• Tidak ada hasil yang ditemukan

peraturan menteri perhubungan republik indonesia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "peraturan menteri perhubungan republik indonesia"

Copied!
104
0
0

Teks penuh

Melaksanakan Program Keamanan Penerbangan Nasional sebagaimana tercantum dalam Lampiran I dan II peraturan ini dan merupakan bagian tidak terpisahkan dari peraturan menteri ini. Ketentuan mengenai fasilitas keamanan penerbangan sebagaimana dimaksud dalam Lampiran I butir 7.4 dan butir 7.5 mulai berlaku pada tanggal 17 Agustus 2016. Pada saat Peraturan Menteri ini mulai berlaku, Peraturan Menteri Perhubungan, Pekerjaan Umum dan Tata Air nomor PM 31 tahun Tahun 2013 tentang Program Keamanan Penerbangan Nasional dicabut. dan tidak lagi dinyatakan sah.

Program Keamanan Penerbangan Nasional (NASSP) adalah dokumen tertulis yang berisi peraturan, prosedur, dan langkah-langkah keamanan yang diambil untuk melindungi penerbangan dari aktivitas ilegal. Keamanan penerbangan merupakan suatu kondisi yang memberikan perlindungan terhadap penerbangan terhadap perbuatan melawan hukum melalui pemanfaatan sumber daya manusia, fasilitas, dan prosedur secara terpadu. Personil keamanan penerbangan adalah personel berlisensi yang diberi tugas dan tanggung jawab di bidang Keamanan Penerbangan.

Personel fasilitas keamanan penerbangan adalah personel yang memiliki lisensi dan peringkat yang diberi tugas dan tanggung jawab dalam pemeliharaan fasilitas keamanan penerbangan. Penilaian tersebut merupakan bukti kompetensi personel fasilitas keamanan penerbangan dalam melakukan penilaian dalam pemeliharaan dan pengujian fungsi jenis peralatan keamanan penerbangan.

Kepala Kantor

Unit Penyelenggara Bandar Udara dan Badan Usaha Bandar Udara

Badan Usaha Angkutan Udara

Menyelenggarakan fungsi dan tanggung jawab Program Keamanan Transportasi Udara, termasuk penunjukan pimpinan staf keamanan Badan Usaha Transportasi Udara; Pemeriksaan keamanan pesawat udara dan investigasi keamanan pesawat udara;

Perusahaan Angkutan Udara Asing

Badan Hukum yang Melakukan Kegiatan Usaha di Bandar Udara .1 Melakukan kegiatan usaha di Daerah Keamanan Terbatas atau

Penyelenggara Pelayanan Navigasi Penerbangan

Kepolisian Republik Indonesia dan Tentara Nasional Indonesia

Instansi Pemerintah

Koordinasi .1 Tingkat Nasional

Susunan Komite Nasional Keselamatan Penerbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a terdiri atas ketua komite, sekretaris komite, dan anggota komite. Komite Keamanan Penerbangan Nasional mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya 3 (tiga) kali dalam setahun dan hasilnya dicatat dalam bentuk notulen. Komite Nasional Keselamatan Penerbangan dapat mengundang pakar nasional dan/atau asing sebagai pengamat dan wajib memberikan usulan dalam rapat komite.

Komite Keamanan Bandar Udara mengadakan pertemuan sekurang-kurangnya 4 (empat) kali dalam setahun dan hasilnya dituangkan dalam bentuk notulensi. aku. Komite Keamanan Bandar Udara dapat mengikutsertakan undangan ahli dalam negeri dan/atau asing sebagai pengamat dan wajib memberikan usulan dalam rapat komite. M. bea cukai bandar udara (untuk bandar udara internasional); . Imigrasi Bandara {untuk bandara internasional);.

Perlindungan Daerah Steril

Perlindungan Daerah Terbatas

Pengendalian Jalan Masuk - Orang*

Pengendalian Jalan Masuk - Kendaraan

Perlindungan Pesawat Udara

Perlindungan Fasilitas Navigasi Penerbangan

Pemeriksaan dokumen angkutan udara

Apabila pada pemeriksaan keamanan penumpang dan bagasi kabin ditemukan barang-barang terlarang yang dilarang masuk ke dalam pesawat, maka harus ditahan/disita oleh petugas keamanan bandar udara untuk kemudian diproses sesuai ketentuan yang berlaku. Barang terlarang yang dilarang/disita sebagaimana dimaksud pada huruf a dapat disimpan selama 1 (satu) bulan sebelum dimusnahkan. Penumpang yang telah menjalani pemeriksaan keamanan harus dijamin tidak bercampur dengan orang yang belum menjalani pemeriksaan keamanan.

Apabila pada pesawat udara yang berangkat diketahui terdapat penumpang dan/atau barang bawaan yang belum dilakukan pemeriksaan keamanan, maka unit pengelola bandar udara atau unit usaha bandar udara wajib memberitahukan kepada pilot-in-command untuk mendarat di bandar udara terdekat dan mengizinkannya untuk melakukan pendaratan di bandar udara terdekat. mendarat dan melakukan pemeriksaan keamanan sesuai dengan ketentuan.

Penumpang Transit dan Transfer

Prosedur Pemeriksaan Keamanan Khusus

Maskapai penerbangan bertanggung jawab menangani penumpang udara yang membawa senjata api dan peluru sesuai dengan peraturan. Unit pengelola bandar udara, unit usaha bandar udara, dan maskapai penerbangan harus menetapkan prosedur penanganan barang terlarang dan memasukkannya ke dalam program keamanannya. Maskapai penerbangan wajib menetapkan prosedur penanganan penumpang dalam tahanan atau di bawah pengawasan hukum dalam Program Keamanan Transportasi Udara.

Pelaku usaha angkutan udara wajib memberitahukan kepada penerbang yang berwenang pada saat membawa penumpang dalam tahanan atau dalam pengawasan yang sah sebagaimana dimaksud dalam butir 6.7.2. Badan usaha angkutan udara wajib menetapkan tata cara penanganan penumpang yang berstatus pengawasan imigrasi (deportee), yang termasuk dalam Program Keamanan Angkutan Udara. Perusahaan angkutan udara wajib membuat ketentuan mengenai penanganan penumpang yang mengalami gangguan jiwa yang termasuk dalam Program Keamanan Transportasi Udara.

Badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing wajib menetapkan tata cara penanganan penumpang nakal dan/atau penumpang yang berpotensi mengganggu penerbangan. Badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing bertanggung jawab atas keamanan barang dan surat yang akan diangkut melalui udara. Badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing wajib menjamin perlindungan keamanan muatan dan surat sejak dilakukan pemeriksaan keamanan sampai dengan pemberangkatan pesawat udara.

Badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing wajib melakukan pemeriksaan keamanan terhadap rantai pasok barang kargo dan surat yang diangkut dengan pesawat udara. Badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing hanya melakukan pengangkutan barang dan surat dengan tunduk pada pemeriksaan keamanan oleh agen yang diatur dan/atau pemeriksaan keamanan oleh pengirim pabrikan yang telah mendapat sertifikat yang diterbitkan oleh Menteri. Badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing menjamin bahwa pos muatan dan pemindahan dilakukan pemeriksaan keamanan.

Badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing harus meningkatkan tindakan pengamanan terhadap kargo dan surat yang berisiko tinggi serta memitigasi ancaman yang ditimbulkan. Tata cara penanganan kargo, pengiriman melalui jasa kurir, pengiriman ekspres atau pos, tata cara pemeriksaan keamanan dan administrasi kargo dan surat, serta tata cara pemantauan pergerakan kargo dan surat di dalam pesawat udara harus dimasukkan dalam Program Keamanan Transportasi Udara. 6.13*1 Badan Usaha Angkutan Udara wajib melakukan pemeriksaan keamanan dan pemeriksaan keamanan terhadap Jasa Katering, Penyimpanan Barang dan Perbekalan sejak awal pengolahan sampai dengan dimuat ke dalam Pesawat Udara.

PERSONEL

Personel di Bidang Keamanan Penerbangan

Seleksi dam Kriteria

  • Pendahuluan
  • Komasido
  • Pemberian Pelayanan Navigasi Penerbangan
  • Bantuan Spesialis/Ahli
  • B Media Pemberitaan
    • Pelaporan
    • Pelatihan

Unit penyelenggara bandar udara, badan usaha bandar udara, badan usaha angkutan udara, penyelenggara jasa navigasi udara, instansi atau badan usaha lain yang berkaitan dengan pelaksanaan tugas dan fungsi keamanan penerbangan; Direktorat Jenderal, Unit Pengelola Bandar Udara, Badan Usaha Bandar Udara, Perusahaan Angkutan Udara dan instansi terkait, dalam pelaksanaan Program Keamanan Penerbangan Nasional, bertanggung jawab mengumpulkan dan menilai informasi ancaman yang berkaitan dengan penerbangan, termasuk informasi keamanan penerbangan dan kelompok keselamatan membahayakan. Evaluasi dan analisis dilakukan setelah terjadi perbuatan melawan hukum terhadap suatu penerbangan untuk mengetahui efektivitas prosedur dan tindakan keamanan dalam Program Keamanan Penerbangan Nasional dan bila perlu melakukan penyesuaian.

Direktur Jenderal bertugas mengevaluasi, menganalisis, dan mengadaptasi Program Keamanan Penerbangan Nasional serta berkoordinasi dengan seluruh instansi terkait melalui Komisi Keamanan Penerbangan Nasional dan Komisi Keamanan Bandar Udara. Unit pengelola bandar udara, badan usaha bandar udara, badan usaha angkutan udara, dan badan hukum yang berkaitan dengan penerbangan bertanggung jawab atas pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan prosedural, kepegawaian dan fasilitas yang memadai, serta kebutuhan keamanan penerbangan lainnya.

PENGAWASAN

PROFIL BADAN USAHA ANGKUTAN UDARA

PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PERSONEL

PENANGGULANGAN TINDAKAN MELAWAN HUKUM 5.1. Tindakan Awal Dan Penyampaian Informasi

PETUNJUK PENYUSUNAN PROSEDUR KEAMANAN BADAN HUKUM YANG MELAKUKAN KEGIATAN USAHA DI DAERAH KEAMANAN TERBATAS

PETUNJUK PENYUSUNAN PROSEDUR KEAMANAN BAGI BADAN HUKUM YANG MENGAKSES WILAYAH KEAMANAN TERBATAS ATAU TERBATAS.

LANGKAH-LANGKAH KEAMANAN 1.1 Penetapan Daerah Keamanan

FASILITAS KEAMANAN 2.1 Peralatan Keamanan

PENGAWASAN

PETUNJUK PENYUSUNAN PROGRAM KEAMANAN PENYELENGGARA PELAYANAN NAVIGASI PENERBANGAN

PERLINDUNGAN FASILITAS NAVIGASI 3.1. Penetapan Daerah Keamanan

SISTEM KEAMANAN TEKNOLOGI INFORMASI KOMUNIKASI 4.1 Pengendalian Teknologi Informasi Komunikasi

SISTEM KEAMANAN PENGOPERASIAN AIR TRAFFIC MANAGEMENT (ATM)

PENGAWASAN INTERNAL

FORMAT TANBA BUKT î PENERIMAAN SENJATA APÏ BAN PELURU

  • FORMAT IZIN MEMBAWA TAHANAN PADA PENERBANGAN

Day/Month/Year) MUST BE COMPLETED AND FORWARDED TO ICAO WITHIN 30 DAYS OF IT. OCCURRENCE OF EACH STATE WITH RELEVANT INFORMATION Reporting requirements under Annex 17, Article 11 of the Hague Convention or. Action to secure the release of passengers and crew, including measures taken to facilitate the continuation of their journey, if appropriate.

Action to return the aircraft and its cargo to those lawfully entitled to possession, if applicable. Action by the competent authorities to take the perpetrator(s) into custody or other measures taken to ensure his/her/their presence. Day/Month/Year) MUST BE IMPORTED AND FORWARDED TO ICAO WITHIN SIXTY DAYS OF THE.

APPEARANCE IN EACH COUNTRY WITH APPROPRIATE INFORMATION Reporting requirements under Annex 17, Article 11 of the Hague Convention or .. a) Act on unlawful seizure of aircraft. Does the security program provide for the protection of the air side (fences, guards, locked doors, patrols, identification system, etc.)? Are all passengers and their cabin baggage screened/screened re-screened before boarding the aircraft if.

Damage to the aircraft/airport facilities (brief description including cost of damage, time lost and flights affected). Measures have been taken to facilitate the continuation of the journey of the passengers and crew as quickly as possible.

Referensi

Dokumen terkait

r MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KM 206 TAHUN 2022 TENTANO PERUBAHAN NAMA BANDAR UDARA TAMBOLAKA DI KABUPATEN SUMBA