• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN TENTANG STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA

N/A
N/A
Roby Nurseno

Academic year: 2023

Membagikan "PERATURAN TENTANG STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN BARANG MILIK NEGARA"

Copied!
52
0
0

Teks penuh

5533) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2020 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2020 Nomor 142, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Negara Republik Indonesia Nomor 6523); Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217/PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2018 Nomor 1862) sebagaimana telah beberapa kali diubah, terakhir oleh Menteri Keuangan. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 229 /PMK.01/2019 tentang Perubahan Lain Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 217 /PMK.01/2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Keuangan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2019 nomor 1745); Standar produk merupakan spesifikasi produk yang ditetapkan sebagai acuan penghitungan pembelian dan penggunaan BMN dalam perencanaan kebutuhan kementerian/lembaga.

Standar Komoditas dan Standar Kebutuhan BMN merupakan batasan tertinggi yang menjadi pedoman bagi Pengguna Barang/Pemilik Pengguna Barang dalam penyusunan perencanaan kebutuhan pengadaan dan pemeliharaan BMN baik berupa tanah dan/atau bangunan maupun selain tanah dan/atau bangunan. . Ketentuan mengenai Standar Komoditas dan standar kebutuhan BMN sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri ini mulai berlaku untuk dijadikan pedoman dalam penyusunan dan peninjauan Rencana Kebutuhan Barang Milik Negara pada Kementerian/Lembaga Tahun Anggaran 2023. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK. 06 Tahun 2011 tentang Standar Barang dan Standar Persyaratan Barang Milik Negara Berupa Tanah dan/atau Bangunan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 896) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 7 /PMK.06 /2016 tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 248/PMK.06/2011 tentang Standar Komoditas dan Standar Persyaratan Barang Milik Negara berupa Tanah dan/atau Bangunan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2016 Nomor 120 ); Dan.

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 76/PMK.06/2015 tentang Baku Mutu Barang dan Standar Persyaratan Barang Negara Berupa Alat Bermotor Angkutan Darat Untuk Pelayanan Operasional Di Bidang Dalam Negeri (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 557),. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Menteri ini dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia.

BAB II

Gedung perkantoran yang tergolong Tipe El adalah gedung perkantoran yang ditempati secara permanen oleh instansi vertikal pemerintah pusat dengan pejabat setingkat Eselon III. Gedung perkantoran yang tergolong Tipe E2 adalah gedung perkantoran yang ditempati secara permanen oleh instansi pemerintah pusat vertikal dengan pejabat setingkat Eselon IV. Perencanaan teknis gedung perkantoran yang direncanakan akan dibangun lebih dari 8 (delapan) lantai harus mendapat persetujuan Menteri yang bertanggung jawab di bidang pekerjaan umum atas usul Menteri/Pimpinan Lembaga.

Dalam hal peraturan daerah tempat gedung perkantoran berada menentukan tinggi maksimum bangunan gedung lebih rendah dari tinggi maksimum sebagaimana dimaksud pada angka 1, maka tinggi maksimum bangunan gedung yang bersangkutan harus disesuaikan dengan ketentuan peraturan daerah. peraturan. Bangunan gedung Tipe B dapat mempunyai bangunan dengan fungsi khusus yang menunjang kegiatan perkantoran dan sesuai dengan tugas dan fungsinya, misalnya gedung pertemuan, dengan luas berdasarkan jumlah seluruh pegawai pada Pengguna Barang. Luas kotor bangunan adalah luas seluruh ruangan dalam bangunan tersebut, termasuk bagian-bagiannya yang tidak dapat dipergunakan.

Standar luas ruang kerja dijadikan acuan untuk menentukan luas total ruang yang akan menjadi luas bangunan. Luas ruang kerja juga diatur oleh penyelenggara dengan memperhatikan tugas dan fungsi pimpinan lembaga negara terkait. Tempat kerja yaitu tempat kerja pegawai dalam melaksanakan fungsi pokok dalam pelaksanaan tugasnya, antara lain terdiri atas ruang kerja pimpinan, ruang kerja utama, dan ruang kerja sama.

BAB III

Pengguna Real Estat/Wakil Kuasa Pengguna Real Estat mengusulkan jumlah satuan bangunan Gedung Negara, luas tanah dan luas bangunan dalam Perencanaan Kebutuhan BMN berdasarkan pembahasan bersama antara Pengguna Real Estat/Wakil Kuasa Pengguna Real Estat yang bersangkutan dengan instansi/pekerja unit yang bertanggung jawab di bidang pekerjaan umum. Luas bangunan maksimal sebagaimana dimaksud pada huruf D angka 1 berlaku juga bagi perumahan pemerintah yang dibangun dalam bentuk beberapa lantai/rumah susun. Dalam hal luas tanah diatur dalam Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) yang dituangkan dalam Peraturan Daerah setempat, maka standar luas tanah dapat disesuaikan dengan mengacu pada Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

Dalam hal Gedung Negara dibangun dalam bentuk gedung/apartemen bertingkat, luas tanahnya disesuaikan dengan kebutuhan dengan memperhatikan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW).

BAB IV

Standar luas ruang pendidikan dijadikan acuan untuk menentukan luas total ruangan yang akan menjadi luas bersih bangunan gedung pendidikan. Standar luas tanah adalah batas luas tanah yang dibutuhkan oleh Pengguna Barang/Pengguna Barang untuk membangun suatu unit bangunan beserta fasilitas pendukungnya dalam rangka melaksanakan tugas dan fungsi Pengguna Barang/Agen Pengguna Barang. Standar luas tanah maksimal merupakan hasil perhitungan 5 (lima) kali luas lantai dasar bangunan dibagi Koefisien Dasar Bangunan (KDB) yang berlaku pada wilayah setempat, dengan tetap mengambil RTRW. memperhitungkan. (RTRW).

Dalam hal ruang pengajaran menyatu dengan gedung perkantoran, maka diperhitungkan luasnya dalam standar barang dan kebutuhan ruang pengajaran dan/atau bangunan sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan luas tanah dalam standar barang dan kebutuhan mengenai tanah dan/atau gedung perkantoran. Standar barang dan standar kebutuhan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan pendidikan sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini juga berlaku bagi kementerian/lembaga yang memiliki satuan kerja yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang pendidikan. STANDAR BARANG DAN STANDAR KEBUTUHAN BARANG MILIK PEMERINTAH BERBENTUK TANAH DAN/ATAU BANGUNAN UNTUK LOKASI PERCOBAAN A.

Ketinggian gedung tempat sidang pada Pengadilan Umum, Pengadilan Agama, Pengadilan Syariah, Pengadilan Militer, dan Pengadilan Tata Usaha Negara didasarkan pada ketentuan peraturan perundang-undangan. Jumlah maksimal bangunan ruang sidang yang dapat dibangun pada dasarnya tidak terbatas, sepanjang memenuhi prinsip efisiensi dan efektivitas penggunaan lahan. Luas ruang baku ruang sidang digunakan sebagai batas maksimum untuk menentukan luas seluruh ruangan yang akan menjadi luas bersih bangunan ruang sidang.

Luas baku bangunan ruang uji adalah batas luas lahan yang dibutuhkan oleh Pengguna Barang/Pengguna Barang untuk membangun satuan bangunan yang digunakan sebagai tempat pengujian beserta sarana penunjangnya untuk melaksanakan tugas dan fungsi Pengguna Barang/ Proksi Pengguna Properti. Dalam hal ruang ujian menyatu dengan gedung perkantoran, maka luasnya yang diperhitungkan dalam standar kawasan dan standar kebutuhan ruangan dan/atau bangunan tempat sidang diadakan, menjadi satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan luas tanah. perkebunan. Standar dan persyaratan Standar tanah dan/atau gedung perkantoran. Standar barang dan standar tagihan barang milik negara berupa tanah dan/atau bangunan untuk proses hukum sebagaimana diatur dalam peraturan menteri ini juga berlaku bagi kementerian/lembaga yang memiliki satuan kerja yang mempunyai tugas dan fungsi di bidang penyelenggaraan peradilan.

BAB VI

Luas baku ruang tahanan dijadikan acuan maksimal untuk menentukan luas total ruangan yang akan menjadi luas bersih bangunan ruang tahanan. Luas tanah baku untuk bangunan ruang tahanan adalah batas luas tanah yang diperlukan oleh Pengguna Barang/Pemilik Kuasa Pengguna Barang untuk dapat mendirikan dengan baik satuan bangunan yang digunakan untuk ruang tahanan dan sarana pendukungnya. Dalam hal ruang tahanan dihubungkan dengan gedung perkantoran, maka luas lahan pada Standar Komoditi dan Standar Kebutuhan ruang tahanan dan/atau bangunan dihitung sebagai satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan luas lahan pada Standar Komoditi dan Standar Kebutuhan. untuk tanah dan/atau gedung perkantoran.

Standar barang dan standar kebutuhan barang milik negara berupa standar luas perumahan lembaga pemasyarakatan sebagaimana dimaksud pada huruf E juga berlaku bagi kementerian/lembaga yang memerlukan ruang lembaga pemasyarakatan dalam pelaksanaan tugas dan fungsinya. meskipun mereka tidak mempunyai tugas dan fungsi di lembaga pemasyarakatan. Ketentuan mengenai tempat penahanan pada lembaga pemasyarakatan khusus mengikuti ketentuan yang ditetapkan oleh kementerian yang berwenang di bidang pemasyarakatan.

BAB VII

BAB VIII

Referensi

Dokumen terkait

Citra Nusantara Mandiri (PT. CNM) melakukan kerjasama untuk memenuhi bahan baku pembuatan benih jagung ialah karena perusahaan tidak memiliki lahan sendiri untuk penangkaran dan

Tuliskan 2 sumber daya alam yang memerlukan waktu yang lama dalam mendapatkannnya sumber daya alam tidak terbarukan!. ……… ………