoleh dukungan dari seluruh jajaran secara aktif dan dinamis maka diperlukan prinsip atau teknik kepemimpinan yang tepat oleh seorang camat.

Berhubungan dengan beratnya tugas dan kewajiban yang diemban oleh camat sebagai pucuk pimpinan dalam kecamatan maka dalam menjalankan roda kepemimpinan pembangunan dan memberikan pelayanan yang efektif juga efisien kepada masyarakat, camat diharuskan dapat memanajemen seluruh pegawai agar mampu menjalin

kerjasama yang baik demi mewujudkan tujuan organisasi kecamatan.

Hasil pra-penelitian di kantor Camat Sunggal Kabupaten Deli Serdang,

menunjukkan lemahnya dukungan dan perhatian pimpinan kepada para pegawainya.

Sehingga diperlukan teknik tertentu dalam meningkatkan kinerja seluruh pegawainya, terutama dalam hal pelayanan administrasi E-KTP bagi masyarakat Kecamatan Sunggal.

Para pegawai terkesan kehilangan motivasi kerja, sering menghindari tugas, kurang bertanggungjawab, tidak terkoordinir dan selalu meninggalkan kantor pada jam kerja.

Perubahan perilaku pegawai ini terjadi sejak adanya pandemi Covid-19 yang melanda dunia secara global. Pembatasan Sosial Bersakala Besar (PSBB), Pembatasan Pergerakan Kegiatan Masyarakat (PPKM), hal ini secara tidak langsung mempengaruhi kegiatan di kantor Camat Sunggal. Jam kerja yang berubah dan tidak tentunya, tentu berpengaruh terhadap kinerja pegawai, dan semua ini berpengaruh terhadap kinerja pemerintahan secara keseluruhan. Dengan beberapa permasalahan diatas, maka penulis tertarik untuk melanjutkan penelitian lebih lanjut dengan mengangkat tema dan judul sesuai dengan fakta yang terjadi di lapangan. Dalam penelitian ini berfokus pada Peranan

Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Camat Sunggal.

Dengan latar belakang masalah diatas, mendorong penulis untuk mengadakan penelitian terhadap guru honorer di SD Negeri 094124 Dusun Pengkolan dengan judul “Peranan Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai pada Kantor Camat Sunggal”.

Adapun penelitian yang revelan dengan judul penelitian, antara lain : “Skripsi yang berjudul Peranan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Camat Parindu Kabupaten Sanggau. Penelitian menggunakan jenis penelitian Kualitatif. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Belum optimalnya pelaksanaan peranan Camat sebagai pimpinan karena sikap camat yang belum memahami penuh kemampuan pegawainya, belum mampu mengambil keputusan secara tepat dan belum memotivasi secara efektif kepada pegawai sehingga kinerja pegawai belum maksimal. Untuk itu peranan pimpinan yang digunakan camat diharapkan dapat mengatasi masalah yang

(4)

dihadapi pegawai agar dapat terciptanya hasil kerja yang memuaskan dan mempelancar pelayanan kepada masyarakat”. (Meiningsih : 2016). “Skripsi yang berjudul Peran

Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai (Studi di Kantor Kecamatan Mangoli Tengah Kabupaten Kepulaun Sula). Penelitian menggunakan jenis penelitian Kuantitatif. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Peranan kepemimpinan Camat dalam meningkatkan kinerja pegawai di lingkungan kerja Kantor Kecamatan Mangoli Tengah Kabupaten Kepulauan Sula menunjukkan indikasi cukup baik. Hal tersebut dapat dilihat dari tindakan yang dilakukan Camat dalam melaksanakan

perannya untuk mempengaruhi bawahan, sebagai motivator, peran antar pribadi, sebagai Informasional dan sebagai pengambilan keputusan, dapat menumbuhkan kepercayaan dan memacu pegawai untuk meningkatkan kinerja. Meskipun dalam menjalankan perannya sebagai pimpinan instansi kecamatan masi sedikit kurang optimal tetapi dari tindakan yang dilakukan dapat dijadikan sebagai panutan dan keteladanan yang

mendorong motivasi pegawai untuk meningkatkan kinerja. Kedua: Faktor-faktor yang mendukung peranan kepemimpinan Camat dalam meningkatkan kinerja pegawai adalah dukungan staf dan sarana dan prasaran kerja sedangkan Faktor-faktor yang menghambat peran kepemimpinan Camat dalam meningkatkan kinerja pegawai yaitu karakteristik pegawai yang berbeda-beda, Sumber Daya Manusia (SDM) yang dimiliki Kantor Kecamatan Mangoli Tengah masih kurang, pegawai masih belum menanamkan rasa tanggung jawab atas pekerjaan yang dibebankan kepadanya serta sarana dan prasarana yang ada masih kurang memadai”. (Ibrahim dkk : 2020). “Skripsi yang berjudul

Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat

Bunguran Tengah Kabupatan Natuna. Penelitian menggunakan jenis penelitian Desktiktif Kualitatif. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa Camat Bunguran Tengah belum optimal melakukan peran kepemimpinannya dalam menerapkan prinsip atau teknik kepemimpinan yang tepat guna meningkatkan kinerja pegawainya. Hal tersebut ditandai dengan kelemahan Camat dalam meningkatkan kemampuan pegawai untuk menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan dan perubahan yang terjadi, kelemahan Camat dalam meningkatkan produktivitas kerja pegawainya dan kelemahan Camat dalam menciptakan kepuasan kerja bagi para pegawainya. Faktor-faktor yang menyebabkan menurunnya kinerja pegawai tersebut antara lain; tidak sejalannya profesionalisme pegawai dengan profesionalisme Camat, sistem insentif yang tidak merata dan tidak tepat sasaran, keberadaan visi-misi yang tidak difungsikan sebagaimana mestinya (hanya menjadi penghias dinding ruangan kerja), struktur organisasi yang tidak

menggambarkan hirarki dan pembagian tugas yang jelas, serta kerja sama yang tidak berjalan sebagaimana mestinya”. (Suhardi dkk : 2013). “Skripsi yang berjudul

Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat

Samarinda Utara Di Kota Samarinda. Penelitian menggunakan jenis penelitian Deskriptif kualitatif. Dari hasil penelitian diperoleh gambaran secara keseluruhan bahwa

kepemimpinan camat di kecamatan samarinda utara sudah cukup baik dengan melihat indikatornya yaitu Inisiatif, Motivasi, Pembinaan dan Tanggung jawab. Adapun yang menjadi faktor penghambat dan pendukung terhadap Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Di Kantor Kecamatan Samarinda Utara Kota Samarinda seperti kurangnya pengawasan dan adanya fasilitas kantor yang memadai”. (Riska : 2014). “Skripsi yang berjudul Peran Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kantor Kacamatan Johan Pahlawan Kabupaten Aceh Barat. Penelitian

menggunakan jenis penelitian Kualitatif. Berdasarkan hasil penelitian, peran

kepemimpinan Camat sangat berpengaruh dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Johan Pahlawan, Hal ini terlihat dari peran kepemimpinan dan gaya

(5)

kepemimpinan Camat yang mampu meningkatkan kinerja Pegawai dalam melaksanakan pelayanan publik lebih baik”. (Afrida dan Husna : 2022).

Berdasarkan penjabaran masalah tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Peranan Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Sunggal. Dengan tujuan untuk mengetahui kinerja dari seorang camat di lokasi penelitian tersebut.

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yakni penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati dari fenomena yang terjadi. Penelitian digunakan pada bulan April sampai dengan bulan Agustus tahun 2022 di Kantor Camat Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Metode penelitian Moeleng (2007). Mendefiniskan penelitian sebagai penelitian yang bertujuan untuk memahami fenomena yang dialami subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi motivasi untuk bertindak. Penelitian ini bertujuan

memberikan gambaran yang ada dilapangan mengenai Peranan Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Metode analisa data penulis menggunakan teknik analisa deskriptif, dimana data-data dalam bentuk kualitatif khususnya dari wawancara. Metode deskriptif adalah teknik yang dilakukan dengan mengumpulkan, mengklasifikasikan, menganalisis data yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, sehingga diperoleh gambaran yang jelas mengenai faktanya (Sugiyono, 2019). Metode kualitatif artinya data yang

dikumpulkan bukan berupa angka-angka, melainkan data yang berasal dari kuisioner atau naskah wawancara, catatan lapangan, dokumen pribadi, catatan memo, dan dokumen resmi lainnya. Secara induktif peneliti akan mencoba mengolah data yang bersifat kualitatif untuk menarik kesimpulan tentang bagaimana peranan

kepemimpinan camat dalam meningkatkan kinerja pegawai di Kantor Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang. Yang menjadi informan kunci ialah Eko Sapriadi, S.Sos selaku Camat di Kecamatan Sunggal, selanjutnya yang menjadi informan tambahan ialah Fani (Masyarakat Kecamatan Sunggal), Silvi Ananda Putri selaku Masyarakat Kecamatan Sunggal dan yang menjadi informan utama yakni Suherni, S.E (Kasubag Umum Kantor Camat Sunggal), Irwan Suherte S.Sos (Kasubag Tata Usaha di UPT wilayah 7 Kecamatan Sunggal Deli Serdang), Nurfidah Hayani, S. KOM (Kasubag Keuangan dan Program golongan 3C), Ester Boru Pardede selaku Kepala Seksi Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) dikantor Camat Sunggal, Sormin (Kasi Kesos Sunggal, Kabupaten Deli Serdang), Novida Sambriana Harahap, S.E (Kasi Kebersihan pada Kantor Camat Sunggal, Kabupaten Deli Serdang). Teknik pengumpulan data meliputi Observasi, interview dan dokumentasi. Sumber data terdiri dari data primer yakni data yang diperoleh dari sumbernya langsung di lokasi penelitian dan data sekunder yakni data yang diperoleh melalui studi kepustakaan.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Peranan Kepemimpinan Camat dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai Pada Kantor Camat Sunggal

(6)

Peranan adalah sesuatu yang jadi bagian satu yang memegang pemimpin yang terutama dalam terjadinya hal atau peristiwa. “Peran adalah bagian dan tugas utama yang harus dilaksanakan, jadi peran adalah suatu perilaku seseorang yang diharapkan dapat membuat suatu perubahan serta harapan yang mengarah pada kemajuan, meskipun tidak selamanya sesuai engan yang di harapkan” (KBBI : 2001). Menurut Henry Mintzberg dalam Thoha mengemukakan tentang “peran setiap pemimpin dimanapun letak hirarkinya yang dijabarkan dalam tiga peran utama. Kemudian

dijabarkan dengan lebih rinci dalam 10 peranan sebagai berikut : 1. Peranan Hubungan Antarpribadi (interpersonal Role). Gambaran yang dihubungkan dengan peran ini yaitu status dan otoritas pemimpin, dan hal-hal yang bertautan dengan hubungan antar pribadi. Aktivitas±aktivitas yang digunakan dalam peranan ini antara lain kegiatan- kegiatan seremonial sehubungan dengan jabatan yang melekat pada pemimpin. Karena pemimpin memiliki jabatan yang tinggi, maka eksesnya pemimpin tersebut harus selalu mengadakan kontak tertentu pada pihak-pihak luar. Peran ini dibagi atas tiga peranan oleh Mintzberg sebagai perincian lebih lanjut dari peranan antar pribadi ini, antara lain ; a. Peranan sebagai tokoh (figurehead role), b. Peranan sebagai pemimpin (leader role), c. Peranan sebagai penghubung (liaison role). 2. Peranan pengambilan keputusan (decisional role). Peranan yang membuat pemimpin terlibat dalam proses pembuatan strategi di dalam organisasi yang dipimpin. Proses pembuatan strategi ini secara sederhana dinamakan sebagai suatu proses yang menjadikan keputusan-keputusan organisasi dibuat secara signifikan dan berhubungan. Peranan pengambilan keputusan oleh pemimpin merupakan peranan yang tidak boleh tidak harus dijalankan, lagi pula peranan ini yang membedakan antara manajer dengan pelaksana. Terdapat empat peranan pemimpin yang dikelompokkan kedalam pembuatan keputusan sebagai berikut : a. Peranan sebagai wirausaha (entrepreneur role), b. Peranan sebagai pereda gangguan (disturbance handler role), c. Peranan sebagai pengalokasi sumber daya (resource allocator role), d. Peranan sebagai penegosiasi (negosiator role). 3. Peranan yang berhubungan dengan informasi (informational role). Pemimpin melakukan hubungan-hubungan ke luar untuk mendapatkan informasi dari luar organisasinya.

Informasi didapatkan dan dikumpulkan oleh pemimpin perusahaan yang kemudian di bagikan kepada karyawannya. Menjadikan pemimpin sebagai pusat informasi bagi organisasinya, antara lain meliputi ; a. Peranan sebagai pemonitor (Monitor role), b.

Peranan sebagai pembagi informasi (disseminator role), dan c. Peranan Sebagai juru bicara (spokesman)”. (Henry Mintzberg dalam Thoha : 2009)

“Kepemimpinan adalah kemampuan seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain dengan cara memancing tumbuhnya perasaan yang positif dalam diri orang- orang yang dipimpinnya untuk mencapai tujuan yang diinginkan”. (Rivai : 2017).

“Kepemimpinan dapat dilihat sebagai suatu instrument dalam satu organisasi yang memiliki kekuatan dan kekuasaan tertentu untuk melancarkan kegiatan organisasi dalam mengejar tujuan bersama. Selanjutnya, menurut Kartono kepemimpinan juga dapat dilihat sebagai produk satu keadaan, yang ditentukan oleh tiga faktor, yaitu : Pribadi kepemimpinan dengan cara hidup dan filsafat hidupnya” (Kartono : 2005).

Kemudian dikemukakan oleh Davis bahwa “tanggung jawab seorang pemimpin adalah untuk mendorong kelompok kepemimpinan arah pencapaian tujuan-tujuan yang bermanfaat. Anggota-anggota kelompok perlu merasakan bahwa meraka memiliki sesuatu yang bermanfaat dan harus dilakukan dengan sumber-sumber daya serta kepemimpinan yang ada”. (Davis : 1989). Menurut Winardi mengatakan bahwa seorang pemimpin haruslah memiliki kemampuan untuk membangkitkan di dalam kekuatan-

(7)

kekuatan emosional maupun rasional pengikutnya”. (Winardi : 2001). Menurut George R. Terry dalam Badeni mengemukakan “sejumlah teori kepemimpinan, antara lain : Teori Otokratis, Teori Psikologis, Teori Sosiologis, Teori Suportif, Teori Laissez Faire, Teori Perilaku Pribadi, Teori Situasi dan Teori Humanistik/Populastik”. (George R. Terry dalam Badeni : 2014). “Kepemimpinan atau perilaku kepemimpinan atau sering disebut tipe Kepemimpinan. Tipe kepemimpinan yang luas dikenal dan diakui keberadaanya adalah sebagai berikut : Tipe Otokratik, Tipe Kendali Bebas atau Masa Bodo (Laisez Faire), Tipe Paternalistik, Tipe Kharismatik, Tipe Militeristik dan Tipe Pseudo-

demokratik”. (Sutikno : 2020). “Gaya kepemimpinan pemerintahan Indonesia secara garis besar adalah sebagai berikut: Gaya motivasi dan Gaya Pengawasan”. (S. Pamudji : 1995). Kepemimpinan yang efektif hanya akan terwujud apabila dijalankan sesuai dengan fungsinya. “Fungsi-fungsi kepemimpinan, sebagaimana dikemukakan oleh Siagian sebagai berikut : a. Pimpinan selaku penentu arah yang akan ditempuh dalam usaha pencapaian tujuan, b. Wakil dan juru bicara organisasi dalam hubungan dengan pihak-pihak di luar organisasi, c. Pimpinan selaku komunikator yang efektif, d. Mediator yang andal, khususnya dalam hubungan ke dalam, terutama dalam menangani situasi konflik dan e. Pimpinan selaku integrator yang efektif, rasional, objektif, dan netral”.

(Siagian : 2003). Sedangkan Kartono menerangkan bahwa “fungsi kepemimpinan ialah memacu, menuntun dan membimbing, membangun dan memberi atau membangun motivasi-motivasi kerja, mengendalikan organisasi, menjalin jaringan-jaringan

komunikasi yang baik, memberikan supervisi/pengawasan yang efisien dan membawa para pengikutnya kepada sasaran yang ingin dituju sesuai dengan ketentuan waktu dan rencana”. (Kartono : 2005). Selanjutnya, “Terdapat 5 faktor kepemimpinan yang mampu mempengaruhi kinerja para karyawan maupun organisasi yaitu kemampuan,

kepribadian, pengalaman, intelektual dan lingkungan kerja”. (Rivai : 2017).

“Kinerja adalah gambaran mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan/program/ kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, misi dan visi organisasi yang tertuang dalam strategi planning suatu organisasi”. (Mahsun : 2019).

Pendapat lain dikemukakan oleh Hasibuan bahwa “Kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu”.

(Hasibuan : 2018). “Terdapat tiga kemampuan dasar agar kinerjanya tercapai sebagai berikut: 1. Kemampuan pribadi meliputi hal-hal yang bersifat fisik seperti tampang, suara, mata atau pandangan, kesehatan, pakaian, pendengaran, dan hal yang bersifat psikis seperti humor, ramah, intelek, sabar, sopan, rajin, kreatif, kepercayaan diri, optimis, kritis, obyektif, dan rasional; 2. Kemampuan sosial antara lain bersifat terbuka, disiplin, memiliki dedikasi, tanggung jawab, suka menolong, bersifat membangun, tertib, bersifat adil, pemaaf, jujur, demokratis, dan cinta anak didik; 3. Kemampuan profesional sebagaimana dirumuskan yang meliputi 10 kemampuan profesional yaitu: menguasai bidang disiplin ilmu, menggunakan media dan sumber, menguasai landasan-landasan pekerjaan, bimbingan penyuluhan, mengenal dan menyelenggarakan administrasi, memahami prinsip dan menafsirkan hasil-hasil penelitian pekerjaan guna keperluan pekerjaan”. (Mangkunegara : 2019). Menurut Mangkunegara, faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja yaitu : Faktor kemampuan (ability) dan Faktor motivasi (motivation)”. (Mangkunegara : 2019). Menurut Ranupandjojo, “dalam upaya

memperbaiki dan meningkatkan kinerja pegawai, berbagai pendekatan yang dilakukan yakni : Pendekatan manajerial yang dilakukan melalui penerapan manajemen yang tepat dan serasi bagi terwujudnya produktivitas tenaga kerja yang tinggi seperti melalui perbaikan prasarana/permormance sarana dan Pendekatan teknologi kebijaksanaan

(8)

alih dan penerapan teknologi berdasarkan potensi sumber daya manusia yang dimiliki”.

(Ranupandjojo : 2020).

Untuk mengetahui Peranan Camat dalam meningkatkan Kinerja Pegawai pada Kantor Camat Sunggal, maka dalam penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dan salah satunya melalui wawancara oleh subjek yang terkait. Dalam penelitian ini yang menjadi informan kunci yakni Camat Sunggal dan informan utamanya yaitu para pegawai-pegawai yang bekerja dikantor camat sunggal, selanjutnya yang menjadi informan tambahan yakni masyarakat yang bertempat tinggal dikecamatan tersebut.

Peneliti menggunakan teori dari Henry Mintzberg dalam Thoha (2009) mengemukakan tentang peran setiap pemimpin dimanapun letak hirarkinya yang dijabarkan dalam tiga peran utama, diantaranya akan dijelaskan secara runtut dibawah ini :

“Peran Pemimpin Dalam Interpersonal Role (Peranan Pribadi). Adapun peranan inimemiliki beberapa indikator agar memenuhi kriteria peranan tersebut. Aktivitas -aktivitas yang sering dilakukan dalam peranan ini antara lain kegiatan-kegiatan seremonial sehubungan dengan jabatan yang melekat pada pemimpin. Status menghendaki pemimpin harus mau menerima undangan-undangan, mendatangi upacara-upacara, dan lain yang bersifat seremonial. Karena pemimpin mempunyai jabatan yang tinggi maka eksesnya pemimpin tersebut harus selalu mengadakan kontak tertentu pada pihak-pihak luar. Pentingnya Peran figurehead, leader, dan liasion

dikarenakan pemimpin harus menjadi figure, leader, dan liasion yang baik bagi

bawahannya dalam menjalankan tugas serta melaksanakan kegiatan yang bersifat legal dan sosial. Seperti dalam menghadiri langsung tanpa diwakilkan undangan undangan publik yang mengundangnya serta memimpin apel pagi bersama pegawai”. Terkait peran pimpinan camat kecamatan Sunggal sebagai figurehead dijalankan dengan sangat baik. Dimana untuk meningkatkan kinerja pegawainya dia memberikan contoh langsung terhadap pegawainya dalam menjalankan organisasi dengan baik dan sungguh sungguh.

Temuan penelitian menunjukkan sebagai pemimpin camat menjadi teladan bagi pegawai dengan adanya sikap disiplin yang ditunjukkan dalam bekerja. Dalam konteks ini camat sebagai pimpinan telah menunjukkan keteladanan dalam bentuk disiplin waktu, dan memberikan motivasi-motivasi dan arahan-arahan untuk selalu bekerja dengan seksama dalam mencapai kinerja yang diharapkan. Namun di satu sisi Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa pentingnya sikap tegas dari pimpinan guna menumbuhkan rasa tanggungjawab pada diri pegawai. Camat selalu memberikan pembinaan dan bimbingan kepada pegawai untuk memperbaiki kualitas pekerjaan. Hal ini sangat membantu untuk meningkatkan kinerja pegawai dalam bekerja. Pegawai dapat memahami tupoksinya dan sebagian besar pekerjaan dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan. Camat sebagai pimpinan selalu memperbaiki hubungan dengan bawahan dengan cara selalu memberikan pembinaan kepada

pegawai. Jika terdapat pekerjaan tertentu memiliki hubungan dengan seksi atau bidang lain, maka camat memfasilitasi terjalinnya hubungan antar instansi. Hal ini tentu

memperbaiki dan meningkatkan kinerja pegawai dan kinerja institusi.

“Peran Pemimpin Dalam Decision Making (Pengambil Keputusan). Adapun peranan ini memiliki beberapa indikator agar memenuhi kriteria peranan tersebut. Peranan ini membuat pemimpin harus terlibat dalam suatu proses pembuatan strategi didalam organisasi yang dipimpinnya. Proses pembuatan strategi ini secara sederhana dinamakan sebagai suatu proses yang menjadikan keputusan-keputusan organisasi dibuat secara signifikan dan berhubungan. Peranan pembuatan keputusan oleh pemimpin merupakan peranan yang tidak boleh tidak harus dijalankan, lagi pula

(9)

peranan ini yang dapat membedakan antara pemimpin dengan pelaksana. Menurut sebagian orang pemimpin justru dibayar mahal adalah untuk membuat keputusan ini.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengambilan keputusan yang dilaksanakan terkait perbaikan kinerja pegawai dilaksanakan dengan melibatkan partipasi segenap

stakeholder yang ada di kantor camat. Camat memberikan kesempatan kepada pegawai untuk berkontribusi dalam memberikan sumbang saran dan pendapat, sehingga

keputusan yang diambil merupakan gambaran dari aspirasi segenap pegawai yang ada di kantor”. Terkait peran negotiator yang dimana Camat Sunggal berpartisipasi langsung dalam kegiatan negoisasi dengan organisasi lain dan individu. Hal ini pula yang menjadi acuan bagi mereka dalam pengembangan kinerja pegawai. Camat konsisten dalam melaksanakan hasil pengambilan keputusan untuk memperbaiki kinerja pegawai.

Camat menunjukkan peran yang baik dalam pengambilan keputusan. Terkait hal tersebut maka camat dapat terus memperbaiki dan meningkatkan kualitas dari proses pengambilan keputusan yang dilakukan di kantor camat dengan memberikan

kesempatan kepada semua pegawai untuk terlibat dan berpartisipasi dalam proses pengambilan keputusan.

“Peran Pemimpin Dalam Informational Role (Perasn Sumer Informasi). Adapun peranan ini memiliki beberapa indikator agar memenuhi kriteria peranan tersebut.

Peranan interpersonal meletakkan pemimpin pada posisi yang unik dalam hal

mendapatkan informasi. Hubungan-hubungan keluar membawa padanya mendapatkan informasi yang spesial dari lingkungan luarnya, dan kegiatan-kegiatan kepemimpinan membuat pemimpin sebagai pusat informasi bagi organisasinya. Oleh karena itu sebagai kelanjutan dari peranan interpersonal. Temuan penelitian menunjukkan bahwa camat lebih banyak memberikan informasi apalagi untuk meningkatkan kinerja. Informasi yang diberikan seputar pekerjaan yang harus segera dituntaskan secara cara

penyelesainnya tepat waktu tanpa mengurangi kualitas dari pekerjaan yang dilakukan.

Berbagai informasi penting tentang cara bekerja dan penyelesaian pekerjaan tepat waktu selalu diiformasikan oleh camat atau unsur pimpinan Kecamatan sehingga pegawai menjadi tahu dan paham tentang informasi yang dapat mendukung

peningkatan kinerjanya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap pegawai untuk bekerja serta melakukan analisis terhadap informasi yang diperlukan untuk

memperbaiki kinerja pegawai. Hasil analisis terhadap informasi tersebut sangat bermanfaat dalam memperbaiki kinerja pegawai. Dalam konteks ini Camat selalu melibatkan semua pegawai dalam proses rapat untuk melakukan analisis terhadap informasi yang diperlukan untuk memperbaiki kinerja pegawai. Hal ini yang menjadikan pegawai semakin memahami tupokasinya dan berupaya untuk bekerja sesuai dengan optimal sehingga dapat meningkatkan kinerja. Temuan penelitian jelas menunjukkan bahwa Camat sering melibatkan pegawai dan meminta masukan yang nanti akan menjadi kebijakan bersama. Biasanya kebijakan yang dimintai masukan adalah

kebijakan yang terkait dengan kinerja pegawai. Camat membuka transparansi di kantor dan menimbulkan antusias positif dari pegawai dalam bekerja untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas kinerjanya masing- masing”. Terkait peran informasional yang baik dalam kepemimpinannya. Terkait temuan tersebut maka camat perlu terus

mempertahankan dan meningkatkan kualitas perannya sebagai pemberi informasi dan penerima informasi dari semua pihak. Transparansi yang telah ditunjukkan camat perlu terus dikembangkan sehingga lebih mendorong pegawai untuk bekerja dengan baik.

Dari kutipan wawancara tersebut bisa diketahui bahwa dengan menjalankan peran Informational Role Camat Kecamatan Sunggal dapat mengetahui keadaan instansi dengan baik dan bisa mengatahui langsung masalah-masalah internal dalam pegawai

(10)

sehingga bermanfaat bagi kinerja pegawainya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peran pemimpin bersifat informasional yang diukur berdasarkan peran pemimpin sebagai pemantau sudah cukup baik. Terbukti Camat Kecamatan Sunggal mampu menjalankan peran sebagai pemantau pada setiap aktifitas. Dari peran pemimpin bersifat informasial yang diukur berdasarkan peran pemimpin sebagai pemberi informasi dapat dikatakan sudah cukup baik. Hal ini terlihat dalam melakukan

penyampaian informasi dari luar ke dalam organisasinya, dan informasi yang berasal dari bawahan atau stafnya ke bawahan atau staf lainnya.

Disamping beberapa penjelasan mengenai peranan camat dalam meningkatkan kinerja para pegawai pada kantor camat sunggal, terdapat juga faktor pendukung dan penghambat kepemiminan camat dalam meningkatkan kinerja pada kantor camat sunggal tersebut antara lain diuraikan dibawah ini beserta dengan upaya yang dilakukan camat sunggal selaku berperan dalam peningkatan kinerja pegawai dikantor camat sunggal yakni :

Adapun yang menjadi Pendukung Kepimimpinan Camat Dalam Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kecamatan Sunggal ialah fasilitas kantor. Fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat mempermudah kerja dan memperlancar kerja dalam rangka mencapai suatu tujuan. Fasilitas kantor merupakan suatu kebutuhan pegawai pada saat berada ditempat kerja, dengan adanya fasilitas kantor juga bisa mendukung kelancaran kerja pegawai, fasilitas kantor itu bermacam – macam, namun disini upaya yang diberikan dalam meningkatkan kinerja pegawai yaitu dengan memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan rasa nyaman pada saat berada dikantor, dengan adanya ruang rapat, meja dan kursi yang layak, tempat parkir yang luas, dan loket pelayanan untuk masyarakat, jaringan internet/WIFI, serta kelengkapan alat elektronik seperti laptop dan komputer, serta printer.

Selanjutnya yang menjadi penghambat Kepemimpinan Camat Dalam Meningkatkan kinerja pegawai tidak terlepas dari kurang efektifnya kehadiran camat di kantor, di karenakan sering terjun kelapangan langsung, sehingga menyebabkan kurangnya pengawasan kepada pegawai. Untuk meningkatkan kinerja pegawai di perlukan adanya suatu pengawasan dari seorang pimpinan terhadap bawahan itu sendiri. Pengawasan tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan pegawai. Apabila pengawasan yang kurang akan mempengaruhi terhadap tingkat kinerja pegawai yang ada di tempat kerja tersebut. Dari pengamatan penulis, di mana pengawasan yang dilakukan oleh pimpinan tersebut yang ada di Kecamatan Sunggal masih kurangnya kesadaran pimpinan untuk memberikan teguran terhadap pegawai yang tidak menjalankan tugasnya tersebut. Adapun faktor lain yang menjadi penghambat kepemimpinan camat dalam meningkatkan kinerja pegawai adalah faktor lingkungan, yaitu jarak antara instansi dengan tempat tinggal pegawai, karna semakin jauh jarak tempat tinggal pegawai dengan tempat instansi kerja maka akan semakin berkurang motivasi pegawai untuk lebih giat dalam bekerja. Dan penulis mengetahui tidak sedikit pegawai yang jarak rumah dengan kantor mereka cukup jauh. Selain itu juga sering kali kendala macet dan banjir yang sering terjadi pada akses jalan menuju kontor kecamatan Sunggal yang mengakibatkan sulit ketika harus sampai di kantor tepat pada waktunya.

Tentunya dalam hal ini untuk mewujudkan kinerja yang baik akan menimbulkan hambatan dalam pelaksanaannya.

(11)

Dan yang terakhir mengenai Upaya Yang Dilakukan Pimpinan Dalam Mengatasi Hambatan Guna Meningkatkan Kinerja Pegawai di Kecamatan Sunggal yaitu Untuk meningkatkan kinerja terhadap pelayanan publik dikecamatan Sunggal maka perlu adanya upaya-upaya dalam menyelesaikan hambatan-hambatan yang terjadi. Adapun dalam mengurangi bahkan menghilangkan hambatan itu camat sangat berperan dalam hal tersebut karena perannya sangat berpengaruh. Camat Sunggal sangat peduli dalam memotivasi dan mengatasi permasalahan yang bisa menghambat kinerja para pegawai kecamatan Sunggal. Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa strategi yang dilakukan camat yaitu kunjungan langsung setiap sub bagian atau setiap seksi untuk mengetahui proses perkembangan atau tugas mereka. Kegiatan tindak lanjut dalam evaluasi kinerja pegawai dilakukan camat dengan cara memberikan penghargaan terhadap pegawai yang berkinerja baik dan pembinaan terhadap pegawai yang berkinerja kurang baik. Hal ini menjadikan pegawai semakin bersemangat untuk memperbaiki kinerja para pegawai yang ada di Kantor Camat Sunggal. Camat telah menunjukkan upaya yang cukup baik terhadap peningkatan kinerja pegawai. Kemampuan camat yang baik tersebut perlu terus ditingkatkan dengan cara melakukan pengawasan dan pembinaan kepada pegawai untuk tidak selalu inisiatif dalam bekerja, serta berupaya bekerja dengan baik meskipun tanpa diawasi oleh pimpinan.

SIMPULAN

Secara umum di simpulkan bahwa Peranan Kepemimpinan Camat Sunggal cukup baik, peranan dari camat sangat besar dalam segala aspek yang berkaitan dengan pelaksanaan pemerintahan yang ada di Kantor Camat Sunggal, Kabupaten Deli Serdang. Dari segi puncak pemimpin kecamatan, Camat senantiasa mempunyai tanggung jawab yang besar dalam setiap kegiatan dan program yang ada di Kecamatan Sunggal. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja daripada para staf pegawai dikantor camat sunggal dapat memberikan pelayanan yang baik dan informasi yang cukup jelas kepada masyarakat sesuai dengan kebutuhannya. kinerja pegawai melalui pemberian insiatif, motivasi, dan pembinaan kepada pegawai pada kantor Camat Sunggal. Adapun hal yang dilakukan Camat Sunggal sebagai bentuk daripada kepemimpinan dan perannya antara lain ialah ; Camat memberikan masukan kepada pegawai dengan cara memberikan ide/gagasan berupa solusi dalam penyelesaian permasalahan dan memberikan keleluasaan kepada pegawai dalam menyelesaikan tugas berupa kebebasan berfikir dalam berinovasi. Camat memberikan motivasi kepada pegawai dengan pemberian penghargaan berupa pujian. Camat memberikan pembinaan terhadap pegawai yaitu dengan melakukan pembinaan disiplin dimana adanya pemberian sanksi terhadap yang melanggar aturan yang berlaku serta pembinaan mental para pegawai dengan mengikuti ceramah agama. Camat dalam menanamkan rasa tanggungjawab kepada pegawai dirasakan belum optimal. Hal ini terlihat dari masih adanya tugas-tugas yang tidak selesai dengan tepat waktu/tertunda. Selain itu evaluasi yang kurang optimal karena tidak semua evaluasi dilakukan oleh camat melainkan bisa di limpahkan kepada sekcam atau kasi-kasi terkait.

Disamping daripada itu, juga terdapat beberapa faktor pendukung kinerja pegawai dikantor camat sunggal, Adapun faktor pendukung kinerja pegawai dikantor camat sunggal yang disediakan oleh camat untuk menunjang kinerja pegawai dikantor tersebut meliputi ; Memenuhi kebutuhan yang berkaitan dengan rasa nyaman pada saat berada dikantor, dengan adanya ruang rapat, meja dan kursi yang layak, tempat parkir yang luas, dan loket pelayanan untuk masyarakat, jaringan internet/WIFI, serta kelengkapan alat elektronik seperti laptop dan komputer, serta printer. Di sisi lain, adapun yang menjadi faktor penghambat tersebut meliputi ; 1). Kurang efektifnya kehadiran camat di kantor, di karenakan sering terjun

(12)

kelapangan langsung, sehingga menyebabkan kurangnya pengawasan kepada pegawai.

Apabila pengawasan yang kurang akan mempengaruhi terhadap tingkat kinerja pegawai yang ada di tempat kerja tersebut. 2). Kurangnya kesadaran pimpinan untuk memberikan teguran terhadap pegawai yang tidak menjalankan tugasnya tersebut. 3). faktor lingkungan yang dimana jarak antara instansi dengan tempat tinggal pegawai yang cenderung jauh, hal ini memicu kurangnya motivasi pegawai untuk lebih giat dalam bekerja dan diketahui tidak sedikit pegawai yang jarak rumah dengan kantor mereka cukup jauh. Selain itu juga sering kali kendala macet dan banjir yang sering terjadi pada akses jalan menuju kontor kecamatan Sunggal yang mengakibatkan sulit ketika harus sampai di kantor tepat pada waktunya.

DAFTAR PUSTAKA

Badeni. (2014). Kepemimpinan dan Prilaku Organisasi. Bandung: Alfabeta.

Davis, K., Newstrom, & John, W. (1989). Perilaku dalam Organisasi (ketujuh ed.). Jakarta: Erlangga.

Hasibuan, S.P, Malayu. (2018). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi Aksara.

Kartono, Kartini, (2005). Pemimpin dan Kepemimpinan. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Mahsun, Mohamad. (2019). Pengukuran Kinerja. Sektor Publik : Cetakan Pertama. Yogyakarta : Penerbit BPFE-Yogyakarta.

Mangkunegara, Prabu. (2019). Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Moleong, Lexy. (2007). Metodeologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.

Pamudji, S. (1995). Kepemimpinan Pemerintahan di Indonesia. Jakarta: Bumi Aksara.

Ranupandjojo, H. (2020). Dasar-dasar Manajemen, Edisi Revisi. Yogyakarta: UPP-. AMP YJPN.

Rivai, Veithzal. (2017). Manajemen Sumber Daya Manusia untuk Perusahaan : dari Teori Ke Praktik, Edisi Pertama, Penerbit PT. Raja Grafindo.

Siagian, S. P. (2003). Teori dan Praktek Kepemimpinan (cetakan kelima). Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.

Sutikno, S. M. (2020). Pemimpin Dan Gaya Kepemimpinan. Lombok: Holistica.

Thoha, Miftah, (2009). Kepemimpinan dan Manajemen. Devisi Buku Perguruan

Winardi. (2001). Manajemen Perilaku Organisasi, Cetakan Kedua. Jakarta: Kencanam Prenada Media Group.

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KOMPENSASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI KANTOR CAMAT MEDAN

Kasubag Umum Sesuai dengan hasil wawancara Kepada Ibu Suherni, S.E selaku Kasubag Umum Kantor Camat Sunggal yang menyatakan bahwa : “Peran Camat Sebagai pimpinan tertinggi di Kantor