• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN TENTANG SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR NASIONAL INDONESIA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN

N/A
N/A
041@FIZA JASMINE HASANI

Academic year: 2024

Membagikan "PERATURAN TENTANG SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR NASIONAL INDONESIA SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN"

Copied!
1617
0
0

Teks penuh

Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2014 Tentang Standardisasi dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 216, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5584); Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2018 tentang Sistem Standardisasi Nasional dan Penilaian Kesesuaian (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 110, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2225); Menetapkan : KETENTUAN BEBAN STANDARDISASI NASIONAL TENTANG SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR MAKANAN DAN MINUMAN NASIONAL INDONESIA.

Lembaga Sertifikasi Produk yang selanjutnya disebut LSPro adalah LPK yang merupakan pihak ketiga, baik lembaga pemerintah maupun non-pemerintah yang menyelenggarakan skema sertifikasi produk untuk memberikan jaminan tertulis bahwa barang, proses, atau jasa telah memenuhi standar dan/atau peraturan. Skema Penilaian Kesesuaian adalah aturan, prosedur, dan manajemen yang berlaku untuk melakukan penilaian kesesuaian Barang, Proses, dan/atau Jasa dengan acuan persyaratan tertentu. Pada saat Peraturan Badan ini mulai berlaku, Peraturan Badan Standardisasi Nasional Nomor 6 Tahun 2019 tentang Skema Penilaian Kesesuaian dengan Standar Nasional Indonesia Bidang Pangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 Nomor 442), dicabut dan dinyatakan tidak berlaku.

SKEMA PENILAIAN KESESUAIAN TERHADAP STANDAR NASIONAL INDONESIA PEDOMAN TEKNIS SEKTOR MAKANAN DAN MINUMAN SKEMA SERTIFIKASI PRODUK ABON. Sertifikasi produk abon dilakukan oleh LPK yang diakreditasi oleh KAN berdasarkan SNI ISO/IEC 17065, Penilaian Kesesuaian – Persyaratan Lembaga Sertifikasi Produk, Proses dan Jasa, untuk keperluan produk abon.

TAHUN 2020 TENTANG

Pemeriksaan awal terhadap kesesuaian informasi produk dan proses produksi yang disampaikan Pemohon sebagaimana dimaksud pada huruf E angka 1 untuk ruang lingkup produk yang ditentukan dalam SNI dan peraturan terkait. Apabila pabrik telah menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO 9001 dari lembaga sertifikasi yang terakreditasi KAN atau lembaga akreditasi penandatangan IAF/APAC MLA dengan ruang lingkup yang sesuai, maka terhadap pelaksanaannya dilakukan inspeksi pabrik atau penilaian proses produksi. sistem manajemen yang berkaitan dengan mutu produk dan sebagaimana dimaksud pada angka 6.2 huruf c, huruf d, dan huruf e. Apabila pabrik telah menerapkan sistem manajemen keamanan pangan berdasarkan SNI ISO 22000 atau HACCP berdasarkan SNI CAC/RCP 1 dari lembaga sertifikasi terakreditasi KAN atau oleh lembaga akreditasi penandatangan IAF/APAC dengan ruang lingkup yang sesuai, maka dilakukan inspeksi pabrik atau inspeksi pabrik. penilaian proses produksi dilakukan pada saat penerapan sistem manajemen yang berkaitan dengan mutu produk dan sebagaimana dimaksud pada angka 6.2 huruf d dan huruf e.

Apabila pabrik telah menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO 9001 dari lembaga sertifikasi yang terakreditasi KAN atau lembaga akreditasi penandatangan IAF/APAC MLA dengan ruang lingkup yang sesuai, maka terhadap pelaksanaannya dilakukan inspeksi pabrik atau penilaian proses produksi. sistem manajemen yang berkaitan dengan mutu produk dan sebagaimana dimaksud pada angka 6.2 huruf c, huruf d, dan huruf e. Apabila pabrik telah menerapkan sistem manajemen keamanan pangan berdasarkan SNI ISO 22000 atau HACCP berdasarkan SNI CAC/RCP 1 dari lembaga sertifikasi terakreditasi KAN atau oleh lembaga akreditasi penandatangan MLA IAF/APAC dengan ruang lingkup yang sesuai, maka akan dilakukan inspeksi pabrik. dilaksanakan dieksekusi. apakah penilaian proses produksi dilakukan berkenaan dengan penerapan sistem manajemen terkait mutu produk dan sebagaimana dimaksud pada angka 6.2 huruf d dan huruf e. Apabila pabrik telah menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO 9001 dari lembaga sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN atau oleh lembaga akreditasi penandatangan MLA IAF/APAC dengan ruang lingkup yang sesuai, maka terhadap pelaksanaannya dilakukan inspeksi pabrik atau penilaian proses produksi. sistem manajemen yang berkaitan dengan mutu produk dan sebagaimana dimaksud pada angka 6.2 huruf c, huruf d, dan huruf e.

Apabila pabrik telah menerapkan Sistem Manajemen Keamanan Pangan berdasarkan SNI ISO 22000 atau HACCP berdasarkan SNI CAC/RCP 1 oleh Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN atau oleh lembaga akreditasi penandatangan IAF/APAC MLA dengan tujuan yang sesuai, maka dilakukan inspeksi pabrik. atau evaluasi proses produksi dilakukan terhadap penerapan sistem manajemen yang berkaitan dengan kualitas produk dan. Apabila Pabrik telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu berdasarkan SNI ISO 9001 oleh Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN atau oleh lembaga akreditasi penandatangan MLA IAF/APAC dengan tujuan yang sesuai, maka dilakukan inspeksi pabrik atau penilaian terhadap proses produksi untuk pelaksanaannya. . sistem manajemen yang berkaitan dengan mutu produk dan sebagaimana dimaksud pada angka 6.2 huruf c, huruf d, dan huruf e. Pemohon sebagaimana dimaksud pada huruf E angka 1 sehubungan dengan tujuan produk yang ditentukan dalam SNI dan peraturan terkait.

Apabila pabrik telah menerapkan sistem manajemen keamanan pangan berdasarkan SNI ISO 22000 atau HACCP berdasarkan SNI CAC/RCP 1 dari lembaga sertifikasi terakreditasi KAN atau lembaga akreditasi penandatangan MLA IAF/APAC dengan ruang lingkup yang sesuai, maka dilakukan inspeksi pabrik apakah penilaian terhadap proses produksi dilakukan mengenai penerapan sistem manajemen yang berkaitan dengan mutu produk dan dari angka 6.2 huruf d dan huruf e. Apabila pabrik telah menerapkan sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO 9001 oleh lembaga sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN atau lembaga akreditasi penandatangan IAF/APAC MLA dengan ruang lingkup yang sesuai, maka dilakukan inspeksi pabrik atau penilaian terhadap proses produksi. tentang penerapan sistem manajemen mengenai mutu produk dan angka 6.2 huruf c, huruf d, dan huruf e.

PVIQ

Keterangan pada angka 4, angka 5, angka 10, dan angka 11 tidak perlu dilampirkan apabila pemohon mengemas kembali produk produksi pihak lain yang telah memiliki sertifikat kesesuaian produk atau Surat Persetujuan Penggunaan Tanda SNI (SPPT). Apabila laporan hasil pengujian menunjukkan seluruh persyaratan mutu dalam SNI terpenuhi, maka produk yang diajukan untuk sertifikasi dianggap memenuhi persyaratan pengujian awal. Hasil penilaian awal produk harus menunjukkan bahwa sampel produk yang mewakili produk memenuhi persyaratan SNI yang diajukan pemohon sebagai dasar permohonan sertifikasi.

Hasil pemeriksaan atau evaluasi pabrik terhadap proses produksi atau bukti obyektif yang menunjukkan bahwa pabrik tersebut mempunyai proses produksi yang didukung oleh seluruh sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan produk secara konsisten, menjamin keamanan pangan dan memenuhi persyaratan SNI yang diajukan oleh pemrakarsa sebagai dasar permohonan sertifikasi. . Peninjauan hasil penilaian dituangkan dalam bentuk rekomendasi tertulis mengenai pemenuhan SNI yang diajukan pemohon terhadap produk yang diajukan sertifikasi. Apabila pengendalian pertama dilakukan hanya dengan pengujian contoh produk yang akan beredar, maka penerima sertifikat harus menyerahkan dokumentasi pengendalian mutu proses produksi sejak diterbitkannya sertifikat sampai dengan pengendalian pertama.

Keterangan pada angka 4, angka 5, angka 10, dan angka 11 tidak perlu dicantumkan apabila pemohon mengemas kembali produk hasil produksi pihak lain yang telah memiliki Sertifikat Kesesuaian Produk atau Surat Persetujuan Penggunaan Tanda SNI (SPPT). Pemeriksaan awal kesesuaian informasi produk dan proses produksi yang disampaikan pemohon pada huruf E angka 1 untuk ruang lingkup produk sebagaimana ditetapkan dalam SNI dan peraturan terkait. Apabila laporan hasil pengujian menunjukkan seluruh persyaratan mutu SNI telah terpenuhi, maka produk yang diajukan untuk sertifikasi dianggap memenuhi persyaratan pengujian awal.

Hasil evaluasi awal produk untuk menunjukkan bahwa sampel produk yang mewakili produk memenuhi persyaratan SNI yang diajukan pemohon sebagai dasar permohonan sertifikasi; Hasil pemeriksaan pabrik atau penilaian proses produksi atau bukti obyektif yang menunjukkan bahwa pabrik tersebut mempunyai proses produksi yang didukung oleh seluruh sumber daya yang diperlukan untuk menghasilkan produk secara konsisten dan memenuhi persyaratan DNI yang diajukan oleh pemohon sebagai dasar permohonan sertifikasi. Penghilangan air Penghilangan air dilakukan pada suhu tertentu yang terkontrol untuk memperoleh tingkat kemurnian produk tertentu.

Keterangan pada angka 4, 5, 10, dan 11 tidak perlu dilampirkan apabila Pemohon mengemas kembali produk yang diproduksi oleh pihaknya. Pemeriksaan awal kesesuaian informasi produk dan proses produksi yang disampaikan Pemohon pada huruf E angka 1 dengan ruang lingkup produk sebagaimana diatur dalam SNI dan peraturan terkait.

Referensi

Garis besar

Dokumen terkait

Sertifikasi produk Pupuk Gipsum buatan dilakukan oleh LPK yang telah diakreditasi oleh KAN berdasarkan SNI ISO/IEC 17065, Penilaian Kesesuaian - Persyaratan untuk LSPro,

3.2.5 Apabila pemohon telah menerapkan dan mendapatkan Sertifikat sistem manajemen mutu berdasarkan SNI ISO 9001 dari Lembaga Sertifikasi yang diakreditasi oleh KAN atau

Penilaian kesesuaian produk tekstil lainnya dilakukan dengan kegiatan Sertifikasi oleh LSPro yang telah diakreditasi KAN berdasarkan SNI ISO/IEC 17065, Penilaian

Penilaian kesesuaian produk benang dilakukan dengan kegiatan Sertifikasi oleh LSPro yang telah diakreditasi KAN berdasarkan SNI ISO/IEC 17065, Penilaian Kesesuaian –

Dalam melakukan inspeksi dan audit, Lembaga Sertifikasi harus melakukan penilaian berdasarkan kriteria yang relevan dengan tipe pasar yang diajukan oleh pemohon sebagaimana

Apabila berdasarkan basil inspeksi pabrik atau asesmen proses produksi, termasuk basil pengujian, tidak diperoleb bukti-bukti yang kuat untuk menjamin konsistensi produk

6.7 Apabila berdasarkan hasil inspeksi pabrik atau asesmen proses produksi, termasuk hasil pengujian, tidak diperoleh bukti-bukti yang kuat untuk menjamin konsistensi produk terhadap

informasi proses produksi: 1 nama, alamat, dan legalitas hukum pabrik; 2 struktur organisasi, nama dan jabatan personel penanggungjawab proses produksi; 3 dokumentasi informasi