Perancangan Digital Signage
Sebagai Papan Informasi Digital Berbasis Web (Studi Kasus GH Universal Hotel Bandung)
Ganjar Saepudin1 UNIVERSITAS BSI
Jalan. Sekolah International No. 1-2. Antapani Bandung, Telp. (022) 7100124 e-mail: [email protected]
Pembimbing 1 : [email protected] Pembimbing 2 : [email protected]
Abstract
Informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting. Pemilihan media informasi yang kurang tepat mengakibatkan informasi yang dimaksud tidak tersampaikan secara benar kepada tamu hotel. Pihak manajemen GH Universal Hotel Bandung mengalami kesulitan dalam melakukan penyampaian informasi jadwal event dan jam kerja Manager on Duty sebagai penanggung jawab operasional. Penyampaian informasi tersebut masih menggunakan media kertas yang dipasang pada standing informasi untuk ditempatkan pada lobi hotel. Hal tersebut menyebabkan ketidaksesuaian ketika dilakukan pencatatan pada log book oleh karyawan yang berbeda jam kerja. Tujuan dari penelitian ini untuk memudahkan dalam mengelola informasi event, jam kerja Manager On Duty, dan menghindari double booking ruangan meeting. Pada penelitian ini dibangun papan informasi digital (digital signage) pada GH Universal Hotel Bandung. Digital signage sebagai perangkat pengelola konten digital untuk menampilkan informasi jam kerja Manager on Duty dan jadwal kegiatan bagi tamu hotel seperti meeting, gathering, table manner, dan sebagainya. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa pihak manajemen hotel dapat dengan mudah menayangkan informasi jadwal kerja Manager On Duty, meeting, gathering, table manner, maupun informasi lainnya untuk dilihat oleh tamu hotel.
Kemudian karyawan dapat mengatasi double booking ruangan meeting, sehingga digital signage sangat sesuai dengan kebutuhan penyampaian informasi di GH Universal Hotel Bandung.
Keywords:
CodeIgniter, Digital signage, Digital Information Media, Client-server,
interactive display
Information is a very important requirement. Selection of media information that is less precise cause the information in question is not delivered correctly to hotel guests. The management of GH Universal Hotel Bandung has difficulties in delivering the schedule event information and working hours of Manager on Duty as operational responsibility.
The delivery of such information still uses paper media mounted on the standing information to be placed in the hotel lobby. This causes a discrepancy when logging is done by employees of different working hours. The purpose of this study is to facilitate in managing event information, working hours Manager On Duty, and avoid double booking meeting room. In this study built digital information boards (digital signage) at GH Universal Hotel Bandung. Digital signage as a digital content manager tool for displaying the on-duty Manager on Duty information and schedule of activities for hotel guests such as meeting, gathering, table manner, and so forth. The results of this study indicate that the management of the hotel can easily display the work schedule information On Duty, meeting, gathering, table manner, and other information to be viewed by hotel guests. Then the employee can overcome the double booking meeting room, so that digital signage is in accordance with the needs of information delivery at GH Universal Hotel Bandung.
Keywords: CodeIgniter, Digital signage, Digital Information Media, Client-server, interactive display
1. Pendahuluan
Informasi merupakan kebutuhan yang sangat penting. Keputusan yang tepat bisa diambil jika memiliki informasi yang tepat pula. Pemilihan media informasi yang kurang tepat mengakibatkan informasi yang dimaksud tidak tersampaikan secara benar kepada para konsumen (Panuntun, Rochim, &
Martono, 2015: 192). Sedangkan papan pengumuman atau papan informasi merupakan salah satu media komunikasi yang biasanya ditujukan untuk target sasaran dalam lingkup tertentu. Apabila media ini ditempatkan dan diawasi secara layak, maka akan banyak menarik perhatian orang-orang yang berada dilingkup sekitar dimana media tersebut berada (Mansyur, 2015: 93).
Pihak manajemen GH Universal Hotel Bandung mengalami kesulitan dalam melakukan penyampaian informasi jadwal kegiatan yang dilakukan oleh para tamunya dan jam kerja Manager on Duty sebagai penanggung jawab operasional.
Penyampaian informasi tersebut masih menggunakan media kertas yang dipasang pada standing informasi untuk ditempatkan
pada lobi hotel. Selain itu, terkadang terdapat double booking ruangan meeting pada saat penjadwalan oleh karyawan hotel. Ketika ruangan meeting tersebut sudah dilakukan booking oleh tamu hotel dari suatu perusahaan, maka tidak bisa dilakukan booking oleh tamu yang lainnya.
Hal tersebut menyebabkan ketidaksesuaian ketika dilakukan pencatatan pada log book oleh karyawan yang berbeda jam kerja.
Digital signage merupakan perangkat pengelola konten digital yang telah diprogram untuk dapat menampilkan urutan informasi atau pesan kepada target penonton secara efektif, cepat, tepat dan handal. Informasi yang ditampilkan dapat memiliki format multimedia berupa gambar, video, text bergerak, grafik, tabel, jadwal, berita, ataupun informasi ramalan cuaca.
Informasi-informasi ini dapat ditampilkan dengan baik menggunakan media display elektronik seperti LCD TV, PLASMA TV, Proyektor, dan digital billboard (Suranata &
Wardana, 2014: 306).
Dari beberapa yang telah dipaparkan sebelumnya, penulis mengajukan digital signage sebagai perangkat pengelola konten digital untuk menampilkan informasi jam kerja Manager
on Duty sebagai penanggung jawab operasional dan jadwal kegiatan bagi tamu hotel seperti meeting, gathering, table manner, dan sebagainya agar tidak terjadi double booking.
2. Metode Penelitian
Metode Penelitian yang akan digunakan dalam menyusun skripsi ini adalah metode waterfall sebagai model pengembangan sistem, mulai dari analisa kebutuhan perangkat lunak, desain, pengkodean, pengujian serta pemeliharaan perangkat lunak.
2.1. Metode Pengembangan Aplikasi Model pengembangan sistem yang digunakan oleh penulis pada penelitian ini adalah model waterfall atau sering disebut model sequential linier yang merupakan pendekatan pengembangan perangkat lunak yang sistematis dan sequential
3. Digital Signage
Menurut Yuhefizar dan Satria (2016) menyatakan bahwa digital signage merupakan pengertian yang luas dari sebuah media baru yang menggantikan media konvensional dengan aplikasi dan teknologi-teknologi yang bervariasi. Dalam pengertian secara umum, digital signage mengarah kepada electronically controlled signs yang dapat diupdate/diperbaharui secara cepat, dengan biaya yang murah, dan pesan yang ingin disampaikan dapat terkirim ke ratusan atau bahkan ribuan display dalam satu waktu secara bersamaan (saat itu juga)”.
Dengan sistem yang terdiri dari komputer server, client, monitor/LCD dan software, digital signage memiliki kapabilitas untuk merubah pesan dan informasi secara terintegrasi. Keleluasaan dalam menentukan target audiens, dengan basis informasi konten yang terjadwal (scheduling) dan spesifik berdasarkan demographic audiens. Digital signage mendukung penuh semua klasifikasi media digital, termasuk text, still images, audio, animasi dan video. Pengguna digital signage dapat menentukan dengan bebas jenis display apa yang akan disasar kepada audiens agar audiens dapat menikmati konten yang berkualitas (media-rich konten). Plasma dan layar LCD masih merupakan pilihan yang paling populer,
tetapi hal tersebut bisa berubah seiring dengan kebutuhan dan perkembangan display. Keuntungan menggunakan digital signage adalah sebagai berikut (Yuhefizar dan Satria, 2016):
a. Keuntungan menggunakan digital signage adalah sebagai berikut:
Eye contact catching, konten yang dinamis mempunyai kekuatan yang lebih.
b. untuk menarik perhatian audiens, yang pada akhirnya akan mempengaruhi buying decisions audiens.
c. Right place, right time, digital signage memudahkan untuk merubah konten yang disesuaikan pada waktu dan situasi tertentu.
Pesan dapat diarahkan sesuai dengan demographic audiens.
d. Save cost and time, mengkolaborasikan berbagai jenis media konvensional ke dalam satu bentuk media (digital signage konten) yang lebih menarik dan atraktif.
e. Maximized return on investment, sebagai terminal profit center dengan menjual ruang advertisement untuk suplier atau relasi bisnis.
f. Corporate images, penggunaan teknologi IT dan display yang dipadukan, memberikan kesan modern yang pada akhirnya dapat meningkatkan prestise perusahaaan.
4. Code Generation
Code Generation atau bisa disebut pengkodean merupakan proses menerjemahkan desain yang sudah dibuat bagi digital signage pada tahap sebelumnya ke dalam sebuah bahasa pemrograman web. Pada tahap ini, penulis melakukan pengkodean terhadap desain yang sudah dibuat menggunakan bahasa pemrograman PHP, CSS, HTML, dan Java Script dengan orientasi objek yang dipadukan menjadi framework Codeigniter menggunakan database MySQL untuk membuat website.
5. Codeigniter
Menurut Panuntun et all (2015) Codeigniter adalah aplikasi open source yang berupa framework dengan model
MVC (Model, View, Controller) untuk membangun website dinamis dengan menggunankan PHP. Codeigniter memudahkan develover untuk membuat aplikasi web dengan cepat dan mudah dibandingkan dengan membuatnya dari awal.
6. Hasil dan Pembahasaan
Dalam penyusunan penelitian ini memerlukan ruang lingkup agar masalah yang dikaji di dalam laporan lebih fokus dan spesifik. Dalam penelitian ini penulis membatasi masalah sebagai berikut:
a. Kebutuhan pada sisi pengguna diantaranya, beranda, informasi meeting room, dan petugas di luar jam kerja.
b. Sedangkan kebutuhan pada sisi pengelola website adalah admin, katalog, dan kategori.
c. Data yang digunakan untuk penelitian ini hanya sebatas data ruang meeting, jadwal ruang meeting, dan jadwal kerja Manager on Duty di GH Universal Hotel Bandung.
6.1. Software Architecture
Software Architecture adalah tahap perancangan software yang menggambarkan sub-sub sistem dan membangun kerangka kerja untuk komunikasi antar sub sistem yang menggambarkan konfigurasi saat aplikasi dijalankan dan komponen-komponen hubungan antara program yang dibuat.
6.2. User interface
User interface adalah Perancangan antar muka yang merupakan penggambaran tampilan yang akan digunakan di dalam aplikasi yang akan dibuat yang berfungsi untuk interaksi antara pengguna dengan sistem. Perancangan antar muka.
Spesifikasi halaman web pada sistem informasi digital signage terbagi menjadi dua yaitu halaman admin dan halaman user, adapun spesifikasi rancangan web sebagai berikut:
A. Rancangan Halaman User
Perancangan Interface untuk User dapat dilihat sebagai berikut :
Pada gambar 6.1. merupakan halaman login user untuk melakukan input user dan password.
Gambar 6.1. Halaman login User
Pada gambar 6.2. merupakan halaman pengolahan data event user untuk melihat dan membuat event.
Gambar 6.2. Halaman pengolahan data event user
Pada gambar 6.3. merupakan halaman pengolahan data MOD user untuk melihat dan membuat jadwal MOD
Gambar 6.3. Halaman pengolahandata MOD user
B. Rancangan Halaman Admin
Perancangan Interface untuk admin dapat dilihat sebagai berikut :
Pada gambar 6.4. merupakan halaman login admin untuk melakukan input user dan password.
Gambar 6.4. Halaman login admin
Pada gambar 6.5. merupakan halaman pengolahan data manage user untuk melihat dan membuat user access login.
Gambar 6.5. Halaman pengolahan data manage user
Pada gambar 6.6.
merupakan halaman pengolahan data venue admin untuk melihat dan membuat venue.
Gambar 6.6. Halaman pengolahan data Venue
Pada gambar 6.7. merupakan halaman pengolahan data MOD admin untuk melihat dan membuat jadwal MOD.
Gambar 6.7. Halaman pengolahan data MOD admin
C. Tampilan Digital Signage
Pada gambar 6.8. merupakan halaman tampilan digital signage yang sudah dibuat dan isi nya adalah Venue, meeting room dan MOD.
Gambar 6.8. Halaman tampilan Digital Signage
7. Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian yang sudah dilakukan penulis tentang digital signage, maka penulis mengambil kesimpulan dari seluruh pokok bahasan sebelumya yang ada dalam skripsi yang telah dibuat sebagai berikut:
a. Pihak manajemen dapat dengan mudah menayangkan informasi kepada tamu hotel mengenai jadwal event beserta jadwal kerja Manager on Duty melalui media digital yang ditempatkan pada area lobi di GH Universal Hotel Bandung.
b. Karyawan hotel dengan jam kerja yang berbeda dapat mengatasi double booking ruangan meeting dikarenakan informasi jadwal yang ditetapkan oleh karyawan sebelumnya dapat terlihat dan dikonfirmasi oleh sistem.
c. Media informasi berupa digital signage yang dibangun telah diimplementasikan dan dapat digunakan di GH Universal Hotel Bandung untuk keperluan penyampaian jadwal kegiatan seperti meeting, gathering, table manner, maupun informasi lainnya.
Berdasarkan kesimpulan dari pembahasan dan penjelasan di atas, penulis memberikan beberapa saran sebagai alternatif yang dapat dijadikan sebagai masukan yang berguna, bermanfaat, dan berharap agar dapat
meningkatkan kualitas digital signage antara lain:
1. Media informasi yang menayangkan jadwal event beserta jam kerja Manager on Duty hanya ditempatkan di area lobi. Agar informasi tersebut dapat dilihat dari berbagai tempat, maka diperlukan penambahan penempatan digital signage pada area lain seperti area rooftop, setiap lantai dan pada In house Movie TV Channel 1 untuk semua kamar.
2. Diperlukan suatu fitur notifikasi berupa audio ketika ruang meeting atau jadwal event sudah digunakan. Hal tersebut dapat berfungsi bagi karyawan agar lebih teliti dalam mengatasi double booking.
3. Pada pengembangan Aplikasi digital signage selanjutnya, diharapkan untuk menambahkan beberapa fitur seperti report data event, promo hotel dan running teks. Hal tersebut agar dapat berfungsi secara optimal terhadap penerapan aplikasi diberbagai jenis atau kategori hotel berbintang.