Pemerintahan desa adalah kepala desa atau disebut dengan nama lain, dibantu oleh perangkat desa sebagai unsur penyelenggara pemerintahan desa; Pemilihan kepala desa merupakan pelaksanaan kedaulatan rakyat di desa untuk pemilihan kepala desa yang bersifat langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil. Tahapan pemilihan kepala desa merupakan tahapan yang dimulai dari persiapan, pengangkatan, pemungutan suara dan penetapan.
Tata Tertib merupakan aturan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa oleh Panitia Pemilihan Kepala Desa. Panitia Pemilihan Kepala Desa yang selanjutnya disebut Panitia Pemilihan adalah panitia yang dibentuk oleh BPD untuk menyelenggarakan proses pemilihan kepala desa. Peraturan Desa adalah peraturan perundang-undangan yang ditetapkan oleh Kepala Desa setelah dilakukan pembahasan dan persetujuan dengan BPD.
Peraturan desa merupakan ketentuan peraturan perundang-undangan yang dibuat oleh kepala desa, yang bersifat peraturan untuk melaksanakan peraturan desa dan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Keputusan kepala desa merupakan keputusan yang diambil oleh kepala desa yang bersifat tegas dalam rangka pelaksanaan peraturan desa dan peraturan kepala desa.
Pengaturan Desa berasaskan
Pengaturan Desa bertujuan
Penyelenggaraan pemerintahan desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembangunan masyarakat desa dan pemberdayaan masyarakat desa berdasarkan Pancasila, Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia dan Bhinneka Tunggal Ika. menjaga kohesi sosial sebagai bagian dari ketahanan nasional; meningkatkan perekonomian masyarakat pedesaan dan mengatasi kesenjangan pembangunan nasional; dan saya. memperkuat komunitas desa sebagai entitas.
Pasal 6
Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pembentukan kota melalui pemekaran kota sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 huruf a wajib mensosialisasikan rencana pemekaran kota kepada pemerintah kota induk dan masyarakat kota yang bersangkutan. Tata cara Pembentukan Kota adalah sebagai berikut :. ada inisiatif dan kesepakatan masyarakat untuk membentuk kota. Usulan pembentukan kota disampaikan oleh masyarakat kepada BPD dan Kepala Desa dalam rapat kota. BPD mengadakan pertemuan dengan walikota untuk membahas usulan masyarakat mengenai pendirian kota, dan kesepakatan pertemuan tersebut dituangkan dalam risalah rapat BPD tentang pendirian kota.
Kepala desa menyampaikan usulan pembentukan desa kepada walikota disertai dengan berita acara hasil rapat BPD dan rencana wilayah administrasi desa yang akan dibentuk. Memperhatikan usulan kepala desa, maka walikota membentuk kelompok persiapan pembentukan desa, yang akan melakukan pengecekan dan observasi terhadap desa yang akan dibentuk, dan hasilnya dijadikan bahan rekomendasi kepada walikota. . Apabila rekomendasi kelompok pembentukan desa menyatakan layak untuk membentuk desa baru, maka walikota menerima keputusan walikota tentang pembentukan desa persiapan.
Ketentuan mengenai pembentukan desa melalui pemekaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 sampai dengan Pasal 16 berlaku pula terhadap pembentukan Desa melalui penggabungan sebagian dari 2 (dua) Desa. Kepala desa secara bersama-sama mengusulkan penggabungan desa kepada walikota dalam 1 (satu) usulan tertulis dengan melampirkan kesepakatan bersama.
Umum
Pasal 25
Pasal 26
Pasal 28
Pembiayaan
Pasal 29
Pasal 30
Kewenangan desa meliputi
Kekuasaan yang diberikan oleh pemerintah dan pemerintah daerah provinsi dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam melaksanakan tugas, wewenang, hak dan kewajiban sebagaimana dimaksud dalam Pasal 40, kepala desa berkewajiban: menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada walikota pada setiap akhir tahun anggaran; di akhir masa amanah menyampaikan laporan penyelenggaraan pemerintahan desa kepada walikota; menyampaikan laporan informasi tertulis kepada BPD tata usaha negara setiap akhir tahun anggaran; menyediakan dan/atau menyebarluaskan informasi tertulis mengenai penyelenggaraan negara kepada masyarakat desa pada setiap akhir tahun anggaran; Dan. Kepala Desa menyampaikan Laporan pelaksanaan perubahan jabatan perangkat desa sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 huruf e paling lambat 1 (satu) minggu setelah selesainya alih jabatan kepada Walikota melalui Surat Keputusan. walikota, dengan melampirkan susunan perangkat desa baru pasca mutasi.
1) Perangkat Desa terdiri atas
Perangkat Desa dilarang
Syarat untuk menjadi perangkat desa
Pelamar Calon Perangkat Desa harus menyerahkan surat lamaran yang ditulis tangan sendiri, bermaterai cukup, ditujukan kepada.
1) Perangkat desa berhenti karena
UMUM
Desa berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa dan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Selain itu, Peraturan Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa merupakan kesatuan masyarakat hukum yang mempunyai susunan asli berdasarkan asal usul yang khusus sebagaimana tercantum dalam nota penjelasan.
PASAL DEMI PASAL Pasal 1
Yang dimaksud dengan “kekerabatan” adalah kebiasaan-kebiasaan anggota masyarakat desa sebagai bagian dari satu kesatuan keluarga besar masyarakat desa. Artinya “proporsionalitas”, yaitu asas yang mengutamakan keseimbangan antara hak dan kewajiban pemerintahan desa. Yang dimaksud dengan “keahlian” adalah asas yang mengutamakan pengetahuan profesi dan didasarkan pada kode etik dan ketentuan hukum.
Yang dimaksud dengan “efisiensi” adalah asas yang menentukan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus berhasil mencapai tujuan yang diinginkan masyarakat desa. Yang dimaksud dengan “efisiensi” adalah asas yang menyatakan bahwa setiap kegiatan yang dilakukan harus sesuai dengan rencana dan tujuan. Yang dimaksud dengan “kearifan lokal” adalah asas yang menekankan bahwa kebutuhan dan kepentingan masyarakat desa harus diperhatikan dalam menetapkan kebijakan.
Yang dimaksud dengan “keberagaman” adalah penyelenggaraan pemerintahan kota yang tidak boleh membeda-bedakan kelompok masyarakat tertentu. Yang dimaksud dengan “partisipatif” adalah penyelenggaraan pemerintahan desa yang mencakup kelembagaan desa dan unsur masyarakat desa. Yang dimaksud dengan “asas kejelasan tujuan” adalah setiap pembentukan produk hukum desa harus mempunyai tujuan yang jelas yang ingin dicapai.
Yang dimaksud dengan “asas kelembagaan atau formasi pejabat yang sesuai” adalah segala jenis produk desa yang sah harus dibuat oleh pejabat yang berwenang. Yang dimaksud dengan asas perlindungan adalah setiap materi yang terkandung dalam produk desa yang sah harus berfungsi memberikan perlindungan dan menciptakan ketentraman di masyarakat. Yang dimaksud dengan “asas kekeluargaan” adalah bahwa setiap materi yang terkandung dalam produk hukum desa harus mencerminkan musyawarah untuk mencapai mufakat dalam setiap pengambilan keputusan.
Yang dimaksud dengan “asas keadilan” adalah setiap materi yang terkandung dalam suatu produk hukum desa harus mencerminkan keadilan yang proporsional bagi setiap warga negara. Yang dimaksud dengan “asas ketertiban dan keamanan hukum” adalah setiap materi yang terkandung dalam produk hukum desa harus mampu menciptakan ketertiban dalam masyarakat dengan jaminan keamanan hukum. Yang dimaksud dengan “tidak terbatas” adalah kebutuhan pembangunan di luar pelayanan dasar yang dibutuhkan masyarakat desa.