PENDAHULUAN
Latar Belakang
Dalam beberapa kasus yaitu mengenai perbuatan ilmu hitam yang terjadi di Indonesia, hal ini tentunya sangat merugikan masyarakat.Masalah ilmu sihir yang muncul di masyarakat yaitu. Namun ketentuan ini dimaksudkan untuk mencegah sejak dini dan mengakhiri praktik kewaspadaan masyarakat terhadap seseorang yang dituduh sebagai dukun.
Fokus Penelitian
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Bagi pembaca kalangan akademisi yang ingin melakukan penelitian, penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan acuan untuk menilai hal yang sama pada penelitian selanjutnya; Bagi pemerintah atau lembaga legislatif sebagai lembaga pembuat kebijakan dan legislatif, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan dalam melaksanakan reformasi dan pemutakhiran kebijakan.
Definisi Istilah
Pandangan formal menyatakan bahwa pelanggaran hukum merupakan bagian mutlak dari setiap tindak pidana. Karena doktrin bahwa perbuatan melawan hukum dan pelaku dapat dimintai pertanggungjawaban merupakan unsur konstitutif, maka penuntut umum harus mencantumkan dan membuktikan hal tersebut dalam dakwaannya.
Sistematika Pembahasan
KAJIAN PUSTAKA
Penelitian Terdahulu
Karya ilmiah mahasiswa FH Universitas Jember (disertasi) tahun 1999 yang ditulis oleh Hariningtyas Ekowati berjudul “Analisis Tindak Pidana Pembunuhan Terhadap Orang Diduga Santet”. Penelitian sebelumnya fokus mempelajari sanksi atas tindakan orang yang main hakim sendiri terhadap pelakunya.
Kajian Teori
Dalam perbuatan penyihir hitam ini tidak hanya merugikan orang saja, namun banyak juga dukun yang bisa menyembuhkan penyakit dengan menggunakan obat tradisional, yang mana biasanya dukun berarti kesembuhan hanya milik Allah SWT, dan dukun hanyalah seorang mediatornya. Peraiturain mempunyai beberapa bentuk penggolongan yang berhubungan dengan dukun ilmu hitam atau ahli ilmu gaib : 32. Dalam prakteknya dukun akan memerlukan pengorbanan, biasanya pengorbanan tersebut dapat berupa hewan atau nyawa manusia.
Pembahasan adanya permasalahan ilmu gaib dalam perbuatan para dukun ini dengan demikian diakui dengan kebijakan hukum pidana politik yang terdapat dalam KUHP (KUHP lama) pada pasal 545-547. Perbuatan dukun yang dimaksud merupakan suatu perkara hukum konkrit yang dapat dibuktikan secara langsung, yaitu dalam pengertian hukum konkrit, yaitu suatu kaidah atau norma hukum yang memandang perbuatan seseorang secara nyata, yaitu pada hakikatnya. , orang atau pihak yang mengaku mempunyai kekuatan Supranatural akan ditindak secara hukum dan dapat merugikan orang lain. Di zaman sekarang ini banyak sekali penipu yang mengaku sebagai dukun, hal ini sangat merugikan karena ada indikasi melakukan penipuan dan merugikan nilai-nilai agama.
Perbedaan ketentuan antara KUHP lama dan KUHP terbaru adalah: bila berhadapan dengan hukum positif berdasarkan landasan hukum KUHP lama, tidak hanya berurusan dengan perbuatan dukun atau perbuatan abstrak yang tidak dapat dihindarkan. secara logis dianggap karena keberadaan supernatural mereka, tetapi di dalamnya adalah KUHP lama itu sendiri. 58 Muhammad Aulia, Rancangan KUHP, Dukun Penyihir Dapat Diancam 1,5 Tahun Penjara Diakses pada Minggu, 2 Oktober 2022 Dengan demikian, perbuatan dukun penyihir dapat disidangkan secara hukum apabila perbuatan yang dilakukan dapat dibuktikan di pengadilan dan terbukti dalam arti sebenarnya dan secara spesifik, perbuatan para dukun itu sendiri antara lain adalah dukun yang melakukan praktek penipuan seperti orang yang mengaku sebagai dukun dan mempunyai ilmu gaib, dan tidak hanya itu, ketentuan peraturan bagi masyarakat untuk menghindari tindakan main hakim sendiri. tangan mereka sendiri, sehingga hal-hal itu terjadi. Tidak diinginkan adanya undang-undang yang mengikat, lalu bagaimana kita mengubah pola pikir masyarakat agar memahami bahwa ada peraturan mengikat yang bisa menangani masalah ini secara adil tanpa harus mengambil tindakan sendiri.
METODE PENELITIAN
- Pendekatan Jenis Penelitian
 - Bahan Hukum
 - Teknik Pengumpulan Bahan Hukum
 - Teknik Analisis Bahan Hukum
 - Tahapan Penelitian
 
Kedua, buku ahli, jurnal, ahli hukum, penelitian terdahulu yang mengkaji perbuatan dukun dalam perspektif hukum positif. Dengan demikian, perbuatan para dukun yang berada di luar pemahaman manusia ini sangat sulit diterima dalam sistem hukum formal dan sulit dibuktikan secara nyata. Namun bukan berarti semua tindakan pesulap tersebut atau tindakan yang dilakukan oleh pesulap tersebut tidak dapat diperbaiki.
Perbuatan penyihir ini berkaitan dengan hukum pidana yang memiliki ketentuan bahwa kriminalisasi yang dilakukan penyihir ini dapat dilihat pada pasal 545 KUHP lama hingga pasal 547 KUHP Lama. Permasalahan yang ada di masyarakat akibat kurangnya pemahaman terhadap aturan hukum mengenai perbuatan para dukun, menyebabkan masyarakat harus mengambil tindakan sendiri terhadap orang-orang yang diduga melakukan ilmu hitam. sihir hitam. Jika dilihat melalui jendela hukum konkrit, perbuatan pesulap ini bisa dibuktikan jika ada bukti rasional.
Hukuman terhadap orang yang menimbulkan keonaran dan keonaran dengan cara main hakim sendiri terhadap orang yang dicurigai sebagai dukun.
PEMBAHASAN
Perbuatan Dukun Santet Yang Dapat Di Pidanakan
Seperti yang kita ketahui, perbuatan dukun merupakan perbuatan magis yang dapat menimbulkan dampak buruk bagi manusia bahkan bisa lebih buruk lagi bahkan dapat mengorbankan nyawa seseorang. Maka dari itu dalam perbuatan dukun santet ini sangat jelas sekali bahwa perbuatan tersebut merupakan perbuatan yang dapat dituntut karena dapat merugikan orang lain, namun dalam pembuktian perbuatan dukun sakti tersebut sangat sulit untuk dibuktikan karena sifatnya. . Dalam kegiatan dukun ini dalam suatu masyarakat dapat menimbulkan kejahatan, dapat menimbulkan faktor kriminogenik, faktor tersebut disebabkan oleh suatu perbuatan yang menimbulkan kejahatan.
Dalam hal ini perbuatan para dukun hitam berkaitan dengan syariat Islam, karena sebagaimana telah ditetapkan banyak sekali para dukun yang mengatasnamakan Islam sebagai landasan ilmunya. Perbuatan melawan hukum dalam perbuatan dukun diatur dalam KUHP terbaru yaitu Pasal 252 KUHP, dimana sistem hukum formal dan rasional di Indonesia hanya memproses perbuatan nyata dengan ciri-ciri dan sebab akibat tertentu yang dapat dibuktikan. . Perbuatan para dukun yang dalam praktiknya melakukan perbuatan tercela, seperti menyentuh kliennya, melecehkan dengan menjanjikan hal-hal yang sebenarnya tidak terjadi, juga dapat dituntut dan didakwa dengan pelecehan seksual.
Perbuatan dukun yang menimbulkan keresahan dalam masyarakat yang menjadi faktor terjadinya perbuatan yang tidak dikehendaki, jika dikaitkan dengan teori kesepakatan masyarakat, dengan berdirinya suatu negara maka terjadi peralihan dari sifat bebas menjadi negara.
Upaya Hukum Dalam Menyikapi Perbuatan Dukun Santet
Dalam hal ini KUHP yang baru melatarbelakangi fokus pertama dalam upaya mencegah praktik-praktik dukun santet dalam kehidupan masyarakat di Indonesia yang menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Ada yang berpendapat bahwa perbuatan para penyihir hitam hanyalah khayalan belaka yang dapat menimbulkan fitnah dan dapat menimbulkan saling tuduh menuduh mereka melakukan hal tersebut, mengingat sifat ilmu hitam itu sendiri masih sangat sulit untuk dibuktikan, namun bukan berarti semua perbuatan tersebut penyihir hitam tidak bisa dibuktikan. Terdapat beberapa pasal lama yang berkaitan dan memperkuat Pasal 252 KUHP terbaru yang dalam hal ini mengatur tentang perbuatan pemeras beserta tindak pidana lainnya, yaitu: 86.
Tempat dan cara melakukan kejahatan ini diatur dalam PP Tahun 1948 Nomor 8. Dalam pengaturan perbuatan dukun sering timbul kesalahpahaman dalam masyarakat, kurangnya pemahaman masyarakat mengenai peraturan ilmu sihir, yang mengasumsikan bahwa perbuatan dukun-dukun yang diatur dalam KUHP lama dan baru adalah perbuatan. seperti memeras orang, menggunakan ilmu sihir, menyihir. Perbuatan yang dilakukan oleh dukun yang dapat dikriminalisasi terdapat dalam undang-undang pidana yang lama dan terkini, dimana mereka membujuk dukun untuk melakukan penipuan, membantu dukun palsu yang tersebar jauh dan luas serta berjanji untuk memuaskan kliennya dengan memberikan jaminan dalam berupa uang dan benda tai rambut, yang dibujuk untuk membayar kurban Hainyai Untuk keuntungan pribadi, dukun malah menipu kliennya demi keuntungan. Adanya pasal terbaru 252 KUHP dengan pencantuman perbuatan ilmu hitam pada pasal tersebut dengan mengkritisi tindak pidana santet sebagai delik formil merupakan langkah yang tepat sehingga mengurangi kekhawatiran yang ada di masyarakat terhadap adanya korban. ilmu hitam. Dengan adanya pasal terbaru KUHP baru ini dapat menangkap dan mengikat ilmu sihir dengan pasal-pasal yang relevan dan dapat digunakan.
Muhammad Aulia, RUU KUHP, Dukun Santet terancam hukuman 1,5 tahun penjara, diakses Minggu 2 Oktober 2022.
PENUTUP
Kesimpulan
Sulit untuk membuktikan kebenarannya, namun bukan berarti bujukan seorang pesulap tidak dapat dibuktikan, jika hukum bujukan seorang pesulap dapat dibuktikan dan diproses sesuai dengan hukum yang berlaku apabila bujukan tersebut bersifat konkrit. alam. Oleh karena itu, sulitnya memperoleh alat bukti dengan menggunakan Paisail 252 KUHP yang baru, menggunakan rumusan formal penyidikan pidana, yang menitikberatkan pada penyidikan pidana yang dapat dilihat sejelas-jelasnya. Upaya hukum menyikapi perbuatan dukun dukun adalah apabila dukun tersebut melanggar suatu hukum tertentu, artinya dukun tersebut melakukan perbuatan salah dengan tujuan tertentu, yaitu meminta hal lain dan untuk kepentingan dirinya sendiri, misalnya untuk kepentingan diri sendiri. seperti melakukan penipuan, kecurangan atau praktik curang lainnya. Dukun yang menjalankan praktiknya melakukan pelecehan berkedok pelecehan tradisional, akibat ini sejalan dengan praktiknya yang sudah melanggar hukum penggunaan dukun untuk melakukan penipuan, Paisail 372 KUHP tentang kelalaian, Paisail 289 KUHP Gangguan.
Saran
Teguh, Prasetyo dan Abdul Halim Barakatullah, Politik Hukum Pidana, Kajian Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, Yogyakarta: Pustaka Mahasiswa, 2005. Fauzi, Tosim, “Kebijakan Hukum Pidana Melawan Kejahatan Santet di Indonesia” (Skripsi Program Studi Ilmu Hukum Program Sarjana, Sunan Universitas Islam Negeri Kalijaga , Perbandingan Asas Legalitas Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP) dengan Rancangan Kitab Undang-undang Hukum Pidana (RKUHP), Skripsi, UNS-F.H Ukum Jur.
Satriadi, “Pelanggaran Santet Dalam Penyusunan KUHP”, Skripsi, Institut Agama Islam Negeri Bone, 2020. Putra, Wicaksana, Surya, Putu, Ni Putu Rai Yuliartini, Dewa Gede Sudika Mangku, “Kebijakan Hukum Terkait Pengaturan Santet Dalam KUHP Indonesia”, E-Journal Komunitas Justisia Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi Ilmu Hukum Jilid 3 No. KUHP, KUHP dan KUHAP, KUHAP, Putusan Mahkamah Konstitusi no. 9/PUU-V/2007 tentang Perubahan Pasal 154 dan 155 KUHP.
Hestiana Dharmastuti, Fakta Mengejutkan Mbah Yam, Dukun Penggugur Kandungan Puluhan Janin, diakses Selasa 27 Desember 2022.