• Tidak ada hasil yang ditemukan

perbedaan hitung jenis leukosit pada

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2024

Membagikan "perbedaan hitung jenis leukosit pada"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Di Provinsi Sumatera Barat khususnya Kota Padang pada tahun 2017 jumlah kasus TBC yang masuk dalam laporan termasuk data rumah sakit sebanyak 2.182 kasus. Hal ini dikarenakan seluruh rumah sakit mulai aktif melakukan pendataan kasus TBC, sehingga deteksi TBC dari berbagai unit layanan di rumah sakit juga ikut terjaring, deteksi seluruh kasus TBC sebanyak 2.358 orang, terdiri dari 2.267 kasus baru dan 91 orang yang berobat ulang ( Dinas Kota Padang, 2018). Jenis leukosit dapat meningkat dan menurun dibandingkan antara limfosit, monosit dan granulosit pada pasien TB sebelum pengobatan dan setelah pengobatan menunjukkan peningkatan, penurunan dan masih dalam batas normal (Khaironi et al, 2017).

Jenis leukosit bisa bertambah dan berkurang, limfosit bertambah karena reaksi inflamasi, penurunan menandakan infeksi tuberkulosis aktif. Untuk pengobatan tuberkulosis, pasien mendapat 2 jenis OAT yaitu Rifampisin dan Isoniazid. Isoniazid mempunyai efek samping yang dapat menyebabkan eosinofilia, pemberian OAT ini dapat mempengaruhi jumlah eosinofil. Dari beberapa jurnal yang penulis baca, salah satu jenis jumlah leukosit yaitu monosit berperan penting dalam respon imun terhadap infeksi tuberkulosis.

Menurut penelitian Khaironi dkk (2017), peningkatan jumlah leukosit dan jenis leukosit sebelum pengobatan menunjukkan adanya proses TBC aktif, sedangkan penurunan setelah satu bulan pengobatan intensif berarti pengobatan dengan OAT dapat menurunkan jumlah leukosit. dan jenis leukosit. Berdasarkan penjelasan di atas, penulis tertarik untuk mengetahui jenis jumlah leukosit pada penderita TBC paru sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan.

Rumusan Masalah

Tujuan Penelitian

Manfaat Penelitian

TINJAUAN PUSTAKA

  • Tuberkulosis
    • Defenisi Tuberkulosis
    • Faktor-faktor
    • Morfologi dan Identifikasi Mycobacterium tuberculosis
    • Patogenesis Tuberkulosis
    • Diagnosis Tuberkulosis
    • Pencegahan Penyakit TB Paru
    • Syarat Laboratorium TB Paru
  • Leukosit
    • Definisi Leukosit
    • Masa hidup Leukosit
  • Hitung Jenis Leukosit
    • Neutrophil
    • Eosinofil
    • Basofil
    • Limfosit
    • Monosit
  • Obat Anti Tuberkulosis
    • Pengobatan TB Paru
    • Efek samping OAT
  • Hubungan TB dengan Leukosit
  • Hubungan Pengobatan TB dengan Leukosit
  • Kerangka Konsep
  • Hipotesis

Hitung jenis leukosit adalah penghitungan jenis leukosit dalam darah berdasarkan porsi (%) masing-masing jenis leukosit terhadap jumlah total leukosit (Indriasari, 2009). Pemeriksaan jumlah leukosit dilakukan dengan membuat SADT yang diwarnai dengan pewarnaan Romanowsky. Hasil pengamatan diamati di bawah mikroskop dengan perbesaran 1000 kali. Leukosit akan tampak terwarnai sesuai dengan reaksinya terhadap pewarnaan Romanowsky (Nugraha, 2015). Tes jumlah leukosit digunakan untuk mengetahui jumlah relatif setiap jenis leukosit dalam darah.

Ada beberapa peningkatan jumlah neutrofil yang paling padat, biasanya pada kasus infeksi akut, peradangan, kerusakan jaringan, radang usus buntu akut (apendisitis) dan lain-lain, dan penurunan jumlah neutrofil pada infeksi virus, leukemia, zat besi. anemia defisiensi dll. (Indriasari, 2009). Basofil adalah jenis leukosit yang paling sedikit jumlahnya, terhitung sekitar <2% dari total jumlah leukosit. Peningkatan jumlah basofil sering kali menunjukkan keganasan hematologi dan merupakan akibat dari peningkatan produksi sumsum tulang.

Peningkatan jumlah basofil terjadi pada proses inflamasi (peradangan), leukemia dan fase penyembuhan infeksi, dan penurunan jumlah basofil terjadi pada mereka yang menderita stres, reaksi hipersensitivitas (alergi) dan kehamilan (Indriasari, 2009). Peningkatan jumlah limfosit dapat disebabkan oleh leukemia limfositik, infeksi virus, infeksi kronis, dll, penurunan jumlah limfosit dapat menyebabkan kanker, anemia aplastik, gagal ginjal, dll (Indriasari, 2009). Peningkatan jumlah monosit biasanya bersifat reaktif akibat infeksi kronis, peradangan atau keganasan, dan akibat peningkatan produksi sumsum tulang.

Leukosit merupakan komponen sel darah putih yang berperan penting dalam membantu tubuh melawan berbagai penyakit menular. Pertumbuhan Mycobacterium tuberkulosis sendiri dipengaruhi oleh aktifnya leukosit dan antibodi. Tuberkulosis dapat menyebabkan peningkatan jumlah leukosit berkaitan dengan fungsi pertahanan tubuh (Bestari & Adang, 2014). Salah satu jenis leukosit yaitu monosit berperan penting dalam respon imun terhadap infeksi tuberkulosis, sehingga ketika bakteri penyebab tuberkulosis masuk ke dalam tubuh, monosit akan berkembang biak dan memfagositnya. Eosinofil merupakan salah satu jenis leukosit yang bekerja pada proses alergi dan infeksi di dalam tubuh, terutama infeksi parasit, dan merupakan partikel yang memfagosit berbagai jenis partikel, mikroorganisme atau kompleks antigen-antibodi terlarut (Kiswari, 2014).

Hasil pemeriksaan jenis leukosit dengan neutrofil disebabkan oleh reaksi imunologi dengan limfosit T dan mediator seluler. Peningkatan jumlah limfosit menandakan adanya respon inflamasi terhadap bakteri penyebab penyakit TBC dan adanya proses penyembuhan TBC. Penurunan jumlah limfosit atau limfopenia dapat menandakan terjadinya infeksi TBC dan proses aktif TBC. Penurunan jumlah limfosit (limfopenia) berhubungan dengan cedera limfosit atau redistribusi sel yang berhubungan dengan peningkatan kadar kortikosteroid endogen atau eksogen, hilangnya cairan limfatik akibat chylothorax atau penyakit enterik kronis, dan lisis limfosit yang berhubungan dengan infeksi sistemik misalnya. TBC.

Ho diterima: tidak terdapat perbedaan jumlah jenis leukosit pada pasien TBC paru sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan. Ha diterima : terdapat perbedaan jumlah jenis leukosit pada pasien TBC paru sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan.

Gambar 1. Jenis leukosit (Milcic & Nash, 2009).
Gambar 1. Jenis leukosit (Milcic & Nash, 2009).

METODE PENELITIAN

Jenis Penelitian

Waktu dan Tempat Penelitian

Populasi dan Sampel

  • Populasi
  • Sampel
  • Besar sampel

Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah sebelum dan sesudah pengobatan dengan pemberian OAT selama 3 bulan. Pengambilan sampel darah penderita tuberkulosis paru sebelum dan sesudah 3 bulan pengobatan menggunakan OAT dilakukan oleh peneliti sendiri dengan bantuan seorang analis. Sebelum menguji perbedaan jenis jumlah leukosit pada penderita tuberkulosis paru sebelum dan sesudah 3 bulan pengobatan OAT menggunakan uji T berpasangan, terlebih dahulu dilakukan uji normalitas dengan uji Shapiro Wilk.

Perbedaan jumlah jenis leukosit pada penderita TBC paru sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan hasil diatas secara statistik distribusi seluruh jenis leukosit sebelum dan sesudah pengobatan selama 3 bulan adalah normal karena ρ >. Pada hasil uji T dependen diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan yang ditunjukkan oleh data statistik dengan p-value 1.000.

Pada hasil uji T-test dependen diketahui terdapat perbedaan yang signifikan sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan seperti terlihat pada data statistik dengan p-value sebesar 0,004. Pada hasil uji T-test dependen diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan yang ditunjukkan oleh data statistik dengan p-value sebesar 0,488. Pada hasil uji T-test dependen diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan yang ditunjukkan oleh data statistik dengan p-value sebesar 0,321.

Pada hasil uji T-test dependen diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan seperti terlihat pada data statistik dengan nilai p-value sebesar 0,297. Pada hasil uji T-test dependen diketahui tidak terdapat perbedaan bermakna sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan seperti terlihat pada data statistik dengan p-value sebesar 0,677. Hasil penelitian hitung leukosit pada tabel 4.3 menunjukkan distribusi basofil sebelum perlakuan sebesar 0,03% dan setelah perlakuan sebesar 0,03%.

Hal ini dibuktikan dengan melakukan uji T dependen yang menunjukkan tidak terdapat perbedaan bermakna (p>0,05) antara basofil sebelum dan sesudah perlakuan. Berdasarkan penelitian jumlah leukosit pada pasien tuberkulosis paru sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan di RS Arifin Ahmad Pekanbaru dapat disimpulkan sebagai berikut. Tidak terdapat perbedaan bermakna antara kadar basofil, neutrofil batang, neutrofil tersegmentasi, limfosit dan monosit sebelum dan sesudah pengobatan OAT selama 3 bulan, sedangkan antara eosinofil terdapat perbedaan bermakna.

Kriteria Sampel

  • Kriteria Inklusi
  • Kriteria Ekslusi

Teknik Pengambilan Sampel

Bahan dan Alat Penelitian

  • Bahan
  • Alat

Variabel Penelitian

  • Variabel Independen
  • Variabel Dependen

Definisi Operasional

Berdasarkan hasil penelitian di atas, nilai neutrofil segmen sebelum perlakuan memiliki rata-rata sebesar 66,57 dengan standar deviasi ±10,33. Sedangkan neutrofil segmen setelah perlakuan mempunyai mean sebesar 63,83 dengan standar deviasi ±10,78. Hasil penelitian yang dilakukan pada tabel 4.6 Distribusi monosit sebelum perlakuan sebesar 11,27% dan setelah perlakuan 10,93% melebihi batas. Setelah dilakukan uji T dependen menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan (p>0,05). Hal ini menunjukkan adanya peningkatan jumlah monosit sebelum pengobatan dan sesudah pengobatan. Penelitian perbedaan jenis jumlah leukosit pada penderita TBC paru yang dirawat selama 2 bulan dan 6 bulan.

Gambaran jumlah leukosit dan jenis leukosit pada penderita tuberkulosis paru sebelum pengobatan dan setelah satu bulan perawatan intensif di Puskesmas Pekanbaru.

Pengumpulan, Pengolahan, dan Analisis Data

  • Pengumpulan Data
  • Jenis dan Cara Pengumpulan Data
  • Pengolahan Data
  • Analisis Data

Prosedur Penelitian

  • Persiapan Pemeriksaan
  • Pemeriksaan Jenis Leukosit

Kaca objek dengan tepi datar dipilih untuk digunakan sebagai “kaca karet” untuk sudut kaca objek yang pecah, sepanjang garis diagonal sehingga menghasilkan noda darah yang tidak mencapai tepi objek slide. . Letakkan sampel darah yang telah diberi antikoagulan EDTA pada bagian atas kaca objek, kemudian letakkan push cup di depan tetesan darah, tarik hingga menyentuh darah, biarkan menyebar pada kaca objek, lalu tekan ke arah sudut antara 30 dan 45 derajat. Biarkan kaca objek mengering di udara terbuka. Setelah memperoleh kaca objek/slide yang bagus, beri warna, setelah kering, perbaiki seluruh permukaan kaca objek dengan metanol dan biarkan kering selama minimal 5 menit.

Kerangka Alur

Berdasarkan hasil penelitian di atas, nilai neutrofil batang sebelum perlakuan mempunyai mean sebesar 3,67 dengan standar deviasi ±3,08.

Tabel  4.2  Uji  Normalitas  Jenis  Leukosit  Sebelum  dan  Sesudah  Pengobatan  dengan OAT
Tabel 4.2 Uji Normalitas Jenis Leukosit Sebelum dan Sesudah Pengobatan dengan OAT

HASIL PENELITIAN

Karakteristik Umum Subjek Penelitian

  • Distribusi Subyek Berdasarkan Umur Dan Jenis Kelamin

Distribusi Perbedaan Hitung Jenis Leukosit Pada Penderita TB Paru

PEMBAHASAN

Karakteristik Umum Subjek

  • Distribusi umum Responden Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin 40

HASIL PENELITIAN

Kesimpulan

Saran

Referensi

Dokumen terkait