Teman-teman seprofesi, mahasiswa hukum keluarga Islam yang telah berkontribusi dalam penelitian dan melengkapi literatur atau referensi untuk penyusunan buku ajar ini. Poligami dalam hukum Indonesia 183 Perbandingan dengan pandangan Fiqh Ulama 186 Perbandingan dengan hukum keluarga di negara-negara Islam lainnya 190.
SAMBUTAN REKTOR IAIN PAREPARE
Buku ini cukup penting untuk menjadi rujukan utama dalam perkuliahan, karena kajian-kajian yang disajikan dalam artikel ini dapat menambah keahlian di bidang hukum keluarga dan memperkaya pengetahuan baru serta memberikan banyak pencerahan di bidang pemikiran hukum Islam. Akhir kata, saya berharap buku ini dapat bermanfaat bagi para akademisi, pengacara dan masyarakat luas yang peduli terhadap pengembangan ilmu agama, khususnya di bidang hukum keluarga Islam.
PEMBARUAN HUKUM KELUARGA ISLAM
SEJARAH PEMBARUAN HUKUM KELUARGA DI DUNIA ISLAM
Kedua undang-undang ini kemudian diperbarui pada tahun 1979 dengan lahirnya undang-undang yang dikenal dengan UU Jihan Sadat No. Hukum keluarga pertama yang berlaku di Tunisia yang mayoritas penduduknya menganut mazhab Maliki adalah Kode Status Pribadi (Majalla>t al-Ah}wa>l al-Syakhs}iyyah) No.
FASE-FASE PEMBARUAN HUKUM KELUARGA
Pada periode ini, Suriah juga merevisi undang-undang yang dibuatnya pada tahun 1953 dan Iran merevisi undang-undang yang dikeluarkan pada tahun 1967. Pada tahun 1976 dan 1977, Yaman Utara mengkodifikasikan hukum waris dan Yordania merevisi undang-undang yang dibuat pada tahun 1951.
TUJUAN PEMBARUAN HUKUM KELUARGA ISLAM
TIPOLOGI HUKUM KELUARGA ISLAM
BENTUK-BENTUK DAN ISU-ISU PEMBARUAN HUKUM KELUARGA ISLAM
Menurut dia, keterangan orang buta itu bisa diterima, karena ia bisa memastikan dengan pasti bahwa suara itu benar-benar diucapkan oleh para pihak dalam akad nikah. Dengan demikian, dengan alasan yang jelas, keharusan kehadiran kedua belah pihak dalam satu ruangan tidak lagi menjadi syarat sahnya akad nikah.
METODE PEMBARUAN HUKUM KELUARGA ISLAM
Secara historis, metode tematik dibedakan menjadi dua, yaitu: (1) tematik berdasarkan pokok bahasan, (2) tematik berdasarkan surat Al-Qur’an. Mulailah dulu dengan kasus-kasus konkrit dalam Al-Qur'an untuk menemukan prinsip umumnya.
BATAS MINIMAL DAN SELISIH USIA KAWIN
BATAS USIA KAWIN DALAM PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAM DI INDONESIA
Artinya, seorang anak yang belum mencapai umur 18 tahun masih berada dalam pengawasan orang tuanya sehingga tidak dapat menentukan kewarganegaraannya. Meski tidak dijelaskan secara gamblang, namun anak yang berumur 18 tahun atau sudah menikah sudah dianggap dewasa, jadi bisa.
PERBANDINGANNYA DENGAN PANDANGAN ULAMA FIQH
Al-Marâghy diartikan seperti dikutip Mustofa, ungkapan washâlihîn, laki-laki atau perempuan yang mampu menikah dan menjalankan hak-hak suami istri, seperti sehat, mempunyai harta dan sebagainya. Sebagaimana dijelaskan dalam Kitab al-Fiqh 'Alâ Madzâhib al-Arba'ah, batas baligh seorang anak biasanya ditandai dengan tahun, namun terkadang ditandai dengan tanda-tanda yaitu mimpi laki-laki dan haid. Menurut Hanafi, tanda baligh bagi laki-laki ditandai dengan mimpi dan ejakulasi, sedangkan bagi perempuan ditandai dengan haid, namun bila keduanya tidak ada tanda-tandanya, maka ditandai dengan satu tahun, yaitu 18 tahun bagi laki-laki dan 17 tahun untuk wanita.
Menurut Imam Mâlik, bâligh ditandai dengan keluarnya air mani secara mutlak pada saat bermimpi atau tidur, atau ditandai dengan tumbuhnya sebagian helai rambut pada bagian tubuh. Menurut Imam Syafi’i, batas baligh adalah 15 tahun bagi laki-laki dan 9 tahun bagi perempuan. Menurut Hanbali, bagi laki-laki ditandai dengan mimpi atau usia 15 tahun, sedangkan bagi perempuan ditandai dengan haid.
ى زم
Dapat dipahami bahwa batas usia 15 tahun merupakan awal masa dewasa bagi anak laki-laki. Para ulama madzhab sepakat bahwa haid dan hamil merupakan bukti kedewasaan seorang wanita, kehamilan terjadi karena dibuahinya sel telur oleh sperma, sedangkan haid sama statusnya dengan keluarnya sperma pada laki-laki. Syâfi'i dan Hanbali mengatakan: pubertas bagi laki-laki dan perempuan adalah 15 tahun, sedangkan Mâliki menyebutkannya tujuh belas tahun.
Sedangkan Hanafi menetapkan usia pubertas bagi laki-laki pada usia delapan belas tahun, sedangkan bagi anak perempuan pada usia tujuh belas tahun. Pandangan Hanafi menyatakan bahwa usia baligh di atas merupakan batas maksimal, sedangkan usia minimalnya adalah dua belas tahun untuk laki-laki dan sembilan tahun untuk perempuan. Karena pada usia tersebut seorang anak laki-laki dapat bermimpi mengeluarkan sperma, hamil atau mengeluarkan sperma (di luar mimpi).
PERBANDINGANNYA DENGAN HUKUM KELUARGA DI NEGARA MUSLIM LAIN
Mazhab Hanafi yang dianggap sebagai mazhab terbesar kedua setelah Maliki di Aljazair, menetapkan usia baliq lebih rendah dari batasan tersebut, yakni 18 tahun untuk laki-laki dan 17 tahun untuk perempuan. Dalam undang-undang ini didefinisikan bahwa anak adalah seseorang yang berusia di bawah 18 tahun bagi laki-laki dan di bawah 16 tahun bagi perempuan. Pengadilan juga dapat mengizinkan pernikahan pada usia 15 tahun untuk anak laki-laki dan 14 tahun untuk anak perempuan, setelah mendapat izin orang tua atau wali.
Ketiga, usia minimal perkawinan antara laki-laki dan perempuan ditetapkan sama, yaitu minimal 18 tahun. Hal ini terlihat sangat jelas, dimana sebelumnya Mudawwanah al-Ahwal al-Syakhsiyyah menetapkan batasan usia menikah adalah 18 tahun bagi laki-laki dan 15 tahun bagi perempuan. Dengan pertimbangan hakim, ia menyatakan batasan usia perkawinan antara laki-laki dan perempuan yang terdapat dalam UU Perkawinan dapat menimbulkan diskriminasi.
PENCATATAN PERKAWINAN
PENCATATAN PERKAWINAN DALAM PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAM DI INDONESIA
Jadi, jika dilihat dari sejarah, semangat penyusunan peraturan mengenai pencatatan perkawinan itu cenderung bahwa perkawinan siri merupakan suatu pelanggaran dan tidak mempunyai kekuatan hukum. Penjelasan mengenai sahnya perkawinan dan pencatatan perkawinan tidak dipisahkan sebagaimana terdapat dalam Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974. Dibandingkan dengan ketentuan mengenai pencatatan perkawinan pada Undang-undang Nomor 1 Tahun 1974 dan KHI, ketentuan dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 1946 mempunyai semangat yang lebih besar.
Pencatatan perkawinan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh pegawai kantor kepaniteraan sebagaimana dimaksud dalam Undang-undang No. 22 Tahun 1946. Mengenai pencatatan perkawinan yang kurang mendapat perhatian dalam hukum Islam, mungkin ada beberapa analisa yang bisa dikemukakan. Namun, tidak ada pengaturan baru dalam undang-undang ini mengenai pencatatan perkawinan sebagai bagian dari undang-undang keluarga yang baru.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa tata cara pencatatan perkawinan yang berlaku di Aljazair tidak berubah, meskipun Undang-undang Perkawinan tahun 1959 telah diubah. Senada dengan negara-negara Muslim lainnya, ketentuan pencatatan perkawinan ini juga tidak mempengaruhi keabsahan suatu perkawinan.
CERAI DI DEPAN PENGADILAN
CERAI DI DEPAN PENGADILAN DALAM PERATURAN PERUNDANGAN-UNDANGAM DI INDONESIA
Agar dapat terjadi perceraian, harus ada alasan yang cukup mengapa suami istri tidak dapat bersatu sebagai suami istri. Undang-undang tahun 1974 sebagai dasar hukum proses perceraian diperjelas dengan disahkannya pasal 14 sampai dengan 36 Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 1975, dalam hal ini mengenai pelaksanaan perceraian sebagaimana termuat dalam undang-undang tahun 1974. Kompilasi Hukum Islam menjadi acuan paling penting bagi hakim dan pencari keadilan untuk menyelesaikan permasalahan seputar perceraian yang terdapat dalam Pasal 113 hingga Pasal 162 Impres Nomor 1 Tahun 1991.
Salah satu pihak diancam dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana yang lebih berat setelah berakhirnya perkawinan. Perselisihan dan pertengkaran terus terjadi antara suami dan istri dan tidak ada lagi harapan untuk hidup harmonis dalam rumah tangga. Bentuk dan jenis perceraian di Indonesia ditinjau dari tata cara dan tata cara peradilan agama diatur dengan Peraturan Pemerintah No. 9 Tahun 1975 yang terbagi menjadi 2 bagian yaitu tentang perceraian atas dasar talak atau atas dasar gugatan cerai :.
CERAI TALAK
Talaq raj'i ialah talak yang boleh diambil oleh suami atau suami boleh mengembalikannya kepada isteri. Talaq Ba'in cenderung untuk mengamalkan sebahagian daripada konsep fasakh nikah, yang pada asasnya bukanlah perceraian (ia tidak mengurangkan jumlah perceraian). Talaq ba‟in shugra ialah talak yang tidak boleh dirujuk, tetapi perkahwinan baru boleh dilangsungkan dengan bekas suami walaupun dalam tempoh Idat.
Hukum talak bain kubra adalah sama dengan talak ba'in sughra, yang bermaksud memutuskan ikatan perkahwinan antara suami isteri. Perceraian ini mengakibatkan hilangnya hak merujuk kepada bekas isteri, walaupun kedua-dua bekas suami dan isteri berkeinginan demikian, baik semasa atau sesudah iddah, yang termasuk cerai bain kubra ialah semua jenis perceraian yang mengandungi unsur satu sumpah. Talak matahari ialah talak yang dibolehkan iaitu talak yang dilafazkan terhadap isteri yang suci dan belum dizina pada waktu suci.
CERAI GUGAT
Berkaitan dengan fasakh atau khiyar, menurut Imam Mālik, terdapat beberapa penyakit yang boleh menjadi asas kepada pembatalan perkahwinan (khiyar). Menurut Mālik, jenis penyakit keputihan yang boleh menjadi asas timun adalah penyakit yang boleh menghalang hubungan seksual. Penyakit yang boleh menjadi sebab pengharaman perkahwinan ialah penyakit yang menghalang hubungan seksual, yang secara umumnya boleh dibahagikan kepada tiga.
Oleh itu, daripada kenyataan ini dapat disimpulkan bahawa jenis penyakit yang boleh menjadi punca fasakh ialah penyakit yang menghalang hubungan seksual dan menghalang kesempurnaan hubungan seksual. Walau bagaimanapun, perlu diingatkan bahawa penyakit-penyakit ini boleh menjadi sebab untuk hiyar dengan syarat tidak diketahui sebelum berkahwin. Tetapi wanita berhak melakukan teklik talak pada saat perkahwinan, kerana poligami suami boleh menjadi punca perceraian.
POLIGAMI
Untuk ajakan modern yaitu perceraian tanpa dasar hukum, maka santunan harus dibayarkan pada saat Iddah, di luar biaya-biaya yang ditentukan oleh Druze Lebanon, Syria dan Aljazair. Terakhir, formalisasi konsep khuluk juga dapat ditemukan dalam hukum modern, yaitu seorang perempuan dapat mengajukan cerai dengan membayar sejumlah uang yang ditentukan oleh pengadilan, sebagaimana ditentukan di Tunisia.
POLIGAMI DALAM PERATURAN PERUNDANG- UNDANGAN DI INDONESIA
Ia juga bertujuan untuk menghayati pandangan segelintir masyarakat Islam yang membenarkan poligami dengan syarat mereka mesti berkelakuan jujur. Mengenai syarat berlaku adil sebagai syarat utama poligami, Syeikh Muhammad Abduh berpendapat hanya Nabi Muhammad SAW sahaja yang boleh berlaku adil, manakala orang lain dan umatnya tidak akan dapat berlaku adil. Dalam konteks ini, Syaltut berpendapat poligami adalah dibenarkan selagi lelaki itu boleh bertindak jujur dalam memimpin keluarganya.
Dengan kata lain, poligami diperbolehkan sepanjang pihak laki-laki mendapat persetujuan dari pihak perempuan dan dapat menjamin bahwa kelak setelah dipoligami ia akan bertindak jujur dalam memenuhi hak dan kewajibannya. Pertimbangan suami antara lain: a) mampu menafkahi kebutuhan istri dan anak; b) bertindak jujur; Sebelumnya, poligami diperbolehkan berdasarkan Undang-Undang Hak Keluarga Otonom tahun 1917, dengan syarat suami bisa memperlakukan istrinya dengan adil.
BAGIAN WARISAN ANAK LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN
BAGIAN WARISAN DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA
Para ahli waris dapat bersepakat untuk berdamai dengan pembagian harta warisan, setelah semua orang mengetahui bagiannya. Namun KUH Perdata tidak menjelaskan pembagian masing-masing ahli waris sebagaimana diatur dalam KHI. Ciri khas hukum waris perdata Barat atau BW antara lain: hak mutlak setiap ahli waris untuk menuntut pembagian harta warisan sewaktu-waktu.
Artinya, apabila seorang ahli waris meminta pembagian harta warisan di pengadilan, maka permintaan tersebut tidak dapat ditolak oleh ahli waris yang lain. Hak menuntut ahli waris hanya terbatas pada seseorang yang menguasai harta warisan dengan maksud untuk memilikinya. Mengenai ahli waris dan masing-masing pembagian pembagiannya dapat dilihat pada Bw (Burgerlijk Wetboek).