• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEREMPUAN DAN DAKWAH - SIMAKIP

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "PEREMPUAN DAN DAKWAH - SIMAKIP"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

Kajian ini secara khusus akan mengkaji pengalaman dakwah anggota Aisyiyah di cabang Ulujami Jakarta Selatan. Dalam penelitian ini akan diteliti sejauh mana anggota Aisyiyah terlibat dan berpartisipasi dalam kegiatan dakwah yang diselenggarakan oleh pimpinan cabangnya, termasuk apa yang memotivasi mereka untuk mengikuti dan terus mengikuti kegiatan dakwah yang diselenggarakan oleh Aisyiyah. Penelitian ini akan menggunakan teori religi yang dihayati, yang menyatakan bahwa pengalaman aktivitas keagamaan setiap orang bersifat individual dan unik.

Sehingga untuk keperluan penelitian ini, meskipun anggota Aisyiyah berada di bawah payung dakwah yang sama yaitu Aisyiyah, namun mereka memiliki pengalaman hidup yang berbeda antara satu anggota dengan anggota lainnya. Penelitian tentang pengalaman hidup dakwah perempuan yang tergabung dalam Aisyiyah Ulujami Cabang Jakarta Selatan ini akan menggunakan metode kualitatif dengan menggabungkan beberapa teknik pengumpulan data, yaitu telaah teks tertulis, wawancara, observasi dan Focus Group Discussion (FGD). Penelitian ini diharapkan dapat berkontribusi dalam memetakan potensi dan tantangan pengembangan dakwah Aisyiyah di lapisan masyarakat paling bawah.

Dari pengalaman dakwah Aisyiyah di tingkat cabang diharapkan dapat memberikan dampak yang signifikan bagi perkembangan dakwah Aisyiyah di tingkat nasional dan juga bagi organisasi Muhammadiyah dan masyarakat luas.

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang
  • Rumusan Masalah
  • Tujuan Penelitian
  • Manfaat Penelitian

Saya memilih penelitian di tingkat kelurahan karena jamaah Aisyiyah di tingkat kelurahan harus berusaha memperkuat barisan, menyatukan visi dakwah dan terlibat dalam penguatan masyarakat sekitar lingkungan kelurahan. Dalam penelitian ini, saya akan menyelidiki bagaimana pengalaman anggota Aisyiyah cabang Ulujami, Jakarta Selatan terhadap dakwah/kegiatan keagamaan dan hal-hal lain yang bersifat personal dan unik karena setiap pengalaman sebenarnya memiliki keunikan tersendiri. Maka berdasarkan dua pertanyaan penelitian di atas, maka tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk memperkuat pengetahuan/wacana tentang Muhammadiyah dan memantapkan praktik dakwah Islam khususnya Aisyiyah di tingkat kecamatan.

Dengan demikian, berdasarkan dua pertanyaan penelitian di atas, maka urgensi penelitian ini secara umum adalah bermanfaat untuk memperluas wacana dan wacana Muhammadiyah, khususnya terkait dengan dakwah tingkat industri Aisyiyah. Terutama bagaimana hal itu dirasakan dan dikonstruksikan oleh para pemimpin atau aktivis Aisyiyah tingkat industri dan bagaimana hal itu dialami dan dipahami oleh para anggotanya, yang notabene adalah perempuan. Konteks sosial di mana gerakan dakwah tingkat cabang ini beroperasi mungkin berbeda dengan dinamika sosial politik yang dihadapi para pemimpin Aisyiyah Pusat di tingkat cabang, daerah, dan nasional.

Selain itu, penelitian ini memberikan penguatan strategi dakwah Aisyyeh dan tentunya akan mempengaruhi organisasi Muhammadiyah, khususnya mengenai negara dan peta dakwah Aisyyeh di tingkat cabang.

TINJAUAN PUSTAKA

State of the Art Kajian Pustaka

Semua penelitian di atas telah mengkaji berbagai aspek yang berkaitan dengan perempuan di Muhammadiyah, namun belum ada penelitian yang fokus pada gerakan dakwah perempuan di masyarakat di tingkat kecamatan. Oleh karena itu, penelitian ini dimaksudkan untuk menambah literatur tentang dakwah Aisyiyah ditinjau dari pengalaman hidup para anggotanya di tingkat cabang. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangsih yang akan memperkaya dan menyeimbangkan referensi dan kajian Muhammadiyah/Aisyiyah yang ada, yang mayoritas hanya terfokus pada Muhammadiyah saja dan itupun lebih pada wacana di tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah dan terkait dengan persoalan kebangsaan.

Selanjutnya, penelitian ini akan memberikan penguatan kepada organisasi Muhammadiyah khususnya mengenai kondisi dan peta dakwah Aisyiyah di tingkat cabang, serta pengalaman langsung mereka dalam mengikuti, menerima dan mengembangkan konsep dakwah Aisyiyah di tengah pluralisme masyarakat ibukota. Namun, Lubis dan Boy terlalu fokus pada wacana di tingkat elit, dalam hal ini Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Padahal citra atau persepsi tentang Muhammadiyah seringkali 'diciptakan' oleh masyarakat luas berdasarkan interaksinya dengan warga Muhammadiyah akar rumput.

Oleh karena itu, penelitian saya berupaya mengisi 'kekosongan' atau gap tersebut dengan menelaah bagaimana tokoh-tokoh Muhammadiyah mengkonstruksikan Islam modernis atau progresif di tingkat akar rumput atau grassroot.

Road map Penelitian

METODE PENELITIAN

  • Alur penelitian
  • Lokasi dan waktu penelitian
  • Desain Penelitian
  • Populasi dan sampel penelitian
  • Cara Pengumpulan Data
  • Instrumen Penelitian
  • Teknik Pengolahan data
  • Triangulasi data
  • Fishbone Penelitian

Metode kedua adalah wawancara mendalam yang merupakan teknik yang paling populer dan dianggap paling efektif dalam penelitian kualitatif. Untuk itu akan dilakukan wawancara dengan anggota Aisyiyah Tak Ulujami, bertujuan untuk menggali motivasi dan pengalaman mereka dalam mengikuti gerakan/kegiatan dakwah Aisyiyah. Ketiga, Observasi bertujuan untuk melihat dan mengamati berbagai aktivitas dakwah yang terjadi di lapangan, khususnya di kalangan warga akar rumput Aisyiyah di kawasan Ulujami Jakarta Selatan.

Selain mengamati kegiatan dakwah seperti pengajian, majlis taklim, dll, observasi juga akan dilakukan dengan mengamati perilaku dan tutur kata anggota Aisyiyah yang bersifat informal terkait dengan kegiatan dakwah di komunitas Aisyiyah Ulujami Jakarta Selatan (observasi partisipan). Metode keempat adalah FGD, yaitu diskusi dengan anggota terbatas yang dipilih dari gabungan responden yang diwawancarai dan yang tidak diwawancarai untuk mengumpulkan informasi dari mereka tentang pengalaman mereka terlibat dalam kegiatan dakwah Aisyiyah di tingkat cabang. Oleh karena itu, FGD memberikan kesempatan kepada responden untuk berbagi pengalaman unik yang berbeda yang telah mereka lalui masing-masing, saling bertanya dan saling menguatkan data dengan bukti pengalaman yang mereka miliki.

Selain itu, ketiga metode tersebut dapat saling melengkapi kekurangan data yang diperoleh dengan salah satu metode dengan cara membandingkan dan mengecek keakuratan dan validitasnya. Populasi dan sampel dalam penelitian ini adalah seluruh anggota dan pimpinan Cabang Aisyiyah Ulujami Jakarta Selatan. Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data primer dengan data yang diperoleh langsung dari informan melalui teknik/pendekatan wawancara dan observasi langsung.

Metode observasi dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diamati terkait dengan penelitian, metode wawancara dilakukan dengan cara peneliti mewawancarai subyek yang diteliti yaitu pimpinan masjid dan jamaah di lokasi penelitian dan penelaahan dokumen yang dilakukan dengan mengumpulkan data pendukung lainnya melalui dokumen-dokumen penting, seperti dokumen lembaga yang diteliti. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis instrumen penelitian yaitu instrumen observasi yang bertujuan untuk merekam proses penelitian termasuk respon yang muncul dan instrumen wawancara yang bertujuan sebagai alat untuk mendukung proses wawancara penelitian. Penulis mengelola data mulai dari teori untuk mendapatkan kejelasan masalah, baik data yang termuat di lapangan maupun di literatur.

Kesimpulan yang diperoleh di lapangan diverifikasi selama penelitian dengan meninjau kembali dan meninjau catatan lapangan sehingga menjadi kesimpulan konfirmatori. Triangulasi adalah teknik pengumpulan data yang menggabungkan teknik pengumpulan data yang berbeda dan menguji kredibilitas data dengan teknik pengumpulan data yang berbeda.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi Wilayah Penelitian

Sejarah Berdiri dan profil Aisyiyah Ranting Ulujami

Aisyiyah Ulujami, Jakarta Selatan baru berdiri pada tahun 1999, namun sejak tahun 1995 bahkan sebelumnya sudah ada beberapa tokoh masyarakat Ulujami yang secara ideologis berorientasi pada Muhammadiyah. Dakwah dan Kegiatan Sosial Aisyiyah Cabang Ulujami Menurut Ifah yang telah menjadi wali dan anggota Aisyiyah sejak tahun 2012, kegiatan dan dakwah yang dirancang untuk Aisyiyah Cabang Ulujami antara lain melakukan dakwah berjamaah secara lisan, dakwah bil-fetch, bakti sosial, santunan anak yatim piatu, dhuafa dan dhuafa dan sebagainya. Sedangkan kegiatan yang paling banyak diminati oleh masyarakat/jemaah Jurusan Aisiyah Ulujami adalah pengajian dan pengabdian masyarakat (bakti sosial).

Cabang Aisiyah Ulujami menyelenggarakan penyembelihan hewan kurban/kambing setiap tahun yang berlokasi di peternakan Nina sendiri. Sejauh ini, Nina bt H Didi, 60 tahun, ketua Cabang Aisiyah, Kelurahan Ulujami, Kecamatan Pesanggrahan, Jakarta Selatan 12250, mengatakan bahwa selama kepemimpinannya, Aisiyah tidak pernah mendapat bantuan dana dari Muhammadiyah Cabang Ulujami. Meski secara organisatoris, Aisyiyah Ulujami Cabang Jakarta Selatan baru terbentuk pada tahun 1999, namun jauh sebelum itu, tepatnya pada akhir tahun 1960-an, kegiatan dakwah para aktivisnya di masyarakat sudah dimulai.

Rusteni, suaminya H Agus merintis dan memimpin ormas Muhammadiyah Cabang Ulujami melalui H Rohmani H Sidik Mun yang saat itu berdomisili di Jl. Kegiatan dakwah yang dirancang di cabang Ulujami antara lain mengadakan dakwah berjamaah baik secara lisan maupun bil-haal dakwah sosial, bakti sosial, santunan anak yatim, dhuafa dan fakir miskin dan sebagainya. Rina kemudian menjelaskan bahwa sejak 7 tahun terakhir hingga saat ini, Muhammadiyah dan Aisyiyah cabang Ulujami telah mampu mengumpulkan dana sekitar Rp 30 juta. per tahun.

Metode penelitian yang saya gunakan adalah melalui wawancara dan observasi langsung pengajian Asiyiyah Cabang Ulujami Jakarta Selatan. Saya akan sangat senang dan berterima kasih atas dukungan manajemen yang mengizinkan saya untuk menghadiri kegiatan dakwah Aisyiyah dan melakukan wawancara dengan manajemen dan anggota Aisyiyah Cabang Ulujami. Dalam rangka mengembangkan dan memajukan pengajian Cabang Aisiyah Ulujami, hendaknya kita tidak membebani beban hidup dan ekonomi masyarakat yang belum menjadi anggota/jamaah dengan berbagai sumbangan untuk fakir miskin.

Kegiatan dan dakwah yang dikandung dalam cabang Ulujami antara lain dakwah bi-oral berjamaah, dakwah bil-haal, bakti sosial, santunan anak yatim, dhuafa dan fakir miskin dan sebagainya. Menurut H. Ahmad Ridha HS (61), pimpinan Muhammadiyah Cabang Ulujami, Kecamatan Ciledug, Tangerang, dilantik oleh Pak Projo, pimpinan Muhammadiyah Cabang Kebayoran Lama pada tahun 1960-an.

Perempuan dan Dakwah Aisyiyah Ranting Ulujami

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Saran

LUARAN YANG DICAPAI

Selain mengamati kegiatan dakwah seperti bakti sosial, khitanan massal, pemeriksaan kesehatan dan pengobatan gratis, pengajian, majelis taklim dll, observasi juga akan dilakukan dengan mengamati perilaku dan pandangan warga Asiyiyah yang bersifat informal terhadap kegiatan dakwah Cabang Ulujami Jakarta Selatan observasi (bagian). Jamaah awal (as-sabikunal awwalun) dari pengajian Jumat ini -- yang kemudian menjadi anggota Aisiyah Ulujami -- terdiri dari keluarga dekat Nyak Nin, tetangga terdekat, dan masyarakat sekitar Ulujami. Adapun guru pengajian jumat pendahulu Aisyiyah Ulujami yang kedua adalah Ny. Hj Sahi dan Ust Ahmad Ardani HS (1993).

Pengajian Aisyiyah dilaksanakan setiap hari Sabtu minggu kedua setiap bulannya di gedung Dakwah Muhammadiyah-Aisyiyah Ulujami. Jika selama ini pengurus Aisyiyah hanya menyalurkan anak-anak yang ingin disunat ke Masjid Bintaro atau Masjid Pondok Gede untuk disunat bersamaan dengan khitanan massal yang dilakukan di dua masjid tersebut, maka mulai tahun 2019 hanya akan dilakukan khitanan massal di sekitar pemukiman Ulujami. Adapun sumber dana untuk semua kegiatan tersebut di atas, Aisyiyah sampai saat ini tidak pernah mendapat dukungan dana baik dari internal Muhammadiyah cabang Ulujami maupun dari afiliasi dan daerah Muhammadiyah.

Menurut penuturan ketua dan pengurus Aisyiyah, seluruh kegiatan Aisyiyah Tak Ulujami dibiayai 'dari kantong sendiri', karena mereka juga tidak menerima dana dari lembaga, lembaga atau lembaga lain. Karena masyarakat Betawi sangat identik dengan kegiatan shilaturrahim, Aisyiyah di cabang Ulujami juga memiliki ciri-ciri shilaturrahhim antar anggota keluarga, antar tetangga, antar rekan, antar sahabat dan antar kenalan. Guru kedua pengajian Aisiyah Ulujami adalah mrs. Hj Sahi (baru beberapa bulan) dan Ust Ahmad Ardani HS (1993) sebagaimana diriwayatkan oleh SHM.

Referensi

Dokumen terkait

Table 1.3.3 Containment infrastructure 16 'Filtration and chlorination system — treated wastewater — filtration and gaseous chlorination of treated wastewater prior to