• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan analisis kesesuaian prinsip isi pada laporan keberlanjutan berdasarkan GRI Standards untuk meningkatkan reputasi perusahaan : studi kasus pada perusahaan industri pertambangan yang memenangkan Sustainability Report Award dan Asia Sustainability Report Rating 2014-2019

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "Perbandingan analisis kesesuaian prinsip isi pada laporan keberlanjutan berdasarkan GRI Standards untuk meningkatkan reputasi perusahaan : studi kasus pada perusahaan industri pertambangan yang memenangkan Sustainability Report Award dan Asia Sustainability Report Rating 2014-2019"

Copied!
205
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

(2)

Lampiran 1 Prinsip Isi – PT Indo Tambangraya Megah 2013

Pengujian Pengungkapan Scoring

Inklusivitas Pemangku Kepentingan a. Organisasi

pelapor dapat mendeskripsikan para pemangku kepentingan yang kepadanya

organisasi bertanggung jawab;

ITM telah mengidentifikasi grup pemangku kepentingan utama yang memiliki pengaruh dominan terhadap keberlangsungan usaha, yakni:

pemegang saham/investor, karyawan, Pemerintah / Regulator (melalui Otoritas Jasa Keuangan-OJK), mitra kerja/pemasok (vendor), pelanggan, kreditor, masyarakat sekitar dan media massa. Seluruh informasi dalam laporan ini mengutamakan pengungkapan informasi yang dapat mempengaruhi investor dan para pemangku kepentingan lainnya seperti pemerintah, serikat pekerja, pemasok, pelanggan dan sebagainya, yang dapat mereka gunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan.

Melalui laporan ini mereka dapat menilai pelaksanaan komitmen perusahaan untuk ikut serta dalam pencapaian tujuan pembangunan berkelanjutan.

1

100%

b. Isi laporan mengacu pada hasil dari proses keterlibatan pemangku

kepentingan yang digunakan oleh organisasi dalam kegiatannya yang sedang

berlangsung, dan sebagaimana yang diwajibkan oleh kerangka hukum dan kelembagaan yang dipakainya untuk beroperasi;

Oleh karena itu setiap langkah operasional di lapangan senantiasa kami laksanakan dengan memperhatikan butir-butir sebagaimana tercantum dalam dokumen AMDAL, UKL dan UPL yang disusun sesuai dengan amanah yang tercantum dalam Undang-undang No.32 tahun 2009 tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan dipresentasikan kepada seluruh pemangku kepentingan. Seluruh proses perencanaan, operasi penambangan, penutupan dan realisasi rehabilitasi, dan dampak yang mengiringi, kami tuangkan dalam dokumen tersebut dan kami jadikan acuan dalam manjalankan kegiatan operasional.

1

(3)

Pengujian Pengungkapan Scoring c. Isi laporan

mengacu pada hasil dari setiap proses

keterlibatan pemangku

kepentingan yang dilakukan secara khusus untuk laporan tersebut;

Keberlanjutan usaha erat kaitannya dengan kemampuan manajemen beserta segenap jajarannya dalam berinteraksi dan menyelenggarakan hubungan positif yang memberi mutual benefit dengan para pemangku kepentingan. Bagi pemangku kepentingan, interaksi positif berarti dipahami dan dipenuhinya seluruh harapan. Sementara bagi Perusahaan interaksi berarti pemahaman akan harapan pemangku kepentingan dan pengertian bahwa upaya optimal telah dilakukan dan diketahui oleh para pemangku kepentingan sesuai sumber daya

yang ada. 1

d. Hasil dari proses

keterlibatan pemangku

kepentingan akan menginformasika n keputusan tentang

konsistensi

laporan dengan topik material yang disertakan dalam laporan tersebut.

1

Konteks Keberlanjutan a. Organisasi

pelapor menyajikan pemahamannya tentang

pembangunan berkelanjutan, berdasarkan tujuan dan informasi yang tersedia, serta langkah-langkah berotoritas dalam pembangunan berkelanjutan, untuk topik-topik yang dibahas;

Kesuksesan dapat terwujud dengan terus bergerak pada jalur yang berkelanjutan. Seluruh rangkaian kegiatan penambangan batubara tersebut dipersepsikan sebagai salah satu kontributor terhadap pemanasan global yang berdampak pada semakin sering terjadinya kondisi anomali cuaca, yakni cuaca ekstrem. Komitmen ITM terhadap perlindungan lingkungan tertuang dalam Kebijakan Lingkungan, yang menegaskan bahwa: ”Dalam menjalankan kegiatan operasional, ITM akan bekerja

berdasarkan prinsip-prinsip

• Mencegah, meminimalkan, dan mengelola dampak

terhadap lingkungan.

• Menaati peraturan lingkungan yang berlaku.

• Mengupayakan pelestarian kebijakan lingkungan yang berkelanjutan”.

1

100%

(4)

Pengujian Pengungkapan Scoring b. Organisasi

menyajikan kinerjanya dengan mengacu pada kondisi dan sasaran

pembangunan berkelanjutan yang lebih luas, sebagaimana tercermin dalam instrumen

sektoral, lokal, regional, atau global yang diakui;

Sementara itu, untuk memastikan keselarasan program pengembangan komunitas dengan tujuan pembangunan jangka panjang, kami memperhatikan dengan seksama rekomendasi yang tercantum dalam AMDAL dan tujuan yang hendak dicapai dalam Millenium Development Goals (MDG) yang digagas pemerintah.

1

c. Organisasi menyajikan kinerjanya dengan

cara yang

mengomunikasika n dampak dan kontribusi dalam konteks geografis yang tepat;

Sebagai perwujudan kepedulian kami terhadap pelestarian lingkungan hidup, melalui IMM di tahun 2013, ITM terus melanjutkan penananaman bibit bakau di sepanjang pantai Bontang Lestari, Kalimantan Timur. Gerakan ini melibatkan berbagai elemen masyarakat, siswa, pemuda, kaum ibu, TNI dan Polri. Hasilnya, selama periode 2009-2013, kami berhasil menanam sebanyak 375.000 pohon bakau.

1

d. Organisasi menggambarkan bagaimana topik ekonomi,

lingkungan, dan/atau sosial yang terkait dengan strategi, risiko, peluang, dan tujuan jangka panjangnya, termasuk dalam rantai nilainya.

Kegiatan penambangan batubara secara terbuka melibatkan proses pengubahan bentang alam.

Kegiatan penambangan batubara dengan metoda tambang terbuka akan didahului dengan pembukaan lahan, pengupasan tanah penutup untuk menambang lapisan batubara yang ada dibawah lapisan tanah penutup tersebut. Proses selanjutnya batubara dikirimkan menggunakan sarana transportasi darat, sungai maupun laut untuk sampai ke pengguna akhir yang mayoritas adalah instalasi pembangkit listrik tenaga uap.

Oleh sebab itu, untuk menekan dampak negatif, kami telah melakukan seleksi yang ketat terhadap pemasok, dengan mempertimbangkan kepatuhan mereka terhadap peraturan lingkungan hidup dan tenaga kerja. Dalam setiap perjanjian kerja dengan pemasok tersebut, telah diatur klausul yang

mewajibkan pemasok untuk menaati ketentuan dan 1

(5)

Pengujian Pengungkapan Scoring peraturan perundang-undangan yang terkait dengan

lingkungan hidup dan tenaga kerja. Dalam periode laporan tidak terdapat siknifikan jumlah pemasok.

Materialitas

a. Dampak

ekonomi, lingkungan, dan/atau sosial yang penting (seperti perubahan iklim, HIV-AIDS, atau kemiskinan) yang sudah diidentifikasi melalui

penyelidikan yang kukuh oleh orang- orang dengan keahlian yang diakui, atau oleh badan-badan ahli dengan

pengalaman (kredensial) yang diakui;

ITM merespon keprihatinan masyarakat dunia terhadap perubahan iklim dengan membangun PLTU mulut tambang. Dengan pengembangan PLTU mulut tambang tersebut, maka CO2 sebagai hasil kegiatan transportasi batubara selama proses produksi dapat diminimalisir, menggantikan peran dumpt truck dalam memindahkan batubara untuk jarak yang relatif dekat. Energi listrik dari PLTU tersebut digunakan untuk menggerakan sistem conveyor belt dalam proses transportasi batubara di areal tambang ke stock pile areal pelabuhan dan pemuatan ke tongkang / kapal.

1

88,89%

b. Kepentingan dan harapan para pemangku

kepentingan yang secara khusus diinvestasikan dalam organisasi, seperti karyawan dan pemegang saham;

1

c. Kepentingan ekonomi, sosial, dan/atau

lingkungan yang lebih luas , serta topik-topik yang dikemukakan oleh para pemangku kepentingan

Pada areal yang telah benar-benar selesai dari kegiatan penambangan, kami melakukan proses penimbunan batuan penutup di dalam lubang tambang dengan metode backfilling, menimbunnya lagi dengan tanah penutup dan kemudian melakukan proses rehabilitasi dan revegetasi. Pada tahun 2013 telah dilakukan proses revegetasi seluas 903,29 Ha dengan jumlah tanaman yang ditanam yaitu 465.521 1

(6)

Pengujian Pengungkapan Scoring seperti pekerja

yang bukan karyawan,

pemasok,

masyarakat lokal, kelompok rentan, dan masyarakat sipil;

batang dan persentase tumbuh tanaman lokal mencapai 79%.

d. Topik utama dan tantangan masa depan untuk sektor, seperti yang

diidentifikasi oleh rekan-rekan dan pesaing;

0

e. Hukum,

peraturan, perjanjian

internasional, atau perjanjian

sukarela tentang signifikansi strategis untuk organisasi dan pemangku

kepentingan;

Ketentuan mengenai kewajiban seluruh pihak (karyawan dan perusahaan) untuk menegakkan dan menaati seluruh ketentuan terkait aspek K3, ditegaskan pula dalam pasalpasal Perjanjian Kerja Bersama (PKB). Sebagai contoh, Pasal 12 (untuk PKB Kitadin) dan Pasal 34-35 (untuk PKB Indominco) yang merupakan bentuk kesepakatan antara perseroan dengan karyawan.

1

f. Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen

operasional, tujuan, dan sasaran organisasi yang utama;

Langkah utama yang telah diambil Perusahaan dalam pengelolaan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan secara berkelanjutan adalah pendekatan pembangunan masyarakat yang bersifat proaktif dan membumi. Hal ini perlu mendapatkan perhatian khusus. Sejalan dengan Banpu Spirit dan misi ITM, sejak awal Perusahaan telah membentuk Komite Konsultatif Masyarakat untuk 46 kelompok masyarakat di lingkungan sekitar dan di daerah- daerah di sekitar wilayah operasional kami. Mereka bertemu secara langsung setidaknya setahun sekali dengan setiap kelompok masyarakat untuk menyeimbangkan berbagai prioritas, kebutuhan dan anggaran untuk membantu memberikan hal-hal yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.

1

(7)

Pengujian Pengungkapan Scoring g. Kompetensi inti

dari organisasi dan cara mereka dapat

berkontribusi untuk

pembangunan

berkelanjutan;

Selain berkontribusi secara finansila, Perusahaan memberi kontribusi bersifat material mencakup pembangunan sejumlah sarana dan prasarana, antara lain:

1. Pembangunan balai pertemuan desa Danau Redan dan Kantor Desa Sukarahmat di Kutai Timur.

2. Pembangunan Jalan di desa Penarong, Empas, Lotaq, dan Jengan Danum (Kutai Barat), dan jalan di desa Separi, Kertabuana, Embalut, dan Bangun Rejo (Kutai Kartanegara).

3. Pembangunan jembatan di desa Payang (Kutai Barat).

1

h. Konsekuensi bagi organisasi yang terkait dengan

dampaknya terhadap ekonomi, lingkungan, dan/atau masyarakat

(misalnya, risiko untuk model bisnis atau reputasinya);

Pemasok yang dimaksud dalam laporan ini adalah mereka yang memasok barang dan jasa khusus, seperti mitra kerja, dan pemasok tenaga kerja untuk bagian security, transportasi dan cleaning service.

Dampak bisnis mereka memiliki potensi resiko terhadap citra dan reputasi ITM.

1

(8)

Pengujian Pengungkapan Scoring i.Topik material

secara tepat diprioritaskan dalam laporan.

1

Kelengkapan a. Laporan

memperhitungkan dampak yang disebabkan

organisasi

pelapor, yang dikontribusikanny a, atau yang secara langsung terkait melalui hubungan bisnis, dan mencakup, serta

memprioritaskan semua informasi material atas dasar prinsip-prinsip Materialitas, Konteks Keberlanjutan, dan Inklusivitas

Seluruh rangkaian kegiatan penambangan batubara tersebut dipersepsikan sebagai salah satu kontributor terhadap pemanasan global yang berdampak pada semakin sering terjadinya kondisi anomali cuaca, yakni cuaca ekstrem. ITM, sebagai salah satu perusahaan tambang batubara, sangat mempertimbangkan keprihatinan masyarakat dunia tersebut dengan senantiasa menjalankan kegiatan operasional yang ramah lingkungan. Kami, seluruh jajaran warga pelaksana, bertekad menjadikan ITM sebagai salah satu perusahaan tambang dengan kontribusi positif yang nyata terhadap upaya pelestarian lingkungan dengan menjalankan berbagai program pengelolaan lingkungan dan menjalankan operasional pertambangan yang memberikan dampak minimal terhadap lingkungan.

1

100%

(9)

Pengujian Pengungkapan Scoring Pemangku

Kepentingan;

b. Informasi dalam laporan ini menyertakan semua dampak signifikan dalam periode

pelaporan, dan perkiraan yang wajar dari dampak signifikan di masa mendatang ketika dampak-dampak tersebut cukup dapat

diperkirakan dan dapat menjadi tak terhindarkan atau tidak dapat ditiadakan;

Salah satu program andalan yang dilaksanakan oleh IMM adalah budidaya buah melon emas yang dikembangkan kelompok petani di Bontang Lestari.

Sampai akhir tahun 2013, jumlah pohon yang berhasil dibudidayakan oleh petani Desa Nyerakat Kiri, meningkat dari 2.000 pohon menjadi 6.000 pohon, dengan hasil produksi terus meningkat dari 3 ton Melon Emas menjadi 11 ton. Selain itu, jumlah pohon semangka yang dikembangkan oleh kelompok tani di Kelurahan Bontang Lestari meningkat dari 4.000 pohon menjadi 7.000 pohon, dengan peningkatan hasil dari 4 ton menjadi 9 ton.

Keberhasilan budidaya ini juga membuka lapangan pekerjaan baru bagi masyarakat setempat.

1

c. Laporan ini tidak

menghilangkan informasi relevan yang secara substansial

memengaruhi penilaian dan keputusan

pemangku

kepentingan, atau yang

mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan.

Selama tahun pelaporan 2013, Perusahaan menangani 3 (tiga) kali pengaduan dari konsumen terkait perbedaan kualitas dengan yang diharapkan pelanggan. Perusahaan telah melakukan investigasi secara komprehensif, melibatkan seluruh pemangku kepentingan untuk mencari latar belakang pengaduan. Solusi terbaik diambil mencakup peningkatan mutu laboratorium penguji maupun penambahan alat-alat kontrol kualitas di tahapan produksi.

1

Rata-Rata 97,22%

(10)

1

Lampiran 2 Prinsip Isi – PT Indo Tambangraya Megah 2014

Pengujian Pengungkapan Scoring

Inklusivitas Pemangku kepentingan a. Organisasi

pelapor dapat mendeskripsikan para pemangku kepentingan yang kepadanya

organisasi bertanggung jawab;

Berdasarkan pertimbangan di atas, ITM telah mengidentifikasi grup pemangku kepentingan utama yang memiliki pengaruh dominan terhadap keberlangsungan usaha, yakni: pemegang saham/investor, karyawan, Pemerintah/Regulator (melalui Otoritas Jasa Keuangan-OJK), mitra kerja/pemasok (vendor), pelanggan, kreditor, masyarakat sekitar dan media massa.

1

100%

b. Isi laporan mengacu pada hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang digunakan oleh organisasi dalam kegiatannya yang sedang

berlangsung, dan sebagaimana yang diwajibkan oleh kerangka hukum dan kelembagaan yang dipakainya untuk beroperasi;

ITM menjamin hak karyawannya untuk berserikat dengan membentuk organisasi karyawan atau Serikat Pekerja di lingkungan Perusahaan, termasuk kebebasan untuk menjadi pengurusnya.

Jaminan atas kebebasan karyawan untuk membentuk Serikat Pekerja tercantum dalam Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2000 tentang Serikat Pekerja/Serikat Buruh. Jaminan ini juga tercantum pada masing-masing PKB atau PP di atas, pada bab dan pasal yang mengatur

“Kedudukan Serikat Pekerja”.

1

c. Isi laporan mengacu pada hasil dari setiap proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang dilakukan secara khusus untuk laporan tersebut;

Sementara seperangkat kuesioner juga diberikan kepada para pemangku kepentingan yang bertujuan untuk mengidentifikasi isu-isu keberlanjutan (sustainability context), kemudian menentukan

aspek-aspek yang

dianggap material. Hasilnya berupa matriks materialitas dan daftar aspek material dan batasan- batasannya disajikan dalam tabel berikut. Tidak terdapat perubahan signifikan terkait aspek material dan cakupan pelaporan pada tahun 2014 dari tahun sebelumnya.

1

(11)

PT Indo Tambangraya Megah 2014 (lanjutan)

2

Pengujian Pengungkapan Scoring

d. Hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan akan menginformasikan keputusan tentang konsistensi laporan dengan topik material yang disertakan dalam laporan tersebut.

1

Konteks Keberlanjutan a. Organisasi

pelapor menyajikan pemahamannya tentang

pembangunan berkelanjutan, berdasarkan tujuan dan informasi yang tersedia, serta langkah-langkah berotoritas dalam pembangunan berkelanjutan, untuk topik-topik yang dibahas;

”Dalam menjalankan kegiatan operasional, ITM akan bekerja berdasarkan prinsip-prinsip:

• Mencegah, meminimalkan, dan mengelola dampak terhadap lingkungan.

• Menaati peraturan lingkungan yang berlaku.

• Mengupayakan pelestarian kebijakan lingkungan yang berkelanjutan.” upaya pelestarian lingkungan, seperti usaha penghematan energi, pemulihan keanekaragaman hayati dan persiapan untuk membentuk komunitas lokal mandiri setelah penutupan tambang.

1

100%

b. Organisasi menyajikan

kinerjanya dengan mengacu pada kondisi dan sasaran pembangunan berkelanjutan yang lebih luas, sebagaimana

tercermin dalam instrumen sektoral, lokal, regional, atau global yang diakui;

1. Pengembangan Ekonomi

Meningkatkan kesejahteraan masyarakat dengan cara memberikan akses kepada modal dan peningkatan kemampuan, serta dukungan untuk gerakan ekonomi lokal berbasis sumber daya lokal.

2. Pengembangan Sosial

Meningkatkan kualitas hidup dengan

menyediakan pelayanan kesehatan dan pendidikan yang memadai sekaligus mendorong pelestarian budaya lokal.

3. Perlindungan Lingkungan Hidup

Meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai pentingnya melestarikan lingkungan di sekitar mereka.

4. Pembinaan Hubungan Kemasyarakatan

1

(12)

3

Pengujian Pengungkapan Scoring

Menyelaraskan persepsi ITM dengan persepsi masyarakat dan pemangku kepentingan lainnya.

c. Organisasi menyajikan

kinerjanya dengan

cara yang

mengomunikasikan

dampak dan

kontribusi dalam konteks geografis yang tepat;

Salah satu program manajemen pascatambang PT Kitadin (Embalut) yang telah dijalankan sejak tahun 2011 adalah program Pertanian Terpadu atau Integrated Farming System (IFS). Area yang digunakan untuk IFS mencakup aktivitas

pertanian, peternakan, perikanan, dan pembuatan produk-produk ramah lingkungan seperti pupuk organic dan biogas.

Lahan pascatambang yang dikelola melalui IFS sebelumnya tidak dapat ditanami tumbuhan, namun dengan adanya kegiatan IFS yang

mengandalkan pupuk organik dari kotoran ternak dan tanaman, lahan tersebut menjadi lebih subur dan dapat menghasilkan nilai tambah ekonomis bagi masyarakat.

1

d Organisasi menggambarkan bagaimana topik ekonomi,

lingkungan,

dan/atau sosial yang terkait dengan strategi, risiko, peluang, dan tujuan jangka panjangnya, termasuk dalam rantai nilainya.

ITM tentunya berkepentingan untuk berpartisipasi dalam upaya-upaya masyarakat global untuk memastikan keberlanjutan alam dan kehidupan, seiring ITM berupaya memastikan keberlanjutan usahanya sendiri. Dan sebagai perusahaan yang bergerak di bidang energi, ITM tentunya mampu menjadi agen perubahan melalui kebijakan dan tindakannya di dalam sektor energi dalam upayanya mengatasi perubahan iklim. Salah satu upaya ITM adalah meminimalkan dampak aktivitas operasionalnya terhadap lingkungan sekitarnya.

Sebagai perusahaan pertambangan batubara, ITM menghasilkan dampak lingkungan yang beragam.

Kegiatan penambangan yang kami lakukan tak terlepas dari perubahan bentang alam setempat, karena pembukaan lahan untuk menambang batubara mengharuskan dipindahkannya tumbuhan di atas lapisan tanah pucuk dan penutup.

1

(13)

PT Indo Tambangraya Megah 2014 (lanjutan)

4

Pengujian Pengungkapan Scoring

Materialitas

a. Dampak

ekonomi, lingkungan,

dan/atau sosial yang penting (seperti perubahan iklim, HIV-AIDS, atau kemiskinan)

yang sudah

diidentifikasi melalui

penyelidikan yang kukuh oleh orang- orang dengan keahlian yang diakui, atau oleh badan-badan ahli dengan pengalaman (kredensial) yang diakui;

ITM tentunya mampu menjadi agen perubahan melalui kebijakan dan tindakannya di dalam sektor energi dalam upayanya mengatasi perubahan iklim.

Salah satu upaya ITM adalah meminimalkan dampak aktivitas operasionalnya terhadap lingkungan sekitarnya. Sebagai perusahaan pertambangan batubara, ITM menghasilkan dampak lingkungan yang beragam. Kegiatan penambangan yang kami lakukan tak terlepas dari perubahan bentang alam setempat, karena pembukaan lahan untuk menambang batubara mengharuskan dipindahkannya tumbuhan di atas lapisan tanah pucuk dan penutup.

1

100%

b. Kepentingan dan harapan para pemangku

kepentingan yang secara khusus diinvestasikan dalam organisasi, seperti karyawan dan pemegang saham;

1

c. Kepentingan ekonomi, sosial, dan/atau

lingkungan yang lebih luas , serta topik-topik yang dikemukakan oleh para pemangku kepentingan seperti pekerja yang bukan karyawan,

pemasok,

Akan tetapi, untuk memenuhi kebutuhan bibit tanaman, kami membimbing dan mendukung masyarakat lokal dalam hal pembibitan tanaman untuk penanaman kembali. Selanjutnya, kami membeli bibit tanaman dari pihak-pihak yang tergabung dalam kelompok tani yang menyediakan

bibit tersebut. 1

(14)

5

Pengujian Pengungkapan Scoring

masyarakat lokal, kelompok rentan, dan masyarakat sipil;

d. Topik utama dan tantangan masa depan untuk sektor, seperti yang diidentifikasi oleh rekan-rekan dan pesaing;

Isu ini menjadi kian relevan sekarang ini karena kondisi pasar batubara global yang kurang menggembirakan sepanjang 2014. ITM sebagai perusahaan yang berorientasi pertumbuhan tentunya harus berupaya untuk terus menurunkan biayanya di tengah melemahnya harga batubara, sehingga margin laba dapat kami pertahankan. Di tahun 2014 kami pun telah menerapkan sistem yang secara otomatis dan real-time mencocokkan kualitas batubara yang kami produksi dengan jadwal pemuatan batubara untuk para pelanggan kami. Dengan demikian, ketidakcocokan kualitas dengan spesifikasi pelanggan dapat dihindari, berikut juga penalti akibat keterlambatan pengiriman. Seiring kami mengupayakan operasi bisnis yang lebih ramping, setiap penghematan yang kami lakukan merupakan nilai tambah yang lebih tinggi bagi para pemegang saham dan pemangku kepentingan kami.

1

e. Hukum,

peraturan, perjanjian

internasional, atau perjanjian sukarela tentang signifikansi strategis untuk organisasi dan pemangku

kepentingan;

Untuk menekan dampak negatif, kami telah melakukan seleksi yang ketat terhadap pemasok, dengan mempertimbangkan kepatuhan mereka terhadap peraturan lingkungan hidup dan tenaga kerja. Dalam setiap perjanjian kerja dengan pemasok tersebut, telah diatur klausul yang mewajibkan pemasok untuk menaati ketentuan dan peraturan perundangundangan yang terkait dengan lingkungan hidup, tenaga kerja, dan hak asasi manusia

1

(15)

PT Indo Tambangraya Megah 2014 (lanjutan)

6

Pengujian Pengungkapan Scoring

f. Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen

operasional, tujuan, dan sasaran organisasi yang utama;

Kami saat ini mempekerjakan kira-kira 12 kontraktor pertambangan, baik besar maupun kecil, di wilayah operasional kami. Kinerja setiap kontraktor pertambangan di lokasi-lokasi tambang kami dipantau menggunakan Sistem Pengelolaan Kontraktor atau CMS (Contractor Management System). CMS adalah suatu sistem yang berfokus pada kinerja yang diterapkan pada seluruh lokasi tambang ITM dengan tujuan mengelola para kontraktor pertambangan secara konsisten dan komprehensif. CMS membantu pencapaian sasaran-sasaran bisnis ITM dari segi komersial, teknis, kualitas dan lingkungan, selain juga kesehatan dan keselamatan kerja.

Tujuan utama CMS adalah menyempurnakan praktik-praktik pengelolaan dari kontraktor-

kontraktor pertambangan ITM, agar hasil-hasilnya menjadi optimal bagi baik ITM maupun

kontraktor. Hal ini tentunya dimulai dari

perencanaan tambang yang baik, penelitian risiko dan faktor-faktor untuk memitigasinya, cakupan kerja yang jelas dan mekanisme yang ketat untuk memilih kontraktor. Selanjutnya dilakukan pemantauan secara kontinu dan pemberian dukungan bagi kontraktor di sepanjang periode kontrak, hingga berakhirnya masa kontrak mereka.

1

g. Kompetensi inti dari organisasi dan cara mereka dapat berkontribusi untuk pembangunan

berkelanjutan;

Melalui program-program pengembangan masyarakat (CD) di anak-anak perusahaan, kami memberdayakan komunitas di sekitar tambang dari segi ekonomi dengan memberikan pelatihan yang relevan dengan peningkatan taraf hidup mereka.

Kami juga membina semangat kewirausahaan dan kemandirian dengan menumbuhkan kelompok- kelompok usaha kecil. Setiap program CD kami telah dirumuskan dengan saksama untuk menjawab kebutuhan jangka pendek dan jangka panjang dari masyarakat setempat, tentunya dengan mempertimbangkan isu-isu yang diangkat pada Forum Komunikasi Masyarakat di setiap desa binaan.

1

(16)

7

Pengujian Pengungkapan Scoring

h. Konsekuensi bagi organisasi yang terkait dengan dampaknya

terhadap ekonomi, lingkungan,

dan/atau masyarakat

(misalnya, risiko untuk model bisnis atau reputasinya);

Rantai Pasokan

Pemasok yang dimaksud dalam laporan ini adalah mereka yang memasok barang dan jasa khusus, seperti mitra kerja, dan pemasok tenaga kerja untuk bagian pengamanan, transportasi, dan jasa kebersihan. Dampak bisnis mereka memiliki potensi resiko terhadap citra dan reputasi ITM.

Tingkat kepatuhan mereka terhadap peraturan lingkungan hidup dan tenaga kerja akan

berpengaruh langsung terhadap citra dan reputasi ITM. Oleh sebab itu, untuk menekan dampak negatif, kami telah melakukan seleksi yang ketat terhadap pemasok,dengan mempertimbangkan kepatuhan mereka terhadap peraturan lingkungan hidup dan tenaga kerja. Dalam setiap perjanjian kerja dengan pemasok tersebut, telah diatur klausul yang mewajibkan pemasok untuk menaati ketentuan dan peraturan perundangundangan yang terkait dengan lingkungan hidup, tenaga kerja, dan hak asasi manusia.

1

i.Topik material secara tepat diprioritaskan dalam laporan.

1

Kelengkapan

(17)

PT Indo Tambangraya Megah 2014 (lanjutan)

8

Pengujian Pengungkapan Scoring

a. Laporan

memperhitungkan dampak yang disebabkan

organisasi pelapor, yang

dikontribusikannya, atau yang secara langsung terkait melalui hubungan bisnis, dan mencakup, serta memprioritaskan semua informasi material atas dasar prinsip-prinsip Materialitas, Konteks

Keberlanjutan, dan Inklusivitas

Pemangku Kepentingan;

Kegiatan penambangan yang kami lakukan tak terlepas dari perubahan bentang alam setempat, karena pembukaan lahan untuk menambang batubara mengharuskan dipindahkannya tumbuhan di atas lapisan tanah pucuk dan penutup.

1

100%

b. Informasi dalam laporan ini menyertakan semua dampak signifikan dalam periode pelaporan, dan perkiraan yang wajar dari dampak signifikan di masa mendatang ketika dampak-dampak tersebut cukup dapat diperkirakan dan dapat menjadi tak terhindarkan atau tidak dapat ditiadakan;

ITM secara rutin memantau pengaruh air yang dikembalikan ke perairan umum terhadap keanekaragaman hayati. Hasilnya menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh negatif dari buangan air terhadap keanekaragaman hayati. Hasil pemantauan

biota perairan menunjukan bahwa pada perairan sekitar lokasi kegiatan ITM tidak terjadi gangguan signifikan apapun, sebagaimana ditunjukkan oleh nilai indeks keanekaragaman hayati dalam AMDAL.

1

(18)

9

Pengujian Pengungkapan Scoring

c. Laporan ini tidak menghilangkan informasi relevan yang secara substansial

memengaruhi penilaian dan keputusan

pemangku

kepentingan, atau yang

mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan.

1

Rata-Rata 100%

(19)

PT Indo Tambangraya Megah 2015 (lanjutan)

1

Lampiran 3 Prinsip Isi – PT Indo Tambangraya Megah 2015

Pengujian Pengungkapan Scoring

Inklusivitas Pemangku Kepentingan

a. Organisasi pelapor dapat mendeskripsikan para pemangku kepentingan yang kepadanya

organisasi

bertanggung jawab;

Secara khusus, dalam proses identifikasi pemangku kepentingan, Perusahaan mempertimbangkan beberapa

aspek, termasuk di antaranya dampak potensial yang

mungkin dialami dan ditimbulkan oleh kegiatan dan produk produk Perusahaan. Aspek lainnya

yang dipertimbangkan

adalah kemampuan pemangku kepentingan dalam mempengaruhi pencapaian sasaran Perusahaan.

ITM sangat menghargai hubungan baik dan solid yang terbangun dengan masing-masing kelompok pemangku kepentingan. Kami menganggap serius apa yang menjadi kepentingan dan kepedulian mereka. Untuk itu, ITM menyusun strategi, fokus dan target keberlanjutan sesuai proses keterlibatan pemangku kepentingan

1

100%

b. Isi laporan mengacu pada hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang digunakan oleh organisasi dalam kegiatannya yang sedang

berlangsung, dan sebagaimana yang diwajibkan oleh kerangka hukum dan kelembagaan yang dipakainya untuk beroperasi;

Selain itu, seluruh proses pembukaan lahan dan reklamasi lahan dilakukan sesuai ketentuan UU No. 4/2009, Peraturan Pemerintah Nomor 78/2010, dan Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 7/2014 tentang Pelaksanaan Reklamasi dan Pascatambang, yang mengatur izin operasional, proses pembukaan lahan, pengembangan tanaman lokal dan non- lokal untuk proses penanaman kembali, penanaman di lahan bekas tambang, rencana reklamasi dan pascatambang dan melaporkan kemajuan reklamasi secara berkala.

1

(20)

2

Pengujian Pengungkapan Scoring

c. Isi laporan mengacu pada hasil dari setiap proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang dilakukan secara khusus untuk laporan tersebut;

Hubungan dengan pemasok, masyarakat dan karyawan, begitupula komitmen untuk mengelola dampak lingkungan, tetap berjalan efektif dan pro masa depan. Penutupan tambang di Kitadin Tanjung Mayang dilakukan sesuai dengan rencana paska tambang yang telah berjalan dengan baik.

1

d. Hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan akan menginformasikan keputusan tentang konsistensi laporan dengan topik material yang disertakan dalam laporan tersebut.

1

Konteks Keberlanjutan a. Organisasi

pelapor menyajikan pemahamannya tentang

pembangunan berkelanjutan, berdasarkan tujuan dan informasi yang tersedia, serta langkah-langkah berotoritas dalam pembangunan berkelanjutan, untuk topik-topik yang dibahas;

Dalam implementasinya, Kebijakan Lingkungan diterjemahkan kedalam berbagai sasaran, target dan program yang lebih praktis dan terukur seperti misalnya pengelolaan air, pengelolaan area pascatambang dan konservasi keanekaragaman hayati. Program ini berada di bawah pengawasan Departemen QSE dan harus diikuti oleh semua

pihak terkait. 1 100%

(21)

PT Indo Tambangraya Megah 2015 (lanjutan)

3

Pengujian Pengungkapan Scoring

b. Organisasi menyajikan

kinerjanya dengan mengacu pada kondisi dan sasaran pembangunan berkelanjutan yang lebih luas, sebagaimana

tercermin dalam instrumen sektoral, lokal, regional, atau global yang diakui;

- Award Platinum untuk kategori Tujuan SDG 8 berupa

program peternakan ayam di desa Batalang, Kalimantan

Selatan, yang diberikan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK) dan

Lembaga CFCD kepada PT Jorong Barutama Greston

pada 29 Juli 2015.

- Award Platinum untuk kategori Tujuan SDG 6 berupa

program “Airku, Hidupku” di desa Benangin 5, Kalimantan Tengah, yang diberikan Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan

Kebudayaan

(PMK) dan Lembaga CFCD kepada PT Bharinto Ekatama

pada 29 Juli 2015.

1

c. Organisasi menyajikan

kinerjanya dengan

cara yang

mengomunikasikan

dampak dan

kontribusi dalam konteks geografis

yang tepat; 1

(22)

4

Pengujian Pengungkapan Scoring

d Organisasi menggambarkan bagaimana topik ekonomi,

lingkungan,

dan/atau sosial yang terkait dengan strategi, risiko, peluang, dan tujuan jangka panjangnya, termasuk dalam rantai nilainya.

Guna mendukung implementasi yang baik di operasional Perusahaan, ITM menciptakan proses berkesinambungan dimulai dengan pelatihan karyawan, baik bersifat inhouse maupun dari pihak eksternal, serta menyediakan berbagai informasi terkait kebijakan dan standar agar karyawan memiliki pengetahuan yang cukup sehingga dapat melakukan pengelolaan lingkungan yang tepat dalam rutinitas kerja sehari-hari. [G4-DMA] Selain itu, ITM bermitra dengan 10 kontraktor pertambangan besar dan kecil. Hal ini dapat menjadi kesempatan baik dalam mendukung perluasan dampak usaha ITM terhadap ekonomi lokal karena bertambahnya bisnis akan membuka kesempatan kerja yang lebih besar lagi bagi masyarakat setempat.

1

Materialitas

a. Dampak

ekonomi, lingkungan,

dan/atau sosial yang penting (seperti perubahan iklim, HIV-AIDS, atau kemiskinan)

yang sudah

diidentifikasi melalui

penyelidikan yang kukuh oleh orang- orang dengan keahlian yang diakui, atau oleh badan-badan ahli dengan pengalaman (kredensial) yang diakui;

0

(23)

PT Indo Tambangraya Megah 2015 (lanjutan)

5

Pengujian Pengungkapan Scoring

b. Kepentingan dan harapan para pemangku

kepentingan yang secara khusus diinvestasikan dalam organisasi, seperti karyawan dan pemegang saham;

Salah satu aspek yang sangat penting dalam pengelolaan Perusahaan ITM adalah implementasi Program Kesehatan & Keselamatan Kerja (K3) di semua kegiatan usaha ITM, yang mencakup dalam kegiatan internal dan dalam hubungan eksternal dengan berbagai pemangku kepentingan.

1

c. Kepentingan ekonomi, sosial, dan/atau

lingkungan yang lebih luas , serta topik-topik yang dikemukakan oleh para pemangku kepentingan seperti pekerja yang bukan karyawan,

pemasok,

masyarakat lokal, kelompok rentan, dan masyarakat sipil;

Terakhir, ITM juga terlibat dalam program pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan produktivitas masyarakat yang tinggal di lokasi bekas tambang, mengantisipasi adanya perbedaan dalam kondisi ekonomi dan sosial sebelum dan sesudah kegiatan pertambangan. Untuk itu, ITM bertujuan untuk menyediakan program dan pelatihan yang dapat menumbuh kembangkan kemandirian dan keberlanjutan keseharian mereka. Program-program yang telah dilakukan, termasuk di antaranya peternakan ayam buras super, bebek, serta produksi buah naga dan tanaman hortikultura. [G4-SO1]

1

(24)

6

Pengujian Pengungkapan Scoring

d. Topik utama dan tantangan masa depan untuk sektor, seperti yang diidentifikasi oleh rekan-rekan dan pesaing;

0

77.78%

e. Hukum,

peraturan, perjanjian

internasional, atau perjanjian sukarela tentang signifikansi strategis untuk organisasi dan pemangku

kepentingan;

Selain peraturan yang mengikat dari Pemerintah, ITM juga menerbitkan peraturan yang terkait dengan Kesehatan dan Keselamatan Kerja melalui Perjanjian Kerja Bersama (PKB) dan Peraturan Perusahaan (PP) agar terciptanya pemahaman yang sama antara perusahaan dan warga ITM. [G4- DMA]

1

f. Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen

operasional, tujuan, dan sasaran organisasi yang utama;

Nilai-nilai Perusahaan [G4-56] ITM menyadari pentingnya sebuah sistem yang dapat mendukung terwujudnya budaya perusahaan yang mendorong profesionalisme dan tata kelola kegiatan operasional sehari-hari. Sebagai bentuk sinergi dengan Grup Banpu, ITM mengadopsi nilai-nilai yang dianut Grup Banpu sebagai nilai inti perusahaan sebagai referensi dalam pelaksanaan kerja dan tugas serta menjalankan kegiatan usaha dengan penuh integritas.

1

(25)

PT Indo Tambangraya Megah 2015 (lanjutan)

7

Pengujian Pengungkapan Scoring

g. Kompetensi inti dari organisasi dan cara mereka dapat berkontribusi untuk pembangunan

berkelanjutan;

Industri dimana ITM berbisnis adalah untuk mendukung peningkatan kesejahteraan manusia dengan cara menyediakan salah satu sumber energi utama yang membantu mendorong pertumbuhan pasar dan ekonomi. Melalui berbagai upaya dalam pemanfaatan batubara, masyarakat bisa menggunakan listrik, serta dapat menjalankan usaha dan kehidupan sehari-hari. Pada akhir tahun 2015, estimasi total sumber daya batubara ITM (terbukti dan tereka) telah mencapai 1.617 juta ton, dengan total cadangan sebesar 223 juta ton.

Perhitungan dan penyajian angka-angka tersebut berdasarkan Standar Pelaporan Batubara Internasional (“kode JORC”), berdasarkan estimasi yang dilakukan oleh pihak-pihak yang kompeten berdasarkan Kode JORC.

1

h. Konsekuensi bagi organisasi yang terkait dengan dampaknya

terhadap ekonomi, lingkungan,

dan/atau masyarakat

(misalnya, risiko untuk model bisnis atau reputasinya);

8. Risiko Kepatuhan Terhadap Peraturan Keterangan: Tidak mematuhi peraturan dan perundangan yang berlaku di Indonesia dapat berdampak pada reputasi, hubungan dengan regulator dan masalah hukum

1

i.Topik material secara tepat diprioritaskan dalam laporan.

1

(26)

8

Pengujian Pengungkapan Scoring

Kelengkapan

a. Laporan

memperhitungkan dampak yang disebabkan

organisasi pelapor, yang

dikontribusikannya, atau yang secara langsung terkait melalui hubungan bisnis, dan mencakup, serta memprioritaskan semua informasi material atas dasar prinsip-prinsip Materialitas, Konteks

Keberlanjutan, dan Inklusivitas

Pemangku Kepentingan;

Kegiatan operasional ITM tidak menghasilkan limbah bahan berbahaya dan beracun yang tercantum dalam Konvensi Basel Annex I, II, III dan VII. Sementara itu, limbah domestik yang berasal dari area pertambangan dan pemukiman ITM akan dibuang di tempat pembuangan sampah yang disediakan perusahaan. ITM mengundang partisipasi masyarakat sekitar untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk. Pupuk organik hasil dari masyarakat kemudian dibeli oleh ITM untuk digunakan di area revegetasi pascatambang.

Sementara itu, sampah anorganik disimpan terpisah di tempat pembuangan sampah. Sampah anorganik yang memiliki nilai ekonomi akan dikirim ke masyarakat sekitar.

1

100%

b. Informasi dalam laporan ini menyertakan semua dampak signifikan dalam periode pelaporan, dan perkiraan yang wajar dari dampak signifikan di masa mendatang ketika dampak-dampak tersebut cukup dapat diperkirakan dan dapat menjadi tak terhindarkan atau tidak dapat ditiadakan;

Dalam survei yang dikoordinasikan oleh perusahaan konsultan Aon Hewitt, ITM mempertahankan hasil positif di tahun 2015 dengan skor 83% atau masuk kategori Top Kuartil, hasil yang secara signifikan lebih tinggi dibandingkan dengan survei skor pada 2013 dari 54%.

1

(27)

PT Indo Tambangraya Megah 2015 (lanjutan)

9

Pengujian Pengungkapan Scoring

c. Laporan ini tidak menghilangkan informasi relevan yang secara substansial

memengaruhi penilaian dan keputusan

pemangku

kepentingan, atau yang

mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan.

1

Rata-Rata 94,45%

(28)

Lampiran 4 Prinsip Isi – PT Indo Tambangraya Megah 2016

Pengujian Pengungkapan Scoring

Inklusivitas Pemangku Kepentingan

a. Organisasi pelapor dapat mendeskripsikan para pemangku kepentingan yang kepadanya

organisasi

bertanggung jawab;

Untuk mengukur tingkat materialitas, Perusahaan mengundang partisipasi pemangku kepentingan internal dalam forum diskusi grup. Di samping itu, untuk pemangku kepentingan eksternal dilakukan melalui metode kuesioner. ITM menggabungkan topik-topik material yang diperoleh dari uji materialitas dengan aspek-aspek yang relevan dari Prinsip-prinsip UNGC, untuk menjadi topik-topik yang material untuk disajikan dalam laporan ini. 14 aspek material tahun ini hampir semuanya disajikan di lap keu tahun sebelumnya. Setelah proses identifikasi selesai, ITM mencoba mengenali ekspektasi mereka terkait kegiatan usaha agar dapat mengakomodir lebih baik segala kebutuhan mereka melalui inisiatif-inisiatif keberlanjutan.

1

100%

b. Isi laporan mengacu pada hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang digunakan oleh organisasi dalam kegiatannya yang sedang

berlangsung, dan sebagaimana yang diwajibkan oleh kerangka hukum dan kelembagaan yang dipakainya untuk beroperasi;

Guna memastikan kepatuhan terhadap peraturan dan perundangan yang berlaku, ITM secara rutin melaporkan upaya pengelolaan limbah berbahaya dan beracun kepada pihak berwenang. Selain itu, ITM memastikan bahwa pihak ketiga yang dipercayakan untuk melakukan penanganan limbah operasional ITM memiliki ijin

Kementerian Lingkungan Hidup, sesuai Peraturan Pemerintah No. 101 tahun 2014 tentang

Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun.

1

(29)

PT Indo Tambangraya Megah 2016 (lanjutan)

2

Pengujian Pengungkapan Scoring

c. Isi laporan mengacu pada hasil dari setiap proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang dilakukan secara khusus untuk laporan tersebut;

Selanjutnya, limbah domestik yang berasal dari area pertambangan dan pemukiman ITM akan dibuang di tempat pembuangan limbah yang disediakan perusahaan, dan mengundang partisipasi masyarakat sekitar untuk mengubah sampah organik menjadi pupuk. Pupuk

organik yang dikelola dari masyarakat kemudian dibeli Perusahaan untuk digunakan di area revegetasi tambang.

1

d. Hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan akan menginformasikan keputusan tentang konsistensi laporan dengan topik material yang disertakan dalam laporan tersebut.

1

Konteks Keberlanjutan a. Organisasi

pelapor menyajikan pemahamannya tentang

pembangunan berkelanjutan, berdasarkan tujuan dan informasi yang tersedia, serta langkah-langkah berotoritas dalam pembangunan berkelanjutan, untuk topik-topik yang dibahas;

ITM memberi makna keberlanjutan dengan cara mencapai tujuan bisnis, yakni mengembangkan skala usaha yang bermartabat, yang selaras dengan upaya menjaga kelestarian lingkungan serta meningkatkan kualitas kehidupan masyarakat sekitar. Dengan memanfaatkan teknologi dan inovasi semaksimal mungkin, menyediakan produk dan layanan terbaik yang didukung oleh ketersediaan sumber daya berkompeten, demi mencapai tujuan keberlanjutan, salah satunya adalah Sustainable Development Goals (SDGs).

SDGs memiliki 5 fondasi, yakni manusia, planet, kesejahteraan, perdamaian dan kemitraan untuk mencapai tiga tujuan mulia di tahun 2030 mendatang, yakni mengakhiri kemiskinan, mencapai kesetaraan dan mengatasi perubahan iklim.

1 100%

(30)

3

Pengujian Pengungkapan Scoring

b. Organisasi menyajikan

kinerjanya dengan mengacu pada kondisi dan sasaran pembangunan berkelanjutan yang lebih luas, sebagaimana

tercermin dalam instrumen sektoral, lokal, regional, atau global yang diakui;

ITM berkeyakinan bahwa pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan taraf hidup dan memberantas kemiskinan. Melalui program pendidikan, Perusahaan turut serta mendukung program Pemerintah untuk mencerdaskan bangsa menuju masyarakat yang mandiri, serta

menciptakan kesempatan bersaing secara nasional maupun internasional. Dengan tujuan utama untuk mengembangkan program

pendidikan terpadu serta menciptakan generasi muda yang berbakat, memiliki potensi dan mandiri.

1

c. Organisasi menyajikan

kinerjanya dengan

cara yang

mengomunikasikan

dampak dan

kontribusi dalam konteks geografis yang tepat;

1

(31)

PT Indo Tambangraya Megah 2016 (lanjutan)

4

Pengujian Pengungkapan Scoring

d Organisasi menggambarkan bagaimana topik ekonomi,

lingkungan,

dan/atau sosial yang terkait dengan strategi, risiko, peluang, dan tujuan jangka panjangnya, termasuk dalam rantai nilainya.

1

Materialitas

a. Dampak

ekonomi, lingkungan,

dan/atau sosial yang penting (seperti perubahan iklim, HIV-AIDS, atau kemiskinan)

yang sudah

diidentifikasi melalui

penyelidikan yang kukuh oleh orang- orang dengan keahlian yang diakui, atau oleh badan-badan ahli dengan pengalaman (kredensial) yang diakui;

Dalam rangka memperingati Bulan K3 EMB Perseroan kembali menyelenggarakan kegiatan seminar untuk masyarakat di antaranya penyuluhan bahaya narkoba dan HIV, pelatihan pemadaman api ringan, dan lomba cerdas cermat tingkat SD dan SLTP. Lomba Cerdas Cermat adalah agenda rutin tahunan EMB yang sangat ditunggu-tunggu pihak sekolah sebagai ajang untuk mengukur performa sekolah. Pada tahun 2016 ini, peserta Lomba Cerdas Cermat tingkat SD sebanyak 30 Sekolah.

Sedangkan untuk tingkat SLTP di ikuti sebanyak 10 Sekolah.

1 100%

(32)

5

Pengujian Pengungkapan Scoring

b. Kepentingan dan harapan para pemangku

kepentingan yang secara khusus diinvestasikan dalam organisasi, seperti karyawan dan pemegang saham;

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) ITM bergerak di bidang usaha yang mempunyai risiko-risiko Keselamatan dan Kesehatan Kerja, serta menyadari bahwa produktivitas ITM secara langsung dipengaruhi oleh kondisi karyawan, ITM yakin bahwa peningkatan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Karyawan akan meningkatkan produktivitas, Salah satu aspek yang sangat penting dalam pengelolaan Perusahaan adalah implementasi Program Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) di semua kegiatan usaha ITM, yang mencakup dalam kegiatan internal dan dalam hubungan eksternal dengan berbagai pemangku kepentingan

1

c. Kepentingan ekonomi, sosial, dan/atau

lingkungan yang lebih luas , serta topik-topik yang dikemukakan oleh para pemangku kepentingan seperti pekerja yang bukan karyawan,

pemasok,

masyarakat lokal, kelompok rentan, dan masyarakat sipil;

ITM juga melakukan rekrutmen dengan mempekerjakan sejumlah besar karyawan lokal di berbagai wilayah operasi. Program ini dapat membantu masyarakat dalam meningkatkan kualitas hidup menuju mandiri. Selain itu, ITM berupaya memberdayakan ekonomi local melalui pelaksanaan program mata pencaharian alternative atau Income Generating Activities (IGA) yang merupakan bagian dari inisiatif Community Development (CD).

Melalui IGA, ITM menyelenggarakan berbagai program dan memberikan seminar dan pelatihan yang dapat membekali masyarakat lokal dalam menjalankan dan mengelola bisnis mereka sendiri.

Lebih lanjut, dengan pertumbuhan nilai ekonomi dan keuntungan, ITM berkontribusi terhadap pembangunan daerah melalui pembayaran pajak dan royalti kepada Pemerintah. Pada tahun 2016, ITM membayar pajak dan royalti sebesar USD235,0 juta dari total USD271,4 juta pada tahun 2015, seiring dengan menurunnya pendapatan Perusahaan sebagai dampak dari penurunan jumlah volume penjualan dan harga penjualan batubara di tahun 2016.

1

(33)

PT Indo Tambangraya Megah 2016 (lanjutan)

6

Pengujian Pengungkapan Scoring

d. Topik utama dan tantangan masa depan untuk sektor, seperti yang diidentifikasi oleh rekan-rekan dan pesaing;

Produksi dan ekspor batubara Indonesia telah terpengaruh signifikan dalam dua tahun terakhir karena penurunan harga batubara seaborne dan melemahnya permintaan untuk batubara dengan energi yang lebih rendah. Porsi yang signifikan dari pengurangan biaya dan/ atau preservasi marjin telah dicapai melalui penurunan stripping ratio, baik dengan berfokus pada stripping ratio yang lebih rendah dan deposit kualitas yang lebih tinggi atau dengan menurunkan output biaya tinggi.

Harga disel yang lebih rendah, biaya kontraktor dan royalti juga membantu untuk mendorong biaya keseluruhan yang lebih rendah. Pemotongan biaya yang signifikan telah membantu mayoritas eksportir batubara di Indonesia untuk mempertahankan margin positif meskipun terjadi tekanan harga.Produksi batubara di Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan hampir sama dengan tahun lalu, dengan estimasi total produksi diperkirakan 460 juta ton dibandingkan dengan 457 juta ton pada tahun lalu. Produksi dipengaruhi oleh pasar ekspor yang lebih lemah pada semester pertama tahun 2016, tetapi pemulihan di semester kedua didorong oleh peningkatan tajam dari impor China dan permintaan domestik yang meningkat.

Namun, musim hujan yang berkepanjangan menghambat pertumbuhan produksi. Produksi dari produsen utama seperti Kideco, Berau dan ITM diperkirakan turun pada tahun 2016, sementara produsen besar lainnya diperkirakan memperlihatkan pertumbuhan kecil.

1

e. Hukum,

peraturan, perjanjian

internasional, atau perjanjian sukarela tentang signifikansi strategis untuk organisasi dan pemangku

kepentingan;

Selain peraturan yang mengikat dari Pemerintah, ITM juga menerbitkan aturan yang terkait dengan Keselamatan dan Kesehatan Kerja melalui Perjanjian

Kerja Bersama (PKB) atau Peraturan Perusahaan (PP) agar terciptanya pemahaman yang sama antara perusahaan dan karyawan,

1

(34)

7

Pengujian Pengungkapan Scoring

f. Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen

operasional, tujuan, dan sasaran organisasi yang utama;

Telah menjadi komitmen ITM untuk mengadopsi standar dan prinsip-prinsip internasional dalam upaya menilai risiko dan meningkatkan dampak positif dari kegiatan komersial yang ITM lakukan terhadap aspek lingkungan, dan pengembangan sosial dan ekonomi. Untuk itu, kebijakan dan kegiatan usaha ITM mengacu terhadap berbagai sistem manajemen dan standar internasional, yaitu Sistem Manajemen Mutu ISO 9001, Sistem Manajemen Lingkungan ISO 14001, Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja OHSAS 18001, dan terakhir Pedoman Tanggung Jawab

Sosial Perusahaan

ISO 26000. Lebih jauh, demi dapat mengintegrasikan sepenuhnya standar ISO 26000 dalam organisasi, ITM telah menetapkan blue print dan milestone penting untuk 5 tahun ke depan. [G4- 15]

1

g. Kompetensi inti dari organisasi dan cara mereka dapat berkontribusi untuk pembangunan

berkelanjutan;

Dengan disertai tekad untuk berinovasi dan melakukan perbaikan berkelanjutan, membuat pertumbuhan usaha ITM berimplikasi pada pemenuhan kecukupan infrastruktur sosial untuk masyarakat sekitar yang dicapai melalui ketaatan pembayaran pajak, penyediaan lapangan kerja, dan kompensasi yang memadai.

1

h. Konsekuensi bagi organisasi yang terkait dengan dampaknya

terhadap ekonomi, lingkungan,

dan/atau masyarakat

(misalnya, risiko untuk model bisnis atau reputasinya);

Kegagalan pemenuhan peraturan perundang- undangan yang berlaku di Indonesia terutama dalam industri tambang yang berdampak pada reputasi ITM, hubungan dengan regulator dan

implikasi hukum. 1

(35)

PT Indo Tambangraya Megah 2016 (lanjutan)

8

Pengujian Pengungkapan Scoring

i.Topik material secara tepat diprioritaskan dalam laporan.

1

Kelengkapan

a. Laporan

memperhitungkan dampak yang disebabkan

organisasi pelapor, yang

dikontribusikannya, atau yang secara langsung terkait melalui hubungan bisnis, dan mencakup, serta memprioritaskan semua informasi material atas dasar prinsip-prinsip Materialitas, Konteks

Keberlanjutan, dan Inklusivitas

Pemangku Kepentingan;

Sebagai perusahaan yang beroperasi di bidang pertambangan, ITM mengakui dampak

lingkungan merupakan dampak yang potensial dari operasionalnya. Untuk itu, ITM secara konsisten mengidentifikasi, mengurangi dan meminimalkan dampak lingkungan operasional, terutama pada air, tanah, kualitas udara, iklim dan keanekaragaman hayati. Manajemen lingkungan di ITM didasarkan pada tujuan untuk

meminimalkan dampak lingkungan melalui penggunaan strategi manajemen risiko yang tepat dan sesuai dengan persyaratan peraturan. Selain itu, ITM terus bekerja sama dengan para

pemangku kepentingan untuk dapat berdiskusi menemukan solusi terbaik terhadap tantangan

bidang lingkungan yang begitu kompleks. 1 100%

(36)

9

Pengujian Pengungkapan Scoring

b. Informasi dalam laporan ini menyertakan semua dampak signifikan dalam periode pelaporan, dan perkiraan yang wajar dari dampak signifikan di masa mendatang ketika dampak-dampak tersebut cukup dapat diperkirakan dan dapat menjadi tak terhindarkan atau tidak dapat ditiadakan;

Pada tahun 2016, ITM membayar pajak dan royalti sebesar USD235,0 juta dari total USD271,4 juta pada tahun 2015, seiring dengan menurunnya pendapatan Perusahaan sebagai dampak dari penurunan jumlah volume penjualan dan harga penjualan batubara di tahun 2016.

1

c. Laporan ini tidak menghilangkan informasi relevan yang secara substansial

memengaruhi penilaian dan keputusan

pemangku

kepentingan, atau yang

mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan.

1

Rata-Rata 100%

(37)

Lampiran 5 Prinsip Isi – PT Indo Tambangraya Megah 2017

Pengujian Pengungkapan Scoring

Inklusivitas Pemangku Kepentingan a. Organisasi

pelapor dapat mendeskripsikan para pemangku kepentingan yang kepadanya

organisasi

bertanggung jawab;

1

100%

b. Isi laporan mengacu pada hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang digunakan oleh organisasi dalam kegiatannya yang sedang

berlangsung, dan sebagaimana yang diwajibkan oleh kerangka hukum dan kelembagaan yang dipakainya untuk beroperasi;

1

(38)

2

Pengujian Pengungkapan Scoring

c. Isi laporan mengacu pada hasil dari setiap proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang dilakukan secara khusus untuk laporan tersebut;

Perusahaan membangun masyarakat secara berkelanjutan, ITM menjalin kerjasama dengan perusahaan sebagai pemasok barang maupun jasa, dengan prioritas kontraktor lokal di sekitar area tambang. Penerapan strategis ini mengacu

Peraturan Kementarian ESDM No.28 Tahun 2009 yang mendukung alih pengetahuan,

pengembangan tenaga kerja lokal, dan penyerapan pendapatan asli daerah.

ITM bersama perusahaan mitra kerja yang terdaftar telah memberdayakan pekerja lokal asal daerah Kalimantan berdasarkan point of hire. Pada tahun 2017, pekerja asal daerah yang

diberdayakan ITM mencapai 2.130 karyawan dan 12% diantaranya berhasil menempati posisi operational leader ke atas. Dari jumlah vendor dan kontraktor terdaftar, 97,3% diantaranya berasal dari Indonesia dengan nilai kontrak pekerjaan mencapai 99,0% dari keseluruhan nilai pengadaan barang dan jasa.

1

d. Hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan akan menginformasikan keputusan tentang konsistensi laporan dengan topik material yang disertakan dalam laporan tersebut.

1

Konteks Keberlanjutan

(39)

PT Indo Tambangraya Megah 2017 (lanjutan)

3

Pengujian Pengungkapan Scoring

a. Organisasi pelapor menyajikan pemahamannya tentang

pembangunan berkelanjutan, berdasarkan tujuan dan informasi yang tersedia, serta langkah-langkah berotoritas dalam pembangunan berkelanjutan, untuk topik-topik yang dibahas;

ITM membentuk fungsi baru yang bertanggung jawab atas efektifitas pelaksanaan strategi keberlanjutan perusahaan, manajemen risiko, dan kepatuhan yang terkait dengan K3, lingkungan, dan kemasyarakatan. Melalui Surat Keputusan No.

1734/A/ITM/HR/6/2017, fungsi Sustainability &

Risk Management (fungsi S&RM) yang efektif berlaku per 16 Juni 2017. Di bawah fungsi S&RM, ITM mengelola efektivitas berjalannya strategi Perusahaan atas pembangunan berkelanjutan dalam kaitannya dengan kegiatan lingkungan, kemasyarakatan, manajemen risiko, dan kepatuhan. Menjadikan ITM mencapai misi Perusahaan ‘menjadikan kerangka Pembangunan Berkelanjutan sebagai landasan untuk semua

inisiatif dan kegiatan bisnis’. 1 100%

(40)

4

Pengujian Pengungkapan Scoring

b. Organisasi menyajikan

kinerjanya dengan mengacu pada kondisi dan sasaran pembangunan berkelanjutan yang lebih luas, sebagaimana

tercermin dalam instrumen sektoral, lokal, regional, atau global yang diakui;

1

c. Organisasi menyajikan

kinerjanya dengan

cara yang

mengomunikasikan

dampak dan

kontribusi dalam konteks geografis yang tepat;

ITM mengembangkan pelatihan pembuatan pupuk bokashi bagi para petani di wilayah dampingan JBG. Pupuk bokashi tersebut merupakan pupuk organik yang berasal dari sekam padi.

Sejak tahun 2014, pelatihan telah dilaksanakan di workshop pembuatan pupuk bokashi Desa Karang Rejo yang dikelola oleh Kelompok Sumber Makmur. Hingga tahun 2017, pelatihan telah diikuti oleh 6 desa dampingan JBG dan diikuti oleh 29 petani.

1

(41)

PT Indo Tambangraya Megah 2017 (lanjutan)

5

Pengujian Pengungkapan Scoring

d Organisasi menggambarkan bagaimana topik ekonomi,

lingkungan,

dan/atau sosial yang terkait dengan strategi, risiko, peluang, dan tujuan jangka panjangnya, termasuk dalam rantai nilainya.

1

Materialitas

a. Dampak

ekonomi, lingkungan,

dan/atau sosial yang penting (seperti perubahan iklim, HIV-AIDS, atau kemiskinan)

yang sudah

diidentifikasi melalui

penyelidikan yang kukuh oleh orang- orang dengan keahlian yang diakui, atau oleh badan-badan ahli dengan pengalaman (kredensial) yang diakui;

1. Mengoperasikan 62 kolam pengendapan dengan kapasitas 8,1 juta m3 sebagai outlet untuk

mengontrol erosi, menampung air, sedimentasi, dan mengolah aliran air untuk pemanfaatan kembali maupun pembuangan.

2. Mengelola limpasan air hujan disekitar tempat penimbunan batubara dengan cara mengalihkan ke saluran-saluran drainase dan mengendapkannya di kolam sedimentasi

3. Secara berkala mengeruk kolam sedimentasi dan menempatkan hasil kerukan dilokasi penimbunan batubara

4. Melakukan kerjasama dengan BMKG untuk memantau

tingkat curah hujan setiap kuartal

1

100%

b. Kepentingan dan harapan para pemangku

kepentingan yang secara khusus diinvestasikan dalam organisasi, seperti karyawan dan pemegang saham;

ITM berkomitmen untuk memenuhi pelaksanaan Kesehatan kerja melalui kegiatan medical check up, donor darah, kegiatan olahraga, serta

pengobatan yang tersedia di 5 klinik on site, 3 pos kesehatan, dan lebih dari 10 rumah sakit rekanan di Kalimantan dan Jakarta. Berdasarkan laporan pemeriksaan kesehatan 2017 di Klinik on-site dan juga hasil pemeriksaan kesehatan regular tahunan (MCU), ITM memetakan adanya penyakit

endemik ISPA dan gangguan profil lemak

1

(42)

6

Pengujian Pengungkapan Scoring

(cholesterol) yang mulai banyak diderita karyawan.

c. Kepentingan ekonomi, sosial, dan/atau

lingkungan yang lebih luas , serta topik-topik yang dikemukakan oleh para pemangku kepentingan seperti pekerja yang bukan karyawan,

pemasok,

masyarakat lokal, kelompok rentan, dan masyarakat sipil;

ITM memiliki komitmen tinggi untuk menerapkan kebijakan

pemberantasan korupsi. Perusahaan telah

menetapkan kebijakan dalam menjalankan bisnis secara jujur, fair, dan menjauhi tindakan yang mengarah pada korupsi, penipuan, dan sejenisnya.

Penerapan whistleblowing system (WBS) adalah salah satu sarana untuk mengontrol implementasi kebijakan berbisnis dengan etika. Dengan

demikian, Perusahaan telah menyediakan fasilitas Independent Whistleblower Center (IWBC) yang dapat diakses melalui website www.iwbcitmg.com sejak 2011.

1

d. Topik utama dan tantangan masa depan untuk sektor, seperti yang diidentifikasi oleh rekan-rekan dan pesaing;

Curah hujan yang tidak mendukung menyebabkan tidak

terpenuhi target produksi, yaitu 14% lebih rendah dibanding tahun sebelumnya. Oleh karena itu, dalam mengelola dampak perubahan iklim ini dan memastikan jam operasional yang optimal, ITM telah menambah jumlah kolam endapan dan menjalankan beberapa strategi.

1

e. Hukum,

peraturan, perjanjian

internasional, atau perjanjian sukarela tentang signifikansi strategis untuk organisasi dan pemangku

kepentingan;

Dengan visi: Perusahaan membangun masyarakat lokal secara berkelanjutan, ITM menjalin kerjasama dengan perusahaan sebagai pemasok barang maupun jasa, dengan prioritas kontraktor lokal di sekitar area tambang. Penerapan strategis ini mengacu Peraturan Kementarian ESDM No.28 Tahun 2009 yang mendukung alih pengetahuan, pengembangan tenaga kerja lokal, dan penyerapan pendapatan asli daerah.

1

(43)

PT Indo Tambangraya Megah 2017 (lanjutan)

7

Pengujian Pengungkapan Scoring

f. Nilai, kebijakan, strategi, sistem manajemen

operasional, tujuan, dan sasaran organisasi yang utama;

1

g. Kompetensi inti dari organisasi dan cara mereka dapat berkontribusi untuk pembangunan

berkelanjutan;

ITM bersama perusahaan mitra kerja yang terdaftar telah memberdayakan pekerja lokal asal daerah Kalimantan berdasarkan point of hire. Pada tahun 2017, pekerja asal daerah yang diberdayakan ITM mencapai 2.130 karyawan dan 12% diantaranya berhasil menempati posisi operational leader ke atas.

1

h. Konsekuensi bagi organisasi yang terkait dengan dampaknya

terhadap ekonomi, lingkungan,

dan/atau masyarakat

(misalnya, risiko untuk model bisnis atau reputasinya);

Jika sebuah krisis menimpa sebuah organisasi dan melumpuhkan operasi, organisasi tersebut akan menghadapi beberapa konsekuensi negatif, seperti hilangnya kemampuan untuk menanggapi kebutuhan pelanggan dan kerusakan status keuangan, reputasi, dan kredibilitasnya terhadap pemangku kepentingan.

1

(44)

8

Pengujian Pengungkapan Scoring

i.Topik material secara tepat diprioritaskan dalam laporan.

1

Kelengkapan

a. Laporan

memperhitungkan dampak yang disebabkan

organisasi pelapor, yang

dikontribusikannya, atau yang secara langsung terkait melalui hubungan bisnis, dan mencakup, serta memprioritaskan semua informasi material atas dasar prinsip-prinsip Materialitas, Konteks

Keberlanjutan, dan Inklusivitas

Pemangku Kepentingan;

1 100%

(45)

PT Indo Tambangraya Megah 2017 (lanjutan)

9

Pengujian Pengungkapan Scoring

b. Informasi dalam laporan ini menyertakan semua dampak signifikan dalam periode pelaporan, dan perkiraan yang wajar dari dampak signifikan di masa mendatang ketika dampak-dampak tersebut cukup dapat diperkirakan dan dapat menjadi tak terhindarkan atau tidak dapat ditiadakan;

Kegiatan petani yang lebih produktif melalui IFS dapat meningkatkan perekonomian. Petani yang semula hanya memiliki pendapatan sejumlah Rp500.000 per bulan kini meningkat menjadi Rp1.900.000 per bulan. Peningkatan perekonomian ini diharapkan dapat menumbuhkan kelompok baru lainnya.

1

c. Laporan ini tidak menghilangkan informasi relevan yang secara substansial

memengaruhi penilaian dan keputusan

pemangku

kepentingan, atau yang

mencerminkan dampak ekonomi, lingkungan, dan sosial yang signifikan.

1

Rata-Rata 100%

(46)

Lampiran 6 Prinsip Isi – PT Indo Tambangraya Megah 2018

Pengujian Pengungkapan Scoring

Inklusivitas Pemangku Kepentingan a. Organisasi

pelapor dapat mendeskripsikan para pemangku kepentingan yang kepadanya

organisasi

bertanggung jawab;

Kami melakukan dialog (Focus Group Discussion) untuk menerima input dari masyarakat; pemerintah pusat dan daerah; pelanggan; media; lembaga swadaya masyarakat; dan pekerja. Keterlibatan berbagai pemangku kepentingan secara konstruktif membantu ITM menentukan keputusan dan menjalankan bisnis dengan penuh tanggung jawab.

Analisis kebutuhan pemangku kepentingan dilakukan dengan metode Focus Group Discussion (FGD) dan in-depth interview pada awal tahun 2018. Proses dan metode ini merujuk pada standar AA1000 SES.

1

100%

b. Isi laporan mengacu pada hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang digunakan oleh organisasi dalam kegiatannya yang sedang

berlangsung, dan sebagaimana yang diwajibkan oleh kerangka hukum dan kelembagaan yang dipakainya untuk beroperasi;

1

(47)

PT Indo Tambangraya Megah 2018 (lanjutan)

2

Pengujian Pengungkapan Scoring

c. Isi laporan mengacu pada hasil dari setiap proses keterlibatan

pemangku

kepentingan yang dilakukan secara khusus untuk laporan tersebut;

Kami melakukan identifikasi isu-isu keberlanjutan berdasarkan keterlibatan pemangku kepentingan, kemudian mengelompokkannya ke dalam topik- topik keberlanjutan yang dianggap relevan.

1

d. Hasil dari proses keterlibatan

pemangku

kepentingan akan menginformasikan keputusan tentang konsistensi laporan dengan topik material yang disertakan dalam laporan tersebut.

1

Konteks Keberlanjutan a. Organisasi

pelapor menyajikan pemahamannya tentang

pembangunan berkelanjutan, berdasarkan tujuan dan informasi yang tersedia, serta langkah-langkah berotoritas dalam pembangunan berkelanjutan, untuk topik-topik yang dibahas;

Di tahun 2018, ITM mengawali kebijakan investasi digitalisasi dengann mempersiapkan infrastruktur IT dan sumber daya manusia yang siap beradaptasi terhadap perubahan dengan mengintegrasikan nilai budaya

korporasi baru, yaitu ‘Banpu Heart’. Transformasi dan digitalisasi tiada henti di sepanjang rantai pasokan merupakan jawaban ITM dalam merespon tantangan dan perubahan yang ada, untuk mencapai keberlanjutan

perusahaan.

1 100%

(48)

3

Pengujian Pengungkapan Scoring

b. Organisasi menyajikan

Referensi

Dokumen terkait