• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perangkat lunak yang dikembangkan telah berhasil nzengeluarkan laporan Profil Diri,Profil Kelas, dun Grafik posisi peserta didik pada satu kelns

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "Perangkat lunak yang dikembangkan telah berhasil nzengeluarkan laporan Profil Diri,Profil Kelas, dun Grafik posisi peserta didik pada satu kelns"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Pengembangan Model Analisis Prestasi Belajar untuk Mengidentifikasi Kesulitan Belajar Peserta Didik

Oleh: ~ a s k i t o * dan ~ u ~ n a i d i "

Abstrak

Peneliticriz ini bertujzran z4ntuk n~engembcrngkan surrtu model penyusunan butir tes objektif pilihan gcrnda dun esai yang respon jawabannya dapat nterigidentifikasi kesulitai~ belajar yang dialan~i oleh peserta didik pada jeiljang kognitif tertentu. Selain itu akan dikembangkan juga peraiigkat lunak yang dapat nlengolah data hasil tes prestasi belajar menggunakan konipzrter agar laporan hasil tes dapat diperoleh dengan cepat. Unttrk itu diguitakrri~ metode penelitian pengembangan model ADDIE. Peilelitian yai~g dilakukar~ di SA4P Negeri 2 Bintan n~enunjukkan brrhwa model soul tersebut menarik miitat para pendidik untuk nzenggunakannya dalain proses pentbelajaran. Perangkat lunak yang dikembangkan telah berhasil nzengeluarkan laporan Profil Diri,Profil Kelas, dun Grafik posisi peserta didik pada satu kelns. Laporan scperti itu memberikan ii?jbrmasi kepada peserta didik, pendidik, Kepala Sekolah, clan orang tua tentang keadaan peserta didik terutama tentung kesulitnn belajar yang masih dialami.

Dengan infornzasi itu, diharapkan pendidik dapat tnemperbaiki strategi pembelajaran uiztuk nzenciptakan szrasana penzbelajaran yang menyenangkan, dun semua pihak terkait mengoptimalkai~ szrmber daya dalanz upaya mencapai prestasi peserta didik..

Kata Kunci: Pengembangan model, tes objektif dan esai, respon jawaban, identifikasi kesulitan belajar, strategi pembelajaran

I. Pendahuluan

Black dan Wiliam dalam Inside The Black Box (1998), memandarig bahwa kelas dipandang seperti kotak hitam. Di dalam kotak hitam tersebut terdapat peserta didik, pendidik, surnber daya, manajemen, aturan & persyaratan, kecemasan orang tua, standar, dan tes. Keluaran yang diharapkan adalah peserta didik yang lebih berpengetahuan dan kompeten, pendidik yang cukup puas, dan seterusnya. Khusus tentang keluaran dari kotak hitam berupa peserta didik yang berprestasi, tentunya keluaran yang dimaksudkan sudah melalui proses penilaian yang memang merupakan bagian tak terpisahkan dari proses

Dalam sistem pembelajaran, penilaian dapat memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran dan komponen pembelajaran lainnya seperti prilaku

.* * Dosen Universitas Negeri Padang

Pendidik Besar Universitas Muhammadiyah Surakarta

(2)

awal peserta didik dan tujuan pembelajaran sebagaimana ditunjukkan pada gambar 1 (Ebel dan Frisbie, 2003).

Gambar 1 Diagram Konsep Pembelajaran DeCeeco.

Fungsi diagnostik yang terdapat pada penilaian bertujuan untuk memberikan klarifikasi tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan dan memberikan informasi tentang kesulitan dalam pembelajaran dan untuk memilih strategi pembelajaran di masa yang akan datang. Selain itu, oleh karena penilaian diawali oleh tes, maka informasi hasil tes pada proses penilaian dapat digunakan untuk membantu dalam memutuskan kesesuaian & keberlangsungan tujuan pembelajaran, kegunaan materi pembelajaran, dan untuk mengetahui tingkat efisiensi & efektifitas dari strategi pembelajaran yang digunakan (Gronlund, 2066). Sejalan dengan itu, PP 19 Tahun 2005 pasal 64 juga menegaskan bahwa penilaian hasil belajar oleh pendidik haruslah: (1) dilakukan secara berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk - ulangan harian; ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas; (2) digunakan untuk menilai pencapaian kompetensi peserta didik, bahan penyusunan laporan kemajuan hasil belajar, dan memperbaiki proses pembelajaran.

Pada proses pembelajaran yang sedang berjalan dalam satu periode, sangat mungkin mengubah dan memperbaiki strategi pembelajaran. Sedangkan tujuan pembelajaran dan prilaku peserta didik dapat direvisi apabila proses pembelajaran sudah menyelesaikan kegiatannya dalam periode yang ditetapkan. Perbaikan strategi pembelajaran tentunya dimaksudkan untuk mencapai tujuan pembelajaran berupa prestasi belajar peserta didik yang baik melalui proses pembelajaran yang efektif. Proses pembelajaran seperti itu merupakan tanggung jawab pendidik sebagaimana digambarkan dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 pasal 40 ayat 2a, yang berbunyi, "Pendidik dan tenaga pendidikan berkewajiban: menciptakan suasana pembelajaran yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis".

Penilaian yang dilakukan oleh pendidik dan ~nateri tesnya dikembangkan oleh pendidik pada mata pelajaran tersebut merupakan penilaian kelas (classroon? assessnzent)

TUJUAN PEMBELAJARAN

A A A

+ PRILAKU AWAL PESERTA DlDlK

PROSES PEMBELAJARAN

,

PENlLAlAN

(3)

(Gallagher (1998) dan Gronlund (1998). Penilaian kelas merujuk kepada proses yang digunakan pendidik di dalam kelas untuk memperoleh informasi tentang prestasi belajar dan kesulitan belajar peserta didik baik sebagai individu atau kelompok.

Hasil dari penilaian kelas dapat membantu peserta didik yang prestasi belajarnya rendah pada suatu mata pelajaran. Pada penilaian kelas, setiap peserta didik menjadi sangat penting. Oleh karena aspek penting dari pelaksanaan penilaian kelas adalah merangsang pendidik untuk secara terus menerus meningkatkan strategi baru dalam proses pembelajaran, membuat peserta didik terlibat secara aktif, dan mempengaruhi motivasi peserta didik.

Penilaian kelas merupakan upaya pendidik dalam menjawab pertanyaan,

"Seberapa baik peserta didik belajar?" dan "Seberapa efektif pendidik mengajar?"

Penelitian kelas mampu mendorong sekolah untuk menjadi lebih sistematis dan sensitif dalam melaksanakan proses pembelajarannya, karena kelas terus menerus diamati.

Sekolah memiliki kesempatan yang luar biasa untuk menggunakan ruang kelas sebagai laboratorium untuk melakukan studi terhadap proses pembelajaran. Hasil studi tersebut dapat digunakan mengembangkan pemahaman yang lebih baik tentang pelaksanaan proses pembelajaran.

Penilaian kelas melibatkan peserta didik dan pendidik secara bersama-sama dan terus menerus dalam memantau perkembangan kemajuan belajar peserta didik. Sekolah yang memberikan umpan balik terhadap proses pembelajaran akan dapat meningkatkan efektivitas pendidik, dan membuat kemajuan prestasi belajar peserta didik. Prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh peserta didik setelah melakukan suatu belajar. Hasil dari prestasi belajar selama proses belajar dapat dilihat dari nilai ulangan, tugas-tugas dan raport peserta didik. Prestasi belajar termasuk dalam kelompok atribut kognitif yang respon hasil pengukurannya dinyatakan benar atau salah.

Kesulitan belajar peserta didik ditunjukkan oleh adanya hambatan-hambatan tertentu untuk mencapai hasil belajar. Hambatan-hambatan itu dapat bersifat psikologis, sosiologis, maupun fisiologis, sehingga pada akhimya dapat menyebabkan prestasi belajar yang dicapainya berada di bawah semestinya. Namur Burton dalam Abin Syamsuddin (2003) menjelaskan bahwa untuk mengidentifikasi peserta didik yang diduga mengalami kesulitan belajar, ditunjukkan oleh adanya kegagalan peserta didik dalam mencapai tujuan belajar. Sedangkan peserta didik yang dikatakan mengalami kesulitan dalam belajar apabila: (a) dalam bntas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat

(4)

keberhasilan atau tingkat penguasaan materi (nlastery level) minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh pendidik (criterion refirence); (b) tidak dapat mengerjakan atau mencapai prestasi semestinya, dilihat berdasarkan ukuran tingkat kemampuan, bakat, atau kecerdasan yang dimilikinya. Peserta didik ini dapat digolongkan ke dalam under achiever. (c) tidak berhasil dalam menguasai tingkat penguasaan materi (mastery level) yang diperlukan sebagai prasyarat bagi kelanjutan tingkat pelajaran berikutnya. Peserta didik ini dapat digolongkan ke dalani slo1.1~ learner atau belum matang (immature), sehingga harus menjadi pengulang (repeater)

Tes yang diberikan di kelas dapat digunakan mengukur ketercapaian tujuan pembelajaran dan hasilnya dapat dijadikan sebagai unipan balik dan memberi kesempatan untuk belajar yang lebih baik. Tes yang pendek tetapi sering dilakukan, lebih baik daripada tes yang panjang tetapi jarang dilakukan. Kualitas butir tes harus merujuk kepada tujuan belajar utama dan mampu dimengerti oleh peserta didik.

Tes menyediakan informasi diagnosis dari setiap nilai yang diperoleh oleh individu atau yang disebut sebagai individual diagnostic information. Informasi ini merekam data kesalahan peserta didik dalam menjawab tes yang diberikan, sedangkan informasi yang merekam kesalahan yang dimiliki sekelompok peserta didik yang terhimpun dalam satu kelas dinamakan group diagnostic informastion (Ebel dan Frisbie, 2003). Informasi kelas ini dapat dimanfaatkan untuk merancang rencana pembelajaran di kelas serta digunakan untuk menyeleksi dan mengembangkan materi pengajaran yang masih perlu diajarkan kepada peserta didik bahkan sampai pada penempatan topik-topik yang diajarkan dengan tujuan agar peserta didik mencapai hasil belajar yang diharapkan.

Sejalan dengan itu, Sheehan (1997) menyatakan bahwa hasil tes bukan hanya menunjukkan berapa skor yang benar dan salah dari setiap peserta didik, namun menyediakan informasi yang ajeg dan kokoh dalam menggambarkan pola pencapaian ketuntasan kemampuan peserta didik. Infomasi tersebut dapat membantu pendidik dan peserta didik untuk memahami lebih baik makna dari skor itu sendiri dalam kaitannya dengan peningkatan hasil belajar. Prosedur untuk menerjemahkan hasil tes dalam kaitannya dengan proses pembelajaran dapat dirancang melalui student-level diagnostic information atau group level diagnostic inforn~ation. Pada diagnosis level peserta didik, dapat dilihat karakteristik kelemahan dan kekuatan peserta didik, sedangkan pada level kelas dapat dilihat karakteristik kelemahan dan kekuatan kelas. Kedua informasi diagnosis

(5)

tersebut berguna ujtuk memberikan umpan balik dalam kaitannya dengan peningkatan proses pembelajaran.

Untuk keperluan mengumpulkan informasi diagnosis kesulitan belajar peserta didik, pendidik seharusnya memiliki dokumen pengembangan tes, terutama kisi-kisi tes.

Apabila kisi-kisi tes tidak dibuat, diagnosis kesulitan belajar peserta didik akan sulit dilakukan. Hasil ujian tidak akan menggambarkan apa yang telah dipelajari oleh peserta didik, karena sebaran butir belum tentu mencakup semua materi ajar yang sehanisnya dikuasai oleh peserta didik.

Menurut Kumaidi (2006), cara paling sederhana untuk mengumpulkan informasi diagnostik individu dan kelas adalah dengan: (1) menyusun format analisis yang berisi kompetensi atau konsep-konsep esensial yang harus dikuasai peserta didik dan nomor soal, (2) merekam soal yang dijawab salah dan merekamnya menurut nomor dalam format analisis yang disiapkan, hasilnya adalah profil kesulitan individu peserta pendidik, (3) membuat format analisis siapa saja (dalam satu kelas) yang salah menjawab untuk setiap nomor soal, dan hasilnya adalah profil kelas.

Berdasarkan studi pendahuluan, pada umumnya soal-soal yang digunakan sewaktu ujian di sekolah, baik ujian harian, tengah semester, dan semester, disusun oleh pendidik tanpa menggunakan prosedur dalam penyusunan soal. Kisi-kisi tidak.digunakan sebagai patokan untuk mengetahui distribusi soal yang mengukur kompetensi tertentu dari peserta didik. Ketika ujian telah selesai dilaksanakan, jarang sekali atau bahkan tidak ada sarna sekali laporan tentang hasil ujian tersebut yang berhubungan dengan kesulitan yang masih dialami oleh peserta didik berkaitan dengan topik pembelajaran.

Sejalan dengan perkembangan teknologi informasi dan pengolahan data yang berlangsung saat ini, maka komputer dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu untuk mengolah dan menganalisis hasil tes dengan cepat dan akurat. Bantuan komputer dan soft-

ware yang dikembangkan untuk keperluan analisis prestasi belajar, diharapkan dapat menampilkan profil diri peserta didik secara individual dan kelas. Berdasarkan profil tersebut, dapat ditentukan kesulitan belajar peserta didik. Selain itu, grafik posisi tiap peserta didik untuk tiap kali pelaksanaan tes, juga dapat dimunculkan sehingga perkembangan tiap peserta didik dapat dipantau secara grapis. Informasi tersebut diperoleh oleh peserta didik, orang tua, dan pendidik dengan cepat yang dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses pembelajaran selanjutnya.

(6)

Oleh karena itu, penelitian ini merumuskan masalah sebagai berikut: (1) Bagaimana cara menyusun soal esai dan objektif yang respon jawabannya dapat mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik; (2) Bagaimana merancang pengolahan hasil tes dengan memanfaatkan teknologi informasi komputer sehingga dapat menganalisis jawaban dan mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dengan relatif cepat.

11. Metode

Metode penelitan yang digunakan adalah metode pengembangan model yang disebut model ADDIE (Molenda, 2003) yang dapat digambarkan pada skema sebagai berikut:

Garnbar 2 Skema Proses Pengembangan Model dari ADDIE

Model yang dikembangkan adalah: (a) model pengembangan penyusunan indikator, (b) model pengembangan soal pilihan ganda dan esai yang dapat memberikan umpan balik kesulitan belajar peserta didik, dan (c) model pengolahan dan analisis hasil tes yang menggambarkan informasi tentang kesulitan belajar yang dialami oleh pesel-ta didik.

Penelitian dilakukan di labor Pascasarjana Universitas Negeri Padang dan uji cobanya dilakukan di SMP Negeri 2 Kota Tanjung Pinang Kabupaten Bintan Provinsi Kepulauan Riau. Sebagai sampel mata pelajaran, diambil ~ n a t a pelajaran Matematika.

ANALISIS

4

I

L

1

w

DESAW

4

1

L v

L

I

+

PENGEMBANGAN

4

I

L

1

t

-

IMPLEMENTASI

4

L v

EVALUASI

(7)

Secara teknis, uji coba penelitian dilakukan mulai bulan Mei sampai dengan bulan Agustus 2008, dan bulan Nopember 2009.

Langkah pertama adalah mengembangkan indikator dari Kompetensi Dasar.

Pengembangan indikator ini merupakan penjelasan yang lebih operasional dan lebih rinci dari Kompetensi Dasar. Selanjutnya dari indikator tersebut disusun butir tes. Untuk memudahkan administrasi, setiap butir soal mengacu pada satu indikator. Sehingga bagi peserta didik yang belum benar pada soal tertentu, akan diketahui pula indikator yang belum dikuasainya. Lebih lauh dari itu, dapat pula diketahui Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi yang belum dikuasai.

Selain indikator, pilihan jawaban dibuat sesuai dengan jenjang kemampuan berpikir pada indikator itu. Setiap butir soal tes pilihan ganda memiliki empat atau lima pilihan jawaban. Tiap pilihan jawaban memiliki makna untuk merekam tentang keadaan kemampuan kognitif peserta didik pada materi ajar. Hal ini dimaksudkan agar setiap peserta didik yang memberikan pilihan jawaban, dapat diketahui kesulitan yang masih dialaminya pada materi itu. Keterangan tentang jenjang kognitif yang terdapat pada tiap pilihan jawaban dibuatkan tabulasinya. ~ n t u k ' j e n i s soal esai, tidak ada pilihan jawaban, tetapi dibuatkan subjawaban, dan tiap subjawaban tersebut dibuatkan keterangan jenjang kognitifnya. Untuk memudahkan administrasi instrumen tes, semua pilihan jawaban yang memiliki keterangan jenjang kognitif, dibuatkan tabulasinya

Untuk mendapatkan kesahihan instrumen tes yang digunakan, dilakukan FGD (Focus Group Discu.ssion). Setelah mendapat masukan dan saran dari pakar pendidikan Matematika, instrumen kemudian direvisi hingga dinyatakan layak sebagai instrumen tes Matematika.

Tahap kedua adalah mengembangkan perangkat lunak yang dapat mengolah hasil tes dalarn bentuk soal pilihan ganda dan esai. Pengembangan perangkat lunak ini didasarkan pada perangkat lunak khusus database Visual FoxPro 9.0. Perangkat lunak yang akan dikembangkan terdiri dari form interaktif yang di dalamnya terdapat program untuk menjalankan perintah. Pengguna perangkat lunak ini hanya sedikit melakukan tindakan seperti entri data dan perintah untuk memanggil hasil analisis data.Entri data dilakukan dengan cara mengetik manual sedangkan pemanggilan hasil analisis data dengan meng-klik tombol-tomb01 yang disediakan.

Dalam mengembangkan perangkat lunak untuk analisis prestasi belajar itu, terlebih dahulu dibuatkan diagram alirnya. Melalui diagram alir dapat dilihat alur perintah

(8)

pemerograman. Salah satu diagram alir pemerograman dapat dilihat pada gambar 3 berikut.

-

Password

Cover

I

Mencetak

a

I 1

I Pilihan I

I

I Kelas

I

I !El

Objektif

I

Soal Esay

!

I

r---*---

I I

Lernbar Pe~narukan

I

I I

I I

I

-

Mata Pelajaran I

I I

I

-

No. Soal I

I

-

Kelas I

I I

I

-

Indikator I

I

-

Keterangan I

I kesulitan I

I I

I I

I I

I

Lembar Pemasukan Kisi-Kisi

I

I Kisi-Kisi I

Gambar 3 Diagram Alir Entri Data Kisi-Kisi Tes

I

Tahap ketiga adalah melakukan ujicoba di sekolah dengan memberikan tes objektif dan esai pada peserta didik dan mengolah data hasil tes dengan me~lggu~lakan perangkat

(9)

lunak yang sudah dikembangkan. Pengolahan data hasil tes dilakukan oleh pendidik di sekolah tersebut.

\

111. Hasil

Sesuai dengan langkah penelitian tahap 1, yaitu pengembangan indikator dari Kompetensi Dasar dan Standar Kompetensi. Untuk sampel mata pelajaran Matematika dikutip Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar yang terdapat pada Standar IS1 untuk SMP pada mata pelajaran Matematika sebagai berikut:

Materi : Bilangan

Standar Kompetensi (SK)

Memahami sifat-sifat operasi hitung bilangan dan penggunaannya dalaln pemecahan masalah

KD1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan 1.1 Melakukan operasi hitung bilangan bulat

1.2 Melakukan operasi.hitung bilangan pecahan

KD2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dalaln pemecahan masalah

2.1 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan bulat dalarn pelnecahan masalah

2.2 Menggunakan sifat-sifat operasi hitung bilangan pecahan dalam pemecahan masalah

Selanjutnya pemyataan-pernyataan dikembangkan menjadi indikator sebagai berikut:

I. BILANGAN BULAT

KD 1.1 Arielcrkrrknn opercrsi hitr~ng bilcrngnn bulni Topik A. Bilangan Bul-at

Indikator:

1. Mampu mendefitlisikan pengel-tian Bilangan Bulat

2. Dapat menunjukkan contoh penggunaan Bilangan Bulat dalam kehidupan Sehari- hari

3. Mampu menunjukkan letak Bilangan Bulat pada Garis Bilangan 4. Mampu menyatakan hubungan antara Dua Bilangan Bulat Topik B. Operasi Hitung pada Bilangan Bulat

Subtopik 1. Penjumlahan pada Bilangan Bulat Indikator:

1. Manlpu melakukan penjumlahan Bilangan Bulat dengan alat bantu

2. Mampu melakukan penjumlahan Bilangan Bulat tanpa alat bantu jika kedua bilangan bcrtanda sama

(10)

3. M a n ~ p u inelakukan penjun~lahan Bilangan Bulat tanpa alat bantu jika kedua bilangan berlawanan tanda

Selanjutnya, butir soal disusun dengan mengacu pada indikator-indikator tersebut.

Dari topik Bilangan Bulat sebagaimana pada sampel, diperoleh 43 indikator yang kemudian dikembangkan menjadi 43 soal objektif pilihan ganda dan 3 soal esai. Berikut adalah contoh soal yang sudah disusun:

1. Pada sebuah himpunan bilangan tertulis A= (3, -2, 112, 0 , 3,2). Dari himpunan tersebut, yang merupakan himpunan bilangan bulat adalah:

a. 3 b. -2

c. % , 3,2, dan 0 d. 3, -2, dan 0

2. Sebungkah Es memiliki temperatur -7 OC. Ini berarti:

a. Temperatur Es 7 OC di atas no1 b. Temperatur Es 7 OC di bawah no1 c. Temperatur Es kurang dari 7 OC d. Temperatur Es sekitar 7 OC

Pilihan jawaban terdiri 4 pilihan yang setiap pilihan memiliki makna yang berbeda tentang kesulitan di jenjang kognitifnya. Sehingga apa pun pilihan yang diberikan dapat menjelaskan tentang kesulitan peserta didik yang bersangkutan. Berikut contoh tabulasi keterangan tiap pilihan jawaban.

Langkah kedua penelitian menghasilkan perangkat lunak pengolah data tes prestasi belajar untuk mengetahui kesulitan belajar peserta didik. Perangkat lunak yang dihasilkan

Kunci D

B No.

1.

2.

memerlukan sistem minimum sebagai berikut:

Prosesor: Klas Pentium IV

Memori: Minimum 63 MB RAM Ruang Hardisk yang tersedia: 100 MB

Video: 800 x 600 resolusi, 256 warna dengan 16 bit Sistem Operasi: Windows XP atau yang lebih tinggi

Distraktor A

belum menguasai bahwa bilangan bulat negatip dan no1 juga merupakan bilangan bulat

belum mengerti makna tanda negatip

B belum tnenguasai bahwa bilangan bulat positip dan no1 juga merupakan bilangan bulat

sudah menguasai konsep bilangan bulat pada kehidupan sehari-hari

C Belum menguasai sama seka!i konsep bilangan bulat

Belum mengerti makna tanda negatip

d sudah tnenguasai konsep bilangan bulat

belum mengerti makna tanda negatip

(11)

Perangkat lunak terdiri dari sejumlah program, .fowl, report, dan table. Semuanya dirancang sedemikian rupa sehingga antara satu dengan lainnya akan bekerja secara sistematis dengan urutan yang sudah diatur. Perangkat lunak ini dapat diinstal atau dicopy sesuai dengan keperluan. Seluruh elemen perangkat lunak diletakkan pada "C:\My Documents\Visual Fox Pro Projects".

Setelah tes selesai dilaksanakan dan perangkat lunak sudah diinstall di komputer, maka dilakukan pengentrian kisi-kisi, keterangan pilihan jawaban, dan hasil tes tiap peserta didik.

Ketika semua data yang disebutkan tersebut selesai dientri, maka hasil analisis segera di cetak. Hasil analisis berupa Profil Diri Individual tiap peserta didik, Profil Kelas, Grafik yang menggambarkan prestasi tiap peserta didik dibandingkan dengan teman sekelasnya.

Berikut adalah Prolfil Diri individual:

-

Profil Diri untuk jenis soal esai

S M P NEGERI 2 BINTAN

Nama : Nanda Maulana Nomor: 5223 Kelas : W.1

PROFIL DIRI

Tgl. Ujian : Senid9 N q 09 Ujian ke : 1

Mats Ptlajaran :MATEMATI);A

40 6.0 N i l a i 15 Rata-Rata 34.1 S t d . dev.25

Catatan : Mahon P e r h a t i a n Orangtua dalam b e l a j a r d i rumah.

BINTAN 21 November 09 Guru M P MATEMATIKA

Fehri Hastllti NIP -

(12)

.r Profil Diri untuk ienis soal obiektif ~ i l i h a n ~ a n d a

Sf"P :zLx?.I 2 FI??''r.?JT

PKC)ZIL GIWI

(13)

rofil Kelas

PROFIL KELAS

munjukkan 1toh nggunaan angan Bulat lam kehidupan iari-hari

-

Grafik Posisi Peserta didik di kelas

lndikator

POSlSl SlSWA DIBANDINGKAN DENGAN,SISWA LAINNYA PADA KELAS VII A

...

-2.5

L

... .. - ... . . . . . . - . - - ~. . !

NAMA SlSWA Jlh.

Salah Jlh.

Benar Nomor Peserta didik yang Menjawab Salah

(14)

IV. Diskusi dan Rekomendasi

Profil diri yang dihasilkan oleh perangkat lunak, nlemberikan informasi tentang kompetensi yang direspon pada tiap pilihan jawaban. Selain itu, laporan tersebut memberi informasi tentang skor dan nilai yang diperoleh.

Profil Kelas yang dihasilkan memberikan informasi tentang siapa saja dikelas tersebut yang belu!n menguasai indikator soal. Individu peserta didik itu diberi tanda dengan kode peserta didik.

Grafik posisi peserta didik menggambarkan prestasi peserta didik dibanding peserta didik lainnya di kelas pada tes tersebut. Grafik yang digunakan adalah grafik batang yang dituangkan dari persamaan z skor, yaitu : z = (nilai - mean)/SD. Dari persamaan tersebut terlihat, apabila nilai peserta didik sarna dengan mean kelas, maka z = 0, jika nilai < mean,

, .

z akan bertanda +, jika nilai > mean, z akan bertanda -. Dengan demikian, dari grafik posisi tersebut, peserta didik yag berada di bawah garis no1 adalah peserta didik yang kemampuannya di bawah rata-rata kelas pada tes tersebut. Informasi ini dapat membantu pendidik untuk menentukan Siapa saja dari peserta didik yang hams memerlukan perhatian khusus agar materi pelajaran dapat terkuasai dengan baik. Bagi peserta didik, grafik posisi ini dapat dijadikan informasi untuk memotivasi agar selalu berusaha memperbaki prestasi belajarnya.

Setelah perangkat lunak berhasil mencetak hasil analisis, hasil tersebut di diskusikan kepada para pendidik, tidak hanya pada pendidik Matematika, tetapi pada seluruh pendidik yang ada di SMP Negeri 2 Bintan. Kepada mereka ditunjukkan hasil produk perangkat lunak berupa profil diri, profil kelas, dan grafik posisi. Peneliti juga menjelaskan maksud dan cara memahami Iiasil produk perangkat lunak tersebut.

umumnya para pendidik sangat tertarik dengan perangkat lunak karena memberikan informasi yang dapat membantu peserta didik dalam mengejar ketinggalannya dalam materi yang belum terkuasai. Sementara pendidik juga dapat dengan efektif menentukan siapa saja dari peserta didik yang patut mendapat perhatian khusus agar dapat menuntaskan target kurikulum. Namun pendidik terlihat agak kurang senang, karena, mengembangkan soal seperti yang diarahkan terlalu merepotkan mereka.

Dari pelaksanaan penelitian yang dilakukan, perlu kiranya kepada pendidik untuk diberikan pengetahunn bagaimana cara membuat soal objektif dan esai yang dapat dianalisis sehingga diperoleh informasi tentang kesulitan belajar yang dialami peserta didik secara individual maupun secara satu kelas. Oleh karena n~embuat butir tes membutuhkan

-.

100

Referensi

Dokumen terkait

1.1 Scope of Study In terms of concept the scope of the study covers key variables like attitude towards training, perception of training needs, training effectiveness and outcome