• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Monitoring Tetes dan Kapasitas Cairan Infus Kamar Pasien Menggunakan ESP8266 Berbasis Website dengan Framework Laravel

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Perancangan Sistem Monitoring Tetes dan Kapasitas Cairan Infus Kamar Pasien Menggunakan ESP8266 Berbasis Website dengan Framework Laravel"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 576

Perancangan Sistem Monitoring Tetes dan Kapasitas Cairan Infus Kamar Pasien Menggunakan ESP8266 Berbasis Website dengan Framework

Laravel

Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan1, Uyock Anggoro Saputro2,*

Program Studi Informatika, Universitas Amikom Yogyakarta, Yogyakarta, Indonesia Email: 1[email protected], 2,*[email protected]

Email Penulis Korespondensi: [email protected] Submitted 22-03-2023; Accepted 30-04-2023; Published 30-04-2023

Abstrak

Beban kerja perawat yang berlebihan akan terjadi kesalahan dalam menjalankan tugasnya, termasuk pada saat pemberian infus.

Telatnya penggantian cairan infus berakitbat fatal bagi pasien, oleh karena itu diperlukan sistem dalam memonitoring. Maksud dan tujuan dalam penelitian ini ialah Merealisasikan program sistem monitoring tetes dan kapasitas cairan infus kamar pasien pada alat dengan menggunakan pemrograman Arduino IDE dan website dengan framework laravel. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan penelitian kualitatif dengan metode eksperimen pada Mikrokontroler NodeMCU ESP8266, Sesnor Correlation Photoelectric Speed Countt (LM393), OLED 168x64, Push Button dan sensor Load Cell. Penelitian eksperimen pun dilakukan pada perancangan perangkat lunak sistem alat ataupun pada sistem monitoring. Peneliti menggunakan rumus galat persentase dalam mencari tingkat error dari sensor. Adapun hasil temuan error pada sensor Correlation Photoelectric Speed Count yang dilakukan sebanyak 5x didapat error galat sebesar 0.56%, serta pada sensor Load Cell didapat error galat sebesar 0.27%. Pada hasil pengujian keseluruhan sistem yang dibangun didapatkan hasil persentase sebesar 100%. Dari hasil pengujian sensor Correlation Photoelectric Speed Countt dan load cell bekerja dengan baik pada NodeMCU yang telah dipogram. Hal ini dibuktikan pada pengujian alat selama 1 jam dengan set faktor b erat load cell yang telah ditentukan yang dimana sensor Correlation Photoelectric Speed Countt dapat membaca tetes cairan infus secara baik yaitu value tpm akan menurun secara perlahan sesuai dengan waktu tetesan yang turun dikarenakan udara yang ada didal am kantong cairan infus terus berkurang, serta bergeraknya dan adanya sumbatan pada jarum infus set. Selain itu, berat dari kantong infus akan terus berkurang saat pemberian cairan infus pada pasien berlangsung.

Kata Kunci: Mikrokontroler; ESP8266; Cairan Infus; Sistem Monitoring; Website Abstract

Excessive nurse workload will result in errors in carrying out their duties, including during infusion. Late replacement of infusion fluids can be fatal for the patient, therefore a monitoring system is needed. The aims and objectives of this research are to realize the drip monitoring system program and patient room infusion capacity on the device using the Arduino IDE programming and website with the Laravel framework. This research used qualitative research with experimental methods on the NodeMCU ESP8266 Microcontroller, Photoelectric Speed Count Correlation Sensor (LM393), 168x64 OLED, Push Button and Load Cell sensors.

Experimental research was also carried out on the design of tool system software or on the monitoring system. Researchers use the percentage error formula to find the error rate of the sensor. The results of error findings on the Correlation Photoelectric Speed Count sensor which were carried out 5 times obtained an error error of 0.56%, and on the Load Cell sensor an error error of 0.27% w as obtained. In the results of testing the entire system that was built, the percentage results were 100%. From the test results, the Correlation Photoelectric Speed Count sensor and load cell work well on the programmed NodeMCU. This is proven in testing the tool for 1 hour with a set load cell weight factor that has been determined where the Correlation Photoelectric Speed Count sensor can read the drops of infusion fluids properly, namely the tpm value will decrease slowly according to the time the drops drop due to the air inside. bags of infusion fluids continue to decrease, as well as movement and blockages in the infusion set needles. In addition, the weig ht of the infusion bag will continue to decrease as the infusion of fluids to the patient progresses.

Keywords: Microcontroller; ESP8266; Infusion Liquid; Monitoring System; Website

1. PENDAHULUAN

Perawat adalah petugas kesehatan yang tidak kalah penting perannya seperti dokter, perawat memegang peran penting untuk mendukung dalam proses penyembuhan pasien. Perawat diberi tugas tanggung jawab dan berwenang secara penuh untuk melaksanakan pelayanan keperawatan kepada masyarakat pada sarana kesehatan. Tugas tersebut meliputi peningkatan derajat kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan dan pemulihan kesehatan dengan menggunakan pendekatan proses keperawatan [1].

Beban kerja perawat yang berlebihan memicu kenaikan angka kematian pasien di rumah sakit [2][3]. Beban kerja perawat yang berlebihan kemungkinan akan terjadi kesalahan perawat dalam menjalankan tugasnya dikarenakan jumlah perawat yang tidak seimbang pun dapat memunculkan permasalahan dalam menjalankan tugasnya terutama dalam pemberian dan pengecekan layanan pada pasien.

Penggunaan pada cairan infus intravena (intravenous fluid infusion) membutuhkan pengawasan (monitoring) yang ketat serta peresepan yang tepat [4][5]. Pasalnya pemberian infus yang tidak sesuai dengan aturannya akan langsung berdampak buruk serta komplikasi kepada pasien [6][7]. Penyesuaian tetes cairan dan pemasangan infus harus diperhatikan dengan baik dan teliti melalui rumus tetes permenit yang ada dalam kesehatan. Dalam menghitung volume tetes yang diberikan kepada pasien, perawat menggunakan rumus penghitungan tetes permenit (TPM) [8][9].

Keterlambatan pemberian maupun penggantian cairan infus yang sudah habis dapat menyebabkan darah tertarik ke atas melalui selang infus yang terpasang melalui jarum infus yang ditusukan pada pembuluh vena pasien, hal ini

(2)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 577 dikarenakan adanya perbedaan tekanan udara pada kantong infus. Selain tertariknya darah ke atas melalui selang infus, telatnya penggantian cairan infus yang sudah habis dapat menyebabkan juga masuknya gelembung udara yang terdapat pada kantong infus ke dalam pembuluh darah vena (Emboli). Masuknya gelembung udara ini dapat menyebabkan kematian dikarenakan peredaran darah terhambat dan oksigen yang dibutuhkan tidak dapat disalurkan dengan baik melalui darah, dikarenakan kekurangan oksigen tersebutlah yang dapat menyebabkan kematian [10].

Latar belakang yang terjadi pada penelitian kali ini, telah diangkat oleh peneliti sebelumnya dengan beberapa komponen serta media penampilan data yang berbeda. Pada penelitian yang dilakukankan oleh Tia Sentia Destiana yang berjudul “ALAT MONITORING INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 2560”. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler Arduino Mega 2560 dengan menggunakan beberapa sensor seperti sensor warna, sensor Load Cell, GSM Shield, dan liquid crystal display 16x2 (LCD). Alat membaca berat kantong infus dan lalu akan mengirim data berat tersebut dengan SMS kepada perawat. hasil perhitungan dari sensor Load Cell dan sensor warna akan ditampilkan melalui LCD 16x2 [11].

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Anton Yudhana, Marta Dwi Darma Putra. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler Arduino Uno, sensor photodiode, serta modul Bluetooth HC-06. Alat dapat mentransmisikan data hasil konversi sisa cairan infus dari Arduino ke smartphone android. Jika sisa cairan infus sudah berada pada 50 mL, maka alat akan mengirimkan pemberitahuan pada smartphone android [12].

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Rini Maharani, Abdul, Muid, Uray Ristian Penelitian ini menggunakan mikrokontroler Arduino Uno, Ethernet Shield, sensor LED dan photodiode, sensor Load Cell dan modul HX711, serta antarmuka berbasis website. Alat mentransmisikan data hasil konversi volume cairan serta pendeteksian kecepatan tetesan infus pada website melalui Ethernet shield, perawat dapat memonitoring secara real time volume cairan infus yang digunakan pasien [13].

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Iqbal Ali Muzar, Yuliza. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler Arduino Uno, sensor optocoupler, led, serta modul wireless NRF24L02 2,4 Ghz. Alat tersebut dapat mentransmisikan data pendeteksian tetes cairan infus dengan menggunakan wireless NRF24L02 2,4 Ghz yang selanjutnya ditampilkan secara real time pada aplikasi LabVIEW 2013 [14].

Penelitian selanjutnya adalah penelitian yang dilakukan oleh Siti Nur Khasanah, Maisyaroh, Ade Nugraha, Mohamad Ulinnuha. Penelitian ini menggunakan mikrokontroler NodeMCU ESP8255, sensor IR obstacle dan buzzer.

Mikrokontroler NodeMCU berfungsi sebagai pengirim data ke firebase sedangkan Sensor IR yang ada pada alat ini berfungsi untuk mendeteksi tetesan laju infus dan buzzer berfungsi untuk memberikan peringatan bunyi saat volume infus berkurang dari nilai yang dikonfigurasi [15].

Pada penelitan terakhir adalah penelitian yang dilakukan oleh Latief Cahyo Asyari, Aris Budiman. Penelitian ini menggunakan dua mikrokontroler yaitu Arduino Uno dan NodeMCU ESP8266, serta beberapa sensor yaitu sensor Load Cell, sensor warna dan LCD I2c dan Buzzer. Alat ini menggunakan Blynk untuk memonitoring kondisi cairan infus dan juga pemantauan pengurangan dari sensor-sensor yang terpasang melalui smartphone [16].

Penelitian-penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dalam meminimalisir adanya permasalahan dan resiko yang terjadi akibat habisnya cairan infus serta keterlambatan Perawat dalam menangani hal tersebut, maka diperlukannya sebuah alat yang memiliki fungsi dapat mengetahui kapasitas volume cairan infus dan dapat mengetahui tetes per menit dari cairan infus yang keluar dari kantong infus dengan menggunakan ESP8266. Alat yang dibuat dapat terhubung ke Database web yang dibuat khusus untuk penyimpanan data pengukuran kapasitas cairan dan tetes infus, sehingga hasil dari data tersebut dapat dilihat melalui website untuk dimonitoring.

2. METODOLOGI PENELITIAN

2.1 Alur Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan penelitian kuantitatif dengan metode eksperimen, dimana proses yang dilakukan ialah membuat suatu alat dan sistem monitoring tetes dan kapasitas cairan infus serta mengetahui pengaruh tingkat error terhadap alat yang sudah dibangun [17][18][19]. Alur penelitian digunakan peneliti sebagai langkah-langkah dasar yang dijadikan peneliti dalam membuat Sistem Monitoring Tetes dan Kapasitas Cairan Infus Kamar Pasien Menggunakan ESP8266 Berbasis Website. Adapun gambaran umum alur penelitian ini dapat dilihat pada gambar 1. Alur penelitian dibawah.

(3)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 578 Gambar 1. Alur Penelitian

2.2 Perencanaan

a. Perumusan Topik Masalah

Dalam perumusan topik masalah, peneliti mengumpulkan permasalah melalui beberapa sumber baik pada jurnal- jurnal yang diterbitkan, buku, ataupun skripsi yang telah ditulis oleh peneliti sebelumnya. Selain hal tersebut, peneliti pun mengumpulkan permasalahan melalui artikel berita dan artikel yang memiliki sumber terpercaya. Adapun permasalahan yang sudah di dapat, selanjutnya peneliti menganalisa terkait data-data yang telah didapatkan tersebut.

b. Penentuan Judul

Berdasarkan data-data yang telah dilakukan analisa pada objek penelitian yang memiliki keterkaitan permasalahan yang diteliti, maka penulis menetapkan judul penelitian yang sesuai yaitu “Sistem Monitoring Tetes dan Kapasitas Cairan Infus Kamar Pasien Menggunakan ESP8266 Berbasis Website”.

c. Penentuan tujuan Penelitian

Adapun kegiatan penentuan tujuan pada penelitian ini, yaitu menjelaskan tentang apa yang sebenarnya akan diraih serta dihasilkan dari penelitian yang dilakukan. Adapun tujuan penelitian ialah Merealisasikan program sistem monitoring tetes dan kapasitas cairan infus kamar pasien pada alat.

2.3 Teknik Pengumpulan Data a. Observasi

Teknik pengumpulan data dengan langsung terjun ke lapangan (observasi) ke berbagai tempat yang memiliki keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan seperti puskesmas, rumah sakit dan beberapa klinik yang mekakukan rawat inap pada pasien di sekitar daerah Yogyakarta dan Wonosobo, Jawa Tengah untuk mengetahui mengenai teknis-teknis yang dibutuhkan untuk dijadikan bahan penelitian.

b. Studi Literatur

Metode pengumpulan data ini berkaitan dengan mengumpulkan beberapa literatur yang mimiliki keterkaitan pemanfaatan teknologi mikrokontroler, jurnal, paper serta sumber bacaan seperti buku-buku yang sesuai dengan judul penelitian.

2.4 Analisa Kebutuhan Sistem

Tahap analisa dalam penelitian sangat diperlukan dalam mendeskripsikan kebutuhan yang akan diterapkan, dalam membangun sistem [20]. Analisa kebutuhan sistem yang digunakan adalah kebutuhan fungsional dan non-fungsional.

Kebutuhan fungsional merupakan kebutuhan yang mencangkup proses-proses atau layanan yang harus disediakan oleh sistem, seperti bagaimana sistem harus beraksi pada situasi tertentu dalam melayani pengguna atau user. Sedangkan kebutuhan non-fungsional merupakan kebutuhan yang menitik beratkan pada properti perilaku sistem. Kebutuhan non-

(4)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 579 fungsional biasa disebut juga sebagai batasan layanan ataupun fungsi yang ada pada sistem. Pada analisa kebutuhan sistem ini, peneliti menetapkan kebutuhan fungsional dan non-fungsional seperti berikut:

a. Kebutuhan fungsional 1. Login admin.

2. Dashboard admin.

3. Dapat menambahkan dan juga menghapus alat.

4. Dapat menampilkan alat.

5. Dapat menampilkan data monitoring tetes permenit, kapasitas, status dan prediksi dari alat.

6. Dapat mengupdate data pengguna alat melalui kode alat.

b. Kebutuhan non fungsional

1. Dapat mengupdate data monitoring secara real time.

2. Dapat memberikan peringatan berupa bunyi ketika alat mendeteksi cairan akan habis dan akan berhenti jika cairan diganti.

2.5 Analisa Bahan yang Dibutuhkan Sistem

Dalam proses pembuatan alat yang digunakan untuk penelitian skripsi ini, penulis menggunakan beberapa bahan dalam pengerjaannya. Berikut ini merupakan alat-alat yang digunakan pada proses pembuatan alat dapat dilihat pada tabel 1.

Bahan yang digunakan.

Tabel 1. Bahan yang digunakan

No Nama Bahan Jumlah

1. NodeMCU (ESP8266) 1

2. Sensor Load Cell 1

3. Modul HX711 1

4. Sensor Correlation Photoelectric Speed Countt (LM393) 1

5. OLED 1.3” 128x64 1

6. Timah 1

7. Flux AMTECH 1

8. Kabel Jumper 3 (1 Meter)

9. Pin Header Male 1

10. Pin Header Female 1

11. PCB Project bolong 1

12. Tiang Infus 1

13. Cairan Infus 1

14. Infus Set 1

15. Kabel USB Micro 1

16. Access Point 1

17. Box Plastik 1

18. Push Button 1

2.6 Perancangan Sistem

Sistem monitoring yang akan dibuat bekerja dengan meletakan alat pada tiang infus yang telah terpasang kantong cairan infus. Sensor akan membaca terkait tetes permenit (TPM) dan berat kantong cairan infus sebagai indikator kapasitas infus. Setiap alat yang sudah terpasang pada tiang infus dan kantong cairan infus akan terhubung melalui jaringan wifi lokal untuk mengirim data tetes permenit (TPM) dan kapasitas cairan infus beserta status dari kondisi kantong cairan infus ke website yang dikonfigurasi Databasenya. Perancangan sistem akan ditampilkan pada gambar 2. Gambaran umum sistem

Gambar 2. Gambaran Umum Sistem

(5)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 580 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License Gambaran umum yang dibuat merupakan gambaran yang diambil berdasarkan teknis kerja keseluruhan rangkaian komponen. Berdasarkan gambaran umum diatas dapat diketahui bahwa alat akan mengirimkan data menggunakan mode transmisi wireless yang tehubung pada access point yang sama dengan website yang dibangun. Data yang dikirimkan ke website akan disimpan terlebih dahulu ke database dan selanjutnya akan ditampilkan pada website yang dapat diakses melalui end device klien.

2.7 Perancangan Perangkat keras

Pada tahapan perancangan hardware ini, seluruh komponen yang sudah disiapkan akan digunakan untuk perancangan.

Pada perancangan pertama yaitu Load Cell, Load Cell sendiri menggunakan modul HX711 pada NodeMCU ESP8266 untuk pembacaan berat dari kapasitas cairan infus akan menggunakan pin D6 dan D7 sebagai pin pembaca data dan clock yang akan dikirimkan oleh modul HX711 ke NodeMCU ESP8266, serta menggunakan VCC 3.3 V untuk dayanya. Sensor Load Cell akan dihubungkan ke modul HX711 sesuai dengan pin warna yang tertera pada modul HX711. Peletakan sensor ini berada di atas tiang infus, hal ini bermaksud sensor Load Cell diimplementasikan sebagai timbangan dari kantong cairan infus yang akan dipasang.

Pada perancangan yang kedua yaitu sensor Correlation Photoelectric Speed Countt ke NodeMCU. Sensor ini berfungsi untuk pembacaan tetes cairan infus yang mengalir pada infus set. Perancangan ini menggunakan pin D5 pada NodeMCU dengan VCC 3.3 V, teknis dalam pembacaan tetes infus dengan menggunakan signal Low untuk setiap tetes yang yang lewat pada sensor.

Selanjutnya yang ketiga adalah perancangan OLED 128x64 pada NodeMCU. Perancangan ini bermaksud untuk menampilkan data yang telah diolah NodeMCU. Pin D2 dan pin D1 pada perancangan ini menghasilkan address 0x3c, address akan digunakan untuk kebutuhan I2C pada komponen. Sedangkan untuk perancangan daya NodeMCU untuk alat sistem monitoring menggunakan pin VIN dengan tegangan 5V. Pin VIN dari NodeMCU dapat menampung tegangan sampai dengan 9V, dikarenakan adanya pertimbangan tentang ketahanan alat dalam menerima tegangan yang maksimum.

Perancangan yang terakhir adalah perancangan button pada NodeMCU. Perancangan ini akan menggunakan pin D3. Push button pada perancangan hardware ini berfungsi untuk meriset data tetes permenit (TPM) yang diolah mikrokontroler.

Penggunaan push button ini digunakan dalam menunjang kebutuhan kinerja program yang dibuat dikarenakan sensor tidak dapat secara otomatis meriset value yang dikelola ketika infus tidak digunakan dan ingin digunakan kembali.

Perancangan perangkat keras akan ditampilkan pada gambar 3. Rangkaian keseluruhan hardware dibawah.

Gambar 3. Rangkaian Keseluruhan Hardware 2.8 Perancangan Umum Desain Alat

Perancangan umum desain alat merupakan perancangan desain keseluruhan alat yang akan diimplementasikan pada kantong infus dan set infus untuk membaca kapasitas kantong infus dan laju tetes cairan infus. Perancangan umum alat akan ditampilkan pada gambar 4. Desain umum Alat.

Gambar 4. Desain umum Alat

(6)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 581 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License 2.9 Perancangan Software

Pada tahapan perancangan software ini, memiliki tujuan agar sistem yang dirancang dapat beroperasi dan dapat digunakan sesuai dengan perintah-perintah yang telah ditetapkan dan dapat menghasilkan rancangan yang memenuhi kebutuhan sesuai ketetapan yang sudah ada pada tahap analisa. Perancangan software berfokus pada alat dan sistem monitoring berbasis website dengan menggunakan framework laravel. Adapun perintah-perintah yang ditetapkan akan berpacu pada flowchart algoritma sistem. Flowchart algoritma sistem akan ditampilkan pada gambar 5 Flowchart algoritma sistem.

Gambar 5. Flowchart Algoritma sistem

Tahap perancangan software ini pun merupakan bagian terpenting pada perancangan sistem monitoring. Adapun pada tahapan ini akan menggunakan Arduino IDE versi 2.0.0 dan Framework Laravel 8. Arduino IDE merupakan editor dan compiler yang akan digunakan penelitian dalam membuat, mengcompile, serta mengupload code yang telah dibuat.

Sedangkan Laravel 8 adalah Framework Bahasa pemrograman PHP yang akan digunakan untuk membuat website.

Dalam pembuatan website monitoring bertujuan sebagai memenuhi kebutuhan sistem pada alat yang telah dibuat.

Adapun pada perancangan website ini terdiri atas beberapa page, diantaranya yaitu page home monitoring, home admin, login, tambah alat, update data pasien, daftar alat, register admin.

2.10 Pengujian Hardware

a. Pengujian Sensor Correlation Photoelectric Speed Countt dan Load Cell

Dalam pengujian sensor Correlation Photoelectric Speed Countt dan sensor Load Cell, hal yang perlu diperhatikan pertama kali adalah apakah sensor dapat berfungsi secara normal menggunakan code yang sesuai kebutuhan sistem.

Pengujian akan tersaji pada gambar 6. Uji Correlation Photoelectric, gambar 7. Uji Load Cell.

Gambar 6. Uji Sensor Correlation Photoelectric Gambar 7. Uji Load Cell

Pada sensor Load Cell dalam proses kalibrasi sensor, peneliti memutuskan untuk mengeset berat kantong infus sesuai komposisi cairan ringer lactate pada gambar 2.9 diatas, dengan berat 0.505 kg atau sama dengan 505 g dan untuk

(7)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 582 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License set factor calibration yang didapat adalah -237425. Sedangkan pada sensor Correlation Photoelectric Speed Count ketika fungsionalitas sensor dapat membaca dengan baik objek cairan yang melewati sensor serta telah dapat memuncul value, langkah pengujian selanjutnya adalah validasi value dengan rumus yang sudah ada. Pengujian berpacu pada tetes permenit (TPM) yang dihasilkan oleh sensor yaitu 52.7. Validasi sensor akan disajikan dibawah:

𝑇𝑃𝑀 = 𝐹𝑎𝑘𝑡𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑡𝑒𝑠 .𝑉𝑜𝑙𝑢𝑚𝑒 𝑐𝑎𝑖𝑟𝑎𝑛

60 .𝑙𝑎𝑚𝑎𝑛𝑦𝑎 𝑝𝑒𝑚𝑏𝑒𝑟𝑖𝑎𝑛(𝑗𝑎𝑚) (1)

52.7 = 20 .500

60 .𝑥 𝑥 = 20 .500

60 .52.7= 10000

3162 = 3.2 𝑗𝑎𝑚 𝑇𝑃𝑀 = 20 .500

60 . 3.2 𝑗𝑎𝑚=10000

192 = 52 b. Pengujian OLED 128x64 dan Button

Dalam pengujian oled 128x64 dan button, dalam pengujian ini OLED harus dapat menampilkan data tetes permenit (TPM) dan kapasitas. Pada button yang digunakan harus dapat berfungsi secara normal sebagai komponen untuk trigger function riset tetes permenit (TPM). Pengujian akan disajikan pada gambar 7. Uji oled dan gambar 8. Uji button.

Gambar 7. Uji Oled Gambar 8. Uji button c. Pengujian

Pengujian Power Supply memiliki tujuan agar tegangan yang masuk pada board NodeMCU dapat mengakomodir kebutuhan tegangan komponen-komponen yang terhubung pada pin-pin NodeMCU. Pada perancangan hardware, pin yang digunakan adalah pin VIN. Pin VIN ini memiliki dapat memuat tegangan 3.3V sampai 5V. Dalam kondisi tertentu, penggunaan pin yang sangat banyak dapat menyebabkan NodeMCU tidak dapat mengakomodir tegangan secara menyeluruh ke komponen yang terhubung pada pin NodeMCU. Dikarenakan hal tersebut diperlukannya penyesuaian terhadap tegangan yang stabil sehingga dapat keseluruhan board mengakomodir tegangan terhadap komponen yang terhubung pada pin NodeMCU. Penggunaan tegangan 5V menjadi opsi yang sesuai apabila banyak komponen yang terhubung pada pin NodeMCU.

2.11 Pengujian Software

a. Pengujian Fungsionalitas Database

Dalam pengujian fungsionalitas Database bertujuan untuk mengetahui dan membuktikan apakah alat dapat berfungsi secara normal. dengan mengirimkan data-data yang telah diproses oleh mikrokontroler ke dalam Database melalui jaringan wireless selama 1 menit 1x. Pengujian fungsionalitas Database ini melalui serial monitor Arduino IDE dengan membandingkan data yang masuk pada Database dengan waktu yang menjadi acuan. Pada gambar 2.12 merupakan gambar pengujian pengiriman data ke Database.

b. Pengujian Keakuratan Sensor load cell Pada Peringatan

Pengujian keakuratan sensor ini bertujuan untuk mengetahui apakah data yang dikirimkan oleh alat dapat bekerja secara akurat dikirimkan kepada Database yang nantinya akan ditampilkan pada website. Adapun pengujian peringatan sendiri dengan menggunakan skema yang ditetapkan antara lain seperti pada tabel 2. Skema peringatan sistem. Sedangkan pada gambar 9. Data pada alat dan data pada Database.

Tabel 2. Skema Peringatan sistem Kapasitas Status Peringatan Suara

>= 150 mL HIGH Tidak aktif

< 150 Ml LOW Aktif

(8)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 583 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License Gambar 9. Data pada alat dan data pada Database

3. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Hasil Penelitian

Berdasarkan penjelasan tentang flowchart algoritma sistem, blok diagram, rangkaian perancangan keseluruhan komponen dan perancangan umum desain alat yang sudah diberikan penjelasannya sebelumnya. Dalam hasil penelitian ini menghasilkan sebuah alat berupa sistem monitoring tetes dan kapasitas cairan infus, sebagai alat untuk memonitoring cairan infus kamar pasien menggunakan ESP8266. Adapun hasil implementasi alat pada kantong cairan infus akan tersaji pada gambar 10. Alat monitoring tetes dan kapasitas infus. Sedangkan untuk website monitoring akan tersaji pada gambar 11. Website Monitoring.

Gambar 10. Alat monitoring tetes dan kapasitas infus Gambar 11. Website monitoring

a. Hasil Pengujian Sensor Correlation Photoelectric Speed Countt

Hasil pengujian sensor Correlation Photoelectric Speed Countt didapat dari pengujian sebanyak 5x dengan target tetes permenit (TPM) 63 serta menggunakan rumus galat persentase. Hasil pengujian akan disajikan pada tabel 3.

pengujian galat pembacaan sensor dan juga pada gambar 12. Grafik pengujian galat pembacaan sensor.

%𝑒𝑟𝑟𝑜𝑟 = |𝑎𝑝𝑝𝑟𝑜𝑥− 𝑒𝑥𝑎𝑐𝑡|

𝑒𝑥𝑎𝑐𝑡 . 100 (2)

Tabel 3. Pengujian galat pembacaan sensor

Pengujian Ke- Target TPM Pembacaan Sensor Galat (%)

1 63 63.8 1.3

2 63 63.2 0.3

3 63 63.4 0.6

4 63 63.2 0.3

5 63 63.2 0.3

RATA-RATA GALAT (%) 0.56

(9)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 584 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License Gambar 12. Grafik pengujian galat pembacaan sensor

b. Hasil Pengujian Sensor Load Cell

Pada hasil uji error pada kalibrasi pertama pada sensor dengan menggunakan set factor -213025 yang berpacu pada berat kantong infus secara keseluruhan yaitu 565 g. Uji error kalibrasi ini akan disajikan pada table 4. Tabel uji error kalibrasi pertama dan gambar 13. grafik uji error kalibrasi pertama dengan menggunakan rumus galat persentase.

Tabel 4. Uji error kalibrasi pertama

Pengujian ke- Timbangan Konvensinal Set Factor Berat Load cell Galat (%)

1 565 g -213025 565 g 0

2 260 g -213025 261 g 0.38

3 215 g -213025 215 g 0

4 115 g -213025 115 g 0

5 100 g -213025 101 g 1

RATA-RATA GALAT (%) 0.27

Gambar 13. Grafik uji error kalibrasi pertama

Pada hasil uji kalibrasi kedua ini berpacu pada komposisi cairan yang dimiliki oleh Ringer Lactate. Ringer Late memiliki komposisi cairan 505 g dengan set factor -238635. Uji error kalibrasi ini akan disajikan pada tabel 5. Uji error kalibrasi kedua cairan ringer lactate dan gambar 14. Grafik uji error kalibrasi kedua cairan ringer lactate dengan menggunakan rumus galat persentase.

Tabel 5. Uji error kalibrasi kedua cairan ringer lactate

Pengujian ke- Timbangan Konvensinal Set Factor Berat Load cell Galat (%)

1 505 g -238635 505 g 0

2 200 g -238635 201 g 0.5

3 155 g -238635 155 g 0

4 55 g -238635 55 g 0

5 40 g -238635 40 g 0

RATA-RATA GALAT (%) 0.1

62,5 63 63,5 64

pengujian 1 pengujian 2 pengujian 3 pengujian 4 pengujian 5

Uji galat pembacaan sensor

Target TPM Pembacaan sensor

0 100 200 300 400 500 600

pengujian 1

pengujian 2

pengujian 3

pengujian 4

pengujian 5

Uji error calibrasi pertama

Timbangan Konvensinal (g) Loadcell (g)

(10)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 585 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License Gambar 14. Grafik uji error kalibrasi kedua cairan ringer lactate

Tahap uji error pada kalibrasi ketiga pada sensor, yaitu dengan menggunakan cairan sodium chloridee dengan set factor -238635. Uji error kalibrasi ini akan disajikan pada tabel 6. Uji error kalibrasi ketiga cairan sodium chloridee dan gambar 15. Grafik uji error kalibrasi ketiga cairan sodium chloridee dengan menggunakan rumus galat persentase.

Tabel 6. Uji error kalibrasi ketiga cairan sodium chloridee

Pengujian ke- Timbangan Konvensinal Set Factor Berat Load cell Galat (%)

1 504 g -238635 505 g 0.2

2 204 g -238635 205 g 0.4

3 150 g -238635 150 g 0

4 55 g -238635 56 g 0.2

5 44 g -238635 44 g 0

RATA-RATA GALAT (%) 0.16

Gambar 15. Grafik uji error kalibrasi ketiga cairan sodium chloridee

Selain itu adapun hasil pengujian alat selama 1 jam dengan menggunakan set factor -238635 dan tingkat error alat 0.1% pada cairan ringer lactate dan 0.16% pada cairan sodium chloridee yang sudah didapatkan pada proses kalibrasi sensor. Hasil pengujian akan terbagi menjadi 2, yaitu pada gambar 16. Grafik pengujian tetes permenit (TPM) dan kapasitas Sodium Chloride dan gambar 17. Grafik pengujian tetes permenit (TPM) dan kapasitas Ringer Lactate.

Gambar 16. Grafik pengujian tetes permenit (TPM) dan kapasitas sodium chloridee 0

200 400 600

pengujian 1 pengujian 2 pengujian 3 pengujian 4 pengujian 5

Uji error calibrasi kedua cairan ringer lactate

Timbangan Konvensinal (g) Loadcell (g)

0 200 400 600

pengujian 1 pengujian 2 pengujian 3 pengujian 4 pengujian 5

Uji error calibrasi ketiga cairan sodium chloride

Timbangan Konvensinal (g) Loadcell (g)

0 100 200 300 400 500

2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-… 2023-01-…

Sodium Chloride

tpm kapasitas

(11)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 586 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License Gambar 17. Grafik pengujian tetes permenit (TPM) dan kapasitas Ringer Lactate

Dari Gambar 16 dan Gambar 17 Grafik pengujian tetes permenit (TPM) dan kapasitas menghasilkan data yang diharapkan yaitu kapasitas dari cairan infus akan terus berkurang seiring kebutuhan cairan pasien berlangsung. Adapun nilai TPM akan menurun secara perlahan sesuai dengan waktu tetesan yang turun dikarenakan udara yang ada didalam kantong cairan infus terus berkurang dan serta adanya gangguan terhadap jarum infus set seperti bergerak ataupun tersumbat. Data tetes permenit (TPM) yang konstan sementara dikarenakannya tidak adanya hambatan apapun pada set infus yang digunakan dan cairan.

c. Hasil Pengujian Oled

Tabel 7. Hasil pengujian oled Pengujian ke- Keterangan penampilan data

1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

Persentase keberhasilan = 𝑛

3𝑥100% = 3

3𝑥100% = 100%

d. Hasil Pengujian Button

Tabel 8. Hasil pengujian button Pengujian ke- Keterangan

1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

Persentase keberhasilan = 𝑛3𝑥100% = 3

3𝑥100% = 100%

e. Hasil Pengujian daya

Tabel 9. Hasil pengujian daya

Komponen Tegangan Status

NodeMCU 5V Menyala

Correlation Photoelectric Speed Countt 3.3V Menyala

Load cell 3.3V Menyala

Oled 128x64 3.3V Menyala

0 50 100 150 200 250 300 350 400

2023-01-14 09:44:27 2023-01-14 09:47:27 2023-01-14 09:50:27 2023-01-14 09:53:27 2023-01-14 09:56:28 2023-01-14 09:59:28 2023-01-14 10:02:28 2023-01-14 10:05:28 2023-01-14 10:08:28 2023-01-14 10:11:28 2023-01-14 10:14:28 2023-01-14 10:17:29 2023-01-14 10:20:29 2023-01-14 10:23:29 2023-01-14 10:26:29 2023-01-14 10:29:29 2023-01-14 10:32:29 2023-01-14 10:35:29 2023-01-14 10:38:30 2023-01-14 10:41:30

Ringer Lactate

tpm kapasitas

(12)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 587 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License Persentase keberhasilan = 𝑛

4𝑥100% = 4

4𝑥100% = 100%

f. Hasil Pengujian Website Sistem Monitoring

Tabel 10. Hasil Website Sistem Monitoring

Tugas Pengujian Pengujian ke- Keterangan Pengujian NodeMCU ESP8266 ke Database 1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

4 Berhasil

Pengujian Penampilan Data Ke Website 1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

Pengujian Penambahan alat ke Website 1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

Pengujian Update Data Pasien 1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

Pengujian Login 1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

Pengujian Daftar Alat dan Hapus Alat 1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

Pengujian Tambah Admin 1 Berhasil

2 Berhasil

3 Berhasil

Persentase keberhasilan = 𝑛

22𝑥100% = 22

22𝑥100% = 100%

g. Hasil Pengujian Peringatan Website

Tabel 11. Hasil pengujian peringatan website

Pengujian ke- Status Keterangan

1 HIGH Berhasil

LOW Berhasil

2 HIGH Berhasil

LOW Berhasil

Persentase keberhasilan = 𝑛

4𝑥100% = 4

4𝑥100% = 100%

3.2 Pembahasan

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah dipaparkan sebelumnya tentang hasil dari pengujian sistem monitoring tetes dan kapasitas cairan infus kamar pasien menggunakan ESP8266 berbasis website secara keseluruhan yang sudah dilakukan sehingga dapat diketahui secara terperinci mengenai informasi tentang kinerja alat yang di bangun, serta dalam gambaran umum yang dirancang dan ditetapkan sebelumnya antara alat. Pada pengujian komponen input berupa sensor Correlation Photoelectric Speed Countt dapat dilihat bahwa sensor dapat membaca tetes cairan infus, serta sensor load cell juga dapat membaca berat kapasitas cairan infus sesuai dengan NodeMCU ESP8266 yang telah diprogram dan dikalibrasi. Selain itu data tetes permenit (TPM) yang telah diolah oleh NodeMCU ESP8266 dapat direset dengan baik melalui push button, serta dapat ditampilkan datanya melalui oled 128x64.

Sensor Correlation Photoelectric Speed Countt yang telah berhasil membaca tetes cairan infus pun dapat tervalidasi dengan rumus tetes permenit (TPM) yang digunakan pada bidang kesehatan. Hasil yang sudah diperoleh tersebut maka program yang sudah di masukan pada NodeMCU ESP8266 berjalan sesuai dengan ketetapan rumus yang ada. Hasil pengujian sensor Correlation Photoelectric Speed Countt dan load cell bekerja dengan baik pada NodeMCU yang telah dipogram. Hal ini dibuktikan pada pengujian alat selama 1 jam dengan set faktor berat load cell yang telah ditentukan yang dimana sensor Correlation Photoelectric Speed Countt dapat membaca tetes cairan infus secara baik yaitu value tetes permenit (TPM) akan menurun secara perlahan sesuai dengan waktu tetesan yang turun dikarenakan udara yang ada didalam kantong cairan infus terus berkurang, serta bergeraknya dan adanya sumbatan pada jarum infus set. Selain itu, berat dari kantong infus akan terus berkurang saat pemberian cairan infus pada pasien berlangsung. Data

(13)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 588 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License tetes permenit (TPM) dan berat kapasitas kantong cairan infus yang telah diproses oleh NodeMCU ESP8266 dapat ditransmisikan dengan baik melalui pembindingan kode alat yang didaftarkan dan data yang dikirim pun dapat akurat melalui media wireless ke Database website, serta dapat ditampilkan pada page home monitoring website. Keakuratan data yang ditransmisikan dapat dibuktikan dengan membandingkannya melalui oled yang terpasang pada NodeMCU ESP8266.

Pada gambaran umum yang sudah dirancang dan ditetapkan sebelumnya antara alat dengan komponen yang terhubung seperti access point, website yang telah dikonfigurasi dengan database dan perangkat end-device klien didapatkan informasi dari hasil pengujian alat dapat mengirimkan data secara baik dengan persentase 100%, serta hasil keseluruhan page pada website yang difungsikan sebagai monitoring tetes permenit (TPM) dan kapasitas infus kamar pasien, berjalan dengan baik sesuai harapan. hal ini dibuktikan pada hasil pengujian persentase fungsional semua page yang mencapai 100%.

4. KESIMPULAN

Pada hasil perancangan alat dan sistem yang dibangun melalui metode eksperimen, telah berhasil membuat suatu alat dalam bentuk prototipe dan telah melewati hasil pengujian dengan persentase 100% baik pada pengiriman data alat dan fungsional sistem monitoring yang dibangun sesuai dengan gambaran umum. Pada analisis dalam perancangan alat serta pembuatan sistem monitoring tetes dan kapasitas cairan infus kamar pasien menggunakan ESP8266 berbasis website, alat dan website yang dibuat dapat dengan baik bekerja sesuai dengan kebutuhan sistem yang ada. Sistem telah diuji menggunakan 2 cairan yang berbeda yaitu dengan cairan ringer lactate dan cairan sodium chloridee yang memiliki massa cairan yang berbeda. Sistem monitoring dapat bekerja secara akurat dengan error pembacaan sensor Correlation Photoelectric Speed Countt sebesar 0.56% dan error pembacaan sensor load cell sebesar 0.1% untuk cairan ringer lactate, serta 0.16% untuk cairan sodium chloridee. Dalam pengujian keakuratan data yang dikirim oleh NodeMCU ESP8266 ke website dihasilkan data yang sama, hal ini telah dibandingkan melalui data yang ditampilkan pada oled 128x64 dengan data yang diterima oleh website. Sistem monitoring dan alat yang dibuat telah dilakukan uji selama 1 jam dengan skala pengiriman dari NodeMCU ESP8266 ke Database website sebanyak 1x dalam 1 menit. Dari hasil pengujian ini berarti NodeMCU ESP8266 telah berhasil mengirimkan data ke Database website sebanyak 60x dan data dapat dilihat dengan baik melalui page home monitoring alat yang sudah dibuat. Adapun dalam hasil penelitian tersebut didapatkan bahwa sensor-sensor bekerja secara baik dalam menghasilkan data yang diharapkan yaitu pada kapasitas berat dari cairan infus akan terus berkurang seiring dengan kebutuhan cairan pasien yang berlangsung, serta nilai TPM akan menurun secara perlahan sesuai dengan waktu tetesan yang turun dikarenakan udara yang ada di dalam kantong cairan infus terus berkurang dan serta adanya gangguan terhadap jarum infus set seperti bergerak ataupun tersumbat. Pada fitur peringatan untuk kapasitas berat berat kantong cairan infus bekerja secara baik sesuai dengan ketetapan yang ditarget pada saat pengujian selama 1 jam dengan 2 cairan yang berbeda. Apabila berat cairan kantong infus memiliki besar >= 150 mL maka sistem tidak akan mengeluarkan suara pada website, sedangkan apabila berat kantong cairan infus memiliki besar

<= 150 mL maka sistem akan mengeluarkan suara pada website, sedangkan Pada website yang telah dibangun didapatkan hasil pengujian secara keseluruhan pada page-page yang ada dengan hasil 100%.

REFERENCES

[1] M. PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKASI, “Jabatan Fungsional perawat dan Angka Kreditnya,” pp. 1–46, 2019.

[2] DetikNews, “Beban Kerja Perawat Berlebihan Picu Kenaikan Angka Kematian Pasien di RS,” 2014. https://news.detik.com/abc- australia/d-2766714/beban-kerja-perawat-berlebihan-picu-kenaikan-angka-kematian-pasien-di-rs (accessed Nov. 26, 2022).

[3] M. T. I. Pasang et al., “Hubungan Antara Beban Kerja Dengan Stres Kerja Pada Perawat Pelaksana Di Ruang Isolasi Covid-19 Rumah Sakit Umum Daerah Kota Kotamobagu,” J. KESMAS, vol. 11, no. 2, pp. 81–89, 2022.

[4] S. M. Weinstein, Buku Saku Terapi Intravena, 2nd ed. Jakarta EGC, 2000.

[5] C. Waitt, P. Waitt, and M. Pirmohamed, “Intravenous therapy,” Nursing (Lond)., 2004, doi: 10.1136/pgmj.2003.010421.

[6] S. N. A. NIMAWATI, “GAMBARAN KEJADIAN KEKOSONGAN INFUS PADA PASIEN RAWAT INAP DI RSUD AJIBARANG,” UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PUWOKERTO, 2019.

[7] Admin, Modul Pemasangan Infus. Fakultas Kedokteran Universitas Jenderal Soedirman, 2018.

[8] I. Sucipta, J. W. Simatupang, C. Kaswandi, and I. Purnama, “Prototipe Pemantauan Tetes Cairan Infus Berbasis IoT Terkoneksi Perangkat Android,” J. Teknol. Elektro, vol. 12, no. 3, p. 113, 2021, doi: 10.22441/jte.2021.v12i3.003.

[9] N. D. Nopriyanto, S.Kep., M.Kep, Modul Pratikum Keperawatan Dasar. PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MULAWARMAN, 2021.

[10] K. N. T. Yayer, W. A. Weliamto, Ph.D., I. R. Sitepu, M.Eng., and H. Pranjoto, Ph.D, “Monitoring Dan Penghentian Cairan Infus Menggunakan Timbangan Infus Digital Dengan Memanfaatkan Web Server,” Simetris J. Tek. Mesin, Elektro dan Ilmu Komput., vol. 11, no. 1, pp. 55–64, 2020, doi: 10.24176/simet.v11i1.3601.

[11] T. S. Destiana, “ALAT MONITORING INFUS BERBASIS MIKROKONTROLER AT MEGA 2560,” Inst. Inform. DAN BISNIS DARMAJAYA BANDAR LAMPUNG, 2018.

[12] A. Yudhana and M. D. D. Putra, “Rancang Bangun Sistem Pemantauan Infus Berbasis Android,” Transmisi, vol. 20, no. 2, p. 91, 2018, doi: 10.14710/transmisi.20.2.91-95.

[13] R. Maharani, A. Muid, and U. Ristian, “Sistem Monitoring Dan Peringatan Pada Volume Cairan Intravena ( Infus ) Pasien Menggunakan Arduino Berbasis Website,” Komput. dan Apl., vol. 07, no. 03, pp. 97–108, 2019.

(14)

http://ejurnal.stmik-budidarma.ac.id/index.php/jurikom

Copyright © 2023 Mahesa Putra Baskoro Cahyo Ramadhan, Page 589 This Journal is licensed under a Creative Commons Attribution 4.0 International License [14] I. A. Muzar and Y. Yuliza, “Pemantauan Cairan Infus Menggunakan Metode Komunikasi Wireless,” J. Teknol. Elektro, vol. 10,

no. 2, p. 111, 2019, doi: 10.22441/jte.v10i2.005.

[15] S. Nur Khasanah, Masisyaroh, A. Nugraham, and M. Ulinnuha, “Pembuatan Alat Monitoring Infus Berbasis NodeMCU ESP8266,” J. Ilm. Inform., vol. 6, no. 2, pp. 105–110, 2021, doi: 10.35316/jimi.v6i2.1472.

[16] L. C. Asyari and A. Budiman, “Alat Monitoring Infus Berbasis IoT,” Pros. Simp. Nas. Rekayasa Apl. Peranc. dan Ind., pp. 183–

188, 2021, [Online]. Available: https://proceedings.ums.ac.id/index.php/rapi/article/view/158/158

[17] M. SURYA JAYA, “Desain Sistem Monitoring Infus Yang Ergonomi Dan Inovatif Untuk Meningkatkan Tingkat Usabilitas,”

Universitas Islam Indonesia, 2021. [Online]. Available: https://dspace.uii.ac.id/handle/123456789/36064 [18] M. B. Umbu Kaleka, “THERMISTOR SEBAGAI SENSOR SUHU,” lIlmiah Din. Sains, vol. 1, 2017.

[19] A. Nanda Sukdar, “Rancang Bangun Monitoring Cairan Infus Berbasis Nodemcu Esp8266,” KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN R. I. POLITEKNIK ATI MAKASSAR, 2021. [Online]. Available:

https://sisformik.atim.ac.id/media/filejudul/827revisi tutup.pdf

[20] A. Aprianto Saputra, “SISTEM INFORMASI PENGGAJIAN PEGAWAI (STUDI KASUS DINAS SOSIAL PROVINSI SULAWESI TENGGARA),” Universitas Islam Indonesia, 2019.

Referensi

Dokumen terkait