PERANCANGAN APARTEMEN DENGAN MODEL PENDEKATAN ARSITEKTUR TROPIS DI JIMBARAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki banyak pulau di dunia. Lebih dari 17.000 pulau tersebar di seluruh penjuru Indonesia. Sehingga Indonesia memiliki beraneka ragam suku, agama, budaya, adat istiadat, ras, bahasa, serta potensi wilayah yang berbeda-beda. Indonesia merupakan salah satu Negara yang penghasilan pariwisatanya sangat menjanjikan. Terbukti bahwa sektor pariwisata merupakan salah satu sektor penunjang devisa Negara tertinggi. Letak geografis Indonesia yang luas menambah nilai lebih bagi berkembangnya sektor pariwisata karena setiap daerah memiki kondisi geografis yang berbeda-beda sehingga setiap wilayah memiliki potensi yang beragam. Salah satu daerah yang memiliki potensi alam yang berlimpah adalah daerah pesisir pantai. Pengembangan potensi wisata daerah pesisir pantai saat ini difokuskan pada pemandangan, ekosistem dan karakteristik pantai yang berbeda-beda di setiap daerahnya
Jimbaran merupakan salah satu daerah tujuan wisata di bagian barat daya pulau Bali dan sebagai salah satu tempat pariwisata karena memiliki banyak tempat menarik untuk dikunjungi seperti wisata alam dengan pantai yang indah dan wisata kuliner serta hotel yang tersedia. Wisata dan budaya setiap daerah tersebut mempunyai karakteristik dan keunikan sendiri yang perlu dikembangkan dan dilestarikan. Jimbaran memiliki potensial wisata yang sangat menarik untuk ditelusuri. Keindahan alam yang khas masih terpelihara menjadikanya sebagai salah satu tujuan wisata yang memiliki daya tarik tersendiri.
Meningkatnya pertumbuhan penduduk di kota besar Indonesia, telah memacu perkembangan kota menjadi semakin padat dan kurang terkendali. Pusat kegiatan perkotaan yang kini tumbuh subur di sisi lain telah mengakibatkan sesaknya populasi.
Sementara itu, ketersediaan lahan perkotaan sangat terbatas dan kebutuhan akan tempat tinggal sebagai kebutuhan dasar semakin meningkat.
Populasi manusia terus meningkat, tetapi lahan tidak pernah bertambah. Manusia terus membutuhkan tempat hunian, tetapi ruang makin sempit, Ini membuat harga tanah semakin mahal. Keterbatasan lahan yang tersedia untuk menampung kebutuhan hunian
1
di daerah pusat kota, dan semakin mahalnya harga tanah memberikan alternatif untuk membangun sarana secara vertikal. Pembangunan hunian secara vertikal ini yang disebut rumah susun atau apartemen. Di masa yang akan datang, cepat atau lambat, apartemen akan menempati posisi strategis dalam konteks hunian.
Setiap manusia pastinya membutuhkan yang namanya tempat tinggal/ hunian, dan salah satu jawaban dari permasalahan ini adalah dengan memberikan unit hunian yang dapat mewadahi serta memberikan fasilitas yang layak untuk penghuni/ pemiliknya.
Apartemen menjadi pilihan yang tepat bagi sebagian orang untuk dijadikan tempat tinggal, praktis dan lebih efisien. Pada masa sekarang pun peminat Unit Hunian ini semakin banyak di daerah Jimbaran, yang awalnya menjadi solusi untuk masyarakat yang berumah tangga namun belum memiliki biaya yang cukup untuk membangun rumah atau membeli sebuah rumah, sekarang lebih banyak ditempati oleh para pendatang seperti traveler di Jimbaran, Bali.
Kebanyakan apartemen memiliki bentuk dan suasana yang lebih formal dan terkesan kaku, maka untuk menumbuhkan suasana apartemen yang lebih santai dan lebih terikat dengan alam maka hadirlah perencanaan apartemen yang di kombinasikan dengan tema Arsitektur Tropis. Arsitektur Tropis dikenal dengan arsitektur yang lebih efisien terhadap energi dan lebih ramah lingkungan, dengan memiliki karakter ini bangunan akan tercipta dengan tidak banyak memberikan dampak yang buruk bagi lingkungan dan penghuninya (Susilo, J. 2019).
Untuk memudahkan sosialisasi bentuk hunian dalam apartemen bagi masyarakat, maka kenyamanan pengguna apartemen tersebut harus menjadi prioritas utama, dan yang sangat mempengaruhi kenyamanan dalam hunian tersebut adalah faktor iklim.
Iklim suatu daerah dapat berbeda dengan daerah lainnya. Indonesia sebagai bagian dari Asia Tenggara, beriklim tropis dan memiliki dua musim, yaitu musim panas dan musim hujan. Adanya perbedaan iklim tersebut, mengakibatkan permasalahan yang berbeda pula. Perbedaan ini membuat rancangan arsitektur harus diadaptasikan sesuai dengan kebutuhan bangunan di iklim tersebut (Panjaitan, M. 2019).
Konsep tropis senantiasa berupaya untuk menciptakan kenyamanan termal dalam lingkungan (makro) dan dalam rumah (mikro). Kenyamanan thermal indoor merupakan dampak yang ditimbulkan oleh pemilihan jenis material bangunan, bentuk
dan atau orientasi bangunan itu sendiri, bukaan-bukaan, luasan bangunan dan lain-lain (Hamdani, M. 2022). Selain itu, kenyamanan thermal outdoor timbul dari pengaruh konfigurasi massa bangunan terhadap temperatur dalam sebuah kawasan, akhirnya didapat kenyamanan thermal lingkungan (Utama, H. 2022).
Oleh karena itu, pertimbangan dalam merancang bangunan apartemen untuk iklim tropis sangat perlu dilakukan untuk mencapai kenyamanan termal. Dari paparan permasalahan di atas, maka perlu adanya perancangan apartemen yang bisa mengakomodasi kondisi iklim setempat dan mengeliminasi pengaruh buruk iklim bagi bangunan dan lingkungan sekitar. Dalam hal ini yang dimaksud adalah apartemen yang pendekatannya mengarah ke arsitektur tropis. Dimana arsitektur tropis merupakan suatu konsep bangunan yang mengadaptasi kondisi iklim tropis yang dapat menjadi solusi atas permasalahan-permasalahan tersebut sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi penghuninya.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
a. Bagaimana menentukan lokasi dan site yang sesuai dengan tuntutan perancangan apartemen sebagai sarana pemenuhan fasilitas hunian kepada masyarakat?
b. Bagaimana perancangan apartemen dengan pendekatan Aristektur tropis?
c. Bagaimana mendapatkan konsep dasar perancangan mulai dari penyelesaian tapak hingga dapat berfungsi sebagaimana tujuan yang ingin dicapai?
1.3 Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk menyusun landasan konseptual perancangan apartemen di Jimbaran dengan pendekatan arsitektur tropis.
1.4 Sasaran
Dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan diatas, adapun sasaran terkait proyek Perancangan
3
Apartemen Dengan Model Pendekatan Arsitektur Tropis Di Jimbaran adalah : a. Menentukan lokasi tapak dan tapak bangunan yang sesuai dengan peruntukannya.
b. Menentukan fasilitas-fasilitas yang terdapat dalam perancangan apartemen.
c. Mengungkap spesifikasi perencanaan dengan pendekatan arsitektur tropis ke dalam desain fisik bangunan.
d. Mengungkap hubungan antar fasilitas apartemen dan unit-unit hunian dalam apartemen.
Mengadakan studi arsitektur dalam merencanakan fasilitas berupa prasarana dan sarana apartemen.
e. Menerapkan konsep arsitektur tropis dengan menyesuaikan iklim yang ada di Jimbaran.
f. Memenuhi kebutuhan ruang dan besaran ruang berdasarkan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan.
g. Mengungkapkan pola tata ruang dan tata massa.
h. Strategi penghematan energi dalam bangunan
1.5 Pemahaman Terhadap Proyek
Arsitektur Tropis adalah suatu rancangan konsep bangunan yang mengarah pada pemecahan masalah terhadap kondisi iklim tropis lembab. Adapun ciri ciri dari arsitektur tropis adalah sebagai berikut :
a. Kemiringan atap di atas 30º, untuk melancarkan aliran air hujan dan dan untuk mneyediakan ruang kosong di bawah atap untuk mereduksi panas.
b. Teritisan yang lebar, meminimalisir tampias curah hujan, kecepatan angin dan sinar matahari langsung yang masuk ke bangunan.
c. Cross ventilation, memberikan bukaaan yang cukup untuk sirkulasi udara dan penerangan alami ruang-ruang dalam bangunan.
d. Material lokal, menggunakan material dengan pemanfaatan sumber daya setempat seperti kayu, bata ekspos dan sebagainya.
1.6 Metode Pendekatan
1.6.1 Metode Penelitian
Metode perancangan yang digunakan penulis adalah dengan pendekatan kualitatif, dimana penulis melakukan studi literatur dan studi langsung ke lapangan berkaitan dengan judul dan tema objek rancangan yang telah diambil yaitu Apartemen di Jimbaran dengan tema Arsitektur Tropis. Metode ini digunakan agar penulis dapat lebih dalam memahami langsung tentang judul dan tema yang telah diambil.
Penulis melakukan pengumpulan data dengan melakukan studi literatur dari berbagai sumber buku serta jurnal dan melakukan studi lapangan dengan melakukan wawancara serta dokumentasi pada beberapa apartemen untuk memperoleh data yang lebih lengkap seperti tipe-tipe unit hunian serta fasilitas yang disediakan dalam apartemen.
1.6.2 Metode Perancangan
Setelah semua data terkumpul, selanjutnya penulis melakukan analisis terkait dengan objek rancangan, tema serta lokasi yang telah diambil. Dalam proses analisis, penulis menggabungkan semua data yang berasal dari literatur serta studi banding di lapangan untuk menghasilkan suatu data yang tepat untuk objek rancangan. setelah kesimpulan data dari hasil analisis sudah didapat, maka selanjutnya penulis membuat konsep rancangan dan menghasilkan produk desain sesuai dengan objek rancangan yang telah diambil.
1.7 Daftar Pustaka
Hamdani, M. F., Achmad, B., & Peran, S. B. (2022). Model Arsitektur Pohon di Arboretum Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat. Jurnal Sylva Scienteae, 5(3), 480-492.
Panjaitan, M. (2019). Perancangan pusat kegiatan seni dan budaya nusantara di Jimbaran Bali dengan pendekatan arsitektur neo vernakular. SKRIPSI-2019.
Susilo, J. (2019). TA: Rancangan Apartemen Dengan Pendekatan Bioklimatik Di Bandung (Doctoral dissertation, Institut Teknologi Nasional).
Utama, H., & Prianto, E. (2022). Analisis Desain Bioklimatik Pada Bangunan Rumah Tinggal Tropis (Studi Kasus: Rumah Heinz Frick Semarang). Jurnal Arsitektur ARCADE, 6(2), 282-289.
5