• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENILAIAN SKALA NYERI BERDASARKAN VISUAL ANALOG SCALE (VAS), VERBAL RATING SCALE (VRS), DAN NUMERIC RATING SCALE (NRS) PADA PASIEN PASCA OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DI RSU MUHAMMADIYAH MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENILAIAN SKALA NYERI BERDASARKAN VISUAL ANALOG SCALE (VAS), VERBAL RATING SCALE (VRS), DAN NUMERIC RATING SCALE (NRS) PADA PASIEN PASCA OPERASI SECTIO CAESAREA (SC) DI RSU MUHAMMADIYAH MEDAN"

Copied!
82
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

  • Tujuan Umum
  • Tujuan Khusus

Manfaat Penelitian

  • Bagi Peneliti
  • Bagi Institusi
  • Bagi Masyarakat

TINJAUAN PUSTAKA

Konsep Nyeri

  • Definisi Nyeri
  • Klasifikasi Nyeri
  • Mekanisme Nyeri
  • Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Nyeri
  • Penilaian Skala Nyeri

Skala nyeri yang biasa digunakan sebagai standar penilaian adalah Visual Analogue Scale (VAS), Verbal Rating Scale (VRS) dan Numerical Rating Scale (NRS). Visual Analogue Scale (VAS) merupakan penilaian yang secara visual menggambarkan tingkat nyeri yang dialami seseorang.

Gambar 2.1 Fisiologi Nyeri 14
Gambar 2.1 Fisiologi Nyeri 14

Sectio Caesarea (SC)

  • Definisi
  • Epidemiologi
  • Faktor Indikasi
  • Kontraindikasi
  • Komplikasi

Perdarahan yang banyak dapat menyebabkan syok, apalagi jika atonia uteri berlanjut, maka diperlukan histerektomi. Jika metode persalinan subkutan tidak dilakukan dengan hati-hati maka dapat menyebabkan luka pada rektum atau kandung kemih, jika luka tidak tuntas dapat terjadi infeksi pada rahim dan kandung kemih sehingga menyebabkan organ dalam lambung saling menempel.24 Prosedur pembedahan ini juga dapat menyebabkan risiko jangka panjang seperti plasenta previa, solusio plasenta accrata, dan ruptur uteri.

Kerangka Teori

Kerangka Konsep

Hipotesis

Berdasarkan Tabel 4.3 di atas menjelaskan bahwa dari segi etnis, hasil penelitian menunjukkan bahwa responden berasal dari suku Batak sebanyak 10 orang dengan persentase sebesar 26,3%. Pada SC ke 2 sebanyak 11 responden dengan rincian 1 responden dengan VAS kriteria ringan dengan persentase 9,1%, 6 responden dengan VAS kriteria sedang dengan persentase 54,5%, 3 responden dengan VAS kriteria berat dengan persentase 27,3%, dan 1 responden memiliki kriteria VAS sangat berat dengan persentase 9,1%. Pada SC ke 3 sebanyak 6 responden dengan rincian 0 responden dengan kriteria VAS ringan dengan persentase 0%, 2 responden dengan kriteria VAS sedang dengan persentase 33,3%, 4 responden dengan kriteria VAS berat dengan persentase 66,7 %, dan 0 responden dengan kriteria VAS sangat ketat dengan persentase 0%.

Pada SC ke 2 sebanyak 11 responden dengan rincian 1 responden memiliki kriteria NRS ringan dengan persentase 9,1%, 6 responden dengan kriteria NRS sedang dengan persentase 54,5%, 3 responden dengan kriteria NRS berat dengan persentase 27,3%, dan 1 responden dengan kriteria NRS sangat berat dengan persentase 9,1%. Pada SC ke 3 sebanyak 6 responden dengan rincian 0 responden dengan kriteria NRS ringan dengan persentase 0%, 2 responden dengan kriteria NRS sedang dengan persentase 33,3%, 4 responden dengan kriteria NRS berat dengan persentase 66,7%. dan 0 responden dengan kriteria NRS sangat berat dengan persentase 0%. Pada KD ke-2 sebanyak 11 responden dengan rincian 1 responden memiliki kriteria VRS ringan dengan persentase 9,1%, 5 responden dengan kriteria VRS sedang.

METODE PENELITIAN

Definisi Operasional

Jenis Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

  • Waktu Penelitian
  • Tempat Penelitian

Populasi dan Sampel Penelitian

  • Populasi Penelitian
  • Sampel Penelitian

Pasien pasca operasi caesar (SC) 12-24 jam pertama di ruang operasi RSU Muhammadiyah Medan periode Juli-Agustus 2023. Pasien dengan komplikasi pasca operasi caesar (SC), seperti plasenta yang sulit dikeluarkan. pendarahan setelah melahirkan juga dikeluarkan.

Teknik Pengumpulan Data

Cara dan Urutan Pelaksanaan Penelitian

Peneliti mulai menilai skala nyeri secara sistematis, dimulai dengan metode visual analog scale (VAS), dengan meminta responden menandai titik pada garis probe yang disediakan peneliti untuk menentukan rentang intensitas nyeri yang dialaminya. dimiliki responden. merasa. Selanjutnya dilanjutkan dengan metode Verbal Rating Scale (VRS), dimana peneliti menanyakan kepada responden apakah intensitas nyeri yang dirasakannya termasuk dalam kategori tidak nyeri, nyeri ringan, nyeri sedang, atau bahkan nyeri berat. Dan penilaian akhir menggunakan metode Numerical Rating Scale (NRS), yaitu responden melingkari angka-angka yang tertera pada lembar penilaian untuk mengetahui intensitas nyeri yang dirasakan responden.

Pengolahan dan Analisis Data

  • Pengolahan Data
  • Analisis Data

Tabel merupakan data yang telah diberi kode kemudian dirangkum, disusun dan disajikan dalam bentuk tabel atau grafik. Analisis univariat merupakan analisis yang digunakan untuk merangkum kumpulan data sehingga menjadi informasi yang bermanfaat bagi banyak orang.Contoh analisis univariat adalah statistik deskriptif. Statistik deskriptif merupakan bagian penting dalam penelitian yang digunakan untuk menggambarkan ciri-ciri dasar data yang akan digunakan.

Data akan masuk akal bila dapat disajikan melalui ringkasan statistik deskriptif suatu kumpulan data dengan atau tanpa analitik sehingga mudah dipahami. Uji Kruskal Wallis merupakan uji yang digunakan untuk melihat apakah suatu sampel berasal dari populasi yang berbeda atau tidak. Tes ini digunakan untuk menganalisis perbedaan lebih dari dua kelompok populasi. Tes ini digunakan untuk data skala kategorikal. Prosedur Kruskal Wallis sendiri bertujuan untuk menganalisis variasi suatu respon untuk menentukan proporsi variasi tersebut untuk setiap kumpulan variabel independen.

Kerangka Kerja

Berdasarkan tabel 4.5 diatas menjelaskan hasil VAS menunjukkan 3 responden mempunyai kriteria VAS ringan dengan persentase 7,9%, 18 responden mempunyai VAS kriteria sedang dengan persentase 47,4%, 14 responden mempunyai kriteria VAS berat dengan persentase sebesar 36,8%, dan 3 responden memiliki kriteria VAS sangat berat dengan persentase 7,9%. Berdasarkan tabel 4.10 diatas diperoleh informasi bahwa pada rasio SC terhadap VAS diperoleh hasil pada SC ke 1 sebanyak 21 responden dengan rincian 2 responden mempunyai kriteria VAS ringan dengan persentase 9,5%, 10 responden dengan kriteria VAS sedang dengan VAS persentase 47,6%, 7 responden dengan kriteria VAS berat dengan persentase 33,3%, dan 2 responden dengan kriteria VAS sangat ketat dengan persentase 9,5%. Pada SC ke 2 sebanyak 11 responden dengan rincian 1 responden dengan kriteria VRS ringan dengan persentase 9,1%, 5 responden dengan kriteria VRS sedang dengan persentase 45,5%, 2 responden dengan kriteria VRS berat dengan persentase 18,2%. , dan 3 responden memiliki kriteria VRS sangat ketat dengan persentase 27,3%.

Pada SC ke 3 sebanyak 6 responden dengan rincian 0 responden dengan kriteria VRS ringan dengan persentase 0%, 2 responden dengan kriteria VRS sedang dengan persentase 33,3%, 3 responden dengan kriteria VRS berat dengan persentase 50%. , dan 1 responden memiliki kriteria VRS sangat ketat dengan persentase 16,7%. Berdasarkan tabel 10 diatas diperoleh informasi bahwa hubungan frekuensi SC dengan metode VAS diperoleh hasil pada SC 1 sebanyak 21 responden dengan rincian 2 responden dengan kriteria VAS ringan dengan persentase 9,5%, 10 responden mengalami kriteria VAS sedang dengan persentase 47,6%, kriteria VAS berat sebanyak 7 responden dengan persentase 33,3%, dan kriteria VAS sangat ketat sebanyak 2 responden dengan persentase 9,5%. Berdasarkan tabel 12 diatas diperoleh informasi bahwa hubungan frekuensi SC dengan metode NRS diperoleh hasil pada SC 1 sebanyak 21 responden dengan rincian 2 responden dengan kriteria NRS ringan dengan persentase 9,5%, 10 responden mengalami kriteria NRS sedang dengan persentase 47,6%, 7 responden memiliki kriteria NRS ketat dengan persentase 33,3%, dan 2 responden memiliki kriteria NRS sangat ketat dengan persentase 9,5%.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil Penelitian

24 responden merupakan suku Jawa dengan persentase 63,2%, 3 responden berasal dari suku Mandailing dengan persentase 7,9%, dan 1 responden berasal dari suku Minang dengan persentase 2,6%. Berdasarkan tabel 4.4 di atas menjelaskan bahwa pada SC ke-2 diperoleh hasil bahwa SC ke-1 sebanyak 21 responden dengan persentase 55,3%, SC ke-2 sebanyak 11 responden dengan persentase 28,9% dan SC ke-3 sebanyak 6 responden dengan persentase 15,8 persen. Berdasarkan tabel 4.6 diatas menjelaskan bahwa hasil VRS menunjukkan bahwa 4 responden mempunyai kriteria VRS ringan dengan persentase 10,5%, 15 responden mempunyai kriteria VRS sedang dengan persentase 39,5%, 13 responden mempunyai kriteria VRS berat dengan persentase 10,5%, 15 responden mempunyai kriteria VRS sedang dengan persentase 39,5%. 34,2%, sedangkan 6 responden berpendapat kriteria VRS sangat sulit dengan persentase 15,8%.

Berdasarkan tabel 4.7 diatas menjelaskan bahwa pada SKK hasilnya menunjukkan 3 responden mempunyai kriteria NRS ringan dengan persentase 7,9%, 18 responden mempunyai kriteria NRS sedang dengan persentase 47,7%, 14 responden mempunyai kriteria NRS berat dengan persentase sebesar 36,8%, dan 3 responden memiliki kriteria NRS sangat berat dengan persentase 7,9%. Berdasarkan tabel 4.11 diatas diperoleh informasi bahwa pada hubungan KD dengan VRS diperoleh hasil pada SC pertama sebanyak 21 responden dengan rincian 3 responden dengan kriteria VRS mudah dengan persentase 14,3%, 8 responden dengan kriteria sedang. Kriteria VRS dengan persentase 38,1%, 8 responden dengan kriteria VRS berat dengan persentase 38,1%, dan 2 responden dengan kriteria VRS sangat berat dengan persentase 9,5%. Berdasarkan tabel 4.12 diatas diperoleh informasi bahwa pada hubungan SC dengan NRS diperoleh hasil pada SC 1 sebanyak 21 responden dengan rincian 2 responden dengan kriteria NRS ringan dengan persentase 9,5%, 10 responden dengan NRS sedang kriteria NRS berat dengan persentase 47,6%, 7 responden dengan kriteria NRS berat dengan persentase 33,3%, dan 2 responden dengan kriteria NRS sangat berat dengan persentase 9,5%.

Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia
Tabel 4.1 Distribusi Responden berdasarkan Usia

Pembahasan

Tidak terdapat perbedaan efektivitas penilaian skala nyeri berdasarkan Visual Analogue Scale (VAS), Verbal Rating Scale (VRS) dan Numerical Rating Scale (NRS) pada pasien pasca operasi caesar (SC) yang dibuktikan dengan nilai Sig. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbandingan efektifitas penilaian skala nyeri pada pasien pasca operasi caesar. Perbandingan efektivitas penskalaan nyeri berdasarkan visual analog scale (VAS), verbal rating scale (VRS) dan numerikal rating scale (NRS) pada pasien pasca operasi caesar (SC) di Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Medan.”

PERBANDINGAN EFEKTIVITAS PENILAIAN SKALA NYERI BERDASARKAN VISUAL ANALOGUE SCALE (VAS), VERBAL RATING SCALE (VRS) DAN NUMERICAL RATING SCALE (NRS) PADA PASIEN PASCA OPERASI UNTUK OPERASI CAESAREA SECTIO (SC) DI MUHAMMADIYAH RSU MEDAN. Tidak terdapat perbedaan efikasi penilaian skala analog visual (VAS), skala penilaian verbal (VRS) dan skala penilaian numerik (NRS) pada pasien operasi caesar (SC). Hasil evaluasi skala nyeri dengan menggunakan visual analog scale (VAS) menunjukkan tidak ada perbedaan hasil pada pasien SC ke-1, ke-2, dan ke-3.

KESIMPULAN

Kesimpulan

Metode Numeric Rating Scale (NRS) merupakan metode yang efektif menurut pendapat 24 responden penelitian (63,2%), dimana sebagian besar responden memilih NRS karena mempunyai informasi yang jelas mengenai interpretasi skala nyeri, sehingga memudahkan dalam menentukan skala nyeri. responden harus memahaminya. Alat ukur skala nyeri yang lebih efektif dan dapat diterapkan pada pasien pasca operasi caesar berdasarkan uji Kruskal Wallis pada penelitian ini adalah Visual Analog Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS) karena mempunyai nilai mean yang paling rendah. nilai peringkat yaitu 56,26. Hasil penilaian skala nyeri dengan menggunakan Visual Analog Scale (VAS) menunjukkan tidak ada perbedaan hasil pada pasien SC 1, 2 dan 3, hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig.

Hasil penilaian skala nyeri dengan menggunakan Verbal Rating Scale (VRS) menunjukkan tidak ada perbedaan hasil pada pasien SC 1, 2 dan 3, hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig. Hasil penilaian skala nyeri dengan menggunakan Numeric Rating Scale (NRS) menunjukkan tidak ada perbedaan hasil pada pasien SC 1, 2 dan 3; hal ini ditunjukkan dengan nilai Sig.

Saran

PERBANDINGAN INTERPRETASI SKALA NYERI ANTARA NRS-VAS-WBFS PADA PASIEN SETELAH OPERASI ORTOPEDI ELEKTIF DI RSUD Dr. Skala nyeri yang dapat digunakan berbeda-beda, yaitu unidimensi (untuk menilai skala nyeri akut) dan multidimensi (untuk menilai skala nyeri kronis). Berdasarkan hal tersebut, peneliti tertarik untuk mengetahui perbandingan efektivitas visual analog scale (VAS), verbal rating scale (VRS), dan numerik rating scale (NRS) penilaian nyeri pada pasien pasca operasi Sectio Caesarea (SC). di RSU Muhammadiyah Medan.

Tes Kruskal Wallis adalah penilaian skala nyeri yang lebih efektif yang dapat diterapkan pada pasien pasca SC. Berdasarkan Tabel 11 diatas diperoleh informasi bahwa pada hubungan frekuensi SC dengan metode VRS diperoleh hasil 1. SC 21 responden dengan rincian 3 responden dengan kriteria VRS ringan dengan persentase 14,3%, 8 responden memiliki kriteria VRS sedang. Kriteria VRS dengan persentase 38,1%, 8 responden memiliki kriteria VRS berat dengan persentase 38,1%, dan 2 responden memiliki kriteria VRS sangat berat dengan persentase 9,5%. Visual Analog Scale (VAS) dan Numeric Rating Scale (NRS) merupakan alat ukur skala nyeri yang lebih efektif dan dapat diterapkan pada pasien pasca operasi caesar berdasarkan uji Kruskal Wallis pada penelitian ini.

Hasil penilaian skala nyeri dengan menggunakan Verbal Rating Scale (VRS) menunjukkan tidak ada perbedaan hasil pada pasien SC ke-1, ke-2, dan ke-3. Hasil penilaian skala nyeri dengan menggunakan Numerical Rating Scale (NRS) menunjukkan tidak ada perbedaan hasil pada pasien SC ke-1, ke-2, dan ke-3.

Tabel 1. Distribusi Responden  berdasarkan Usia  Usia  Frekuensi
Tabel 1. Distribusi Responden berdasarkan Usia Usia Frekuensi

Gambar

Gambar 2.2 Neuro-Fisiologi Nyeri 12
Gambar 2.1 Fisiologi Nyeri 14
Gambar 2.5 Verbal Rating Scale (VRS) 18
Gambar 2.6 Numeric Rating Scale (NRS) 18
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pravelensi tertinggi dalam penggunaan rokok pada remaja berasal dari remaja yang memiliki orang tua yang berpendapatan menengah hal ini berbanding terbalik pada penelitian Haryanti 2018