• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN UNTUK KEPERLUAN GIZI KHUSUS

N/A
N/A
masitha yusmar

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN TENTANG PERUBAHAN KEDUA ATAS PERATURAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN NOMOR 1 TAHUN 2018 TENTANG PENGAWASAN PANGAN OLAHAN UNTUK KEPERLUAN GIZI KHUSUS"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

Kandungan gizi susu formula bayi biasanya tidak melebihi ABA, kecuali hal ini tidak dapat dihindari karena variasi kandungan atau alasan teknologi. Keamanan dan kecukupan kandungan nutrisi Formula Bayi harus dibuktikan secara ilmiah untuk mendukung tumbuh kembang bayi. Susu formula bayi siap minum harus mengandung energi minimal 60 kkal dan tidak lebih dari 70 kkal per 100 ml produk, disiapkan sesuai dengan petunjuk persiapan.

Agar nilai energi suatu susu formula bayi sama dengan ASI, maka susu formula tersebut harus mengandung asam amino esensial dan asam amino semi esensial paling sedikit sama dengan kandungan protein acuan ASI. Jika susu formula bayi mengandung kurang dari 2 g/100 kkal protein susu yang tidak terhidrolisis atau kurang dari 2,25 g/100 kkal protein terhidrolisis, maka susu formula tersebut harus dievaluasi secara klinis. Susu formula bayi harus disertai dengan penambahan asam arakidonat (ARA) dengan perbandingan 1:1 – 2. Kandungan asam eicosapentaenoic (EPA) yang dapat timbul dari sumber asam lemak tak jenuh ganda rantai panjang tidak boleh lebih tinggi . sebagai kandungan DHA.

Jika fluorida secara alami terdapat pada bahan mentah, maka kandungan fluorida tidak boleh lebih dari 100 mcg/100 kkal pada produk Formula Bayi siap pakai. Bahan tambahan makanan yang digunakan pada susu formula harus mematuhi peraturan hukum.

RUANG LINGKUP

DESKRIPSI DAN DEFINISI

PERSYARATAN MUTU 1 BAHAN

KANDUNGAN GIZI .1 Energi

Formula Lanjutan siap pakai harus mengandung energi minimal 65 kkal per 100 ml dan tidak lebih dari 80 kkal per 100 ml, dibuat sesuai dengan petunjuk pembuatan. Dalam Peraturan ini, perhitungan kandungan protein pada Formula Lanjutan siap konsumsi harus berdasarkan perhitungan N x 6,25, kecuali terdapat pertimbangan ilmiah khusus untuk faktor konversi yang berbeda pada produk tertentu. Penentuan kandungan protein pada Formula Lanjutan berbahan dasar susu sapi didasarkan pada faktor konversi nitrogen sebesar 6,25.

Agar nilai energi Formula Lanjutan sama dengan ASI, maka susu formula harus mengandung asam amino esensial dan asam amino semi esensial paling sedikit setara dengan kandungan protein acuan dalam ASI. Kandungan asam amino esensial dan semi esensial dalam ASI dinyatakan dalam mg per g nitrogen, mg per g protein, dan dalam mg per 100 kkal. Jika Formula Lanjutan mengandung kurang dari 1,8 g protein susu non-hidrolisis per 100 kkal atau kurang dari 2,25 g protein terhidrolisis atau isolat protein per 100 kkal, maka formula tersebut harus dievaluasi secara klinis.

Satu-satunya pati yang diperbolehkan untuk ditambahkan ke Formula Lanjutan adalah pati alami bebas gluten yang telah dimasak (dimasak sebelumnya) dan/atau pati yang telah digelatinisasi. Jika fluorida terdapat secara alami dalam bahan mentah, kandungan fluorida tidak boleh melebihi 100 mcg per 100 kkal dalam Formula Lanjutan siap saji.

BAHAN TAMBAHAN PANGAN

Keamanan dan manfaat zat gizi/non zat gizi bagi bayi usia 6 (enam) sampai dengan 12 (dua belas) bulan harus dibuktikan secara ilmiah. Susu formula harus mengandung bahan-bahan dalam jumlah yang cukup untuk memberikan manfaat yang diharapkan sesuai dengan kebutuhan bayi usia 6 (enam) sampai dengan 12 (dua belas) bulan.

Tulisan “Formula Lanjutan dalam bentuk bubuk bukanlah produk steril, jadi perhatikan petunjuk pembuatannya.” Nutrisi dalam Formula Pertumbuhan dapat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan normal anak jika digunakan sesuai petunjuk penggunaan. Kandungan nutrisi Formula Pertumbuhan biasanya tidak melebihi ABA, kecuali hal ini tidak dapat dihindari karena variasi bahan atau alasan teknologi.

Keamanan dan kecukupan kandungan nutrisi Formula Pertumbuhan harus dibuktikan secara ilmiah untuk mendukung tumbuh kembang anak. Formula Pertumbuhan siap pakai harus mengandung energi minimal 60 kkal per 100 ml dan tidak lebih dari 85 kkal per 100 ml, dibuat sesuai petunjuk pembuatan. Penentuan kandungan protein pada susu formula pertumbuhan berbahan dasar susu sapi didasarkan pada faktor konversi nitrogen sebesar 6,25.

Jika fluor terdapat secara alami dalam bahan mentah, kandungan fluor dalam Formula Pertumbuhan siap pakai tidak boleh melebihi 100 mcg per 100 kkal. Bahan tambahan pangan yang digunakan dalam formula pertumbuhan harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

PELABELAN 1 Nama Jenis

MAKANAN PENDAMPING AIR SUSU IBU (MP-ASI) 1. RUANG LINGKUP

Kadar air bubuk MP-ASI, biskuit, roux dan produk instan tidak lebih dari 5 gram per 100 gram. Kadar air MP-ASI dalam bentuk pasta atau bentuk lain yang harus dimasak terlebih dahulu tidak lebih dari 12,5 gram per 100 gram. Jajanan MP-ASI siap saji harus mengandung energi paling sedikit 240 kkal per hari untuk usia 6 (enam) sampai dengan 12 (dua belas) bulan dan paling sedikit 640 kkal per hari untuk usia 12 (dua belas) sampai dengan 24 (dua puluh) tahun. empat) ) bulan, yang dibuat sesuai dengan instruksi konfigurasi.

MP-ASI Jajanan siap saji harus mengandung energi paling sedikit 60 kkal per hari untuk anak usia 6 (enam) sampai dengan 12 (dua belas) bulan dan paling sedikit 160 kkal per hari untuk anak usia 12 (dua belas) sampai dengan 24 (dua puluh) ) bulan - empat)) bulan, yang dibuat sesuai petunjuk pemasangan. Kepadatan energi MP-ASI Dasar dan MP-ASI Makanan Ringan tidak kurang dari 0,8 kkal/g (siap dikonsumsi). Asam linoleat / asam α-linolenat 5-15:1 Minyak dan lemak terhidrogenasi parsial tidak boleh digunakan dalam MP-ASI dasar dan MP-ASI Makanan Ringan.

MP-ASI Pokok dan MP-ASI Camilan tidak mengandung lebih dari 1,25 g serat pangan per 100 kkal. Bahan tambahan pangan yang digunakan pada bahan dasar MP-ASI dan jajanan MP-ASI harus memenuhi persyaratan hukum.

Bahan tambahan pangan yang digunakan pada produk makanan ringan untuk anak harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

MINUMAN KHUSUS IBU HAMIL DAN/ATAU IBU MENYUSUI 1. RUANG LINGKUP

DEKSRIPSI DAN DEFINISI

Bahan tambahan pangan yang digunakan pada minuman khusus ibu hamil dan/atau ibu menyusui harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Minuman khusus ibu hamil” atau “Minuman khusus ibu menyusui” atau “Minuman khusus ibu hamil dan ibu menyusui”. Ketentuan ini berlaku bagi minuman olahraga yang berbentuk cairan/larutan siap pakai atau bubuk yang perlu dilarutkan dengan air untuk membentuk larutan siap pakai.

DEKSKRIPSI DAN DEFINISI

  • OSMOLALITAS
  • KANDUNGAN GIZI .1 Energi

Kandungan vitamin dan mineral lainnya mengacu pada Label Acuan Gizi (ALG) per hari sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Bahan tambahan pangan yang digunakan pada minuman olahraga harus memenuhi ketentuan hukum. Cantumkan pernyataan “dimaksudkan untuk olahraga berat dengan durasi lama (≥1 jam) dan mengeluarkan banyak keringat”, diikuti dengan contoh olahraga yang dimaksud, misalnya olahraga kecepatan yaitu marathon, ultramarathon, balap sepeda jarak jauh, triathlon dan duathlon, atau permainan olah raga dalam jangka waktu lama seperti tenis, bulu tangkis, bola voli, bola basket, sepak bola, renang jarak jauh dan lain-lain.

Nilai osmolalitas harus dinyatakan dan dinyatakan dalam miliOsmol per kilogram, dihitung sebagai produk siap pakai.

PANGAN TAMBAHAN UNTUK OLAHRAGAWAN 1. RUANG LINGKUP

  • KANDUNGAN GIZI

Jika kualitas gizi protein yang ditambahkan ke dalam susu formula tidak setara dengan protein telur atau susu, maka standar minimum protein harus ditingkatkan untuk mengimbangi rendahnya kualitas protein. Bentuk asam amino yang ditambahkan adalah bentuk L – asam amino selain metionin dapat berbentuk DL. Bentuk asam amino tambahan adalah asam amino bentuk L, kecuali metionin yang dapat digunakan dalam bentuk DL.

Kandungan vitamin dan mineral tidak lebih dari 100% ALG per hari sesuai ketentuan hukum. Vitamin B1, vitamin B6 dan vitamin B12 dapat ditambahkan melebihi 100% ALG per hari dan tidak melebihi batas aman dikonsumsi (Upper Safe Level) sesuai peraturan perundang-undangan. Dalam hal batas aman konsumsi belum ditentukan, dapat digunakan acuan lain yang diakui pada tingkat nasional, bilateral, regional, atau internasional.

Bahan tambahan pangan yang digunakan pada makanan pendamping ASI bagi atlet harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Nutrisi pelengkap bagi atlet bukan satu-satunya sumber nutrisi; perhatian harus diberikan pada kebutuhan nutrisi individu. “Penggunaan protein yang berlebihan dapat mengganggu fungsi ginjal,” untuk produk nutrisi pelengkap berbasis protein untuk atlet.

“Untuk meningkatkan massa otot, konsumsi makanan harus dibarengi dengan latihan beban yang cukup,” demikian produk Nutrisi Suplemen Protein untuk Atlet.

PDK UNTUK KONTROL BERAT BADAN 1. RUANG LINGKUP

Makanan diet khusus untuk pengelolaan berat badan harus mengandung energi minimal 200 kkal (835 kJ) dan tidak lebih dari 400 kkal (1670 kJ) per porsi. Apabila mutu protein lebih rendah dari mutu protein baku/referensi, maka jumlah protein harus ditambah untuk menyeimbangkan mutu. Minyak dan lemak terhidrogenasi parsial tidak boleh digunakan dalam makanan diet khusus untuk mengendalikan berat badan.

Serat pangan yang dimaksud dalam ketentuan ini adalah polimer karbohidrat dengan tiga satuan atau lebih. Zat gizi/non gizi selain 3.2.5 dapat ditambahkan pada pangan diet khusus untuk pengendalian berat badan, sepanjang zat gizi/non gizi tersebut ditentukan dalam Acuan Label Gizi (ALG) dengan jumlah kandungan tidak lebih dari 100. % ALG per bagian. Keamanan dan manfaat zat gizi/non gizi bagi orang yang mengontrol berat badan harus dibuktikan secara ilmiah.

PERSYARATAN KEAMANAN, MUTU, GIZI, DAN LABEL PANGAN OLAHAN UNTUK KEPERLUAN MEDIS KHUSUS

PKMK UNTUK KELOMPOK BAYI DAN ANAK

  • PKMK UNTUK PASIEN KELAINAN METABOLIK (INBORN ERRORS OF METABOLISM)
  • PKMK UNTUK DUKUNGAN NUTRISI BAGI ANAK BERISIKO GAGAL TUMBUH, GIZI KURANG ATAU GIZI BURUK
    • OSMOLARITAS
    • KANDUNGAN GIZI .1 Densitas Energi
    • KANDUNGAN GIZI .2 Energi
  • PKMK UNTUK PELENGKAP GIZI AIR SUSU IBU (Human Milk Fortifier/ HMF)
  • PKMK UNTUK PASIEN ALERGI PROTEIN SUSU SAPI 1. RUANG LINGKUP
  • PKMK UNTUK BAYI INTOLERANSI LAKTOSA 1. RUANG LINGKUP
  • PKMK UNTUK PASIEN PENYAKIT GINJAL KRONIK 1. RUANG LINGKUP
    • KANDUNGAN GIZI .1 Densitas Energi
  • PKMK UNTUK PASIEN PENYAKIT HATI KRONIK 1. RUANG LINGKUP
    • KANDUNGAN GIZI .1 Desitas Energi
    • PELABELAN 1 Nama jenis
  • PKMK DUKUNGAN NUTRISI BAGI PASIEN DEWASA MALNUTRISI 1. RUANG LINGKUP
    • OSMOLALITAS
  • PKMK UNTUK PASIEN KELAINAN METABOLIK (INBORN ERRORS OF METABOLISM)
    • PELABELAN

Bahan tambahan pangan yang digunakan dalam PKMK bagi penderita gangguan metabolisme (inborn error ofmetabolism). Bahan tambahan pangan yang digunakan dalam PKMK untuk bayi prematur harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Bahan tambahan pangan yang digunakan dalam PKMK untuk bayi dengan intoleransi laktosa harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

Bahan tambahan pangan yang digunakan dalam PKMK untuk Pasien Penyakit Ginjal Kronis harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan. Bahan tambahan pangan yang digunakan dalam PKMK bagi penderita penyakit hati kronik harus memenuhi ketentuan peraturan perundang-undangan.

CEMARAN

KEMASAN

METODE ANALISIS*)

Referensi

Dokumen terkait

Dengan kata lain konsumsi energi hanya memenuhi 76,87% Jika berdasarkan kecukupan energi ≥80% dari total kalori anjuran tersebut, atau ≥1.720 kkal/kapita/hari, maka hanya terdapat