68
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN DAN PERANCANGAN
3.1 Metodologi Penelitian
Penelitian dilaksanakan atas dasar rasa keingintahuan manusia dalam mencari fakta dan kebenaran terhadap suatu target atau topik yang menarik bagi seorang individu, kelompok, maupun masyarakat pada utuhnya (Hardani, 2020). Berdasarkan hal tersebut, metode pengumpulan data yang dilakukan oleh penulis menggunakan Metode Kualitatif dan Metode Kuantitatif.
Dengan penggunaan Metode Kualitatif, penulis melaksanakan wawancara dan focus group discussion (FGD). Ketika memasuki pencarian dengan Metode Kualitatif, penulis menggunakan Kuesioner sebagai metode pencarian sampel target pengguna.
3.1.1 Metode Kualitatif
Pencarian data menggunakan Metode Kualitatif berdasarkan Adriani dan Ustiawati (2020), berupa wawancara kepada narasumber yang memiliki keterkaitan atau profesi yang mendukung terhadap objek yang akan ditelitikan. Focus group discussion (FGD) juga merupakan salah satu metode kualitatif untuk menaikan perspektif peneliti dalam mendengarkan jawaban yang diberikan oleh beberapa masyarakat dengan pemikiran serta pendapat berbeda.
Pada metode interview, penulis melaksanakan interview bersama beberapa figur yang memiliki informasi penting terhadap mental healthcare bagi wanita.
3.1.1.1 Interview
Pada kesempatan kali ini, penulis melaksanakan wawancara kepada Welly Thomas, S.Psi, M.Psi, selaku Ahli psikolog, Dosen
69
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 1 Wawancara Narasumber Ahli
Sumber : Zoom
Fakultas Psikologi, Universitas Kristen Indonesia - Tomohon. Beliau telah menjabat sebagai dosen serta ahli psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada, Jogjakarta. Penulis juga menyelenggarakan wawancara bersama salah satu wanita yang mengalami depresi berat hingga mengakibatkan beberapa percobaan bunuh diri dengan konfirmasi rumah sakit, dokter psikiater serta ahli psikolog, namun karena diinginkan identitas penderita untuk disembunyikan maka, penulis akan menggunakan nama samaran/alias CA.
1) Interview kepada Psikolog, Bpk. Welly Thomas, S.Psi, M.Psi Pada tanggal 17 September 2022, Penulis mendapatkan kesempatan untuk melangsungkan sebuah interview kepada Ahli Psikolog, Welly Thomas, S.Psi, M.Psi, selaku dosen fakultas psikolog Universitas Kristen Indonesia – Tomohon, salah satu pimpinan tim Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi), Sulawesi Utara.
70
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara
Penulis melontarkan beberapa pertanyaan yang berhubungan dengan pendapat serta ilmu penanganan ahli terhadap seseorang yang mengidap mental health issue. Pada awal beliau mengatakan bahwa tekanan atau stress selalu didapati oleh seseorang baik dalam kehidupan sehari-hari atau akibat dari pengalaman yang berdampak.
Penulis menanyakan sumber stress yang sering dialami manusia beserta sifat-sifatnya dan beliau menjawab bahwa sumber stress dialami setiap individu pasti berbeda, baik dari alasan serta cara untuk menghadapinya. Seseorang dapat menghadapi stress dengan cara mencari orang agar mampu untuk mendengarkan setiap kekesalan atau stress batin sebagai cara paling ampuh namun, seringkali terjadi permasalahan baru ketika seseorang yang mendengarkan permasalahan kita lalu disebarkannya kepada orang lain (atau bersifat tidak rahasia). Hal tersebut malah akan membuat seorang penderita untuk lebih menutupi diri hingga tekanan tersebut mengganggu kehidupannya sehari-hari dan membatasi hubungannya terhadap yang lain.
Narasumber juga mengatakan bahwa jika seseorang mengidap stress hingga tingkat depresi namun tidak ditangani dengan baik maka ia akan memasuki sebuah tingkat baru yang disebut sebagai ODGJ (Orang Dengan Gangguan Jiwa). Berikut, beliau mengatakan bahwa stress yang didapati oleh seseorang bisa ditangani dengan baik jika mendapatkan bantuan dari lingkungan terdekat yaitu lingkungan keluarga.
Selanjutnya, penulis menanyakan mengenai metode pengidentifikasian mental health issue/stress bagi manusia dan cara tepat untuk melakukan hal tersebut, beliau menjawab bahwa Self-
71
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara
Diagnose atau pengidentifikasian sumber masalah sendiri dapat dilakukan dengan menilai kemampuan untuk menahan serta keinginan untuk menghadapi masalah stress tersebut dari pandangan diri sendiri dan pendapat orang lain. Ketika seseorang sudah menjalani self-healing maka ia akan mencapai tingkat dimana ia sudah melaksanakan percobaan untuk menyembuhkan diri sendiri, disini ia sudah mendapatkan sedikit resistensi terhadap tekanan yang lama sehingga tidak lagi berdampak besar dalam kehidupannya sehari-hari.
Berikut penulis memberikan informasi terhadap tujuan perancangan yang akan dibuat dan apakah perancangan penulis dapat membantu seorang ahli dalam bentuk seperti apa, Beliau menjawab bahwa perancangan penulis sebaiknya memberi bantuan kepada penderita untuk mengidentifikasikan stress atau tekanan yang dihadapi oleh penderita, lalu jika ditambahkan dengan penanggulangan ringan seperti menambahkan fitur Hypno-healing dan lain sebagainya dan ditambahkan dengan akses untuk menghubungi psikiater ataupun psikolog secara cepat maka perancangan media penulis dapat dianggap sebagai berguna dan layak untuk dikembangkan.
2) Interview kepada Penderita Depresi (Alias CA)
Pada tanggal 10 September 2022, Penulis mendapatkan seorang narasunber yaitu seorang perempuan berusia 22 tahun dengan inisial CA yang pernah memiliki riwayat depresi dengan penanganan seorang psikiater. Penulis mencoba mengontak wanita tersebut melalui Whatsapp pada tanggal 14 September 2022 dan langsung mendapatkan sebuah balasan dan melaksanakan interview bersama dia.
72
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 2 Wawancara bersama penderita
Sumber : Whatsapp
Dengan perekenanan narasumber, penulis mengajukan beberapa pertanyaan mengenai masalah depresi yang pernah dialaminya beberapa tahun yang lalu. Penulis bertanya apakah narasumber keberatan dalam menceritakan penyebab depresi yang dialaminya namun, narasumber menjawabnya dengan jujur namun menghindari beberapa poin spesifik.
Waktu CA berusia 18 tahun, Ia sering dikekang oleh keluarga dan tidak diizinkan untuk mengembangkan minat serta bakatnya. Hal tersebut telah dialaminya jauh sebelum beranjak usia tersebut. Ketika narasumber memasuki masa perkuliahan terjadi banyak masalah keluarga yang menghantui dirinya baik dari sisi orang tua bahkan sampai sisi kakek dan nenek sehingga membuat hidupnya sangat tidak tenang.
Ketika berusia 20 tahun, masalah keluarganya tidak kunjung selesai dan hal tersebut malah membuat dia semakin depresi dan berusaha untuk lari dari rumah. Ia kembali ketika mengingat bahwa ia punya 3 adik perempuan yang mengandalkan dia.
73
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara
Ketika ia berusia 21 tahun, hidupnya semakin stabil dengan selesainya masa perkuliahan dan langsung mencoba untuk mencari kerja dengan upaya untuk menghidupi 3 adik perempuannya.
Penulis berikut menanyakan mengenai coping-mechanism yang digunakan setelah melaksanakan pemeriksaan kepada ahli dan berkata bahwa ia memulai percobaan untuk menenangkan diri dengan menjauhi diri daripada sumber depresinya, yaitu keluarganya.
Ia memilih untuk mengadakan mini-travelling, untuk keluar dari rumah, pergi ke tempat yang dekat seperti convenient store, sambil menenangkan pikirannya. Ia juga mulai untuk mendengarkan lagu untuk menenangkan hati dan mengurangi penggunaan obat depresi.
Penulis menanyakan apakah kondisinya sekarang mulai stabil setelah beberapa tahun mencoba untuk memperbaiki diri dan menyehatkan mentalnya dan CA menjawab bahwa depresinya masih sering menghantui dirinya, namun, tingkat stressnya sangat berkurang semenjak ia mendapatkan pekerjaan dan mampu untuk menyekolahkan ke 3 adiknya yang masih duduk di bangku sekolah. Ia berusaha untuk mencoba lebih baik untuk masa depannya juga.
Berikut penulis menanyakan jika perancangan yang akan dibuat dapat membantu para penderita seperti dia dan ia mejawab bahwa perancangan yang akan dibuat oleh penulis akan sangat bermanfaat dan berharap jika dahulu ketika ia mengalami penderitaan tersebut, terdapat media yang membantunya seperti yang akan dirancang ini agar mempermudah aksesnya dalam mencari pengobatan tanpa harus menunda dan meragukan diri untuk mencari ahli.
74
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 3 Focus Group Discussion
Sumber : Googlemeet
3.1.1.2 Focus Group Discussion
Berikut penulis mengadakan Focus Group Discussion bersama 6 orang wanita yang berusia 20 – 24 tahun.
Penulis mengadakan FGD bersama 3 mahasiswa, 2 fresh-worker/
pekerja, 1 Ibu muda yang baru saja menikah, hamil, dan sedang bekerja.
Penulis mencoba menanyakan apabila para peserta FGD tersebut memiliki perasaan atau sensasi yang berasal dari pikiran hingga mengganggu kehidupan sehari-hari mereka.
Veronica (berusia 21 tahun, pekerja) dan Agnesia (berusia 21 tahun, pekerja) mengatakan bahwa mereka merasakan hal tersebut ketika memiliki deadline atau tugas dari tempat kerja yang mengharuskan mereka untuk mengerjakannya diluar jam kerja mereka. Jovinda, Andra, dan Naomi (berusia 20 tahun, mahasiswa) mengatakan bahwa mereka sering menghadapi hal tersebut namun tidak sering.
Indira (berusia 22 tahun, pekerja/ibu) mengatakan bahwa ia juga jarang menghadapi hal tersebut kecuali bawaan dari kondisi khususnya sekarang.
Berikut penulis memberikan sedikit insight mengenai mental stress issue yang terjadi dalam tingkat yang ringan hingga tingkat yang
75
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara
berat dan menanyakan apabila mereka bisa mengidentifikasikan jika apa yang mereka alami pernah mencapai tingkat tersebut.
Andra mengatakan bahwa ia pernah mencapai stress issue tingkat berat akibat permasalahan yang ia pernah lalui sedangkan yang lain mengatakan bahwa mereka hanya sebatas mencapai tingkat stress rendah.
Penulis lanjut menanyakan sumber stress yang sering mereka dapati sehari-hari. Veronica, Agnesia, Naomi, Jovinda, dan Andra mengatakan bahwa sumber mereka terdapat dalam rutinitas sehari- hari sedangkan Indira mengatakan bahwa kehidupan baru semenjak menikah dan sedang mengandung memiliki kekhawatiran khusus baik dari diri sendiri maupun faktor keluarga.
Dengan pertanyaan terakhir dilontarkan kepada semua mengenai media yang akan dikembangkan oleh penulis, para sample berkata bahwa media yang akan dikembangkan ini pasti akan berguna jika diterapkan dengan baik juga memiliki segmentasi untuk mengobati setiap permasalahan mental yang berbeda dan terpercaya.
3.1.1.3 Kesimpulan
Penulis menyimpulkan dengan adanya pencarian data bersifat kualitatif ini menunjukan bahwa Mental health issue sangatlah fatal jika tidak ditangani dengan cepat, tepat, serta teratur. Meski berbagai faktor yang menjadi sumber awal munculnya tekanan atau stress yang dihadapi, namun, penyelesaiannya juga dapat ditemui dalam keseharian kita, selama hal tersebut masih dalam sanggupan setiap individu.
76
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 4 Studi Existing : Halodoc
Sumber : Halodoc.com
3.1.3 Study Existing
Studi existing yang akan diambil oleh penulis merupakan contoh beberapa contoh yang memberikan pemahaman dari informasi yang sama namun memiliki beberapa kekurangan yang dapat dikembangkan.
3.1.3.1 Halodoc
Halodoc merupakan media aplikasi yang berdiri dengan tujuan untuk memberikan penanganan ahli dalam berbagai bidang kesehatan yang diperlukan oleh masyarakat. Halodoc juga memberikan akses bagi penderita sebuah penyakit agar lebih memperhatikan diri sendiri.
Dalam aplikasi tersebut, penulis menemukan sebuah kekurangan yang terdapat pada fitur penanggulangan yang diakibatkan karena keterbatasan solusi.
3.4.1.1 Doing What Matters in Times of Stress by WHO
Media ini berupa buku setengah ilustrasi yang dikeluarkan oleh World Health Organization pada tahun 2020. Dengan maraknya terjadi Pandemi maka tingkat stress yang dialami oleh manusia juga meningkat. Demi mengurangi hal tersebut maka organisasi dunia tersebut mengeluarkan buku ilustrasi dengan penjelasan singkat
77
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 5 Study Existing : Doing What matters
in time of Stress
Sumber : Worldhealthorganization.org
tentang cara untuk menenangkan diri dan menghibur ketika sedang dalam tekanan.
Di dalam buku ini terdapat ilustrasi yang bersifat outline dan kurang menunjukan visualisasi yang handal namun memiliki kisah yang dalam. Buku tersebut memiliki beberapa kelemahan baik dalam layout styling yang terkesan terlalu illustrative namun, tetap tertata rapih.
3.4.1.2 Alomedika
Alomedika merupakan website yang melampirkan berita mengenai permasalahan kesehatan namun digunakan terbatas untuk dokter.
Alomedika juga memiliki beberapa alternatif seperti aplikasi.
78
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 6 Studi Referensi : Alomedika
Sumber : Alomedika.com
Alomedika dikhususkan untuk diakses para dokter dalam menampilkan studi kasus yang terjadi dan diberikan kepada masyarakat setelah meninjau kembali secara profesional terhadap sebuah peristiwa medis yang terjadi. Kekurangan yang dihadapi dalam media ini terdapat pada bentuk keterbatasan dalam peninjauan kembali masalah yang ada.
3.4.2 Studi Refernsi
Studi referensi digunakan untuk dijadikan sebuah acuan ketika mulai masuk ke dalam perancangan media yang diinginkan; baik dalam bentuk tampilan, fungsi, dan tujuan.
3.4.2.1 KnowYourLemons!
Knowyourlemons merupakan media informasi berbasis website yang bertujuan untuk mengidentifikasi serta membantu masyarakat untuk mencarikan solusi masalah kesehatan yaitu, kanker payudara sejak dini.
79
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 7 Study referensi : Knowyourlemons!
Sumber : Knowyourlemons.org
Gambar 3 8 Studi Referensi : Headspace Sumber : Headspace.com
Penulis ingin mengangkat referensi terhadap fungsinya dengan menggunakan beberapa metode pengidentifikasian yang mirip namun, tetap memiliki kredibilitas sesuai dengan nilai estetik yang ingin dicapai serta informasi dari dasar penyakit yang berbeda.
3.4.2.2 Headspace
Headspace merupakan aplikasi yang memberikan solusi seperti stress- reliever dengan bantuan pemberian tips, peringatan, bahkan willing- companion untuk saling berbagi cerita di dalam platform tersebut.
80
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 9 Study Referensi : Pray.com
Sumber : Headspace.com
Aplikasi ini berbasis pembayaran untuk menanggapi permasalahan ringan mental health issue hingga ke penanganan ringan berbentuk yoga.
3.4.2.3 Pray.com
Pray.com merupakan media informasi yang memberikan mental- healing melalui pengajaran agama. Berbasiskan pengajaran Kristen yang dilengkapi dengan renungan harian, lagu-lagu holy arc, beserta kumpulan doa yang bisa didengarkan.
Media informasi diatas memiliki beberapa alternatif seperti aplikasi, website, bahkan berbentuk cetak.
3.2.2 Metode Kuantitatif
Pada metode kuamtitatif kali ini, Penulis menggunakan metode kuesioner yang disebarkan sesuai dengan batasan masalah yang ditetapkan sebelumnya.
Metode kuantitatif ini merupakan metode untuk mendapatkan data konkrit yang dapat diolah sesuai angka yang ditetapkannya (Fardani, 2020).Penulis menyebarkan kuesioner kepada wanita yang pernah mengalami gangguan mental-issue di area Jabodetabek.
81
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 10 Rumus Slovin
Gambar 3 11 Segmentasi : Usia Sumber : Google Form
3.2.2.1 Kuisioner
Penulis melaksanakan penyebaran kuisioner pada tanggal 16 September 2022 dan menggunakan rumus Slovin yang mengajukan bahwa besaran sampel yang akan dipilih dari populasi yang menjadi sasaran demograifs penulis.
Penulis mendapatkan hasil dimana akan mengambil jumlah besaran sampel pada populasi Jabodetabek sebesar 100 responden. Penulis memulai pengambilan sampel sebanyak 105 responden dan mengalami 5 kegagalan sampel akibat jangkauan yang kurang cocok atau tidak relevan.Terdapat 3 segmentasi yang digunakan oleh penulis untuk mengidentifikasikan demografis, psikografis, serta media perancangan.
Pertama, penulis menanyakan nama beserta jangkauan usia serta pekerjaan yang sedang digarap oleh para responden.
82
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 12 Segmentasi : Pekerjaan
Sumber : Google Form
Menurut data yang didapatkan dalam form yang disebarkan terdapat 90,5%
menjawab bahwa sampel merupakan wanita berusia 20 – 24 tahun keatas (95 responden, namun dikurangi 5 sampel gagal), dan 9,5% wanita berusia 17 tahun kebawah – 19 tahun (sebesar 10 responden).
Berdasarkan data selanjutnya, terdapat beberapa jawaban yang mendeskripsikan bahwa sebesar 34,3% (36 responden dikurangi dengan 1 responden tidak relatif) merupakan seorang pekerja baru, 6,7% (7 responden) merupakan pekerja yang sudah memiliki pengalaman selama bertahun, 49,5% (52 responden dikurangi 4 responden yang tidak relatif) merupakan mahasiswa, 8,6% (9 responden) merupakan ibu rumah tangga.
Berikut merupakan data statistik tempat tinggal para responden.
83
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 13 Segmentasi : Tempat Tinggal
Sumber : Google Form
Berdasarkan data diatas, maka penulis menyimpulkan terdapat 89.5%
merupakan penduduk dari Jabodetabek (94 responden dikurangi 5 responden yang tidak relatif), dan 10,4% penduduk dari luar Jabodetabek (11 responden.)
Berikut penulis memasuki pada segmentasi psikografis yang bertujuan untuk mengenal lebih lanjut responden terhadap mental health issue serta pengalaman yang pernah dialami, juga metode pertolongan pertama dalam menanggapi kasus mereka.
Gambar 3 14 Segmentasi Psikografis : Skala tingkat stress Sumber : Google Form
84
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 15 Skala Psikografis : Sumber Stress
Sumber : Google Form
Berdasarkan data yang diperoleh terdapat bervariasi tingkat stress yang dialami oleh para wanita, namun dengan skala terbesar terdapat tingkat yang medium sebesar 41,9% (44 responden dikurangi 2 responden yang tidak relatif), 13,3% (14 responden) yang mengalami stress lebih sedikit dari garis normal, dan 31,4% (33 responden) yang mulai mencapai tingkat stress yang lebih dari normal.
Dalam mencangkup data diatas, penulis menemukan angka yang telah dipilih sesuai dengan kriteria responden. Terdapat 68,6% (72 responden) yang menyampaikan bahwa stress muncul dalam diri sendiri yang ditambahkan dengan faktor rutinitas dan lingkup pergaulan (50 responden dari 72 responden diatas), faktor keluarga (22 responden dari 72 responden diatas).
85
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 16 Skala Psikografis : Pengalaman menemui ahli
Sumber : Google Form
Gambar 3 17 Skala Psikografis : Self-Healing Methods
Sumber : Google Form
Data diatas mempertanyakan pengalaman jika responden, baik yang memiliki gangguan ringan ataupun berat, pernah pergi ke tempat ahli untuk berobat atau mencoba untuk memulihkan diri dan 81,9% (86 responden dikurangi 5 responden yang tidak relatif) mengatakan tidak dan 18,1 % (19 responden) berkata iya.
Berikut penulis masuk ke pertanyaan dimana para responden melangsungkan penanganan pertama ketika mengalami stress atau tekanan.
Pada angka terbesar terdapat 72,4% (76 responden dikurangi 4 responden tidak relatif) menjawab untuk beristirahat atau self-vacuum, sambil juga 62
86
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara
responden dari 76 responden diatas menggunakan Hypno-healing, 43 responden dari 76, menggunakan self-detoxicating, dan 22 orang dari 76 responden diatas juga menjawab untuk menceritakan kepada orang terhadap stress yang dihadapi.
Berikut masuk ke dalam segmentasi media yang ingin dikembangkan.
Penulis membuat segmentasi ini agar membuat para responden mengerti atas tujuan serta fungsi yang ingin disampaikan oleh penulis.
Gambar 3 18 Segmentasi Media : Media Identifikasi Sumber : Google Form
Pada pertanyaan pertama, penulis menanyakan jika para responden mengetahui sebuah media informasi yang memberikan dapat mengidentifikasikan sebuah penyakit/masalah kesehatan dan 81% (85 responden dikurangi 3 responden yang tidak relatif) berkata tidak dan 19%
(20 responden dikurangi 2 responden yang kurang relatif) berkata iya.
87
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 19 Segmentasi Media : Self-Healing Media
Sumber : Google Form
\
Pada pertanyaan kedua, penulis menanyakan apabila para responden pernah menggunakan atau mengetahui media self-care seperti ini dan 52,4%
mengatakan tidak (55 responden, dikurangi dengan 5 responden tidak relatif), dan 47,6% (50 responden) berkata iya.
Gambar 3 20 Segmentasi Media : Penanganan Ahli Sumber : Google Form
Berikut penulis menanyakan mengenai media yang digunakan ketika menghubungi seorang ahli dalam menyelesaikan masalah kesehatan
88
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara Gambar 3 21 Segmentasi Media : Konfirmasi responden
Sumber : Google Form
responden, 90,5% (95 responden dikurangi 5 yang tidak relatif) mengatakan ya, dan 9,5% (10 responden) mengatakan tidak.
Berikut penulis menanyakan sebuah pertanyaan bersifat konfirmatif apabila para responden pernah mendapatkan sebuah media yang digabungkan untuk menilik media-media diatas.
Berdasarkan jawaban 99% (104 responden dikurangi 5 yang tidak relatif), berkata tidak dan 1% (1 responden) yang berkata ya dan hal tersebut berupa aplikasi. Terakhir penulis mencoba untuk mencari tahu media yang paling diminati para responden sebelum penulis memulaikan perancangannya.
Gambar 3 22 Segmentasi Media : Perancangan yang diinginkan responden Sumber : Google Form
89
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara
Pada jawaban yang diberikan oleh para responden, 83% (88 responden dikurangi 5 responden yang tidak relatif) mengungkapkan bahwa Website merupakan media yang paling diinginkan dan disusul oleh Aplikasi dan media sosial.
3.2 Metode Analisis
Berdasarkan Mueller-Roterberg (2018) ketika seorang desainer merancang sebuah karya yang baik maka diperlukanlah sebuah pemahaman serta metode yang disebut sebagai “Strategical Design Thinking”, dimana metode tersebut bertujuan agar seseorang mampu untuk mengidentifikasikan permasalahan serta solusi yang benar, pemasaran serta target yang sesuai, menjadikan diri sebagai subjek penggunaan media yang akan dibuat agar menunjang tingkat kepuasan para pengguna, serta membuat prototype yang bisa ditampilkan (hlm 2.)
3.2.1. Mengerti serta memahami topik yang ingin diangkat
Tahapan awal dalam membuat sebuah perancangan masuk ke dalam seberapa banyak seorang desainer untuk menilik kembali topik yang ingin diangkat serta masalahnya. Pada tahapan ini, desainer haruslah memiliki informasi yang sebanyak mungkin agar dapat dijadikan sebagai dasar dalam perancangan kedepannya.
3.2.2. Mengobservasi
Setelah menyelesaikan tahapan pertama maka tahapan kedua masuk ke dalam pencarian data dengan metode “research”. Penyelidikan ini dapat dilakukan dengan berbagai cara dimulai dari membaca artikel serta buku dari ahli, juga melakukan metode pengumpulan data seperti kuantitatif dan kualitatif. Pada tahapan ini, desainer haruslah menentukan fitur serta solusi yang ingin dicapai dalam perancangannya.
3.2.3. Point-of-View
90
Perancangan Media Webite, Nadia Soputan, Universitas Multimedia Nusantara
Sebagai tahapan selanjutnya, desainer haruslah berpikir layaknya seorang pengguna agar mampu untuk mengidentifikasikan kekurangan dari perancangan yang sedang disusun.
3.2.4. Merancang
Pada kesempatan ini, desainer dapat menggabungkan ide tentang apa yang ingin dicapai dalam perancangan tersebut hingga dapat dijadikan sebagai fondasi dalam proses perancangan kedepannya. Seorang desainer patutlah untuk mempertimbangkan segala kemungkinan terhadap apa yang diinginkan oleh konsumen atau masyarakat sehingga dapat dijadikan sebagai pertimbangan yang penting.
3.2.5. Pembuatan Prototype
Pada tahapan ini perancang dapat membentuk sebuah kerangka atau tulang yang akan menyambungkan dengan badan serta konten dari media perancangan tersebut. Setelah membuatnya sedemikian rupa maka, desainer dapat mencoba untuk mengujicobakan perancangan tersebut dan menghitung efektifitas dari apa yang diharapkan dan telah dibuat.
3.2.6. Testing
Pada tahapan terakhir maka perancangannya harus dikembangkan lebih baik setelah mendapatkan feedback dari pengguna dan bahkan desainer itu sendiri.
Dalam tahapan ini, seorang desainer juga diminta untuk peninjauan kembali sesuai dengan progress perkembangan perancangan dari tahap awal.