• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN DAN PENATAAN BIDANG PENGARSIPAN DAN SUPPORT OPERATION MANAGEMENT (SOM) PADA PT. PELINDO CABANG PANGKALBALAM

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "PERANCANGAN DAN PENATAAN BIDANG PENGARSIPAN DAN SUPPORT OPERATION MANAGEMENT (SOM) PADA PT. PELINDO CABANG PANGKALBALAM"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

7

BAB III

PROFIL PERUSAHAAN 3.1 Deskripsi Perusahaan

PT. Pelindo adalah sebuah badan usaha milik Negara Indonesia yang bergerak di bidang logistik, terutama pengelolaan dan pengembangan pelabuhan. Saat ini perusahaan mengoperasikan 94 pelabuhan yang terletak di 32 provinsi Indonesia.

Pelindo menjadi salah tatu BUMN strategis dimana seluruh pelabuhan yang dikelola memiliki posisi yang signifikan dalam perhubungan jaringan perdagangan internasional berbasis transportasi laut.

Perusahaan yang terbentuk oleh pemerintah sejak tahun 1960 ini telah berubah status dari PN sejak pendiriannya berlanjut menjadi perum pada tahun 1983 dan akhirnya menjadi perseroan terbatas pada tahun 1992. Perubahan status usaha itu tak lepas dari gegep gempitannya pelindo untuk menjalankan fungsinya sebagai pelaksanaan teknis kegiatan logistik dibidang kepelabuhanan, yaitu membangun Pelabuhan terbesar di Indonesia.

Pencapaian sukses pernah diraih perusahaan ini sebagai “The Best Port Practices In Asia-Pacifi Region” pada tahun 1980an. Namun, tidak lepas juga akibat tidak adannya perkembangan signifikan dalam kegiatannya membuat pelindo tertinggal dam terkucil. Meski cukup ironis untuk diketahui, pelindo tidak malu untuk menghadapi perubahan dan bergerak bersama dengan perubahan dengan berubah.

Kawasan pelabuhan diperluas, fasilitas pelabuhan diperbarui dan tata kelola manajemen perusahaan di rombak total untuk menciptakan gerak usaha yang lebih adaptel, resilien dan progresif dalam perkembangannya sebagai pengelolaan pintu perdagangan Indonesia.

Kini, setelah menjalani serangkaian penataan, revatilisasi dan transformasi, pelindo hadir menjadi pengelola dan pengembangan kegiatan logistik, tidak hanya sekedar pelabuhan tetapi juga berbagi usaha yang terkaut dengan logistik sebagai energy perdagangan Indonesia.

(2)

8

Pada tanggal 1 Oktober 2021, Pelindo I, Pelindo III, dan Pelindo IV resmi digabung dalam perusahaan ini, sebagai bagaian dari upaya pemerintah untuk menyatukan pengelolaan pelabuhan di Indonesia. Sehingga nama Pelindo II resmi berubah menjadi hanya Pelindo saja.

Gambar 3.1 Perjalanan PT. Pelindo dari Masa ke Masa

Perkembangan berikutnya adalah terbentuknya Tim Percepatan Peningkatan Sinergi dan Integrasi Badan Usaha Milik Negara dalam layanan pelabuhanoleh kementerian BUMN pada bulan Desember 2019 yang tertuang dalam keputusan Menteri Badan Usaha Milik Negara No. SK-311/MBU/12/2019, sebagai bagian dari program srategis pemerintah untuk meningkatkan konektivitas perdagangan yang dapat berkontribusi menurunkan biaya nasional. Keputusan ini kemudian terus diperbarui dalam keputusan menteri BUMN No. SK-83/MBU/Wk2/11/2020 tanggal 13 November 2020 dan keputusan Menteri BUMN No. SK- 33/MBU/Wk2/03/2021 tanggal 29 Maret 2021. Kementerian BUMN berinisiatif untuk menjalankan proses konsolidasi BUMN dalam layanan kepelabuhanan agar

(3)

9

penataannya tidak berdasarkan wilayah dan memberikan kapasitas maksimal dalam konektivitas dengan kawasan strategis yang terkait di seluruh Indonesia.

Dengan, demikian BUMN dalam layanan pelabuhan dapat menjadi lebih efisien dalam operasional dan investasi, terciptanya jaringan transportasi laut yang optimal, serta dapat memberikan pelayanan yang prima dengan didukung oleh infrastruktur kepelabuhanan yang memadai. Hal ini diwujudkan melalui penyusunan kajuan sinergi dan integrasi BUMN pelabuhan yang menhasilkan output berupa desain penggabungan keempat Pelindo pada tahun 2020.

Gambar 3.2 Penggabungan Ke Empat Pelindo Pada Tahun 2020 3.2 Sejarah Singkat PT. Pelindo

Indonesia memiliki sejarah panjang sebagai negara maritim. Di masa lalu, kerajaan-kerajaan maritim nusantara seperti Sriwijaya, Majapahit, kerajaan di Maluku pernah memegang kunci jalur perdagangan dunia lewat rempah-rempah.

Pedagang-pedagang dari Gujarat dan China mengambil rempah-rempah dari

(4)

10

Kepulauan Maluku lalu mengirimkannya melalui kapal-kapal dagang menuju Cina, Semenanjung Arab, Eropa, hingga ke Madagaskar.

Pelabuhan-pelabuhan kecil di Indonesia menjadi tempat persinggahan dan pusat perdagangan yang mempertemukan para pedagang dari berbagai bangsa, sehingga menjadi bandar niaga yang besar. Hal ini melatari lahirnya Pelabuhan Indonesia di era kemerdekaan. Sebelumnya, untuk mengelola kepelabuhanan di Indonesia, dibentuk 4 pelindo yang terbagi berdasar wilayah yang berbeda.

Pelindo I misalnya mengelola pelabuhan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam, Sumatera Utara, Riau dan Kepulauan Riau. Pelindo I dibentuk berdasar PP No.56 Tahun 1991, sedang nama Pelindo I ditetapkan berdasar Akta Notaris No.1 tanggal 1 Desember 1992.

Pelindo II mengelola pelabuhan di wilayah 10 provinsi, yaitu Sumatera Barat, Jambi, Sumatera Selatan, Bengkulu, Lampung, Bangka Belitung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Kalimantan Barat. Pelindo II dibentuk berdasar PP No.57 Tahun 1991, Pelindo II Persero) didirikan berdasar Akta Notaris Imas Fatimah SH, No.3, tanggal 1 Desember 1992.

Pelindo III mengelola pelabuhan di wilayah 7 provinsi, yaitu Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Bali, NTB dan NTT.

Pembentukan Pelindo III tertuang dalam Akta Notaris Imas Fatimah, SH No.5 tanggal 1 Desember 1992, berdasar PP No.58 Tahun 1991.

Sedang Pelindo IV mengelola pelabuhan di wilayah 11 provinsi, yaitu Provinsi Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tengggara, Gorontalo, Sulawesi Utara, Maluku, Maluku Utara, Papua, dan Papua Barat. Pelindo IV dibentuk berdasar PP No.59 Tanggal 19 Oktober 1991. Sedang akta pembentukannya adalah Akta Notaris Imas Fatimah, SH no,7 tanggal 1 Desember 1992.

Masing-masing Pelindo memiliki cabang dan anak usaha untuk mengelola bisnisnya. Pelindo I, II, III, IV adalah Perusahaan BUMN Non Listed yang sahamnya 100% dimiliki oleh Kementerian BUMN selaku Pemegang Saham

(5)

11

Negara Republik Indonesia. Oleh karena itu, tidak terdapat informasi Pemegang Saham Utama maupun Saham Pengendali Individu di Pelindo. Negara Republik Indonesia yang diwakili oleh Kementerian Badan Usaha Milik Negara Republik Indonesia merupakan satu-satunya pemilik dan Pemegang saham tunggal.

Merger atau integrasi keempat Pelindo menjadi satu Pelindo yang kemudian diberi bernama PT Pelabuhan Indonesia ini berdasar Peraturan Pemerintah Nomor 101 Tahun 2021 Tentang Penggabungan PT Pelindo I, III, dan IV (Persero) ke Dalam PT Pelabuhan Indonesia II (Persero

Gambar 3.3 Logo Lama PT. Pelindo

Gambar 3.4 Logo Baru PT. Pelindo

(6)

12 3.2.1 PT. Pelindo Cabang Pangkalbalam

Pelabuhan Pangkal Balam dilengkapi dengan berbagai fasilitas, seperti dermaga sepanjang 787m, fasilitas penumpukan, terminal penumpang, serta lapangan. Pelabuhan Pangkal Balam melayani angkutan barang eskpor dan impor perdagangan antar pulau dan angkutan penumpang dengan tujuan Jakarta dengan kapal Feri/Ro-Ro dab tujuan Tanjung Pandan dengan Jetfoil/Kapal Cepat.

Gambar 3.5 Lokasi PT. Pelindo Cabang Pangkalbalam 3.3 Struktur Organisasi dan Tata Kelola

Struktur organisasi adalah suatu susunan dan hubungan kerja antar tiap bagian yang ada dalam perusahaan dalam menjalin kegiatan opersaional untuk mencapai tujuan bersama. Suatu perusahaan dapat berjalan dengan baik, lancar dan terorganisir apabila masing-masing karyawannya telah mengetahui tugas dan wewenang yang akan diambil, dan diperlukan struktur organisasi yang dapat menggambarkan tugas dan wewenang masing-masing bagian yang ada di perusahaan.

Perusahaan Induk akan bertindak sebagi arsitek strategis yang dibantu oleh koordinator regional dan sub-holding sebagai pemilik bisnis sesuai dengan klaster bisnis masing-masing, dengan empat peran utama yaitu:

(7)

13

1. Arsitek strategis dan pemilik konsensi, bertugas mendorong grup strategis dan mengelola portofolio keseluruhan, mengawasi pelaksanaan bisnis seluruh grup, mengatur komunikasi dengan para pemangku kepentingan di tingkat nasional.

2. Koordinator regional, bertugas mengatur kegitan bisnis dodalam cakupan wilayah kerjanya, mengatur komunikasi dengan para pemangku kepentingan dalam cakupan wilayah kerjanya.

3. Pemilik bisnis, bertugas menghasilkan pendapatan melalui kegiatan pengoperasian bisnis pelabuhan, mendorong pelaksanaan operasional dam pelayanan yang lebih baik, dan mengatur kebijakan layanan pelabuhan.

4. Operator bisns, bertanggung jawab terhadap operasional pelayanan pelabuhan, dan mendorong peningkatan efisiensi keseluruhan grup.

Struktur organisasi Pelindo:

1. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) merupakan wadah bagi pemegang saham dalam memutuskan arah perseroan dan merupakan forum dewan komisaris dan direksi untuk melaporkan dan bertanggung jawab terhadap pelaksanaan tugas serta kinerja kepada pemegang saham, rapat umum pemegang sahan (RUPS) merupakan lembaga tertinggi pelindo dan wadah bagi para pemegang saham untuk mengambil keputusan pentiing yang kewenangannya tidak diberikan kepada dewan direksi dan dewan komisaris sesuai yang ditentukan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

2. Dewan komisaris merupakan organ pelindo yang bertugas melakukan pengawasan atas kebijakan pengurusan pada umumnya, baik mengenal pelindo maupun usaha pelindo, sesuai dengan maksud dan tujuan pelindo.

Dalam menjalankan tugas pengawasan dan fungsi pemberian nasihat.

Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Audit dan dapat membentuj komite Nominasi dan Remunerasi, Seketaruat Dewan Komisaris dan satu komite lain, jika diperlukan.

(8)

14

3. Direksi, merupakan organ perusahaan yang memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas pengelolaan pelindo seperti 4. Strategi perusahaan, pengawasan internal, kegiatan sekretaris perusahaan,

komersial, teknik, operasi, keuangan, sdm, transformasi, pengembangan bisnis, dan lain-lain berjalan secara efisien dan efektif serta sesuai prinsip- prinsip CGC.

Gambar 3.6 Struktur Organisasi Regional 2 Tata Kelola Perusahaan

Penerapan prinsip-prinsip kata perusahaan yang baik merupakan landasan bagi terbentuknya sistem, struktur dan budaya perusahaan yang fleksibel serta adaptif atas perubahan lingkungan bisnis yang kompetitif serta mampu membangun sistem pengendalian internal dan manajemen risiko yang handal

Prinsip-prinsip kata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan PER- 01/MBU/2011 tanggal 1 Agustus 2011 tentang meliputi penerapan tata kelola yang baik ( Good Coeporate Governance), meliputi:

1. Trasnparasi (trasnsparacy), yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan leputusan dalam mengungkapkan informasi metarial dan relevan mengenai perusahaan.

(9)

15

2. Akuntabilitas (accountability), yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggung jawaban organ sehingga pengelola perusahaan terlaksana secara efektif.

3. Pertanggung jawaban (responsibility), yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat.

4. Kemandirian (independency), yaitu keaadan dimana perusahaan dikelola secara professional tanpa benturan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip yang sehat.

5. Kewajaran (fairness), yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak pemangku kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasatkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.

Referensi

Dokumen terkait