• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Metode Mayerhoff dan Metode Aoki De Alencer pada Analisis Daya Dukung Tanah Proyek Pembangunan Bendung D.I Serdang (Studi : Kasus Proyek Konstruksi Bendung D.I Serdang)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "Perbandingan Metode Mayerhoff dan Metode Aoki De Alencer pada Analisis Daya Dukung Tanah Proyek Pembangunan Bendung D.I Serdang (Studi : Kasus Proyek Konstruksi Bendung D.I Serdang)"

Copied!
77
0
0

Teks penuh

Analysis of kapasitas kapasita daya dukung pondasi yang menggunakan Mayerhoff, Aoki and De Alencar methods, and the data that was obtained tanah erbuktan dari hasil tesingan SPT. The garden pile is used on a solid foundation that has a large bearing capacity and is located very deep, which is about 15 meters, and the condition around the location of the building land, which cost a lot. There are several things to consider when choosing a foundation shape based on the bearing capacity of the soil, among them, if the hard soil is located at a depth of up to 10 meters or more below the ground surface, the type of foundation that is usually used is the bored pile foundation.

Analysis of the calculation of the bearing capacity of the foundation using the Mayerhoff, Aoki and De Alencar method, and soil survey data obtained from the results of the SPT test.

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sesuai dengan strategi pengembangan, daerah irigasi Serdang mendapat pasokan air dari bendungan Sungai Ular melalui Sungai Batu Gingging, dengan debit sebesar 3,30 m3/detik. Pondasi tiang pancang yang mewakili posisi terendah suatu bangunan dan memindahkan beban struktur ke tanah atau batuan di bawahnya diteliti oleh penulis di Serdang D.I. Tujuan dan kegunaan pondasi tiang pancang adalah untuk mendistribusikan atau mengalihkan beban dari bangunan diatasnya ke lapisan tanah keras yang sangat dalam.

Dalam penelitian ini penulis akan menggunakan metode Aoki dan De Alencer untuk menilai daya dukung pondasi tiang pancang.

Maksud Penelitian

Tujuan Penelitian

Rumusan Masalah

Lingkup Penelitian

Manfaat Penelitian

Penelitian Terdahulu

Nurhidayanti, Mahfud S.Pd., M.T. dan Masrul Huda, M.A. (2019) melakukan penelitian serupa pada analisis daya dukung pondasi tiang pancang. Kajian perencanaan dilakukan pada penelitian untuk menghitung dan membandingkan daya dukung masing-masing tiang pancang dengan menggunakan data probe dan Uji Penetrasi Standar (SPT), serta menghitung daya dukung kelompok tiang yang paling efektif.

Bendung

Bendung dibangun untuk menaikkan tinggi muka air sungai, namun tinggi air masih melebihi tinggi bendungan, sedangkan bendungan dibangun untuk menghentikan aliran air ke waduk atau danau. Menyeberangi sungai atau aliran sungai memerlukan pembangunan bangunan air yang dirancang khusus untuk menaikkan permukaan air melebihi ambang batas yang telah ditentukan sehingga air sungai dapat ditampung. Jenis ini mempunyai tujuan ganda: menaikkan tinggi muka air sungai relatif terhadap air ledeng untuk berbagai keperluan dan mengatur tinggi muka air di bagian hulu bendungan relatif terhadap tinggi air banjir.

Bendung ini bekerja dengan cara menggembungkan badan bendungan untuk menaikkan muka air dan mengempiskannya untuk menurunkan muka air.

Gambar 2.1  Tubuh Bendung
Gambar 2.1 Tubuh Bendung

Pondasi

Pondasi tiang pancang beton cor di tempat, juga dikenal sebagai pondasi tiang pancang, adalah pondasi yang stabil dan kaku yang dibangun dengan melapisi lubang dengan tulangan setelah mengebor tanah dan menuangkan beton ke dalamnya. Tiang pancang bekerja dengan tanah untuk memberikan kapasitas menahan beban, yang menopang struktur atas bangunan dan memberikan keamanan. Pondasi dalam adalah pondasi yang mampu memikul beban bangunan ke dalam batuan atau tanah keras yang sangat dalam sekaligus mampu menerima beban bangunan yang sangat besar.

Di lapangan sering digunakan pondasi dalam seperti pondasi tiang pancang dan pondasi lubang, kecuali pada proses pemindahan kendaraan pada medan yang berat, dimana tiang bor menjadi salah satu alternatif solusinya. Pondasi tiang pancang dapat menopang bangunan untuk menahan gaya angkat dan cocok digunakan pada struktur bertingkat tinggi yang mengalami gaya guling akibat beban horizontal. Jika diperlukan lapisan tanah yang dalam dan kokoh untuk menopang suatu bangunan, maka digunakan pondasi tiang pancang.

Pada bangunan bertingkat tinggi yang mengalami gaya guling akibat beban angin, pondasi tiang pancang juga digunakan untuk menopang bangunan guna menangkal gaya angkat ke atas. Tiang pancang yang tidak dipindahkan ditempatkan di dalam tanah dengan cara digali atau dibor ke dalam tanah. Tiang pancang dipancang tegak lurus dengan tanah, namun apabila diperlukan 16 tiang pancang untuk menopang beban horizontal, tiang pancang dapat ditumpuk secara miring (tiang pancang).

Menurut Sardjono (1996:1), tiang pancang digunakan untuk pondasi bangunan jika lapisan bawah bangunan tidak mempunyai daya dukung yang cukup untuk menahan beban bangunan dan bebannya, atau jika tanah keras mempunyai daya dukung yang cukup untuk menahan beban. beban bangunan. Tiang penyangga tiang (end bearing poles) Tiang penyangga tiang adalah tiang penyangga ujung yang memindahkan beban bangunan ke tanah keras melalui ujung pondasi.

Gambar 2.3 Pondasi telapak (spread footing)
Gambar 2.3 Pondasi telapak (spread footing)

Macam-Macam Pondasi Tiang Pancang

Oleh karena itu, pondasi tiang pancang kayu untuk bangunan permanen harus selalu berada lebih rendah dari muka air tanah terendah. Kekuatan tariknya tinggi sehingga pengangkatan untuk penggerak tidak menimbulkan masalah, seperti halnya tiang beton. Karena tumpukan ini harus ditempatkan di bawah permukaan air tanah terendah agar dapat bertahan lama, biaya penggalian akan meningkat jika permukaan air tanah terendah berada sangat dalam.

Tiang pancang kayu memiliki umur yang lebih pendek dibandingkan tiang pancang jenis lainnya, terutama di daerah yang airtanahnya sering naik turun. Tiang pancang jenis ini merupakan tiang pancang beton bertulang yang dibentuk dan dituangkan ke dalam suatu cetakan (form) beton, kemudian ditinggikan dan. Karena bobotnya yang berat, tiang pancang beton ini biasanya dibentuk dan dicor di lokasi, sehingga memudahkan pengangkutan.

Tiang pancang ini dapat menahan beban yang lebih tinggi (lebih dari 50 ton per tiang), tergantung dimensinya. Tiang pancang beton ini baru ditanam setelah mengeras (menjadi kuat) sehingga memerlukan waktu yang lama dalam penggunaannya. Karena tiang pancang ini terbuat dari baja, kekuatannya sangat tinggi dan tidak retak seperti beton pracetak selama pengangkutan dan pemasangan.

Sedangkan jika menggunakan tiang pancang beton pracetak, pengangkutannya akan memakan waktu lama dan sulit serta biayanya lebih mahal. Karena permukaan air terendah sangat dalam, penggunaan tiang pancang kayu memerlukan penggalian yang sangat besar untuk memastikan bahwa tiang pancang selalu berada di bawah permukaan air terendah.

Tanah

Aktivitas organisme di dalam tanah mempunyai pengaruh yang kuat terhadap akumulasi bahan organik, siklus unsur hara dan pembentukan struktur tanah yang stabil. Komposisi kimia dan mineral bahan awal tidak hanya mempengaruhi intensitas pelapukan, tetapi juga jenis vegetasi alami yang tumbuh di atasnya. Selain itu, vegetasi yang hidup di tanah kapur biasanya mengandung alkali tingkat tinggi di lapisan atas tanah melalui sisa-sisa vegetasi, sehingga memperlambat proses pengasaman tanah.

Tanah yang terbentuk dari batuan keras membutuhkan waktu lebih lama untuk terbentuk dibandingkan tanah yang terbentuk dari bahan induk lepas. Tanah muda dapat terbentuk dalam waktu kurang dari 100 tahun dari bahan induk vulkanik lepas seperti abu vulkanik. Tanah dewasa dapat terbentuk dalam waktu 1.000 hingga 10.000 tahun, terbukti dengan berkembangnya 27 tanah Spodosol di Alaska dari bahan induk berpasir (1.000 tahun) dan tanah Molisol di Amerika Serikat dari bahan induk lepas (10.000 tahun).

Tingkat perkembangan tanah berhubungan dengan pembentukan horizon tanah, sedangkan tingkat erosi tanah berhubungan dengan terkikisnya mineral-mineral yang ada di dalam tanah. Tanah muda dengan horizon A dan C yang baru mungkin mengalami pelapukan ringan jika berasal dari bahan induk muda seperti abu vulkanik, namun juga dapat mengalami iklim maju jika berasal darinya. Proses pembentukan tanah terbentuk dari pelapukan batuan dengan bantuan organisme, sehingga terjadilah terbentuknya berbagai benda yang menutupi batuan tersebut.

Menurut Hans Jenny, seorang ahli asal Swiss yang bekerja di Amerika Serikat, tanah terbentuk dari bahan-bahan primer yang mengalami perubahan seiring berjalannya waktu akibat dinamika faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi (topografi). Berbagai jenis tanah terbentuk karena dinamika kelima faktor tersebut, dan dapat dilakukan klasifikasi tanah. Tanah terbentuk karena pelapukan batuan organik & anorganik.

Daya Dukung Tanah

Data besarnya daya dukung tanah yang diperlukan untuk menerima beban-beban yang diperlukan pada tahap konstruksi suatu struktur bangunan. Untuk menghitung dan merencanakan dimensi pondasi yang mampu menopang beban struktur yang akan dibangun, harus diketahui daya dukung tanah. Apabila daya dukung tanah tidak dapat menerima beban struktur yang direncanakan, maka dapat dilakukan perlakuan tertentu dengan menggunakan data daya dukung tanah yang telah diketahui untuk meningkatkan daya dukung tanah hingga nilai yang diinginkan.

Salah satu syarat teknis untuk mendapatkan IMB di beberapa kota besar di Indonesia adalah data daya dukung tanah (Izin Mendirikan Bangunan). Tidak hanya bangunan berukuran besar saja yang wajib melakukan penyelidikan tanah untuk mengetahui daya dukung tanahnya, namun bangunan bangunan kecil seperti pertokoan, rumah lantai dan bangunan lainnya juga wajib melakukan penyelidikan tanah. Investigasi tanah umumnya dilakukan dengan menggunakan uji SPT untuk penyelidikan tanah dalam (> 20 m) dan probe untuk mengetahui daya dukung tanah dangkal (ada banyak metode untuk menganalisis daya dukung tanah tunggal dan kelompok yang telah diselidiki dan dikembangkan. dan diterapkan secara luas dalam bidang geoteknik dan khususnya dalam bidang teknik geoteknik).

Mengetahui jenis tanah di tempat bangunan akan dibangun merupakan salah satu syarat yang harus dipenuhi sebelum membangun suatu struktur. Daya dukung tiang dihitung secara statik dengan menggunakan teori mekanika tanah yaitu dengan mempelajari sifat-sifat teknis tanah, sedangkan perhitungan dinamik dilakukan dengan menganalisis daya dukung ultimit dengan data yang diperoleh dari data tiang. Dalam hal ini daya dukung tiang bor akan dihitung dengan menggunakan dua metode yaitu metode Mayerhoff dan metode Aoki dan de Alencer.

Untuk pasir sangat halus atau pasir berlumpur yang terletak di bawah permukaan air, nilai SPT cenderung lebih tinggi karena permeabilitasnya rendah. Dalam perencanaan pondasi tiang pancang, data perpindahan tanah sangat diperlukan dalam perencanaan daya dukung tiang sebelum konstruksi dimulai, guna menentukan daya dukung tiang pancang.

Metode Mayerhoff

Qult = daya dukung ujung tiang (ton) Qp = daya dukung ujung tiang (ton) Qs = daya dukung ujung tiang (ton). Ap = luas penampang alas tiang (m2) As = luas penampang tutup (m2) Nb = nilai NSPT rata-rata pada seluruh tiang D = diameter pondasi.

Metode Aoki de Alencer

Qca (alas) = ​​rata-rata tahanan kerucut 1,5 D di atas ujung tiang 1,5 D di bawah ujung tiang Fb adalah faktor empiris tahanan ujung tiang tergantung pada jenis tiang. Secara umum nilai αs untuk pasir = 1,4 persen, nilai αs untuk lanau = 3,0 persen, dan nilai αs untuk tanah liat = 1,4 persen.

Tabel 2.1 Faktor empiric Fb dan Fs
Tabel 2.1 Faktor empiric Fb dan Fs

Lokasi Penelitian

Tahapan Penelitian

Data Primer

Data Sekunder

  • Tahapan Analisis
  • Kesimpulan
  • Saran

Berdasarkan Tabel 4.11 dapat disimpulkan bahwa hasil perhitungan daya dukung metode Mayerhoff lebih besar dibandingkan dengan metode Aoki dan De Alencer, sehingga metode Mayerhoff lebih efisien dibandingkan dengan metode Aoki de Alencer. Data teknis yang lengkap harus diperoleh sebelum melakukan perhitungan karena data tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perencanaan analisis perhitungan. Analisa Daya Dukung Tanah Pondasi Tiang Pada Rencana Pembangunan Kompleks Pendidikan Islam Al Azhar Jambi 57.

Pengaruh Daya Dukung Pondasi Tiang Pada Proyek Pembangunan GIS (Gas Insulated Switch Gear) Di Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru.

Gambar 3.2 Bagan alir penelitian
Gambar 3.2 Bagan alir penelitian

Gambar

Gambar 2.1  Tubuh Bendung
Gambar 2.3 Pondasi telapak (spread footing)
Gambar 2.4 Pondasi rakit (raft foundation)
Gambar 2.5 Pondasi sumuran (pier foundation)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pembahasan dalam penelitian ini adalah analisis daya dukung pondasi tiang pancang secara analitis menggunakan beberapa metode yang akan diverifikasi dengan hasil dinamik

Determination of optimum levels of phosphorus and nitrogen in the soil allows with high accuracy, using already known formulas V.G.Chernenok, 1989: Dr = Popt - Pfact*10, to calculate