• Tidak ada hasil yang ditemukan

perempuan dan covid-19

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perempuan dan covid-19"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

Realitas peran perempuan dalam memperkuat ketahanan keluarga di masa pandemi Covid-19 (Pengalaman. Perempuan Pekerja Informal di Desa Cileunyi Kulon). Peneliti Utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia: LIPI) Kehadiran Perempuan dalam Pandemi Covid-19 Setidaknya sejak awal tahun 2020, dunia diguncang oleh gencarnya pandemi Covid-19. Kenyataannya, di dunia publik, posisi perempuan tidak lebih dari warga negara kelas dua.

Padahal, data statistik menunjukkan potensi perempuan sebagai sumber daya manusia (SDM) di dunia publik bisa dikatakan. Sejak era reformasi tahun 1998, perempuan Indonesia mempunyai kesempatan yang sama di dunia publik seperti laki-laki. Kegagalan perempuan dalam memperjuangkan haknya di dunia publik disebabkan relatif rendahnya pemahaman dan kesadaran perempuan terhadap permasalahan yang dihadapinya.

Kata Pengantar ix Di tengah pandemi Covid-19, perempuan Indonesia telah membuktikan kemampuannya dalam mengatasi berbagai permasalahan, mulai dari permasalahan keluarga hingga permasalahan bangsa. Kehadiran buku ini tidak hanya penting untuk meningkatkan kesadaran kelas perempuan terhadap isu gender, namun juga memberikan pemahaman dan kesadaran kepada laki-laki bahwa peran perempuan di dunia publik sama pentingnya dengan peran laki-laki di dunia privat, karena diferensiasi pekerjaan adalah produk sosial, bukan sesuatu yang alami. Selamat atas terbitnya buku “Perempuan dan Pandemi Covid-19” yang tepat pada waktunya, yang mengangkat kisah perempuan di Indonesia dalam menghadapi dampak Covid-19.

Tentu saja berbagai topik yang dibahas tidak hanya relevan, namun juga penting untuk diketahui dan dipahami oleh perempuan pada khususnya dan masyarakat pada umumnya terkait dengan berbagai aktivitas dan inovasi yang dilakukan perempuan di masa pandemi Covid-19.

Prakata

Sebagian besar penulisnya adalah perempuan, membuktikan bahwa isu perempuan dan gender belum menarik perhatian laki-laki. Secercah harapan bahwa buku ini tidak hanya sekedar ceramah, namun mendorong isu-isu perempuan untuk dibahas dari banyak sisi. Tim lini cetak berharap buku ini dapat menjangkau sebanyak mungkin pembaca dari berbagai kalangan.

Aku menangkap nada pahit ceritamu Kisah yang telah lama terkubur di masa lalu Kehidupan hanya menjangkau hari demi hari.

PERILAKU KOMUNIKASI IBU DALAM PROSES BELAJAR ANAK PADA MASA

PANDEMI COVID-19

Bagi keluarga yang masih memiliki anak usia sekolah (SD-SMA), beban yang ditanggungnya dinilai berlebihan karena tingkat kemandirian anak yang masih rendah dan ketergantungan terhadap orang tua yang masih tinggi, membuat mereka masih semakin bergantung pada orang lain. terutama orang tuanya. orang tua.. Kondisi pandemi dan larangan anak bersekolah, mengakibatkan terbatasnya ruang bagi anak untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan guru dan teman sekolah, membuat orang tua lebih banyak berinteraksi dengan anak dan harus membimbing anak dalam proses pembelajaran tersebut khususnya ibu. Berdasarkan fenomena yang telah diuraikan di atas, penulis mencoba memberikan gambaran tentang perilaku komunikasi ibu dalam proses belajar anak di masa pandemi Covid-19.

Penelitian ini mengkaji tentang perilaku komunikasi ibu dengan anak dalam proses pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Pembelajaran yang biasa dilakukan di sekolah secara tatap muka dengan guru dan teman tidak bisa dilakukan di masa pandemi ini, siswa diminta belajar dari rumah, berbagai cara dicoba dan berbagai solusi diambil oleh sekolah dan orang tua agar anak dapat terus belajar. Dalam pembelajaran, guru juga wajib menyiapkan perangkat pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar dari rumah. Ibu hendaknya menjadi pembimbing bagi anak agar mampu memahami dirinya dan membimbingnya beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya, hingga akhirnya mampu mengembangkan potensi dirinya untuk mencapai kesejahteraan dirinya secara pribadi maupun bagi masyarakat.

Yang membimbing dan membimbing anaknya selama melaksanakan proses pembelajaran di rumah, partisipasi penuh dan keterlibatan ibu-ibu, seperti yang diungkapkan informan berikut: “Selama proses pembelajaran daring ini, saya mendampingi anak saya sepanjang hari mulai pukul 07.00 hingga pukul 15.00.” Lain lagi Namun informan mengatakan bahwa “Saya tidak bisa terus menerus mendampingi anak ketika anak melakukan proses pembelajaran daring karena saya harus bekerja, namun saya tetap memantau kegiatan belajarnya melalui telepon atau saya bertanya kapan saya pulang kerja.” Informan lain mengatakan bahwa “karena sekolah atau guru tidak mengadakan pembelajaran/konferensi langsung setiap mata pelajaran, maka guru hanya memberikan materi atau tugas yang harus dikerjakan anak di rumah, sehingga sangat memudahkan saya dalam membantu menghibahkan anak saya. . selama dia belajar di rumah, saya menemaninya ketika dia menyelesaikan tugas yang diberikan gurunya”. Dari beberapa informan tergambar adanya dukungan penuh dari ibu selama anak harus melakukan pembelajaran daring ini.

Bantuan diberikan pada saat pembelajaran daring kepada anak dan pada saat anak harus mengerjakan pekerjaan rumah yang diberikan oleh guru. Hal ini menggambarkan bahwa komunikasi yang terjadi antara ibu dan anak selama proses pembelajaran daring sudah baik, meskipun sebenarnya sedikit menimbulkan stres bagi ibu bekerja dalam proses pembelajaran daring ini. Ibu sebagai pengajar dalam proses pembelajaran di rumah, yang membantu anak dan memberikan penjelasan terhadap hal-hal yang sulit dipahami dan tidak dipahami oleh anaknya sehubungan dengan tugas sekolah yang diberikan oleh gurunya.

Semua fasilitas tersebut disediakan oleh ibu di rumah, sehingga anak-anak dapat melaksanakan pembelajarannya di rumah dengan baik dan nyaman. Berdasarkan hasil wawancara dengan informan, peneliti mendapat kesan bahwa fasilitas yang diberikan orang tua kepada anak dalam proses pembelajaran daring tidak hanya bersifat materi/fisik saja, namun juga memberikan fasilitas emosional, artinya menyediakan waktu untuk berinteraksi dengan orang lain. anak-anak. mengawasi anaknya selama anak melakukan proses belajar di rumah. Sedangkan ibu-ibu yang tidak bekerja berusaha menyediakan waktu untuk anak dalam pembelajaran daring ini, setidaknya mereka mengawasi anaknya selama anak melakukan pembelajaran daring tersebut, yaitu suatu perilaku komunikasi nonverbal yang dilakukan ibu selama membimbing anaknya. . anak-anaknya sebagai wujud dukungan penuh ibu terhadap pendidikan anak-anaknya.

Hendaknya para ibu membantu mengerjakan tugas atau pekerjaan rumah anaknya di rumah, dan mengajari anaknya pelajaran yang diajarkan di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di dua provinsi Aceh dan Jawa Barat diperoleh kesimpulan bahwa perilaku komunikasi ibu selama proses belajar anak di rumah, dimana ibu bertanggung jawab penuh terhadap proses belajar anak, selama anak Harus belajar di rumah menunjukkan bahwa ibu telah menjadi konselor, fasilitator (mediator) dan pendidik bagi anak-anaknya di masa pandemi ini.

Tentang Penulis

Enden Darjatul Ulya, MSi merupakan lulusan Magister Komunikasi Pembangunan Pertanian dan Pedesaan IPB. Pernah mengikuti pelatihan dan kongres internasional di University of Technology di Sydney, Pelatihan Literasi dalam Gerakan Literasi Jakarta di Singapura. I Gayes Mahestu atau biasa disapa Cece Gayes mulai terjun ke dunia pendidikan pada tahun 2014 sebagai dosen tetap di Binus University, sejak tahun 2020 menjadi dosen tetap di Universitas Telkom Bandung.

Beliau merupakan dosen khusus Komunikasi Bisnis di Institut Teknologi Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) Jakarta, dan aktif dalam kegiatan sosial dan keagamaan, saat ini menjabat sebagai sekretaris Yayasan Lembaga Sosial Nurul Ikhwan. Ia memasuki dunia kerja pada semester 3 fakultas, mulai dari bidang perbankan, telekomunikasi, percetakan, media periklanan, bahkan jamu. Mia Dwianna Widyaningtyas, biasa disapa Mia, adalah dosen Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Serang Banten.

Gelar S-3 diperoleh dari Program Studi S-3 Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Komputer Universitas Padjadjaran Bandung dengan disertasi “Subjektivitas Jurnalis Perempuan Indonesia yang Meliput Konflik”. Tentang Penulis 159 tentang kasus Covid-19 (Analisis isi pola dan bentuk pesan pada website https://corona.jakarta.go.id/id periode Maret-Juni 2020). Saat ini ahli media dan komunikasi untuk proyek Job-Star, Asian Development Bank (ADB).

Novalia, M.I.Kom., lulus tahun 2012 dari program studi ilmu komunikasi Jurusan Hubungan Masyarakat Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), memperoleh gelar magister dari Jurusan Komunikasi Bisnis FISIP UMJ tahun 2019. Saat ini menjabat sebagai dekan Fakultas Industri Kreatif Telkom University dan dosen tetap program studi komunikasi Telkom University. Wanita yang mempunyai hobi menulis puisi ini aktif sebagai anggota Ikatan Dokter Komunikasi dan Pengurus ISKI Jabar serta anggota Japelidi.

Tentang Penulis 161 Sa'diyah El Adawiyah saat ini bekerja sebagai dosen komunikasi di Universitas Muhammadiyah Jakarta dan peneliti di sebuah LSM yang fokus pada pendidikan perempuan dan anak perempuan. Selama menjabat sebagai dosen, ia telah menerbitkan 7 buku teks (Hubungan Manusia, Pengantar Hubungan Masyarakat, Manajemen Acara, Penelitian Hubungan Masyarakat, dan Penelitian Periklanan), 5 bab buku, 15 buku tentang keterlibatan mahasiswa, dan 2 monografi, serta secara nasional. jurnal terakreditasi.. dan internasional. Sejak tahun 2012, Tri Mega Asri atau biasa disapa Mega menjadi dosen tetap Universitas Brawijaya bidang Vokasi.

Siti Zuhro, adalah peneliti utama Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) sekaligus dosen tetap Universitas Muhammadiyah Jakarta, mengajar di berbagai perguruan tinggi, baik negeri maupun swasta. Sedangkan pendidikan jenjang Magister (2000) dan Doktor (2007) masing-masing diselesaikan di Program Pascasarjana Ilmu Komunikasi, Universitas Indonesia, Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

People who can arrive at this position have been able to understand the truth presented by the Qur'an and have surpassed the previous levels, namely a As humans in general, and b