• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSESS (AHP) PADA SMK KARTIKA X2- JAKARTA

N/A
N/A
Gemilang Makmur .P

Academic year: 2023

Membagikan "PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BEASISWA DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROSESS (AHP) PADA SMK KARTIKA X2- JAKARTA"

Copied!
136
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Program Studi Sistem Infromasi

OLEH:

NAMA : ERI TRI WIJAYANTO

NIM : 011605503125021

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA JAKARTA SELATAN

2020

(2)

JAKARTA SELATAN 2020

DESIGN OF DECISION SUPPORT SYSTEM USING THE ANALYTICAL HIERARCHY PROSESS (AHP) METHOD IN SMK

KARTIKA X2 – JAKARTA

UNDERGRADUATE THESIS

INFORMATION SYSTEM STUDY PROGRAM

BY:

NAMA : ERI TRI WIJAYANTO

NIM : 011605503125021

FACULTY OF ENGINEERING

UNIVERSITY SATYA NEGARA INDONESIA

(3)

JAKARTA SELATAN 2020

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar SARJANA KOMPUTER

Program Studi Sistem Informasi

OLEH:

NAMA : ERI TRI WIJAYANTO NIM : 011605503125021

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS SATYA NEGARA INDONESIA

(4)
(5)
(6)

PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN

PENENTUAN BEASISWA MENGGUNAKAN METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS(AHP) PADA SMK

RARTIKA X2 JAKARTA

OLEH:

NAMA : ERI TRI WIJAYANTO : 011605503125021

Telah dipertahankan di dcpan Penguji pada tanggal 28 Agustus 2020 Dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk diterima

Ketua Penguji / Pembimbing I

(Riama Sib ani, S.Si., i\J.MSJ )

Anggota Penguji I

(Bosar Pa , M.Kom)

Ketua Penguji / Pcmbimbing II

(Agung Priambodo, S.Koi , M.Kom)

Anggota Penguji II

(Prionggo Hendardi, S.Kom., M.MU)

(7)

i

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan berkah dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan judul :

“SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BEASISWA METODE AHP PADA SMK KARTIKA X2 JAKARTA”.

Tujuan penulis skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan Program Strata Satu (S1) Pada jurusan Sistem Informasi Universitas Satya Negara Indonesia.

Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan tugas ini dan secara khusu penulis sampaikan kepada:

1. Ibu Dra. Merry L Panjaitan, MM,. MBA Sebagai Rektor Universita Satya Negara Indonesia.

2. Ibu Ir. Nurhayati, M.Si, Selaku Dekan Fakultas Teknik Universita Satya Negara Indonesia.

3. Bapak Agung Priambodo, S,kom, M.kom, selaku Ketua Jurusan Sistem Informasi.

4. Ibu Riama Sibarani, S.Si., M.MSI. selaku dosen pembimbing 1 dan Bapak Agung Priambodo S,kom, M.kom selaku pembimbing 2 yang telah memberikan masukan dan materi untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak/Ibu Dosen USNI yang telah memberikan inspirasi kepada penulis, serta memberikan semangat dan motivasi agar dapat menyelesaikan penulisan laporan ini.

6. Orang Tua yang tercinta yang selalu memberikan semangat dan do’a serta dukungan moral maupun materil.

(8)

ii

7. Kepada Nadia yang selalu mendampingi untuk mengerjakan skripsi.

8. Teman-Teman Universitas Satya Negara Indonesia . Yang telah memberikan semangat dan do’a Nya.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna dan masih terdapat kekurangan sehingga penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak, guna menambah wawasan ilmu yang nantinya bermanfaat bagi penulis dan para pembaca dimasa yang akan dating.

Akhir kata semoga laporan ini dapat bermanfaat dan berguna bagi penulis, para pembaca serta pihak yang membutukan.

Jakarta, 28 Agustus 2020 Penulis

(Eri Tri Wijayanto)

(9)

iii

ABSTRAK

Pada dasarnya, beasiswa adalah penghasilan bagi yang menerimanya. Disebutkan pengertian penghasilan adalah tambahan kemampuan ekonomis dengan nama dan dalam bentuk apa pun yang diterima atau diperoleh dari sumber Indonesia atau luar Indonesia yang dapat digunakan untuk konsumsi atau menambah kekayaan Untuk mendapatkan beasiswa tersebut maka harus sesuai dengan aturan-aturan kriteria yang telah ditetapkan. Calon penerima beasiswa dipilih berdasarkan kriteria yang telah ditentukan oleh lembaga yang pemberi beasiswa. Pemberian beasiswa dilakukan oleh beberapa lembaga untuk membantu seseorang yang kurang mampu maupun sebagai penghargaan bagi siswa yang berprestasi. Untuk membantu menentukan siapa yang menerima beasiswa diperlukan suatu metode yang dapat memberikan rekomendasi penerima beasiswa yang valid. Oleh karena itu penelitian yang di digunaka adalah salah satu metode yaitu Analytical Hierarchy Process (AHP).

Kata Kunci: Beasiswa Metode AHP

ABSTRACT

Basically, a scholarship is income for those who receive it. It is stated that the definition of income is an additional economic capability in whatever name and form that is received or obtained from Indonesian sources or outside Indonesia which can be used for consumption or to increase wealth. To get the scholarship, it must comply with the stipulated criteria. Prospective scholarship recipients are selected based on the criteria determined by the institution providing the scholarship. Scholarships are provided by several institutions to help someone who is less fortunate or as a reward for outstanding students. To help determine who will receive a scholarship, a method is needed that can provide a valid scholarship recipient recommendation. Therefore, the research used is one Analytical Hierarchy Process (AHP).

Keywords: AHP Method

(10)

iv

DAFTAR ISI

LEMBAR COVER

LEMBAR PERNYATAAN KARYA SENDIRI LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI

KATA PENGANTAR ... i

ABSTRAK... iii

DAFTAR ISI ...iv

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR SIMBOL ... xi

BAB I ... 1

PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 3

C. Batasan Masalah ... 3

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ... 4

E. Sistematika Penulisan ... 4

BAB II ... 6

LANDASAN TEORI... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

B. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan ... 8

C. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) ... 10

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Analytical Heirachy Process(AHP) ... 20

E. Pengertian Data ... 22

F. Pengertian Sistem ... 22

G. Pengertian Informasi ... 23

H. Pengertian UML (Unified Languange System) ... 23

I. Pengertian PHP ... 25

J. Pengertian HTML (HyperText Markup Language) ... 26

K. Pengertian MySQL ... 27

(11)

v

METODE PENELITIAN & PERANCANGAN ... 29

A. Profil Sekolah ... 29

1. Visi Sekolahan ... 29

2. Misi Sekolahan ... 30

B. Pengumpulan Data ... 30

1) Observarsi ... 30

2) Wawancara ... 30

3) Studi Pustaka ... 31

C. Metode Perancangan ... 31

D. Analisa Kebutuhan Sistem ... 31

E. Analisa Sistem Yang Berjalan ... 32

F. Analisa Sistem Yang Akan Dikembangkan ... 35

G. Usulan Pemecahan Masalah ... 36

H. Analisa Aplikasi ... 36

I. Perhitungan Manual Proses Pengambilan Keputusan ... 37

J. Perhitungan Manual Prioritas Kriteria ... 41

K. Kerangka Berfikir ... 56

1) Tahapan Analisa Masalah ... 57

2) Tahapan Usulan ... 57

3) Tahap Pendekatan ... 57

4) Tahapan Pengembangan ... 57

5) Tahapan Hasil ... 57

BAB IV ... 68

ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN ... 68

A. Analisis Sistem ... 68

B. Usulan Sistem Yang Diusulkan ... 68

C. Perancangan sistem ... 69

a. Use Case Diagram ... 69

b. Activity Diagram ... 71

c. Sequence Diagram ... 76

d. Class Diagram ... 82

D. Spesifikasi Basis Data ... 83

(12)

vi

G. Evaluasi Sistem ... 98

BAB V ... 101

KESIMPULAN DAN SARAN ... 101

A. Kesimpulan ... 101

B. Saran ... 101

DAFTAR PUSTAKA ... 102

LAMPIRAN ... 103

(13)

vii

Gambar 3 Sistem Yang Akan Dikembangkan ...44

Gambar 4 Hirarki Kriteria ...45

Gambar 5 Kerangka Berfikir ...66

Gambar 6 Use Case Diagram sistem pendukung keputusan ...69

Gambar 7 Activity Diagram Login ...71

Gambar 8 Activity Diagram Admin ...72

Gambar 9 Activity Diagram Siswa ...72

Gambar 10 Activity Diagram Wali Kelas ...73

Gambar 11 Activity Diagram tata usaha ...74

Gambar 12 Activity Diagram waka kesiswaan ...75

Gambar 13 Sequence Diagram Login ...76

Gambar 14 Sequence Diagram admin ...77

Gambar 15 Sequence Diagram Siswa ...78

Gambar 16 Sequence Diagram Wali Kelas ...79

Gambar 17 Sequence Diagram Tata Usaha ...80

Gambar 18 Sequence Diagram Wakil Kesiswaan ...81

Gambar 19 Class Diagram ...82

Gambar 20 Rancangan Layar Login ...88

Gambar 21 Rancangan Dashboard Admin ...89

Gambar 22 Rancangan Layar Tambah User ...89

Gambar 23 Rancangan Layar Dashboar Tata Usaha ...90

Gambar 24 Rancangan Layar Peserta Beasiswa ...91

Gambar 25 Rancangan Layar Perhitungan AHP ...91

Gambar 26 Tampilan Halaman Login ...92

Gambar 27 Tampilan Halaman Dashboard admin ...93

Gambar 28 Tampilan Halaman Daftar User...93

Gambar 29 Tampilan Halaman Tambah User ...94

Gambar 30 Tampilan Halaman Tata Usaha ...94

Gambar 31 Tampilan Halaman Semua Beasiswa ...95

Gambar 32 Tampilan Halaman Kriteria Beasiswa ...95

Gambar 33 Tampilan Halaman Peserta beasiswa ...96

Gambar 34 Tampilan Halaman Penerimaan Beasiswa ...96

Gambar 35 Tampilan Cetak Penerimaan Beasiswa ...97

Gambar 36 Tampilan Halaman Dashboard wali siswa ...97

Gambar 37 Tampilan Halaman Dashboard siswa ...98

(14)

viii

Laboratory) ...20

Tabel 4 Analisa Kebutuhan Sistem ...32

Tabel 5 kriteria penentuan beasiswa ...37

Tabel 6 sub kriteria berdasarkan nilai rapor (K1) ...38

Tabel 7 sub kriteria berdasarkan Prestasi Akademik (K2) ...39

Tabel 8 sub kriteria berdasarkan Prestasi Non Akademik ...39

Tabel 9 sub kriteria Jumlah Penghasilan Orang Tua (K4) ...40

Tabel 10 sub kriteria Jumlah Tanggungan Orang Tua (K5) ...40

Tabel 11 Matriks Perbandingan Berpasangan ...41

Tabel 12 Matriks Nilai Kriteria ...42

Tabel 13 Matriks Penjumlahan Setiap Baris ...43

Tabel 14 Perbandingan Rasio Konsistensi ...44

Tabel 15 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Nilai Rapor (K1) ...45

Tabel 16 Matriks Nilai Kriteria Nilai Rapor (K1) ...45

Tabel 17 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Nilai Rapor (K1) ...46

Tabel 18 Penghitungan Rasio Konsistensi ...46

Tabel 19 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Prestasi Akademik (K2) ...47

Tabel 20 Matriks Nilai Kriteria Prestasi Akademik (K2) ...47

Tabel 21 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Prestasi Akademik (K2) ...48

Tabel 22 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Prestasi Akademik (K2) ...48

Tabel 23 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Prestasi Non Akademik (K3) ...49

Tabel 24 Matriks Nilai Kriteria Prestasi Non Akademik (K3) ...49

Tabel 25 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Prestasi Non Akademik (K3) ...50

Tabel 26 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Prestasi Non Akademik (K3) ...50

Tabel 27 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jumlah Penghasilan Orang Tua (K4) ...51

Tabel 28 Matriks Nilai Kriteria Jumlah Penghasilan Orang Tua (K4)...51 Tabel 29 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria

(15)

ix

Jumlah Penghasilan Orang Tua (K4) ... 51

Tabel 30 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jumlah Penghasilan Orang Tua (K4) ... 52

Tabel 31 Matriks Perbandingan Berpasangan Kriteria Jumlah Tanggungan Orang Tua (K5) ... 53

Tabel 32 Matriks Nilai Kriteria Jumlah Tanggungan Orang Tua (K5) ... 53

Tabel 33 Matriks Penjumlahan Setiap Baris Kriteria Jumlah Tanggungan Orang Tua (K5) ... 53

Tabel 34 Perhitungan Rasio Konsistensi Kriteria Jumlah Tanggungan Orang Tua (K5) ... 54

Tabel 35 Matriks Hasil ... 54

Tabel 36 Nilai 5 orang siswa pendaftar beasiswa ... 55

Tabel 37 Nilai Akhir ... 55

Tabel 38 Tabel Pengelola ... 83

Tabel 39 Tabel Tahun Angkatan ... 83

Tabel 40 Tabel Beasiswa ... 84

Tabel 41 Tabel Wali kelas ... 85

Tabel 42 Tabel Tata Usaha ... 85

Tabel 43 Tabel Waka Kesiswaan ... 86

Tabel 44 Tabel Hasil ... 86

Tabel 45 Testing Pengujian Program ... 99

(16)

xi

DAFTAR SIMBOL Simbol Use Case Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actor

Menspesifikasikan himpuan peran yang pengguna mainkan ketika berinteraksi dengan use case.

2 Dependency

Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempengaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri

(independent).

3 Generalizatio

n

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

4 Include Menspesifikasikan bahwa use case

sumber secara eksplisit.

5 Extend

Menspesifikasikan bahwa use case target memperluas perilaku dari use case sumber pada suatu titik yang diberikan.

6 Association Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya.

7 System

Menspesifikasikan paket yang menampilkan sistem secara terbatas.

(17)

xii

Simbol Activity Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Initial Node Titik awal Untuk memulai suatu

aktivitas

2 Actifity Final

Node Titik akhir untuk mengakhiri aktivitas

3 Activity

Memperlihatkan bagaimana masing- masing kelas antarmuka saling berinteraksi satu sama lain 4 Action State dari sistem yang mencerminkan eksekusi dari

suatu aksi

5 Decision

Pilihan untuk mengambil keputusan

6 Fork

Node/Join

Digunakan untuk menunjukkan kegiatan yang dilakukan secara paralel atau untukmenggabungkan dua kegiatan paralel menjadi satu

(18)

xiii

Simbol Sequence Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Actor

Actor juga dapat berkomunikasi dengan object, maka actor juga dapat diurutkan sebagai kolom

2

Object (Partisipan)

Object atau biasa disebut partisipan merupakan instance dari sebuah class dan dituliskan tersusun secara horizontal. Digambarkan sebagai sebuah class (kotak) dengan nama objek didalamnya yang diawali dengan sebuah titik koma.

3 LifeLine

Objek entity, antarmuka yang saling berinteraksi.

4

Activation

Activation dinotasikan sebagai sebuah kotak segi empat yang digambar pada sebuah lifeline. Activation mengindikasikan

sebuah aksi

(19)

xiv 5

Boundary

Boundary terletak diantara sistem dengan dunia sekelilingnya. Semua form, laporan-laporan, antar muka ke perangkat keras seperti printer atau scanner dan antar muka ke sistem lainnya adalah termasuk dalam

kategori

6

Control

Control berhubungan dengan fungsionalitas seperti pemanfaatan sumber daya, pemrosesan terdistribusi, atau penanganan kesalahan

7 Entity

Menggambarkan informasi yang harus disimpan oleh sistem struktur data dari sebuah sistem

8 Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi- informasi tentang aktifitas yang terjadi

9 Message

Spesifikasi dari komunikasi antar objek yang memuat informasi- informasi tentang aktifitas yang terjadi

(20)

xv

10 Self -

Message

Self-message atau panggilan mandiri mengindikasikan komunikasi kembali kedalam sebuah objek itu sendiri

(21)

xvi

Simbol Class Diagram

NO GAMBAR NAMA KETERANGAN

1 Generalization

Hubungan dimana objek anak (descendent) berbagi perilaku dan struktur data dari objek yang ada di atasnya objek induk (ancestor).

2 Nary

Association

Upaya untuk menghindari asosiasi dengan lebih dari 2 objek.

3 Class

Himpunan dari objek-objek yang berbagi atribut serta operasi yang sama.

4 Collaboration

Deskripsi dari urutan aksi-aksi yang ditampilkan sistem yang menghasilkan suatu hasil yang terukur bagi suatu actor

5 Realization

Operasi yang benar-benar dilakukan oleh suatu objek.

6 Dependency

Hubungan dimana perubahan yang terjadi pada suatu elemen mandiri (independent) akan mempegaruhi elemen yang bergantung padanya elemen yang tidak mandiri

7 Association

Apa yang menghubungkan antara objek satu dengan objek lainnya

(22)

xvii

Simbol Flowmap

(23)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Jumlah beasiswa yang semakin lama terus berkembang, membuat pihak sekolah dituntut untuk menerapkan strategi yang lebih baik, untuk itu pihak sekolah harus mencermati segala aktivitias yang ada dilingkungan sekolah untuk dapat menarik perhatian orang tua siswa agar anaknya dapat bersekolah di sekolah tersebut. Beasiswa adalah pembiayaan yang tidak bersumber dari pendanaan sendiri atau orang tua, tetapi diberikan oleh pemerintah, perusahaan swasta, kedutaan, universitas, serta lembaga pendidik atau peneliti, atau juga dari kantor tempat bekerja yang karena prestasi seorang, SMK KARTIKA X2 JAKARTA merupakan sekolah swasta menengah keatas yang memberikan beasiswa kepada siswa-siswi yang sesuai dengan kriteria yang ditetapkan,

Beasiswa ini dapat diperoleh bagi calon siswa penerima beasiswa sesuai persyaratan kriteria yang ditetapkan baik yang berprestasi maupun yang kurang mampu. ada beberapa kriteria untuk mendaftar program beasiswa bagi calon siswa yang berhak menerima beasiswa disekolah SMK KARTIKA X2 JAKARTA. Pihak sekolah untuk mengambil keputusan bagi calon pendaftar beasiswa sesuai dengan kriteria yang ditetapkan, maka digunakan sebuah sistem pendukung keputusan (SPK), sehingga dapat diketahui siswa mana yang layak menerima beasiswa.

1

(24)

Smk kartika x2 jakarta membutuhkan suatu sistem pendukung keputusan dalam mengambil kebijakan pemberian beasiswa, karena saaat ini pihak sekolah mengalami kesulitan dengan mengitung manual dalam mengambil keputusan tersebut sesuai kriteria penentuan beasiswa yang telah ditentukan oleh sekolah, smk kartika x2 jakarta. selain itu pihak sekolah juga membutuhkan sistem ini untuk menghindari ketidak efektifan data dengan menghasilkan laporan data penerima beasiswa dan menjaga keamanan data dalam jangka panjang.

Sistem pendukung keputusan yang dapat membantu proses pengambilan keputusan dalam penentuan beasiswa, penelitian menggunakan metode Analytical Hierarchy Process (AHP), Rumusan Permasalahan yang biasanya dihadapi sehubungan dengan penentuan beasiswa adalah tidak adanya sistem yang dapat membantu untuk melakukan penentuan beasiswa secara otomatis sesuai dengan kriteria-kriteria yang telah ditentukan sehingga pihak sekolah harus menyeleksi atau menentukan penerima beasiswa dengan memperhatikan kriteria-kriteria dan bobot yang telah perhitungakn secara manual. Penelitian SPK ini untuk membantu pihak sekolah dalam mengambil keputusan untuk menentukan siapa yang layak dan tepat akan menerima beasiswa berdasarkan kriteria-kriteria.

Berdasarkan uraian diatas, untuk mengetahui bagaimana sekolah menentukan beasiswa berdasarkan beberapa kriteria yang ditentukan,

maka penulis mengambil judul penelitian.

(25)

“PERANCANGAN SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PENENTUAN BEASISWA MENGGUNAKAN “METODE ANALYTICAL HIERARCHY PROCES (AHP) PADA SMK KARTIKA X-2 JAKARTA.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, terdapat beberapa permasalahan yang akan diangkat dalam penulisan skripsi ini, antara lain:

1. Bagaimana menerapkan metode Analitical Heirarchy Process (AHP) dalam penentuan beasiswa berdasarkan kriteria.?

2. Bagaimana merancang Sistem Pendukung Keputusan (SPK) untuk kriteria-kriteria penerima beasiswa di SMK KARTIKA X2 JAKARTA sehingga pihak sekolah dapat melihat hasil kriteria dan pengumuman penerimaan beasiswa dengan mudah dan cepat.?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, untuk medapatkan memfokuskan solusi dari masalah- masalah yang sudah disebutkan di atas, adapaun batasan masalah yang dibahas yaitu:

1. Metode AHP didalam system ini digunakan untuk memberikan nilai penilaian terhadap bobot kriteria

2. System memberikan rekomendasi penentuan beasiswa di Smk Kartika x2 Jakarta berupa nilai tertinggi yang didapat oleh calon siswa.

(26)

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian a. Tujuan Penelitian

1. Untuk membangun system yang mampu memberikan informasi data penentuan beasiswa.

2. membuat Sistem Pendukung Keputusan untuk Penentuan beasiswa memberikan kemudahan bagi pihak sekolah dalam menentukan siswa yang berhak menerima beasiswa.

b. Kegunaan Penelitian

Manfaat yang diharapkan akan didapat dari penelitian ini adalah:

1. Menambah pengetahuan penulis dalam merancang SPK,dengan metode AHP

2. Menghemat waktu dalam penentuan keputusan siswa yang berhak menerima beasiswa disekolah smk kartika x2

E. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan yang digunakan dalam skripsi ini terbagi dalam beberapa pokok bahasan yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tetntang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini menjelaskan tentang penjelasan tinjauan pustaka, teori-teori dan konsep-konsep yang relevan dengan masalah yang diteliti.

(27)

BAB III METODE PENELITIAN

Bab ini menjelaskan tentang metode pengumpulan data, desain penelitian, analisa dan permasalahan, usulan pemecahan masalah, analisa aplikasi, Perhitungan Spk, metode analisis data dan kerangka berfikir.

BAB IV HASIL IMPLEMENTASI DAN PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini berisikan tentang perancangan sistem, diagram alir proses, usecase diagram dan lain lain yang berkaitan dengan perancangan sistes dan hasil implementasi rancangan yang sudah dibuat atau disusun.

BAB V PENUTUP

Bab ini berisikan kesimpulan dan saran mengenai apa saja yang dihasilkan dan beberapa yang belum terdapat dalam penulisan skripsi ini.

(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

Analisa Perancangan Sistem Pendukung Keputusan Penentuan Penerima Beasiswa Dengan Metode Analytical Hierarchy Process (AHP) .

(Crismantoro Budisaputro 2018)

Pembagian beasiswa dilakukan oleh beberapa lembaga yang bertujuan untuk membantu seseorang yang kurang mampu namun memiliki prestasi.

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun (STIKES BHM) merupakan salah satu perguruan tinggi yang memberikan beasiswa kepada mahasiswa.

STIKES BHM memiliki beberapa program beasiswa, diantaranya beasiswa yang diberikan oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (DIKTI) yaitu BBM (Bantuan Belajar Mahasiswa) dan Beasiswa PPA ( Peningkatan Prestasi Akademik) serta beasiswa prestasi yang diberikan oleh Yayasan Bhakti Husada Mulia.

Beasiswa merupakan penghasilan bagi yang menerima, karena beasiswa bisa diartikan menambah kemampuan ekonomis bagi penerimanya, berarti beasiswa merupakan penghasilan ( Pasal 4 ayat (1) UU PPh/2000).

6

(29)

Tujuan beasiswa adalah untuk membantu meringankan beban biaya pendidikan siswa atau mahasiswa yang mendapatkan (Santiary, 2012).

“SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN UNTUK MENENTUKAN GURU TELADAN MENGGUNAKAN METODE FUZZY-AHP”

Beasiswa diberikan kepada mahasiswa sesuai dengan aturan- aturan dan kriteria yang telah ditentukan, maka tidak semua calon penerima beasiswa akan diterima. SPK adalah sebuah sistem berbasis komputer yang adaptif, interaktif dan fleksibel yang secara khusus dikembangkan untuk mendukung solusi dari permasalahan manajemen yang tidak terstruktur untuk meningkatkan kualitas pengambilan keputusan (Khoirudin dalam Wibowo,dkk, 2015).

“ANALISIS KRITERIA SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN BEASISWA BELAJAR BAGI GURU MENGGUNAKAN METODE ANALYTIC HIERARCHY PROCESS (AHP)”

Pemberian beasiswa belajar bagi guru selama ini sangat di perlukan manfaatnya bagi guru yang sedang menempuh sarjana S1.

Banyak kriteria yang dijadikan perhitungan untuk mendapatkan skor pemohon. Proses seleksi yang dilakukan adalah dengan memilah- milah berkas yang dikumpulkan oleh pendaftar beasiswa sembari

(30)

mengecek database terkait status beasiswa dari yang bersangkutan.

Dengan jumlah pendaftar yang cukup banyak maka proses seleksi tersebut menyita banyak waktu karyawan dan hasilnyapun kurang valid. Untuk itulah dibutuhkan suatu sistem pendukung keputusan untuk memberi pertimbangan dalam menyeleksi beasiswa. Pada awal data akan Dianalisis kriteria penentu yang memiliki faktor paling besar dan kemudian di buat suatu sistem pendukung keputusan untuk menentukan penerima beasiswa dengan metode Analytical Hierarchy Process. Sistem pendukung keputusan ini akan mengurutkan prioritas penerima beasiswa sesuai dengan kriteria yang ditentukan pengambil keputusan. Pengambil keputusan dapat memberikan pandangan dan memasukkan penilaian berdasarkan pengalaman mereka. Dengan demikian, sistem pendukung keputusan ini mampu membantu pihak pengelola beasiswa untuk menentukan alternatif terbaik penerima beasiswa sesuai kondisi yang diharapkan.

Hasil akhir di laporan dari pembuatan sistem pendukung keputusan ini adalah sebuah urutan prioritas pemberian beasiswa dari yang terbesar hingga yang terkecil.(Sunggito Oyama, Ernawati Ernawati, Paulus Mudjihartono, 2015).

B. Pengertian Sistem Pendukung Keputusan

Menurut (Ekastini dkk, 2018), sistem pendukung keputusan atau Decision Support Sytem (DSS) adalah sistem berbasis komputer yang membantu para pengambil keputusan mengatasi berbagai masalah melalui

(31)

interaksi langsung dengan sejumlah basis data (database) dan perangkat lunak analitik. Sistem pendukung keputusan adalah bagian dari sistem informasi berbasis komputer (termasuk sistem berbasis pengetahuan (manajemen pengetahuan)) yang dipakai untuk mendukung pengambilan keputusan dalam suatu organisasi atau perusahaan.

a. Metode-metode Sistem Pendukung Keputusan 1. Analytical Heirarchy Process (AHP) b. Manfaat Sistem Pendukung Keputusan

SPK dapat memberikan berbagai manfaat dan keuntungan.

Manfaat yang dapat diambil dari SPK adalah:

1. SPK memperluas kemampuan pengambilan keputusan dalam memproses data atau informasi bagi pemakainya.

2. SPK membantu pengambil keputusan untuk memecahkan masalah terutama berbagai masalah yang sangat kompleks dan tidak tersruktur.

3. SPK dapat menghasilkan solusi dengan lebih cepat serta serta hasilnya dapat diandalkan.

4. Walaupun suatu SPK mungkin saja tidak mampu memecahkan masalah yang dihadapi oleh pengambil keputusan, namun dapat menjadi stimulant bagi pengembil keputusan dalam memahami persoalannya, karena mampu menyajikan alternatif pemecahan.

(32)

C. Metode Analytical Hierarchy Process (AHP)

Analytical Hierarchy Process (AHP) dikembangkan oleh Thomas L. Saaty. AHP berfungsi untuk memecahkan masalah yang kompleks menjadi sub-sub masalah lalu menyusunnya ke dalam bentuk hierarki. (Sukenda, 2012).

Model penunjang keputusan ini akan menguraikan masalah multi faktor atau multi kriteria yang kompleks menjadi sebuah hierarki. Suatu masalah dikatakan kompleks jika struktur permasalahan tersebut tidak jelas dan tidak tersedianya data dan informasi statistik yang akurat sehingga input yang digunakan untuk menyelesaikan masalah ini adalah intuisi manusia. Pada dasarnya, metode AHP tersebut memecah suatu situasi kompleks, tak terstruktur, ke dalam bagian-bagian komponennya, menata bagian atau variabel tersebut dalam suatu susunan hierarki, memberi nilai numerik pada pertimbangan subjektif tentang relatif pentingnya setiap variabel, dan mensintesis berbagai pertimbangan dan meningkatkan keandalan AHP sebagai alat pengambil keputusan.

Terdapat 4 (empat) prinsip AHP yang harus dipahami, yaitu:

1) Prinsip Decomposition

Memecah persoalan kompleks ke dalam bentuk yang lebih sederhana dan menyusunnya ke dalam pohon hierarki.

Jika ingin mendapatkan hasil yang akurat, pemecahan juga

(33)

dilakukan terhadap unsur-unsur sampai tidak mungkin dilakukan pemecahan lebih lanjut sehingga didapatkan beberapa tindakan dari persoalan tadi. Karena alasan ini, maka proses analisis dinamakan hirarki.

2) Prinsip Comparative Judgement

Proses penilaian mengenal kepentingan relatif antara satu kriteria dengan kriteria lainnya pada suatu tingkat tertentu.

Penilaian ini berpengaruh terhadap prioritas kriteria yang merupakan inti dari metode AHP. Hasil penelitian ini disusun dalam bentuk matriks pairwise comparison.

3) Prinsip Synthesis of Priority

Proses sintesis di antara prioritas lokal dalam suatu tingkat hierarki untuk memperolah prioritas global dari beragam kriteria suatu pengambilan keputusan.

4) Prinsip Local Consistency

Penilaian kepentingan relatif yang konsisten antara kriteria yang satu dengan kriteria lainnya.

Proses pengambilan keputusan pada dasarnya memilih suatu alternatif. Peralatan utama AHP adalah sebuah hierarki fungsional dengan input utamanya adalah persepsi manusia.

Jadi perbedaan yang mencolok model AHP dengan model lainnya terletak pada jenis input-nya.

Berikut aksioma-aksioma yang terdapat dalam model AHP:

(34)

1) Reciprocal Comparison

Pengambilan keputusan harus dapat membuat perbandingan dan menyatakan preferensinya. Preferensi tersebut harus memenuhi syarat resiprokal yaitu apabila M lebih disukai daripada N dengan skala x, maka N lebih disukai daripada M dengan skala 1/x.

2) Homogenity

Preferensi seseorang harus dapat dinyatakan dalam skala terbatas atau dengan kata lain elemen-elemennya dapat dibandingkan satu sama lain. Jika aksioma ini tidak dipenuhi maka elemen-elemen yang dibandingkan tersebut tidak homogen dan harus dibentuk cluster (kelompok elemen) yang baru.

3) Independence

Preferensi dinyatakan dengan mengasumsikan bahwa kriteria tidak dipengaruhi oleh alternatif-alternatif yang ada melainkan oleh objektif keseluruhan. Ini menunjukkan bahwa pola ketergantungan dalam AHP adalah searah, maksudnya perbandingan antara elemen-elemen dalam satu tingkat dipengaruhi atau tergantung oleh elemen-elemen pada tingkat di atasnya.

(35)

4) Expectation

Bertujuan untuk pengambilan keputusan. Struktur hierarki diasumsikan lengkap. Apabila asumsi ini tidak dipenuhi maka seorang pengambil keputusan tidak memakai seluruh kriteria atau obyektif yang tersedia atau diperlukan sehingga keputusan yang diambil dianggap tidak lengkap.

Berikut tahapan-tahapan dan prosedur dalam menyelesaikan persoalan dengan menggunakan metode AHP:

1. Mendefinisikan masalah dan menentukan solusi yang diinginkan

Dalam menyusun prioritas, maka masalah penyusunan prioritas harus mampu didekomposisi menjadi tujuan (goal) dari suatu kegiatan, identifikasi pilihan-pilihan (alternative), dan perumusan kriteria (criteria) untuk memilih prioritas.

2. Menyusun hierarki yang diawali dengan tujuan utama

Hierarki adalah abstraksi struktur suatu sistem yang mempelajari fungsi interaksi antara komponen dan juga dampak-dampaknya pada sistem. Penyusunan hierarki atau struktur keputusan dilakukan untuk menggambarkan elemen sistem atau alternatif keputusan yang teridentifikasi.

Langkah pertama adalah merumuskan tujuan dari suatu kegiatan penyusunan prioritas. Setelah menyusun tujuan utama sebagai level teratas akan disusun level hierarki yang berada

(36)

dibawahnya yaitu kriteria-kriteria yang cocok untuk mempertimbangkan atau menilai alternative yang diberikan dan menentukan alternatif tersebut, dilanjutkan dengan sub kriteria.

Gambar 1 Struktur Hirarki AHP

3. Membuat nilai perbandingan berpasangan.

Menggambarkan kontribusi relatif atau pengaruh setiap elemen terhadap tujuan atau kriteria yang setingkat di atasnya.

Matriks yang digunakan bersifat sederhana, memiliki kedudukan kuat untuk kerangka konsistensi, mendapatkan informasi lain yang mungkin dibutuhkan dengan semua perbandingan yang mungkin dan mampu menganalisis kepekaan prioritas secara keseluruhan untuk perubahan pertimbangan. Pendekatan dengan matriks mencerminkan aspek ganda dalam prioritas yaitu mendominasi dan

(37)

didominasi. Perbandingan dilakukan berdasarkan judgment dari pengambil keputusan dengan menilai tingkat kepentingan suatu elemen dibandingkan elemen lainnya. Tabel 2.8 merupakan skala perbandingan berpasangan:

Tabel 1 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan Tingkat

Kepentingan

Definisi Keterangan

1 Sama penting

Kedua elemen pengaruh yang sama

mempunyai

3

Sedikit penting

lebih

Penilaian lebih sedikit memihak pada salah satu elemen dibandingkan pasangannya

5 Lebih penting

Penilaian sangat memihak pada salah satu elemen dibandingkan pasangannya

7 Sangat penting

Salah satu elemen sangat berpengaruh dan dominasinya tampak secara nyata

9

Mutlak penting

lebih

Bukti bahwa salah satu elemen lebih penting daripada pasangannya pada tingkat keyakinan tertinggi.

2, 4, 6, 8

Nilai diantara

tengah Nilai yang diberikan jika terdapat keraguan antara dua nilai yang

(38)

judgement di atas

berdekatan

Kebalikan

Kebalikan tingkat

kepentingan dari skala 1-9

Jika elemen i memiliki salah satu angka di atas dibanding elemen j, maka j memiliki nilai kebalikan ketika dibanding elemen i

4. Membuat matriks berpasangan

Untuk setiap kriteria dan alternatif, kita harus melakukan perbandingan berpasangan (pairwaise comparison) yaitu membandingkan setiap elemen dengan elemen lainnya pada setiap tingkat hirarki secara berpasangan sehingga didapat nilai tingkat kepeningan elemen dalam bentuk pendapat kualitatif.

Untuk mengkuantifikasikan pendapat kualitatif tersebut digunakan skala penilaian sehingga akan diperoleh nilai pendapat dalam bentuk angka (kuantitatif).

Nilai-nilai perbandingan relatif kemudian diolah untuk menentukan peringkat relatif dari seluruh alternatif. Kriteria kualitatif dan kriteria kuantitatif dapat dibandingkan sesuai dengan penilaian yang telah ditentukan untuk menghasilkan ranking dan prioritas.

Perbandingan dilakukan berdasarkan kebijakan pembuat keputusan dengan menilai tingkat kepentingan satu elemen

(39)

terhadap elemen lainnya. Proses perbandingan berpasangan, dimulai dari level hierarki paling atas yang ditujukan untuk memilih kriteria, misalnya A, kemudian diambil elemen yang akan dibandingkan, misalnya A1, A2, A3 dan A4. Maka susunan elemen-elemen yang dibandingkan tersebut terlihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2 Contoh Matriks Perbandingan Berpasangan Tujuan A1 A2 A3 A4

A1 1

A2 1

A3 1

A4 1

Untuk menentukan nilai kepentingan relatif antar elemen digunakan skala bilangan dari 1 sampai 9 seperti pada tabel sebelumnya. Penilaian ini dilakukan oleh seorang pengambil keputusan yang ahli dalam bidang persoalan yang sedang dianalisa dan mempunyai kepentingan terhadapnya. Apabila suatu elemen dibandingkan dengan dirinya sendiri maka diberi nilai Jika elemen g dibandingkan dengan elemen h mendapatkan nilai tertentu, maka elemen h dibandingkan dengan elemen g merupakan kebalikannya.

(40)

Dalam Analytical Hierarchy Process (AHP) ini, penilaian alternatif dapat dilakukan dengan metode langsung (direct), yaitu metode yang digunakan untuk memasukkan data kuantitatif. Biasanya nilai-nilai ini berasal dari sebuah analisis sebelumnya atau dari pengalaman dan pengertian yang detail dari masalah keputusan tersebut. Jika pengambil keputusan memiliki pengalaman atau pemahaman yang besar mengenai masalah keputusan yang dihadapi, maka dia dapat langsung memasukkan pembobotan dari setiap alternative.

5. Menormalkan data

Yaitu dengan membagi nilai dari setiap elemen di dalam matriks yang berpasangan dengan nilai total dari setiap kolom.

6. Menghitung nilai eigenvector dan menguji konsistesinya Apabila nilai eigenvector tidak konsisten, maka

pengambilan data perlu diulangi. Nilai eigenvector yang dimaksud adalah nilai eigenvector maksimum yang sudah diperoleh.

1) Mengulangi langkah 3, 4 dan 5 untuk seluruh tingkat hierarki.

2) Menghitung eigen vector dari setiap matriks perbandingan berpasangan.

Nilai eigenvector merupakan bobot setiap elemen.

Langkah ini untuk mensintesis pilihan dalam penentuan

(41)

prioritas elemen pada tingkat hierarki terendah sampai pencapaian tujuan.

7. Menguji konsistensi hierarki

Jika angka tidak memenuhi dengan CR < 0,100 maka penilaian harus diulangi kembali.

Pengujian metode Analytical Hierarchy Process (AHP) dilakukan dengan menghitung nilai Consistency Index (CI) dan nilai Consistency Ratio (CR).

1) Perhitungan Consistency Index (CI)

Pengukuran ini dimaksudkan agar dapat diketahui konsistensi jawaban yang akan berpengaruh kepada kesalahan hasil.

Rumus CI adalah:

CI = Rasio penyimpangan (deviasi) konsistensi (consistency

index)

max = Nilai eigenvector terbesar dari matriks berordo = orde matriks

2) Perhitungan Consistency Ratio (CR)

Consistency Ratio merupakan parameter yang digunakan untuk memeriksa perbandingan berpasangan telah dilakukan dengan konsisten atau tidak.

(42)

Rumus CR adalah:

CR =

CI = Consistency Index RI = Random Index

Nilai Random Index (RI) merupakan nilai yang dikeluarkan oleh Oarkridge Laboratory yang berupa tabel seperti dibawah ini:

Tabel 3 Nilai Contoh Random Index (Oarkridge Laboratory)

N RI N RI N RI 1 0,00 6 1,24 11 1,51 2 0,00 7 1,32 12 1,48 3 0,58 8 1,41 13 1,56 4 0,90 9 2,45 14 1,58 5 1,12 10 1,49 15 1,59

D. Kelebihan dan Kekurangan Metode Analytical Heirachy Process (AHP)

1. Kelebihan Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah struktur yang hirarki dapat digunakan sebagai konsekuensi dari kriteria yang dipilih hingga mencapai sub kriteria yang paling dalam. Memperhitungkan validasi sampai dengan

(43)

batas toleransi inkonsistensi berbagai kriteria dan alternatif yang di pilih oleh para pengambil keputusan. Selain itu, Analytical Hierarchy Process (AHP) mempunyai kemampuan untuk memecahkan masalah yang multi objektif dan multi kriteria yang berdasarkan pada perbandingan preferensi dasi setiap elemen dalam hirarki. Sehingga dapat dikatakan bahwa Analytical Hierachy Process (AHP) merupakan suatu metode pengambilan keputusan yang komprehensif.

2. Kekurangan Analytical Hierarchy Process (AHP) adalah ketidakmampuan dalam mengatasi faktor ketidakprepesian yang dialami oleh pengambil keputusan ketika harus memberikan nilai yang pasti (pengevaluasian) konsep prodek berdasarkan jumlah kriteria melalui paiwise comparison (perbandingan berpasangan). Perhitungan manual Analytical Hierarchy Process (AHP) akan memunculkan kesulitan apabila kriteria yang digunakan lebih dari 10. Dimana terdapat kemungkinan hirarki yang berbeda apabila diaplikasikan pada masalah yang identik, sehingga dapat memungkinkan perubahan hasil yang berdampak besar akibat perubahan berskala kecil yang terjadi.

(44)

E. Pengertian Data

Data adalah representasi dari suatu fakta, yang dimodelkan dalam bentuk gambar, kata, dan angka. Manfaat data adalah sebagai satuan representasi yang dapat diingat, direkam, dan dapat diolah menjadi informasi. Karakteristiknya data bukanlah dakta, namun representasi dari fakta kata sederhananya, data adalah catatan tentang fakta, atau data merupakan rekaman catatan fakta. Data yang baik adalah data yang sesuai dengan faktanya (Shi, Jiwei, et all. 2004. E-Business Implementation In Smes: A Success Framework. IADIS International Conference e-Commerce)

F. Pengertian Sistem

Menurut (Sutabri, 2012), menyatakan bahwa “Sistem Informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organinasi yang mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian yang mendukung fungsi operasi organisasi yang bersifat manajerial dengan kegiatan strategi dari suatu organisasi untuk dapat menyediakan laporan-laporan yang diperlukan oleh pihak luar tertentu”.

Secara umum dapat didefinisikan bahwa sistem informasi adalah kumpulan komponen-komponen, bisa berupa manusia, perangkat lunak, perangkat keras, dan data yang tergabung dalam suatu teknologi informasi yang saling berhubungan serta mengumpulkan, mengolah, menyimpan, dan menyediakan informasi yang dibutuhkan untuk mendukung hal atau organisasi.

(45)

Tujuan dari sistem informasi adalah menyajikan informasi yang dapat digunakan dalam proses pengambilan keputusan padapengorganisasian, perencanaan, pengendalian kegiatan operasi subsistem suatu perusahaan dan menyajikan sinergi organisasi pada proses.

G. Pengertian Informasi

Informasi merupakan hasil olahan data yang bersifat sementara tergantung dengan waktu, mampu memberi kejutan pada yang menerimanya. Intensitas dan lamanya kejutan dari informasi disebut nilai informasi. “informasi” yang tidak mempunyai nilai, biasanya karena rangkaian data yang tidak lengkap atau kadaluarsa.

Informasi dapat juga dikatakan sebagai data yang telah di proses, yang mempunyai nilai tentang tindakan atau keputusan. Manfaat informasi adalah untuk mengurangi ketidakpastian. Hal ini sangat berguna untuk pengambilan keputusan (Shi, Jiwei, et all. 2004. E- Business Implementation In Smes: A Success Framework. IADIS International Conference e-Commerce).

H. Pengertian UML (Unified Languange System)

UML (Unified Languange System) adalah salah suatu alat bantu sangat handal didunia pengembangan sistem yang berorientasi objek.

Hal ini disebkan karena UML menyediakan bahasa pemodelan visual yang memungkinkan bagi pengembang sistem untuk membuat cetak biru atas visi mereka dalam bentuk baku, mudah dimengerti serta

(46)

dilengkapi dengan mekanisme yang efektif untuk berbagi (sharing) dan mengkomunikasikan rancangan mereka dengan yang lain.

UML merupakan kesatuan dari bahasa pemodelan yang dikembangkan oleh Booch, Object Oriented sofware Engineering (OOSE). Metode Booch dari Grady Booch sangat terkenal dengan nama metode Design Object Oriented. Metode ini menjadikan prosess analisis dan design kedalam empat tahap eteratif, yaitu : identifikasi kelas-kelas dan obyek-obyek, identifikasi simantik dari hubungan obyek dan kelas tersebut, perincian interface dan implementasi.

Keunggulan metode Booch adalah pada detil dan kayanya dengan notasi dan elemen. Pemodelan OMT yang dikembangkan oleh Rumbaugh didasarkan pada analisis terstruktur dan pemodelan entity- relationship. Tahapan utama dalam metodologi ini adalah analisis, design sistem, design obyek dan implementasi. Keunggulan metode ini adalah dalam penotasian yang mendukung semua kosep OO. Metode OOSE dari jacobson lebih memberi penekanan pada usecase. OOSE memiliki tiga tahapan yaitu membuat model requitmen dan analisis, design dan implementasi, dan model pengujian (test model).

Keunggulan metode ini adalah mudah dipelajari karena memiliki notasi yang sederhana namun mencakup seluruh tahapan dalam rekayasa perangkat lunak.

Dengan UML, metode Booch, OMT, dan OOSE digabungkan dengan membuang elemen-elemen yang tidak praktis ditambah dengan

(47)

elemen-elemen dari metode lain yang lebih efektif dan elemen-elemen baru yang belom ada pada metode terbaru sehingga UML lebih ekspresif dan seragam dari pada metode lainnya (Turban, Efraim et al.

(2005). Introduction to Information Technology, 3rd Edition. John Wiley & Sons, Inc., USA.). UML menyediakan empat jenis diagram yang dikelompokan berdasarkan sifatnya yang statis ataupun dinamis, keempat jenis diagram untuk UML adalah:

1. Use-Case Diagram – bersifat statis, memperlihatkan himpunan use- case dan aktor-aktor. Diagram ini sangat penting terutama untuk memodelkan ataupun mengorganisasikan perilaku dari sistem yang dibutuhkan pengguna.

2. Sequence Diagram – bersifat dinamis yang menekankan pada pengiriman pesan (message) dalam suatu waktu tertentu.

3. Class Diagram – bersifat statis tetapi sering pula memuat kelas-kelas aktif dan memperlihatkan himpunan kelas-kelas, antarmuka-antarmuka, kolaborasi-kolaborasi, serta relasi-relasi.

4. Activity Diagram – bersifat dinamis. Merupakan tipe khusus dari diagram state yang diperlihatkan aliran dari suatu aktifitas ke aktifitas lainnya dalam suatu sistem.

I. Pengertian PHP

PHP adalah bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini. PHP banyak dipakai untuk pemrograman website,

(48)

walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk digunakan untuk pemakaian lain. PHP merupakan salah satu bahasa server side scripting yang disisipkan diantara bahasa HTML untuk membuat halaman web yang dinamis. Dan karena berbasis server side, maka PHP akan dieksekusi diserver, sehingga yang akan dikirimkan ke web browser adalah hasil dalam bentuk HTML dan kode PHP yang tidak akan terlihat.

Salah satu fungsi PHP adalah untuk menerima, mengolah, dan menampilkan data dari dan ke website. Data yang diterima akan diolah disebuah program database server dan kemudian hasilnya ditampilkan kembali ke layar web browser sebuah website.

J. Pengertian HTML (HyperText Markup Language)

HyperText Markup Languange atau HTML adalah bahasa standart yang digunakan untuk menampilkan halaman web. Yang bisa dilakukan dengan HTML yaitu :

a. Mengatur tampilan dari halaman web dan isinya.

b. Membuat tabel dari halaman web.

c. Mempublikasikan halaman web secara online.

d. Membuat form yang digunakan untuk menangani registrasi dan transaksi via web.

e. Menambahkan objek-objek seperti citra, audio, video, animasi, java applet dan halaman web.

f. Menampilkan area gambar (kanvas) di browser.

(49)

a. Tag dan Elemen HTML

Penanda perintah di HTML biasanya disebut tag. Tag digunakan untuk menentukan tampilan dari dokumen HTML.

1. Head adalah kepala dari dokumen HTML. Tag <head> dan tag </head> terletak diantara tag <html> dan tag </html>.

2. Title adalah judul dari dokumen HTML yang ditampilkan pada judul jendela browser. Tag <title> dan tag </title>

terletak pada tag <head> dan tag </head>.

3. Body adalah untuk menapilkan isi dokumen HTML. Tag

<body> dan tag </body> terletak dibawah tag <head> dan tag

</head>. Elemen body mempunyai atribut-atribut yang menspesifikasi khususnya warna dan latar belakang dokumen yang akan ditampilkan pada browser.

J. Pengertian MySQL

MySQL adalah sebuah konsep pengoperasian database, terutama untuk pememilihan atau seleksi dari pemasukan data, yang memungkinkan pengoperasian data dikerjakan dengan mudah dan otomatis. Keandalan suatu sistem database (DBMS) dapat diketahui dari cara kerja optimizer-nya dalam melakukan proses perintah- perintah SQL, yang dibuat oleh user maupun program-program

(50)

aplikasinya. Sebagai database server, MySQL dapat dikatakan lebih unggul dibandingkan database server lainnya dalam querty data. Hal ini terbukti untuk query yang dilakukan oleh single user, kecepatan query MySQL, bisa sepuluh kali lebih cepat dari PostgreSQL dan lima kali lebih cepat dibandingkan interbase.

K. Pengertian Beasiswa

Beasiswa adalah pemberian berupa bantuan keuangan yang diberikan kepada perorangan yang bertujuan untuk digunakan demi keberlangsungan pendidikan yang ditempuh. Menurut murniasih [3], beasiswa diartikan sebagai bentuk pernghargaan yang diberikan kepada individu agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Penghargaan itu dapat berupa akses tertentu pada suatu instansi atau penghargaan berupa bantuan keuangan. Pada dasarnya,beasiswa adalah penghargaan bagi yang menerimanya. Hal ini sesuai dengan ketentuan pasal 4 ayat (1) undang-undang PPH.

(51)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN & PERANCANGAN

A. Profil Sekolahan

Nama : SMK Kartika X-2

Alamat : Jl. Angkrek no 1 pesanggrahan kec: pesanggrahan kota Jakarta selatan

YAYASAN KARTIKA JAYA CABANG XVIII JAYAKARTA adalah yayasan yang telah berpengalaman dalam bidang pendidikan, mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak (TK), Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Tentu masyarakat luas mengenal bahwa Yayasan Kartika Jaya Cabang XVIII Jayakarta mempunyai komitmen selalu berbuat semaksimal mungkin. Turut serta dalam mencerdaskan kehidupan bangsa untuk mencapai masyarakat adil dan makmur. Masa depan bangsa yang baik sangat ditentukan oleh sumber daya manusia berkualitas. Dengan demikian SMK Kartika X-2 Jakarta selalu berusaha dengan semaksimal mencetak generasi yang profesional dan berkualitas sebagai generasi penerus yang disiplin, sehat, cakap, cerdas, dan berakhlak mulia.

1. Visi

Menjadi lembaga sertifikasi profesi yang profesional, berdaya saing global, unggul, terpercaya dan berhaklak mulia serta berwawasan lingkungan.

29

(52)

2. Misi

a) Menjamin mutu dengan menjaga proses sertifikasi sesuai dengan standar yang berlaku.

b) Menedapkan kompontensi sumber daya manusia melalui prosedur uji sertifikasi konpentensi.

B. Pengumpulan Data 1. Observasi

Kegiatan ini dilakukan untuk mengumpulkan data dengan cara pengamatan langsung dengan hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar mengajar pada SMK KARTIKA X2 JAKARTA. Yaitu : a. Kegiatan belajar mengajar

guru memeriksa kehadiran siswa. guru membuka pelajaran dengan cara membaca doa sebelum proses mengajar

b. Penilaian siswa, guru memberikan nilai berdasarkan penilaian kriteria.

2. Wawancara

Wawancara merupakan proses pengumpulan data kepada pihak kepala sekolah dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan penentuan beasiswa,yaitu :

a. Sistem apa yang digunakan untuk menentukan beasiswa kepada siswa

b. Dengan adanya beasiswa apakah kegiatan belajar siswa semakin berkembang

(53)

c. apa saja penilaian kriteria siswa untuk mendapatkan program beasiswa

3. Studi Pustaka

Memperlajari buku yang berikatan dengan metode yang diangkat, dan mengmbil jurnal-jurnal yang membahas tentang penentuan beasiswa menggunakan Metode AHP.

C. Metode Perancangan

Untuk metode perancangan sistem penulis akan memilih metode Waterfall karena metode ini dinilai relevan dan cocok untuk sistem yang berbasis sekuensial, dimana setiap tahapan memiliki pengaruh yang terintegrasi, mulai dari proses yang paling penting yaitu analisa kebutuhan, desain sistem, penulisan kode program, pengujian program, hingga penerapan program dan pemeliharaan..

D. Analisa Kebutuhan Sistem

Adapun kebutuhan dalam pembuatan aplikasi ini, pada tabel 4 menjelaskan spesifikasi yang digunakan untuk mendukung pembuatan aplikasi keluhan pelanggan.

(54)

Tabel 4 Analisa Kebutuhan Sistem

Software Hardware

Sistem Operasi Windows

Laptop Asus dengan spesifikasi RAM 2 GB, Processor AMD dual core Ei

Sublime Text 3

XAMPP (PHP, MySQL, Apache Server, Java)

Google Chrome (lastest edition)

E. Analisa Sistem Yang Berjalan

Untuk menentukan beasiswa Kepala sekolah sebagai pengambil keputusan masih sering kali mengandalkan intuisinya. Hal ini tentu saja menjadi sebuah kekurangan untuk menentukan tepat atau tidaknya seseorang terpilih sebagai siswa/siswi penerima beasiswa. Disamping itu, pengambilan keputusan juga dihadapkan dengan ada nya berbagai kriteria yang berpengaruh di dalam pemilihan beasiswa. Sistem yang sedang berjalan masih menggunakan sistem manual. Berikut ini tabel aliran data mengenai sistem yang sedang berjalan saat ini :

(55)

Gambar 2. Flowmap Sistem Yang Berjalan

Gambar 2, menjelaskan proses sistem yang berjalan saat ini sebagi berikut:

a. penyampaian informasi secara langsung mengenai penerimaan beasiswa melalui Waka Kesiswaan kepada pihak Tata Usaha.

b. Tata Usaha menyampaikan informasi penerimaan beasiswa kepada seluruh wali kelas, dan membuat pengumuman berupa lembaran kertas yang di tempel di mading sekolah.

(56)

c. Wali Kelas menyampaikan dan memberikan formulir dan surat- surat keterangan yang kosong kepada siswa yang mendapatkan nilai tertinggi (untuk jenis beasiswa prestasi) dan siswa yang kurang mampu (untuk jenis beasiswa kurang mampu) dikelas yang diampuinya.

d. Siswa yang terpilih melakukan pengisian formulir dan surat-surat keterangan tersebut.

e. Siswa mengembalikan formulir yang telah diisi lengkap beserta surat-surat keterangan dan juga menambahkan berkas persyaratan lainnya, kepada Wali Kelas.

f. Wali Kelas melakukan pengecekan kelengkapan berkas pengajuan beasiswa, jika lengkap maka berkas tersebut akan dikembalikan ke Tata Usaha, dan jika belum lengkap maka terlebih dahulu akan diberitahukan lagi kepada siswa yang bersangkutan untuk melengkapinya.

g. Tata Usaha melakukan pengecekan validitas dan melakukan proses penyeleksian.

h. Tata Usaha menyerahkan daftar nama-nama penerima akhir beasiswa yang sudah melewati proses seleksi.

i. Waka Kesiswaan menyerahkan daftar nama tersebut kepada pihak perusahaan, lembaga atau instansi yang menyalurkan beasiswa

(57)

F. Analisa Sistem Yang Akan Dikembangkan

Sistem yang akan dibangun merupakan perbaikan atau pengembangan sistem lama, sehingga akan menghasilkan kinerja sistem yang lebih baik dan mengurangi kesalahan yang terjadi.

Berdasarkan analisis sistem lama maka akan diperlukan suatu metode baru untuk penentuan beasiswa yaitu dengan menggunakan metode AHP(Analytical Hierarchy Process) Berikut ini aliran data sistem yang akan dibangun :

Gambar 3. Flowmap Sistem Yang Akan Dikembangkan

(58)

Pada Gambar 4. Menjelaskan proses sistem yang dikembangkan sebagai berikut :

a. Admin

Mendata siswa yang diajukan mengikuti program beasiswa dan membuat akun user untuk siswa.

b. Siswa

Mendapatkan akun user dan mengisi biodata disistem.

c. Wali kelas

Mendaftarkan siswa untuk mengikuti seleksi beasiswa d. Tata usaha

Mendapatkan daftar calon beasiswa dan melakukan seleksi berdasarkan perhitungan kriteria.

b. Wakil kesiswaan

Cek data penerimaan beasiswa lulus dan tidak lulus.

G. Usulan Pemecahan Masalah

Membangun sebuah aplikasi system pendukung keputusan berbasis web dengan menggunakan metode Analytical Heirarchy Process (AHP) yang dapat menjadi referensi dalam menenentukan pilihan beasiswa,memudahkan dalam melakukan perhitungan nilai kriteria.

H. Analisa Aplikasi

Sistem pendukung keputusan yang akan dibangun ini memiliki kemampuan sebagai berikut:

(59)

1. Memberikan solusi berupa pilihan kriteria bagi siswa dalam mendapatkan beasiswa

2. Aplikasi yang dibangun dapat digunakan untuk menentukan keputusan terbaik berdasarkan kriteria.

3. Aplikasi yang dibangun dapat membantu pengembangan sebagai referensi dalam memenuhi kriteria-kriteria yang diinginkan.

I. Perhitungan Manual Proses Pengambilan Keputusan 1. Pembentukan Struktur hirarki

Gambar 4. Hirarki Kriteria

2. Kriteria

Dalam metode AHP terdapat kriteria yang dibutuhkan untuk menentukan siapa yang akan terseleksi sebagai penerima beasiswa. Dan Adapun kriteria yang diberikan adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Kriteria penentuan beasiswa

Kriteria Keterangan

K1 Nilai Rapor

K2 Prestasi Akademik

K3 Prestasi Non Akademik

K4 Jumlah Penghasilan Orang Tua

(60)

K5 Jumlah Tanggungan Orang Tua

Untuk kriteria pertama (K1) adalah Nilai rapor terakhir, kriteria kedua (K2) adalah Prestasi Akademik, kriteria ketiga (K3) adalah Prestasi Non Akademik, kriteria keempat (K4) adalah Jumlah Penghasilan Orang Tua, dan kriteria kelima (K5) adalah Jumlah Tanggungan Orang Tua.

Kelima kriteria ini lah nantinya yang akan diperhitungkan untuk menentukan siswa mana yang lebih diprioritaskan untuk memperoleh beasiswa.

3. Tingkat Kepentingan Masing-masing kriteria

Dari kriteria yang ada akan ditentukan tingkat kepentingan dari masing-masing kriteria tersebut. Pada tahap ini tingkat kepentingan akan diberikan nilai yang terdiri dari Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C), dan Kurang (K).

a. Nilai Rapor (K1)

Tabel Parameter ukur berdasarkan nilai rapor : Tabel 6. Sub kriteria berdasarkan nilai rapor (K1)

Nilai Rapor (K1) Nilai

K1 > 90 Sangat Baik

80 < K1 <=90 Baik

70 < K1 <=80 Cukup

K1 < = 70 Kurang

Dari Tabel diatas kita dapat melihat parameter ukur berdasarkan Nilai Rapor. Untuk nilai Sangat Baik, diberikan untuk Nilai Rapor diatas 90, untuk nilai Baik, diberikan untuk Nilai Rapor diatas 80, kurang atau sama dengan 90. Kemudian untuk nilai cukup, diberikan untuk Nilai Rapor diatas 70, kurang atau sama dengan 80. Dan untuk

(61)

nilai kurang, diberikan untuk Nilai Raport di bawah atau sama dengan 70.

b. Prestasi Akademik (K2)

Tabel 7. Sub kriteria berdasarkan Prestasi Akademik (K2)

Prestasi Akademik (K2) Nilai

Nasional Sangat Baik

Provinsi / Kota Baik

Sekolah Cukup

Tidak Ada Kurang

Dari Tabel diatas kita dapat melihat parameter ukur berdasarkan nilai prestasi akademik. Untuk nilai Sangat Baik, diberikan untuk prestasi akademik tingkat nasional. Untuk nilai Baik, diberikan untuk prestasi akademik tingkat Provinsi / Kota. Kemudian untuk nilai cukup, diberikan untuk prestasi akademik tingkat sekolah. Dan untuk nilai kurang, diberikan untuk siswa yang tidak mempunyai prestasi akademik apapun.

c. Prestasi Non Akademik (K3)

Tabel 8. Sub kriteria berdasarkan Prestasi Non Akademik

Prestasi Non Akademik (K3) Nilai

Nasional Sangat Baik

Provinsi / Kota Baik

Sekolah Cukup

Tidak Ada Kurang

Dari Tabel diatas kita dapat melihat parameter ukur berdasarkan nilai prestasi non akademik. Untuk nilai Sangat Baik, diberikan untuk prestasi non akademik tingkat nasional. Untuk nilai Baik, diberikan untuk prestasi non akademik tingkat Provinsi / Kota. Kemudian untuk nilai cukup, diberikan untuk prestasi non akademik tingkat sekolah.

Gambar

Tabel 1 Skala Nilai Perbandingan Berpasangan  Tingkat
Gambar 2. Flowmap Sistem Yang Berjalan
Gambar 3. Flowmap Sistem Yang Akan Dikembangkan
Gambar 4. Hirarki Kriteria
+7

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

xv ABSTRAK SISTEM PENDUKUNG KEPUTUSAN PEMILIHAN DISTRIBUTOR MENGGUNAKAN METODE AHP ANALYTICAL HIERARCHY PROCESS STUDI KASUS: RAVA KOMPUTER Decision Support System Distribution