• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Rumah Sakit Jiwa Bertema Arsitektur Hijau dengan Pendekatan Psikologi Lingkungan di Kota Medan

N/A
N/A
19-073 Jon Wilson Sihotang

Academic year: 2024

Membagikan "Perancangan Rumah Sakit Jiwa Bertema Arsitektur Hijau dengan Pendekatan Psikologi Lingkungan di Kota Medan"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

Penyandang Gangguan Jiwa, disingkat ODGJ, adalah orang yang mengalami gangguan pikiran, perasaan, dan perilaku, yang diwujudkan dalam bentuk serangkaian gejala dan perubahan perilaku serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam menjalankan fungsi manusia. menjadi. Gangguan jiwa dibedakan menjadi dua golongan, yaitu gangguan jiwa ringan dan gangguan jiwa berat. Gangguan jiwa ringan meliputi kecemasan, depresi, psikosomatik, dan kekerasan, sedangkan gangguan jiwa berat meliputi skizofrenia, manik depresi, dan psikotik lainnya.

Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan berkurangnya kemampuan menilai kenyataan atau buruknya wawasan. Di Provinsi Sumatera Utara sendiri, pada tahun 2018 terdapat sekitar 20.388 orang dengan gangguan jiwa berat (ODGJ) yang sangat rentan mengalami kekerasan. Penderita Gangguan Jiwa yang disingkat ODGJ adalah orang yang mengalami gangguan pikiran, tingkah laku, dan perasaan, yang dinyatakan dalam bentuk kumpulan gejala dan perubahan tingkah laku yang berarti, serta dapat menimbulkan penderitaan dan hambatan dalam perawatan orang tersebut. berfungsi sebagai manusia.

Gangguan jiwa merupakan kelainan otak yang ditandai dengan adanya gangguan pada emosi, proses berpikir, perilaku dan persepsi (persepsi panca indera). Menurut PPDGJ 3, gangguan jiwa dibedakan menjadi dua golongan, yaitu gangguan jiwa ringan dan gangguan jiwa berat. Gangguan jiwa ringan meliputi kecemasan, depresi, gangguan psikosomatis, dan kekerasan, sedangkan gangguan jiwa berat meliputi skizofrenia, manik-depresif, dan gangguan psikotik lainnya.

Gangguan jiwa berat adalah gangguan jiwa yang ditandai dengan terganggunya kemampuan menilai realitas atau buruknya wawasan.

Prinsip Terapi dan Pengobatan

Terapi kejiwaan atau psikoterapi bagi penderita gangguan jiwa hanya dapat diberikan apabila pasien telah mencapai tahap dengan terapi psikofarmasi tersebut di atas dimana kemampuan menilai kenyataan (Reality Testing ability/RTA) sudah pulih dan pemahaman diri (insight) sudah pulih. Bagus. Psikoterapi ditujukan pada re-edukasi yang berarti memperbaiki pendidikan yang lalu dan mengubah pola pendidikan yang lama dengan yang baru, sehingga penderita dapat lebih beradaptasi dengan dunia luar. Psikoterapi ditujukan untuk mengembalikan kepribadian yang mengalami keretakan menjadi utuh seperti semula.

Psikoterapi ditujukan untuk memulihkan fungsi kognitif rasional sehingga penderita mampu membedakan nilai moral dan etika (diskriminatif judgement). Salah satu dampak gangguan jiwa adalah terganggunya fungsi sosial penderitanya, yang terjadi pada berbagai bidang fungsi kehidupan rutin sehari-hari. Terapi psikososial dimaksudkan untuk membantu pasien beradaptasi kembali dengan lingkungan sosial sekitarnya dan memungkinkannya hidup mandiri.

Rumah Sakit Jiwa

  • Pengertian Rumah Sakit Jiwa
  • Spesifikasi Rumah Sakit Jiwa
  • Persyaratan Luas Tanah dan Bangunan Rumah Sakit Jiwa
  • Persyaratan Lokasi Rumah Sakit Jiwa
  • Landasan Hukum Mendirikan Rumah Sakit Jiwa
  • Klasifikasi Rumah Sakit Jiwa
  • Fungsi dan Peran Rumah Sakit Jiwa
  • Sistem Manajemen Dan Prosedur Operasional Rumah Sakit Jiwa

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit Persyaratan lokasi pembangunan rumah sakit jiwa antara lain: Di Indonesia terdapat beberapa peraturan perundang-undangan yang dapat dijadikan landasan hukum pendirian rumah sakit jiwa, yaitu. Rumah Sakit Jiwa Kelas A mempunyai (sub)spesialisasi yang luas dengan 7 unit (UPF) dan 4 fasilitas serta pos pelatihan yang dipimpin oleh seorang direktur dan 1 sampai 2 orang wakil direktur yang memberikan pelayanan intramural dan ekstramural.

Rumah Sakit Jiwa Kelas B belum mempunyai Sub Spesialis yang luas dengan 4 unit (UPF) dan 4 instalasi yang dipimpin oleh seorang direktur yang memberikan pelayanan intramural dan ekstramural. Rumah Sakit Jiwa Kelas C tidak mempunyai (Sub) Spesialis yang besar dengan 2 unit (UPF) dan 1 instalasi, dipimpin oleh seorang Direktur yang memberikan pelayanan ekstramural saja. Total kebutuhan luas lantai bangunan : Perhitungan total kebutuhan luas lantai bangunan rumah sakit kelas A minimal 100 m²/tempat tidur.

Pelayanan: Rumah sakit jiwa kelas A harus mempunyai: pelayanan kesehatan tumbuh kembang anak dan remaja, pelayanan kesehatan jiwa dewasa, pelayanan kesehatan jiwa geriatri, pelayanan gangguan jiwa organik, pelayanan psikologi dan psikometri, pelayanan adiksi narkoba/narkoba, pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, pelayanan kesehatan jiwa masyarakat, konseling dan psikoterapi, pelayanan rehabilitasi jiwa, pelayanan rehabilitasi medis, pelayanan spesialis neurologi, pelayanan spesialis radiologi, 20 pelayanan dokter spesialis anak, pelayanan spesialis anestesi, pelayanan laboratorium, pelayanan khusus penyakit dalam, pelayanan rumah sakit dan pelayanan intensif. Tenaga kesehatan lainnya: Apoteker, Psikolog Klinis, Pekerja Sosial, SKM, SMF/SAA, Ahli Madya Gizi/SPGA, Ahli Madya Kesehatan Lingkungan, Ahli Madya Rekam Medis, Ahli Madya Fisioterapis, Ahli Madya Analisis Kesehatan (AAK ), Perawat Anestesi, Ahli Radiografer Madya, Ahli Elektromedis Madya, Petugas Proteksi Radiasi (PPR). Fungsi rumah sakit jiwa adalah memberikan pelayanan kesehatan jiwa baik di dalam maupun di luar rumah sakit jiwa untuk mendekatkan pelayanan kesehatan jiwa kepada masyarakat.

Sistem pengelolaan rumah sakit jiwa swasta dikelola oleh badan hukum nirlaba yang berbentuk perusahaan saham gabungan atau Persero, yang dimiliki oleh yayasan tertentu, organisasi keagamaan (Muhammadiyah), organisasi perseorangan, kelompok nasional atau internasional dan jaringan. Pengelolaan RSJ dirancang untuk selalu memperhatikan nilai-nilai efisiensi pengelolaan untuk mencapai fasilitas kesehatan jiwa terpadu yang berkualitas, sehingga pengelolaan organisasi RSJ mengikuti prinsip total quality manajemen. Ketiga, karena prinsip manajemen tersebut, RSJ menjadi institusi kesehatan jiwa yang terpadu, efisien dan berkualitas dalam pelaksanaan manajemen dan pelayanan, serta kegiatan medis dan pasca medis.

23 Tahun 1992 Pasal 65 dan 66 tentang Pembiayaan Pelayanan Kesehatan, sumber pembiayaan Rumah Sakit Jiwa Terpadu berasal dari dukungan pemerintah negara dan daerah yang dibiayai oleh lembaga lain/. Setelah dilakukan pemeriksaan, setelah pengobatan dan pembayaran resep, pasien dapat dipulangkan, dirawat di rumah sakit, dan dibawa ke unit UPF lain di rumah sakit jiwa.Pemeriksaan penunjang di laboratorium. Pasien akut harus menunggu bersama kerabat terdekatnya sampai mereka tenang dan dipindahkan dari bangsal akut ke bangsal rumah sakit.

Studi Banding Proyek Sejenis

BPJS

  • Deskripsi Pengguna
  • Kegiatan
  • Deskripsi Kebutuhan Ruang
  • Kriteria dan Standar Ruang

Kelompok pengunjung merupakan bagian dari pengguna yang datang ke rumah sakit jiwa untuk tujuan kunjungan/penelitian dan kegiatan lain yang berkaitan dengan kesehatan jiwa. Kegiatan yang dilakukan di rumah sakit jiwa dikelompokkan menjadi 3 yaitu pasien, pengunjung dan staf/pegawai rumah sakit. Pasien adalah seseorang yang datang ke rumah sakit untuk menerima pengobatan, terapi atau sekedar konsultasi.

Pasien di rumah sakit jiwa tidak hanya mereka yang menderita gangguan kesehatan jiwa, namun juga pasien non-psikiatri yang mendapat pelayanan di IGD, rawat jalan, dan rawat inap. Orang yang mengelola manajemen suatu rumah sakit yang terdiri dari tenaga medis dan non medis. Staf non medis adalah staf rumah sakit yang bekerja di luar ilmu kesehatan namun tetap memberikan pelayanan kepada pasien, pengunjung, dan perawat.

Staf non-medis meliputi staf administrasi, petugas kebersihan, teknisi, juru tulis di departemen pendukung rumah sakit, dan manajemen rumah sakit di beberapa daerah. Pengelolaan rumah sakit jiwa dikelompokkan berdasarkan pelayanan atau unit rumah sakit, dan fungsi-fungsi tersebut digabungkan menjadi satu kelompok fungsi yang saling berhubungan, sehingga memudahkan dalam menentukan ruang yang diperlukan. Pelayanan kesehatan jiwa lanjut usia 4. Pelayanan gangguan jiwa organik 5. Pelayanan psikologi dan psikometri 6. Pelayanan adiksi narkoba/narkoba 7. Pelayanan kesehatan jiwa masyarakat 8. Pelayanan konseling dan psikoterapi 9. Pelayanan rehabilitasi mental.

Memiliki kapasitas tempat tidur >100 TT. f) Ruangan rumah sakit forensik adalah ruangan yang digunakan untuk pelayanan forensik. g) Ruang prosedur adalah ruangan yang berfungsi untuk melakukan tindakan invasif ringan dan non invasif. h) Ruang Rehabilitasi Medis adalah bagian rumah sakit yang berperan menyelenggarakan program kesehatan yang meliputi upaya perbaikan (promosi), preventif (preventif), kuratif (kuratif), pemulihan (reparatif). i) Ruang mental dan rehabilitasi. Sosial merupakan ruangan yang berfungsi sebagai rehabilitasi atau pemulihan kesejahteraan mental dan sosial pasien. j) Unit Perawatan Intensif Jiwa adalah fasilitas perawatan khusus psikiatri di rumah sakit yang memberikan pelayanan menyeluruh dan berkesinambungan selama 24 jam sehari. k) Ruang Kesehatan Jiwa Masyarakat merupakan ruangan yang melayani kesehatan jiwa masyarakat. l) Ruang Radiologi merupakan fasilitas penunjang medis yang memberikan pelayanan pemeriksaan radiologi dengan hasil pemeriksaan berupa foto/gambar/gambar yang dapat membantu dokter dalam merawat pasien. m) Ruang Apotek adalah bagian dari Rumah Sakit yang berada di bawah arahan seorang Apoteker dan dibantu oleh beberapa Apoteker yang memenuhi persyaratan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan kompeten secara profesional, suatu tempat atau fasilitas yang bertanggung jawab atas seluruh pekerjaan dan pelayanan kefarmasian. n) Ruang laboratorium adalah tempat dilakukannya penelitian ilmiah, percobaan, pengukuran atau pelatihan ilmiah. Pada laboratorium rumah sakit jiwa terdapat ruang hematologi, ruang kimia klinik, ruang serologi, mikrobiologi dan parasitologi, baik medis maupun non medis. administrasi rumah sakit. p) Ruang Konseling PKMRS merupakan ruang konseling kesehatan yang dirancang khusus untuk membantu pasien dan keluarganya agar dapat mengelola kesehatannya, hal ini merupakan tanggung jawab bersama yang berkelanjutan antara dokter dengan pasien atau petugas kesehatan dengan pasien dan keluarganya.

pabrik air limbah. berfungsi sebagai tempat pengolahan air limbah dari rumah sakit seperti air limbah kamar mandi, air limbah dapur, air limbah laundry dll. Fungsi IPSRS adalah pemeliharaan bangunan rumah sakit seperti instalasi listrik, telepon, peralatan medis listrik, mesin atau fasilitas lain yang terdapat di rumah sakit. h) Ruang perpustakaan merupakan contoh perpustakaan jenis khusus, koleksinya sebagian besar berkaitan dengan kesehatan, obat-obatan dan sejenisnya. Penggunanya juga istimewa, mulai dari pasien, keluarga yang menunggu pasien, hingga tenaga kesehatan. i) Ruang pelatihan merupakan ruangan yang berfungsi sebagai tempat pelatihan dan pendidikan bagi mahasiswa yang harus melakukan praktek kerja lapangan. j) Ruang Rapat adalah suatu ruangan yang berfungsi sebagai tempat pertemuan atau kunjungan. k) Tempat ibadah adalah tempat yang digunakan untuk melaksanakan ibadah atau sembahyang.

Pada rumah sakit jiwa kelas A, pedoman penetapan standar dan kebutuhan ruang mengacu pada standarisasi Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 24 Tahun 2016 tentang persyaratan teknis bangunan dan prasarana rumah sakit. Standar ukuran setiap ruangan di rumah sakit ditetapkan berdasarkan pedoman teknis bangunan dan fasilitas rumah sakit yang diterbitkan oleh Kementerian Kesehatan pada tahun 2012.

Lokasi Perancangan

  • Kriteria Pemilihan Lokasi 2.4.2 Alternatif Pemilihan Lokasi
  • Deskripsi Lokasi Sebagai Tapak
  • Kriteria Tema/Pemilihan Tema 2.5.3 Keterkaitan Tema
  • Penerapan Tema dalam Perancangan 2.5.5 Studi Banding Tema Sejenis

METODOLOGI

METODE PEMILIHAN LOKASI

  • Metode Penyelesaian Masalah
  • pengumpulan Data 1. Data Primer

Referensi

Dokumen terkait