• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan exploration, development dan abandonment well?

N/A
N/A
Eva Rifayanti

Academic year: 2024

Membagikan " Perbedaan exploration, development dan abandonment well?"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

1. Perbedaan exploration, development dan abandonment well?

- Sumur Eksplorasi (Wildcat) merupakan sumur yang dibor pertama kali untuk menentukan keterdapatan minyak dan gas pada lokasi yang masih baru.

- Sumur Pengembangan (Development Well) merupakan sumur yang dibor pada suatu lapangan minyak yang telah ada. Sumur ini memiliki tujuan untuk mengambil hidrokarbon secara maksimal di lapangan yang telah ada.

- Sumur mati (abandonment) merupakan sumur yg sudah tidak mampu berproduksi lagi karena tekanan bawah sumur sama dgn tekanan kepala sumur.

2. Personil pemboran?

- Company man - Tool pusher - Driller - Derrickman - Rotary helper - Motor man - Rig mechanic.

- Rig electrician - Mud engineer - Mud logger

- Casing and cementing crew 3. Komponen drilling rig?

- Sistem Pengangakatan (Hoisting System) - Sistem Pemutar (Rotating System) - Sistem Sirkulasi (Circulating System) - Sistem Tenaga (Power System)

- Sistem Pencegah Semburan Liar (BOP System) 4. Proses pemboran secara umum?

a. Study geology regional - Geologi struktur - Stratigrafi - Geomorfologi b. Mapping

Merupakan proses pembuatan singkapan beserta struktur geologinya dengan mengumpulkan data dari lapangan.

c. Planing pemboran

- Jarak interval, baik terukur, tertera, terkira - Kedalaman

- Luasan wilayah d. Pemboran

- Open hole, yaitu mengetahui kondisi stratigrafi bawah permukaan.

- Coring, yaitu mengetahui kualitas.

e. Dekripsi f. Logging g. Pasca drilling.

(2)

5. Jenis – jenis dan perbedaan rig?

Rig terbagi atas 2 (dua) macam, yaitu :

- OFF SHORE RIG, Rig ini pada umumnya dioperasikan pada permukaan air seperti laut, sungai, danau, permukaan rawa.

- ON SHORE RIG, Rig ini pada umumnya dioperasikan di daerah daratan. Rig daratan pada umumnya di desain portable guna memudahkan untuk pemasangan dan pembongkaran. Untuk mobilisasi jenis Rig ini, digunakan alat angkut jenis trailler.

Penggunaan dari Rig (dalam skala kecil) yakni untuk Well Service Maintenance dan Work Over. Sedangkan untuk skala yang lebih besar umumnya digunakan untuk operasional vertical drilling.

OFF SHORE RIG, terbagi atas 6 (enam) kategori, yaitu :

- SWAMP BARGE RIG, Rig ini merupakan jenis rig laut yang beroperasi untuk kedalaman antara 7-15 feet (laut dangkal) dan pada umumnya dipakai untuk daerah rawa ataupun sungai. Pengoperasian Rig jenis ini iyakni dengan mengisi “ballast tank” menggunakan air agar posisinya tenggelam dan duduk didasar laut dan “spud can” juga menancap di dasar laut. Agar terhindar dari resiko terjadinya pergeseran

“ballast tank” akibat adanya arus laut yang kuat, maka “ballast tank” harus diikat pada tiang yg sudah dipersiapkan. Kesalahan akibat ketidakstabilan posisi dan terjadi pergeseran pada Rig, maka akan sangat beresiko terutama pada sumur ; - TENDER BARGE RIG, jenis Rig ini sama dengan jenis SWAMP BARGE,

perbedaannya terdapat pada kedalaman diatas 10 – 30 meter ;

- JACK UP RIG, Rig jenis ini yang banyak digunakan pada pengeboran lepas pantai dengan kedalaman operasi 15 – 250 feet. Rig ini memiliki badan rig atau sering disebut platform. Platform ini berdiri diatas permukaan air, yang ditopang oleh kaki- kaki (biasanya terdiri dari 3 atau 4 kaki) yang terbuat dari baja. Saat dioperasikan, kaki-kaki baja tersebut berpijak pada dasar laut. Setelah itu platform tersebut kemudian diangkat keatas permukaan air. Saat mobilisasi, maka kaki-kaki baja tersebut kemudian diangkat, sehingga badan rig (platform) tersebut mengapung diatas permukaan air. Saat terapung, maka plaform dapat mudah dimobilisasi dengan cara ditarik menggunakan kapal jenis tug boat. Rig jenis ini bisa dipakai untuk melakukan pengeboran sumur-sumur eksplorasi

- DRILLING JACKET, jenis Rig ini lebih sering digunakan pada permukaan laut dangkal dan tenang. Serta dapat dikombinasi dengan jenis rig lainnya ;

- SUBMERSIBLE RIG, Rig jenis ini adalah jenis yang mengapung dan memiliki hull pada platform-nya. Untuk menjaga kestabilan posisi yang diinginkan, maka Rig ini dilengkapi dengan jangkar yang disangkutkan didasar laut. Selain itu peralatan pendukung berupa baling-baling yang berada disekelilingnya serta sistem keseimbangan (ballast control system) yang berfungsi untuk mengatur keseimbangan dan atau posisi agar selalu berada diatas permukaan air. Dengan struktur tersebut, maka Rig jenis ini sering digunakan pada lokasi laut dalam yang memiliki ombak besar dan sanggup menjangkau permukaan dasar laut. Kedalaman pengoperasiannya diatas 250 feet ;

- DRILL SHIP RIG, Rig jenis ini banyak digunakan untuk melakukan pengeboran pada kedalaman lebih dari 3000 meter. Rig ini ditempatkan diatas kapal laut sehingga mendukung untuk mobilitas tinggi dan sanggup beroperasi pada lokasi

(3)

yang jauh dari daratan. Penempatan tower berada diatas kapal yang pada bagian bawah kapal dalam kkondisi terbuka ke laut.

6. Estimasi biaya pemboran?

Estimasi biaya pemboran dihitung untuk memastikan dan memperkirakan berapa biaya operasi pemboran yang akan dikeluarkan. Penghitungan biaya pemboran dimulai dari profil sumur, konstruksi sumur merupakan profil yang memperlihatkan program casing penyemenan, dan komplesi sumur. Dipengaruhi oleh Jenis dan ukuran sumur, Parameter yang berpengaruh pada biaya pemboran, Biaya peralatan , material pemboran, dan rig yang disewa, Transpotasi dan Workover

7. Power system?

sumber tenaga untuk menggerakan semua sistem di atas dan juga untuk suplai listrik.

Sebagai sumber tenaga, biasanya digunakan mesin diesel berkapasitas besar 8. Hoisting system?

System yg fungsi utamanya menurunkan dan menaikkan tubular (pipa pemboran, peralatan completion atau pipa produksi) masuk-keluar lubang sumur. Menara rig (mast atau derrick) termasuk dalam sistem ini.

9. Circulating system?

System yg berfungsi untuk mensirkulasikan fluida pemboran keluar masuk sumur dan menjaga agar properti lumpur seperti yang diinginkan. Sistem ini meliputi (1) pompa tekanan tinggi untuk memompakan lumpur keluar masuk-sumur dan pompa tekanan rendah untuk mensirkulasikannya di permukaan, (2) peralatan untuk mengkondisikan lumpur: shale shakercutting)desander untuk memisahkan pasir; degasser untuk mengeluarkan gas, desilter berfungsi untuk memisahkan solid hasil pemboran ( untuk memisahkan partikel solid berukuran kecil, dsb.

10. Rotating system?

System yg berfungsi untuk memutarkan pipa-pipa tersebut di dalam sumur. Pada pemboran konvensional, pipa pemboran (drill strings) memutar mata-bor (drill bit) untuk menggali sumur.

11. Well control system?

System yg berupa peralatan untuk mencegah blowout (meledaknya sumur di permukaan akibat tekanan tinggi dari dalam sumur). Yang utama adalah BOP (Blow Out Preventer) yang tersusun atas berbagai katup (valve) dan dipasang di kepala sumur (wellhead).

12. Duplex system?

Pompa duplex dilengkapi dengan 2 buah piston, pompa duplex bergerak kedepan dan kebelakang untuk mengisap lumpur ke ruang liner pompa dan menekan lumpur ke lubang dasar sumur. Dua piston dan oada setiap dan pada setiap piston memiliki 4 buah valve tekan dan 4 valve isap. Pompa duplex double acting artinya untuk gerakan piston pompa kedepan atau kebelakang akan senantiasa menghasilkan pendorongan cairan. Gerakan piston ini umumnya relatif lambat sehingga lumpur mengalir dari tangki masuk ke dalam pompa cukup mengalir sendiri karena perbedaan tinggi permukaan lumpur dengan pompa.

13. Triplex system?

3 buah piston pompa ini lebih cepat dio bandingkan dengan pompa duplex, yaitu samg pai 2 kali lebih cepat. Sehingga perlu dipasang pompa sentrifugal untuk membantu aliran lumpur sebagai supercharging.

14. Prosedur tripping out dan in making connection?

(4)

Mencabut dan Menurunkan Rangkaian String (Tripping Out dan Tripping In) merupakan kegiatan ini meliputi proses pencabutan drillstring dari lubang bor untuk mengganti kombinasi peralatan yang digunakan dibawah permukaan (Bottom Hole Assembly) dan kemudian menurunkan rangkaian string kembali ke dalam sumur pemboran. Kegiatan ini biasanya dilakukan untuk mengganti bit yang sudah mulai tumpul.

15. BOP, Diverter?

- (BOP System) adalah untuk menutup lubang bor ketika terjadi “kick”. Blowout terjadi karena masuknya aliran fluida formasi yang tak terkendalikan ke permukaan. Blowout biasanya diawali dengan adanya “kick” yang merupakan suatu intrusi fluida formasi bertekanan tinggi kedalam lubang bor. Intrusi ini dapat berkembang menjadi blowout bila tidak segera diatasi.

- Diverter biasa digunakan pada awal-awal trayek pemboran. Diverter tidak didesain untuk menghentikan aliran akan tetapi sebagai jalur bagi aliran dan dalam sumur untuk mengalir menjauhi rig. Alat ini digunakan untuk melindungi kru dan alat-alat pemboran dengan jalan mengarahkan aliran dan dalam sumur ke jalur yang aman.

16. Drilling string assembly?

- BHA (bottom hole assembly) - Transition pipe (HWDP) - Drill pipe

17. Bottom hole assembly?

- Bit

- Drill collar - Stabilizer - Centralizer - Downhole motor

- MWD/LWD

- Cross Over (XO) - Reamer

- Jars

18. Drill pipe, drill collar HWDP?

- Drillpipe adalah pipa baja seamless yang digunakan dalam drillstring disuatu operasi pengeboran dan merupakan komponen utama dari seluruh drillstring.

- Drillcollar berbentuk seperti DP, tetapi diameter dalamnya lebih kecil dan diameter luarnya sama dengan diameter luar tooljoint drill pipe. Jadi dindingnya lebih tebal daripada drillpipe. Dinding yang tebal ini memungkinkan dibuatnya grade pada dinding tersebut sehingga tdak memerlukan tool joint. Pada drill collar juga dapat dipasangkan alat-alat spesial sehingga hasil pengeboran formasi dapat maksimal.

- Heavy weight drill pipe yaitu pipa yg digunakan pada kondisi khusus, yaitu pada waktu terjadi down hole problem seperti pipa terjepit, dan sebagainya. HWDP yang merupakan rangkaian drillstring terletak di antara drill pipe dan drill collar.

Fungsinya adalah untuk menghubungkan dan menambah panjang rangkaian pipa pemboran dan menambah beban tekan pada drillstring.

19. Stress dan kegagalan drill pipe?

??

20. Komponen drill string lainnya (stabilizer, reamer, jars dll)?

(5)

o Drilling string adalah serangkaian peralatan yang merupakan batang bor dengan lubang di dalamnya sebagai tempat sirkulasi fluida pemboran.

o Non magnetic drill collar (NMDC) adalah drill collar yang anti terhadap medan magnet bumi.

o Measure while drilling (MWD) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui arah serta kedalaman dibawah permukaan yang dipasang pada susunan rangkaian alat pemboran.

o Logging while drilling (LWD) adalah alat yang digunakan untuk mengetahui keadaan formasi yang dipasang pada susunan rangkaian alat pemboran.

o Drill pipe (DP) adalah rangkaian pipa yang paling panjang digunakan sebagai drill steam.

o Heavy weight drill pipe (HWDP) adalah drill pipe yang memiliki panjang dan berat 2 – 3 kali dari DP biasa sehingga dapat digunakan sebagai pemberat diatas bit.

o Drill collar (DC) adalah pipa baja yang dipasang antara antara drill pipe dan bit.

o Stabilizer adalah alat yang berfungsi untuk menstabilkan arah lubang bor.

o Bit sub adalah sub penyambung antara pahat dengan drill collar.

o Float sub adalah sub penyambung yang dipasang antar bit sub dengan drill collar.

o Bit adalah pahat atau mata bor.

o Jar adalah perangkat mekanik yang digunakan dibawah permukaan untuk memberikan dampak beban pada peralatan bawah permukaan

21. Drill string design?

- Kelly - Drill pipe - Drill collars

- Accessories (heavy weight drill pipe, jars, stabilizer, reames, shock rub and bit sub) - Drill bits

22. Axial load pada drill string (collapse dan tension loss)?

- Axial load adalah beban yg dihasilkan dari rangkaian drill string dan arah gaya ny searah dgn drill string

- Collapse adalah gaya yg dihasilkan dari formasi yg melebihi dari dalam rangkain drill string sehingga menyebabkan drill string penyok

- Tension loss adalah hilang tegangan pada drill string akibat adanya lumpur yg menahan ny

23. Tipe bot pemboran?

- Diamond bit - Coring bit

- Polycrystalline diamond compact (PDC) - Drag bit

- Tricone bit 24. Desain bit?

Berikut beberapa parameter yg akan digunakan dalam menentukan bit yg sesuai dgn kondisi lapangan :

- Compressive strenght - Bailing tendency - Hardness

- Abrasiveness - Elasticity 25. Cutting transpot?

(6)

- Mud pump - Discharge line - Stand pipe - Swivel - Kelly hose - Kelly - Drill pipe - Drill collar - Bit

- Flow line

- Condioting system - Mud pit

- Suck line 26. Evaluasi bit?

- WOB (weight on bit) adalah beban terhadap bit yg akan memberi daya dorong lebih kepada bit ketika menggerus lapisan formasi batuan

- RPM (rotation per minute) adalah jumlah putaran pada bit dalam 1 menit yg mana akan membantu cepat lambat ny bit dalam menembus lapisan formasi batuan

- Bit hydraulic adalah jumlah lumpur dan tenaga yg dihasilkan ketika lumpur disirkulasikan melewati nozzle pada bit menuju luabng bor dalam membersihkan cutting

- Derajat kerusakan bit adalah kerusakan yg terjadi pada gigi pahat, posisi cone terhadap tempat dudukannya dan pengecilan diameter bit ketika bit sedang bekerja menembus lapisan formasi

27. Bit performance?

Bisa mencapai Rate Of Penetration yang tertinggi adalah tujuan utama dari setiap Drilling Engineer dalam menentukan pemilihan bit yang digunakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi Rate Of Penetration di urutkan sebagai berikut :

1. Karakteristik formasi 2. Tipe Bit

3. Berat Bit

4. Kecepatan rotasi Bit 5. Bit Hydraulics

Karakteristik formasi tentu saja tidak bisa diubah maka dari itu pemilihan bit sangat penting dalam mencapai Rate Of Penetration yang tinggi. Pemilihan bit, seperti pemilihan WOB, RPM, dan Hydraulics bergantung pada derajat Trial and Error. Tujuan dari pemilihan bit yang tepat untuk mencapai nilai minimum pada Trial and Error.

28. Cost per foot dari bit?

C=(B+R (T+t))/F ($/ft) Ket :

CPF = Biaya pemboran per feet ($/ft).

B = Harga bit ($) .

R = Biaya operating rig per hari ($).

(7)

T = Rotating time/ waktu atau lamanya bit member suatu kedalaman (hours).

t = Trip time/ waktu untuk menempatkan bit pada suatu kedalaman sebelumnya atau jumlah dari trip in (masuk), trip out (cabut), termasuk circulating time, reaming, dan ganti BHA (hours).

F = footage/ panjang formasi yang dib or oleh bit terkait (ft) 29. Konsep tekanan formasi?

Tekanan yg berasal dari formasi yg diakibatkan ada gaya overburden dari lapisan formasi yg saling menghimpit

30. Tekanan overburden?

Tekanan yg berasal dari gaya antar lapiran formasi yg saling menghimpit 31. Abnormal pressure?

Tekanan yg melebihi batas tekanan normal atau diatas 0,465 psi/ft untuk gradient tekanannya

32. Over pressure?

Tekanan tinggi yg melebihi tekanan hidrostatik yg berasal dari tekanan pori formasi yg tinggi

33. Sub pressure?

Tekanan rendah yg kurang dari tekanan hidrostatik yg bersalah dari tekanan pori formasi yg rendah

34. Masalah pemboran yg abnormal pressure?

Terjadi kick yg mana tekanan yg dihasilkan akan menigkat ke atas permukaan dan menyebabkan kerusakan pada peralatan bawah sumur

35. Transition zone?

Zona dimana titik tengah atau temu dari 2 lapisan yg berbeda 36. Pore pressure profile, overbalance, underbalance drilling?

- Pore pressure adalah tekanan yg dihasilkan dari fluida yg ada di dalam pori batuan formasi

- Overbalance pressure adalah tekanan wellbore yg mana melebihi tekanan fluida dalam formasi

- Underbalance drilling adalah jenis pengeboran dimana tekanan hidrostatik di buat lebih kecil dari tekanan bawah sumur yg bertujuan untuk menghindarai masalah pengeboran seperti terbentuknya mud filtrate, perubahan rheology lumpur serta meningkatkan produktivitas sumur

37. Memprediksi dan mendeteksi tekanan abnormal?

- Mennetukan zona overpressure

- Mengetahui zona fracture dan patahan - Mengecek pressure gauge pada BOP 38. Metode d-eksponen dan de-eksponen?

Salah satu cara untuk melihat kondisi pemboran walaupun besarnya putaran, laju penembusan dan berat pahat bor berubah-ubah besarnya selama operasi pemboran berlangsung.

39. Gradient tekanan rekah formasi?

Perkiraan tekanan yg mana jika melebihi akan menyebabkan formasi runtuh maupun rusak 40. Formation intergrity test?

Test yg dilakuakan terhadap formasi yg bertujuan sebagai berikut :

(8)

- Meng-evaluasi ikatan semen pada casing terhadap formasi - Menentukan gradient rekah formasi

- Meng-evaluasi wellbore terhadap ketahanan pada tekanan yg ada - Menentukan berat lumpur optimal

- Meminimalis resiko loss circulation 41. Leak of test, limit test, formation surface test?

- Leak of test adalah test yg bertujuan mengetahui pada tekanan berapa formasi akan runtuh atau pecah

- Limit test adalah test yg bertujuan mengetahui batas tekanan yg mampu ditahan oleh batuan pada open hole

- Formation surface test (-) 42. Equivalent circulating density?

Jumlah optimal berat lumpur terhadap penurunan tekanan pada annulus 43. Equivalent mud weight?

Jumlah berat lumpur total yg harus disirkulasi kedalam lubang sumur dalam menahan tekanan total terhadap kedalaman sumur

44. Maximum allowable annular surface pressure?

Maximum Allowable Annulus Surface Pressure (Tekanan Permukaan Annulus Maksimum yang Diijinkan) adalah batas atas absolut untuk tekanan dalam anulus sumur minyak dan gas yang diukur pada kepala sumur .

45. Poisson ratio?

Poisson Ratio Bhatia (1986:59) menyatakan Poisson ratio sebagai konstraksi lateral yang berhubungan dengan perbandingan antara perpanjangan longitudinal (slz) terhadap perubahan lateralnya (sl I), untuk kasus stress unaksial adalah: dimana h adalah konstanta Lame dan G = modulus geser. Harga maksimum Poisson ratio (y) adalah 0.5, dimana 0,05 untuk batuan yang sangat keras dan 0.45 batuan sedimen rapuh. Apabila ratio ini 0.33 kecepatan gelombang-S setengah dari kecepatan gelombang-P (Raynold: 1997). Bila stress diberikan tidak searah, maka kemungkinan deformasi terjadi pada semua arah.

46. Konsep well control?

Konsep Well control adalah teknik yang digunakan dalam operasi minyak dan gas seperti pengeboran, work over, dan penyelesaian sumur (well completion) untuk mempertahankan tekanan hidrostatik kolom fluida dan tekanan formasi untuk mencegah masuknya fluida formasi ke dalam sumur bor. Teknik ini melibatkan estimasi tekanan fluida formasi, kekuatan formasi bawah permukaan dan penggunaan casing dan kepadatan lumpur untuk mengimbangi tekanan tersebut dengan cara yang dapat diprediksi. Memahami hubungan tekanan dan tekanan sangat penting dalam well control.

47. Primary control dan secondary control?

??

48. Penyebab turun nya berat lumpur?

Dengan adanya kesalahan perkiraan tekanan fomasi, dibuat lumpur dengan berat jenis yang tinggi. Hal ini akan menyebabkan tekanan hidrostatik lumpur yang tinggi serta tekanan sirkulasi yang tinggi pula. Bila formasi tidak kuat menahannya maka formasi akan pecah dapat dibuktikan dari “Leak Off Test”. Sehingga yang terjadi adalah masuknya fluida formasi (lost circulation) ke dalam lubang bor akan menyebabkan turunnya berat jenis lumpur pemboran dan akan menurunkan tekanan hidrostatik.

(9)

49. Penyebab turun nya tinggi kolom lumpur?

Tinggi kolom lumpur dapat turun dikarenakan lumpur yang masuk kedalam formasi (lost circulation), sehingga hal ini menyebabkan terjadinya kehilangan sirkulasi, maka berakibat berkurangnya volume lumpur juga dan akhirnya mengurangi tekanan hidrostatik lumpur itu sendiri, maka cairan formasi akan mendesak lumpur dalam sumur juga.

Hal ini dapat disebabkan oleh : 1. Formasi pecah

2. Bit masuk formasi berongga, bergoa atau rekahan 50. Indikasi terjadi well kick?

Penyebab kick yang paling sering terjadi adalah dimulai dengan kejadian Lost-Circulation, yaitu masuknya sebagian lumpur pemboran kedalam formasi yang mengakibatkan kolom fluida di dalam sumur turun dan akhirnya tekanan di dalam sumur menjadi lebih kecil dari tekanan formasi, walaupun secara densitas equivalen lumpur yang dipakai sudah cukup berat.

Penyebab kedua adalah menembus zona abnormal, dimana tekanan yang dimiliki formasi jauh lebih besar dari lapisan sebelumnya dan melampaui tekanan hidrostatik yang dimiliki lumpur pemboran di dalam lubang. Kasus ini akan menjadi tambah sulit ketika zona abnormal tersebut mengandung gas.

Penyebab ketiga adalah terjadinya efek swabbing (sedotan) pada saat pipa pemboran ditarik ke permukaan, seperti halnya sebuah suntikan yang sedang ditarik akan menghasilkan efek menyedot, sehingga seolah-oleh tekanan hidrostatis lumpur berkurang jauh, dan pada saat sudah lebih rendah dari tekanan formasi maka akan merangsang fluida dari formasi keluar menuju lubang sumur.

51. Kill mud weight?

Jenis lumpur yg memiliki densitas yg tinggi dan di injekasikan ke dalam sumur untuk mengatasi tekanan yg tinggi dari bawah sumur atau menekan tekanan yg berlebih yg di indikasikan sebagai kick

52. Prosedur killing well?

PROSEDUR MEMATIKAN SUMUR

Pada prinsipnya terdapat 2 cara mematikan sumur yaitu dengan cara:

 Sirkulasi terdiri dari Driller Method, Wait & Weigth Method, Concurrent Method

 Tanpa sirkulasi terdiri dari Volumetric Method, Bleed & Lubricate Method, Bullheading method.

53. BOP equipment?

- Annular ram - Pipe ram - Shear ram - Blind ram 54. Annular ram?

Annular preventer berisi rubber packing element yang dapat menutup lubang annulus baik lubang dalam keadaan kosong ataupun ada rangkaian pipa bor.

55. Ram preventer?

Ram preventer hanya dapat menutup lubang annulus untuk ukuran pipa tertentu, atau pada keadaan tidak ada pipa bor dalam lubang.

Jenis ram preventer yang biasanya digunakan antara lain adalah : - Pipe ram

(10)

Pipe ram digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor berada pada lubang bor.

- Blind or Blank Rams

Peralatan tersebut digunakan untuk menutup lubang bor pada waktu rangkaian pipa bor tidak berada pada lubang bor.

- Shear Rams

Shear rams digunakan untuk memotong drill pipe dan seal sehingga lubang bor kosong (open hole), digunakan terutama pada offshore floating rigs.

- Drilling Spools.

Drilling spools adalah terletak diantara preventer. Drilling spools berfungsi sebagai tempat pemasangan choke line (yang mensirkulasikan “kick” keluar dari lubang bor) dan kill line (yang memompakan lumpur berat). Ram preventer pada sisa-sisanya mempunyai “cutlets”

yang digunakan untuk maksud yang sama.

- Casing Head (Well Head).

Merupakan alat tambahan pada bagian atas casing yang berfungsi sebagai fondasi BOP Stack.

56. Internal BOP?

- Choke line

suatu kumpulan fitting dengan beberapa outlet yang dikendalikan secara manual dan atau otomatis. Bekerja pada BOP Stack dengan “high presure line” disebut “Choke Line”.

Bila dihidupkan choke manifold membantu menjaga back pressure dalam lubang bor untuk mencegah terjadinya intrusi fluida formasi. Lumpur bor dapat dialirkan dari BOP Stack kesejumlah valve ( yang membatasi aliran dan langsung ke reserve pits ), mud- gas separator atau mud conditioning area back pressure dijaga sampai lubang bor dapat dikontrol kembali.

- Kill line

Kill Line bekerja pada BOP Stack biasanya berlawanan berlangsung dengan choke manifold ( dan choke line ). Lumpur berat dipompakan melalui kill line kedalam lumpur bor sampai tekanan hidrostatik lumpur dapat mengimbangi tekanan formasi.

57. Konsep casing?

pipa yang dimasukkan kedalam sumur bor dimana casing ini memiliki beberapa fungsi yang penting baik dalam pekerjaan pemboran (drilling) maupun dalam pekerjaan penyelesaian sumur (completion). Casing merupakan komponen yang cukup mahal dan harus diperhitungkan dalam pekerjaan pemboran karena biasanya biaya untuk casing berkisar antara 25% sampai dengan 30% dari keseluruhan biaya pemboran suatu sumur.

58. Fungsi casing?

- Menahan formasi agar tidak runtuh

- Mencegah fluida HC terkontaminasi dari air formasi - Mencegah terjadi tekanan yg berasal dari formasi 59. Jenis casing?

- Surface casing - Kondutor casing - Intermediate casing - Production casing - Liner

(11)

60. Casing string?

Pada dasarnya, suatu rangkaian casing drilling terbagi menjadi dua rangkaian utama yaitu : 1. Rangkaian Bottom Hole Assembely (BHA)

Rangkaian BHA casing drilling terdiri dari : a. Pilot Bit.

b. Underreamer.

c. Motor untuk Dirrectional Control (jika diperlukan).

d. Rangkaian peralatan LWD dan MWD (jika diperlukan).

2. Rangkaian pipa casing

Rangkaian pipa pada casing drilling telah didesain khusus untuk menahan beban putarandan tekanan, yang telah dilengkapi pula dengan parameter khusus seperti :

a. Casing Lock Collar b. Casing Torque Collar c. Centralizer Khusus

d. Sistem pengunci pada bagian akhir rangkaian 61. Property casing?

 The manner of manufacture

 Steel grade

 Type of joints

 Length range

 The wall thickness (unit weight) 62. Prosedur running casing?

Prosedur menjalankan cassing pada pemboran melalui beberapa persiapan yaitu : 1. Persiapan Awal Pada Pemboran

a. Membongkar semua peralatan dan lakukan pemeriksaan peralatan.

b. Memeriksa dan mencatat nomor seri, ukuran dan tipe alat.

c. Memastikan tidak ada kerusakan pada aluminium nose atau cutting structure.

d. Memeriksa bagian nozzle

e. Memindahkan pelindung ulir (thread protector) dan memeriksa jika ada kerusakan.

f. Memastikan bahwa tidak ada lapisan yang sobek atau serpihan didalam peralatan.

2. Menyambung Casing Drilling String

a. Mendirikan Drillshoe box-up diatas keset karet atau alas kayu.

b. Membersihkan dan keringkan sambungan.

c. Memasukan casing joint dan putar dengan beban torque normal.

d. Mengangkat dan menjalankan casing seperti prosedur normal sampai 1 joint dari bagian akhir.

e. Mengangkat rangkaian casing dengan water bushing atau drilling spear.

3. Proses Awal Pemboran

a. Memompakan lumpur dengan aliran bertekanan tinggi seperti yang direkomendasikan.

b. Memastikan indikator berat pada kondisi nol dan catat tekanan pompa dan rotary torque.

c. Menjalankan pemboran dengan lambat sampai ke mudline dan dengan hati-hati monitor nilaiWOB, torque dan tekanan.

d. Dianjurkan bahwa joint pertama dilakukan pemboran dengan berat minimum sampairangkaian casing berdiri tegak dan stabil pada lubang.

4. Pemboran Awal

a. Selalu melakukan pemompaan dan memuutar rangkaian sebelum sampai ke bawah.

(12)

b. Menaikkan berat secara beransur untuk mencapai ROP yang diinginkan.

c. Mengingat, berat WOB yang melampaui batas akan mengurangi umur alat.

d. Memonitor tekanan pompa secara hati-hati.

5. Pekerjaan Penyemenan

Float collar yang terpasang bersamaan dengan rangkaian casing dapat membuat operasi penyemenan segera dimulai begitu target total depth dicapai. Operasi penyemenan ini dapatdilakukan seperti prosedur penyemenan normal.

63. Casing desing?

Penentuan jenis kondisi yang dapat membuat

masing-masing beban mencapai harga terbesar serta penentuan distribusi beban tersebut terhadap kedalaman. Dengan membuat masing-masing beban mencapai harga terbesar, maka akan diperoleh rangkaian casing paling kuat.

64. Gaya yg bekerja pada casing?

 Collapse adalah Pada terkanan luar casing jauh lebih besar dari pada tekanan dalam casing

 Burst adalah Pada terkanan dalam casing jauh lebih besar dari pada tekanan yang mampu ditahan casing

 Tension adalah gaya yang ditahan pada rangkain casing yang dibawahnya

 Biaxial stress adalah casing yang menerima 2 gaya sekaligus yang saling mempengaruhi 65. Busrt dan collapse load design pada casing?

 Collapse adalah Pada terkanan luar casing jauh lebih besar dari pada tekanan dalam casing

 Burst adalah Pada terkanan dalam casing jauh lebih besar dari pada tekanan yang mampu ditahan casing

66. Konsep cementing?

Penyemenan pada sumur pemboran adalah suatu proses pencampuran (mixing) dan pendesakan (displacement) bubur semen (slurry) melalui casing sehingga mengalir ke atas melewati annulus di belakang casing sehingga casing terikat ke formasi . Pada umumnya penyemenan bertujuan untuk melekatkan casing pada dinding lubang bor, melindungi casing dari masalah-masalah mekanis sewaktu pemboran berlangsung (seperti torsi yang tinggi dan lain-lain), melindungi casing dari fluida formasi yang bersifat korosif dan untuk memisahkan zona yang lain di belakang casing. Penyemenan merupakan faktor yang paling penting dalam operasi pemboran sehingga dapat mereduksi kemungkinan-kemungkinan permasalahan secara mekanis sewaktu melakukan pemboran pada trayek selanjutnya.

67. Komponen slurry cemen?

- Semen - Air

- Zat additive 68. Additive semen?

- Accelerator

mempercepat pengeringan semen dan mempercepat naikknya strength. (kalsium dan sodium klorida)

- Retarder

mempercepat pengeringan semen dan mempercepat naikknya strength.

(lignosulfonate) - Extender

(13)

Meningkatkan volume dan menurunkan densitas, saat penambahan perlu ditambah air agar cepat larut, penambahan extender hanya diperuntunkan utk formasi lemah.

(bentonite, coal, gisolnite dan nitrogen) - Weighting agent

menaikkan densitas, menurunkan volume, untuk melawan tekanan formasi (iliminite, hematite dan barite)

- Dispersant

mengurangi viskositas semen, bersifat thinner, membuat aliran turbulen pada semen.

( polymer, salt)

69. Primary dan sqeuzze cementing?

- Primary cementing adalah penyemenan yang langsung dilakukan setelah rangkaian casing diturunkan ke dalam lubang.

- Squezze cementing adalah Penyemenan dengan cara menekan slurry ke zona yang ingin disemen.

70. Property cementing?

• Semen terbuat dari batu kapur dan tanah liat atau serpih dicampur dalam proporsi yang tepat.

• Semen (oksida Ca, Al, Fe, dan Si) dipanaskan dalam klin putar hingga antara 2600 F hingga 2800 F

• Hasil dari klin disebut Clinker

• Clinker digiling dengan jumlah gypsum yang terkontrol untuk membuat semen portland.

• Additiv semen : Density contol, accelerators, retarders, viscosity control, dll.

71. Peralatan dalam operasi cementing?

- Casing shoe

peralatan yang dipasang pada ujung bawah rangkaian casing. Bentuknya adalah bulat lonjong. Kegunaannya adalah untuk menuntun rangkaian casing agar tidak tersangkut disaat menurunkan ke dasar lubang.

- Shoe track

satu sampai dua batang casing yang dipasang antara casing shoe dengan casing collar. Fungsinya adalah untuik menampung bubur semen yang terkontaminasi.

Kalau bubur semen yang terkontaminasi sampai masik ke annulus casing dengan lubang, kualitas semen akan tidak baik.

- Casing collar

sambuangan pendek yang dipasang di atas shoetrack. Alat ini berfungsi manahan cementing plug setelah penyemenan.

- Centralizer

peralatan yang dipasang untuk membuat rangkaian casing berada ditengah-tengah lubang , agar didapatkan ketebalan semen dibelakang casing sama.

- Scratcher

peralatan yang berfungsi untuk mengikis mudcake pada dinding lubang. Mud cake harus dikikis agar ikatan bubur semen dengan dinding lubang dapat bagus. Scratcher dipasang di bagian luar rangkaian casing.

- Cementing head

(14)

Peralatan yg dipasang pada ujung atas dari rangkaian casing.

72. Single dan multi stage cementing?

Penyemenan Casing Satu Tahap (Single Stage Cementing)

Biasanya penyemenan ini dilakukan untuk kolom penyemenan yang tidak panjang seperti conductor casing dan surface casing

Penyemenan Casing Bertahap (Multi Stage Cementing)

Penyemenan ini diterapkan pada penyemenan rangkaian casing yang panjang seperti intermediate casing dan production casing. Penyemenan bertahap ini dilakukan untuk memungkinkan penyemenan total keseluruhan panjang casing tersebut

73. Evaluasi hasil penyemenan?

Cement Bond Log (CBL) memiliki prinsip dasar dalam pengukuran ialah peralatan suatu log yang bekerja berdasarkan cepat rambat gelombang suara. Variable Density Log (VDL) VDL ini mengevaluasi ikatan antara semen dengan formasi dan semen dengan casing. Dengan tinggi dan baiknya akurasi pembacaan log CBL-VDL dalam hal membaca analisa logging dibelakang casing untuk membuat evaluasi terhadap penyemenan sehingga perlu diperlukan adanya interpretasi yang sangat baik pada proses peyemenan yaitu dengan menggunakan metode interpretasi log CBL VDL.

74. Konsep fluida pemboran?

Fluida pemboran atau lebih sering dikenal sebagai “Lumpur Pemboran” merupakan salah satu komponen yang berperan penting sebagai sistem sirkulasi pada teknik pemboran.

Ada dua hal penting dalam penentuan komposisi lumpur pemboran, yaitu :

a. Semakin ringan dan encer suatu lumpur pemboran, semakin besar laju penembusan.

b. Semakin berat dan kental suatu lumpur pemboran, semakin mudah untuk mengontrol kondisi di bawah permukaan.

75. Fungsi fluida pemboran?

Fungsi Lumpur Bor

1. Membersihkan dasar lubang bor 2. Mengangkat cutting ke permukaan 3. Menahan tekanan formasi

4. Menahan dinding sumur tidak runtuh sebelum casing dipasang

5. Mengurangi torsi, drag & pipe sticking karena adanya pelumasan oleh lumpur 6. Mengurangi korosi peralatan pemboran

7. Pelumasan dan pendiginginan rangkaian pemboran 8. Media informasi dan media logging listrik

9. Tenaga penggerak downhole motor; tekanan lumpur akan menggerakkan DHM dalam directional drilling

76. Tipe fluida pemboran?

 Udara: Udara yang termampatkan dipompakan melalui ruang annularnya lubang bor atau melalui rangkaian bornya itu sendiri.

 Udara/air: Sama seperti di atas, hanya saja air ditambahkan untuk memperbesar viskositas, menyiram lubangnya, menambahkan pendinginan, dan/atau mengontrol debu.

(15)

 Udara/polimer: Suatu zat kimia yang sirumuskan secara khusus, yang biasanya dirujuk sebagai sejenis polimer, ditambahkan kedalam campuran air & udara untuk menghasilkan kondisi tertentu.

 Air: Terkadang air digunakan secara tersendiri saja.

 Lumpur Berbasis Air (LBA, Ing. WBM): Sistem lumpur berbasis air yang paling sederhana dimulai dengan air yang kemudian ditambahkan lempung dan aditif-aditif lainnya menjadi suatu campuran homogen.

 Lumpur Berbasis Minyak (LBM, Ing. OBM): Lumpur berbasis minyak dapat berupa lumpur yang bahan dasarnya produk minyak bumi seperti diesel

 Fluida Berbasis Sintetis (FBS, Ing. SBM): Tipe ini juga dikenal dengan nama Lumpur Berbasis Minyak dengan Toksisitas Rendah (Ing. LTOBM. Fluida berbasis sintetis adalah lumpur yang bahan dasarnya adalah minyak sintetis.

77. Additive fluida pemboran?

Additive lumpur pemboran adalah material-material yang ditambahkan untuk merawat lumpur agar sesuai sifat-sifatnya dengan yang dibutuhkan.

A. Material Pemberat Lumpur

Material yang ditambahkan untuk menaikkan berat jenis lumpur atau disebut

juga dengan weight material. Seperti : Barite atau Barium Sulfate, Calcium Carbonate untuk oil base mud dan Galena.

B. Material Pengental Lumpur

Zat kimia pengental lumpur merupakan bahan untuk menaikkan viskositas dari lumpur bor. Material ini termasuk viscosifier. Seperti : Wyoming bentonite, High Yielding Clay, Attapulgite clay untuk salt water mud dan Extra high yield bentonite.

C. Material Pengencer Lumpur

Zat kimia pengencer lumpur ini makdusnya adalah zat kimia yang digunakan untuk menurunkan viskositas lumpur bor atau disebut juga Thinner. Seperti : Chrome lignosulfonate, Alkaline lignite, Sodium Acid Pyrophospate, dll.

D. Filtration Loss Control Agent

Filtration Loss Control Agent maksudnya adalah bahan-bahan untuk

mengurangi filtration loss dan menipiskan mud cake. Seperti : Pregelatinized Starch, Sodium Carboxymethylcellulose, dll.

E. Lost Circulation Material

Bahan ini untuk menyumbat bagian yang menimbulkan lost circulation. Jadi bahan untuk menghentikan lost circulation. Seperti : Blended Fiber, Graded Mica, Ground walnut hulls, dll.

78. Pengetesan fluida pemboran (density, viskositas dll)?

1. Pada hasil pengukuran densitas, lumpur Saraline (lumpur A, B, C) setelah kenaikan temperatur densitasnya mengalami penurunan menjadi 12,5 lb/gal dan 12,6 lb/gal.

Semakin tinggi temperature maka akan terjadi penurunan densitas pada lumpur (semakin encer). Karena densitas pada lumpur A, B, C sebesar 12,5 lb/gal dan 12,6

lb/gal maka penurunannya tidak terlalu jauh dan masih dalam range spesifikasi standar lumpur pemboran. Lumpur A, B, C sangat cocok untuk lapisan yang memiliki

temperature tinggi.

(16)

2. Kenaikan temperatur pada lumpur Saraline akan menyebabkan kenaikan pada harga Mud Cake namun tidak terlalu jauh harganya karena pada dasarnya lumpur minyak tahan terhadap temperature tinggi, jadi kenaikan temperature tidak banyak merubah harga dari mud cake. Dan lumpur A memiliki mud cake yang paling bagus ( ≤ 1,5 sampai temperature 150 F)⁰

3. Masing-masing lumpur pada awalnya di set pada densitas yang sama (13 lb/gal) pada lumpur A, B, C setelah dilakukan percobaan sampai temperature 300 F, menghasilkan sifat⁰ fisik lumpur dan rheologhi lumpur yang berbeda-beda. Dalam hal ini perubahan harga rheologi tidak terlalu jauh, karena lumpur saraline stabil terhadap temperatur.

4. Dari hail uji coba sifat viskositas lumpur terhadap temperatur, semakin tinggi temperatur maka viskositasnya akan semakin turun. Seperti pengujian lumpur

berbahan dasar saraline, pada lumpur A di temperatur 80°F memiliki harga viskositas sebesar 47 sec/quart lalu setelah temperatur dinaikkan hingga 300°F menjadi 32 sec/quart.

5. Jadi, setelah dianalisa, jika dilihat dari berat jenis lumpur (densitas), viskositas, sifat rehologi (plastic viscosity, yield point dan apparent viscosity), daya agar (gel strength), laju tapisan (water loss), dan tebal ampas (mud cake). Dari 3 lumpur yang telah dilakukan percobaan, lumpur yang paling banyak masuk dalam range spesifikasi

standar lumpur setelah ditambah barite, pada temperatur setelah hot roller (150 F, 300 F)⁰ ⁰ adalah Lumpur C.

79. Clay chemistry?

Kimia lempung adalah subdisiplin kimia terapan yang mempelajari struktur, sifat, dan reaksi kimia dari atau melibatkan mineral lempung dan mineral lempung.

80. Solid control equipment?

Biasanya sistem solid control terdiri dari lima tahapan; tangki lumpur, shale shaker, degasser vacum, desander, desilter, dan centrifuge. Shale shaker digunakan untuk memisahkan butiran besar dengan diameter diatas 75 m, desander dari 45-74 m, dan desilter antara 15-  44 m. kadang desander dan desilter digabungkan sebagai satu mud cleaner. Ketika udara memasuki lumpur pengeboran, sebuah degasser vacum digunakan untuk memisahkan udara.

Setelah butiran dan cutting dipisahkan, lumpur dapat dipompa ke lubang bor lagi.

81. Konsep drilling hydraulic?

Diterapkan pada sumur-sumur horizontal yang sudah di gali. Artinya teknik ini bukan teknik pengeboran. Tetapi lebih ke teknik bagaimana meretakkan dinding-dinding batuan didalam sumur yang sudah di gali, dan mengekstraksi gas bumi yang terperangkap dalam lapisan batuan tersebut.

82. Laminar dan turbulent flow?

aliran laminer adalah aliran fluida yang bergerak dengan kondisi lapisan-lapisan yang membentuk garis-garis alir dan tidak berpotongan satu sama lain. Aliran turbulen adalah aliran fluida yang partikel-partikelnya bergerak secara acak dan tidak stabil dengan kecepatan berfluktuasi yang saling interaksi

83. Rheology model?

adalah ilmu yang mempelajari sifat aliran dan perubahan bentuk (deformasi) suatu bahan akibat adanya pengaruh gaya mekanis yang mengenainya.

(17)

Reologi secara umum memperhitungkan sifat fluida non-Newtonian dengan mencirikan sejumlah fungsi yang dibutuhkan untuk menghubungkan tegangan dengan perubahan regangan. Seperti contoh, saus tomat dapat mengalami perubahan viskositas dengan mengaduknya, di mana perubahan relatif dari lapisan-lapisan yang berbeda di dalam bahan menyebabkan pengurangan viskositas. Hal ini tidak ditemukan pada air.

84. Newtonian fluid?

Fluida Newtonian (istilah yang diperoleh dari nama Isaac Newton) adalah suatu fluida yang memiliki kurva tegangan/regangan yang linier. Contoh umum dari fluida yang memiliki karakteristik ini adalah air. Keunikan dari fluida newtonian adalah fluida ini akan terus mengalir sekalipun terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Hal ini disebabkan karena viskositas dari suatu fluida newtonian tidak berubah ketika terdapat gaya yang bekerja pada fluida. Viskositas dari suatu fluida newtonian hanya bergantung pada temperatur dan tekanan.

85. Non-newtonian fluid?

Cairan non-Newtonian adalah cairan yang memiliki viskositas variabel dan hubungan variabel dengan tegangan geser. Karena cairan ini tidak mengikuti hukum viskositas Newton 86. Power law model?

Metode yang dipergunakan dalam analisis lumpur pemboran adalah metode API modified power law dimana metode tersebut merupakan penyempurnaan dari metode power law dan direkomendasikan untuk dipergunakan oleh API. Sedangkan metode yang digunakan dalam mengevaluasi keberhasilan hidrolika pahat dilakukan dengan menggunakan metode Bit Hydraulic Horse Power (BHHP). Metode BHHP sesuai digunakan untuk pemboran vertical dengan pertimbangan gaya gravitasi dan cenderung aliran yang digunakan laminer.

Berdasarkan hasil studi kasus diperoleh bahwa pengangkatan cutting akan sempurna apabila aliran di annulus laminar, total kehilangan tekanan adalah 842.08 psi dimana kehilangan tekanan yang terjadi pada Surface Connection 6.312 psi, Pada Drill String 523.191 psi, Pada Annulus 169.305 psi, Pada Bit 136.955 psi. Laju alir aktual 502 gpm dengan diameter nozzle 6x15 tidak optimal, maka laju alir dioptimasikan menjadi 440 gpm dengan diameter nozzle 6x10.

87. Bigham plastic model?

Bingham Fluid Model adalah suatu model pendekatan fluida Non-Newtonian dimana viskositasnya akan sangat bergantung pada shear stress dari fluida tersebut, dimana semakin lama viskositasnya akan menjadi konstan.

Persamaan tegangan geser fluida untuk Bingham fluid Model dapat dituliskan sebagai berikut

88. Hersechl – buclkley model?

Model ini adalah model dari generalisasi non-Newtonian Fluid. Model ini diperkenalkan oleh Winslow Herschel dan Ronald Bulkley pada tahun 1936. Persamaan matematikanya adalah sbb :

89.Frictional pressure drop di bit?

(18)

90. Optimasi hidraulik sirkulating system?

Pada optimasi hidrolika, lumpur memegang peranan penting dalam operasi pemboran terutama dalam proses pembersihan cutting di dasar sumur dan pengangkatan cutting kepermukaan (Al-Kayiem et al., 2010). Faktor yang mempengaruhi pengangkatan cutting pada sumur diantaranya: (1) kecepatan fluida di annulus sebagai fungsi dari luas area annulus (2); laju pemompaan yang diberikan; (3) kapasitas untuk menahan fluida yang merupakan fungsi dari rheology lumpur pemboran (densitas lumpur, aliran laminer/turbulen, viskositas); (4) laju penembusan (rate of penetration) yang dilakukan; (5) kecepatan pemutaran pipa pemboran (rpm); dan (6) ukuran partikel cutting

91. Pressure loss di circulating system?

Selama lumpur pemboran melalui peralatan-peralatan sirkulasi, maka akan terjadi gesekan- gesekan disepanjang peralatan yang dilalui tersebut, hal ini akan menyebabkan kehilangan tekanan aliran yang dikenal dengan pressure loss atau juga sering disebut dengan pressure drop. Pressure loss tergantung kepada rate sirkulasi, luas penampang aliran,panjang peralatan yang dilalui, berat jenis lumpur, viskositas lumpur, yieldpoint.

92. Konsep directional drilling?

Directional drilling adalah praktik pengeboran minyak bumi dengan cara mengendalikan arah dan penyimpangan sumur bor ke target atau lokasi bawah tanah yang telah ditentukan.

93. Tipe aplikasi pemboran berarah?

Berdasarkan laju pertambahan sudut pada bagian lubang yang mengalami pertambahan sudut, maka aplikasi pemboran berarah di bagi menjadi 4 tipe, yaitu :

1. Long Radius System.

2. Medium Radius System.

3. Short Radius System 4. Ultra Radius System.

Maka dengan adanya sistem pemboran horizontal kita dapat menghasilkan kemajuan di bidanga pengeboran guna menaikan hasil produksi minyak yang lebih baik.

94. Profil sumur berarah dan parameter yg diperhatikan?

. Terdapat beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pemboran berarah, salah satunya ialah pemilihan rangkaian BHA yang tepat. BHA ialah serangkaian kombinasi peralatan bawah permukaan yang dipasang pada rangkaian drill string sehingga diperoleh suatu performa yang baik dalam membentuk kemiringan atau arah dari lintasan lubang bor dalam mencapai target pada pemboran berarah. Terdapat beberapa hal yang patut diperhatikan dalam pengoperasian pemboran berarah, yaitu faktor formasi dan lithology batuan, pemilihan rangkaian BHA, hidrolika pemboran serta parameter – parameter pemboran untuk menghasilkan ROP (Rate Of Penetration), WOB (Weight On Bit) dan RPM (Rotation Per Minute) yang maksimal. Pemboran berarah merupakan salah satu aspek penting dalam operasi pemboran, dimana perlu diketahui target permukaan dan dibawah permukaan agar dapat direncanakan pola lintasan (Trajectory) dari sumur yang akan di bor.

95. Peralatan pemboran berarah?

 Badger Bit

Prinsip kerja dari alat ini adalah adanya salah satu nozzle pada bit yang

(19)

ukurannya lebih besar dari yang lainnya. Hal ini akan mengakibatkan semburan lumpur yang lebih besar sehingga lubang akan membelok kearah dimana ukuran nozzle yang lebih besar.

 Spud Bit

Alat ini berupa bit tanpa roller, bentuknya seperti baji dan mempunyai nozzle. Secara umum cara kerja alat ini sama dengan badger bit tapi pada spud bit juga ditambahkan tumbukan.

 Knuckle Joint

Merupakan suatu drill string yang diperpanjang dengan sendi peluru, sehingga memungkinkan putaran bersudut antara drill string dan bit-nya.

 Whipstock

Adalah alat yang terbuat dari besi tuang yang berbentuk baji dengan saluran yang melengkung tempat bergeraknya bit.

 Bent Sub

Merupakan sub yang pendek yang sedikit bengkok dengan sudut 1-3 derajat. Bila dipasang diatas Downhole Hydarulic Turbin Motor akan membelokkan lubang sumur.

 Turbo Drill

Merupakan down hole mud turbin yang dapat memutar bit tanpa memutar drill string.

Kecepatan putarnya sangat tergantung pada volume lumpur dan tekanan sirkulasi di permukaan.

 Dyna Drill

Merupakan down hole mud motor, prinsipnya sama dengan turbo drill.

96. Geomekanik kaitannya dengan operasi pemboran?

Geomekanika merupakan studi geologi terhadap perilaku batuan yang berhubungan dengan karakterisasi dan mekanika massa batuan. Analisis geomekanika sejatinya mempelajari keseimbangan kekuatan batuan (rock strength) dan tegangan pada batuan (rock stress).

Tekanan pori akan mempengaruhi baik kekuatan batuan maupun tegangan pada batuan.

Pengetahuan akan karakteristik geomekanik suatu daerah sangatlah dibutuhkan untuk kepentingan desain trayek pengeboran, terutama pada trayek-trayek miring yang beresiko tinggi.

97. Wellbore breakout dan washout?

Wellbore breakout adalah pembesaran yang diinduksi stres dari penampang sumur bor.

Ketika lubang bor dibor, material yang dikeluarkan dari bawah permukaan tidak lagi mendukung batuan di sekitarnya.

Washout pada openhole section adalah membesarnya ukuran lubang dari ukuran lubang asli atau ukuran mata bor. Pembesaran washout dapat disebabkan oleh kecepatan bit jet yang berlebihan, formasi lunak atau unconsolidated, tekanan batuan in-situ, kerusakan mekanis oleh komponen BHA, akibat bahan kimia dan pembengkakan atau melemahnya serpih karena kontak dengan air segar.

98. Tensile fracture?

??

99. Pressure window?

(20)

Mud Pressure window ialah gabungan berbagai tekanan dari suatu lumpur yang diijinkan untuk menjaga stabilitas lubang bor agar tidak mengalami masalah seperti runtuhnya dinding lubang bor ataupun hal-hal lainnya yang membuatlubang bor mengalami “damage”

100. Directional drilling mempertimbangkan geomekanik?

??

Referensi

Dokumen terkait