• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perencanaan Infrastruktur Air Bersih dan Persampahan

N/A
N/A
Muh Athillah Akram Syarif

Academic year: 2024

Membagikan " Perencanaan Infrastruktur Air Bersih dan Persampahan"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

NAMA : MUHAMMAD ATHILLAH AKRAM SYARIF NIM : E1F122031

PRODI : RIL KELAS : GANJIL

Tugas MK. Perencanaan Infrastruktur

Mencari artikel/paper tentang perencanaan air bersih dan perencanaan persampahan kemudian dirangkum serta dijelaskan isi dari artikel/paper tersebut.

1. Artikel/Paper tentang Perencanaan Air Bersih

 Judul Paper:

PERENCANAAN SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH DI DESA LANSA KECAMATAN WORI KABUPATEN MINAHASA UTARA

 Tujuan Paper:

Untuk mendapatkan desain sistem penyediaan air bersih yang dapat memenuhi kebutuhan air bersih 10 tahun kedepan di Desa Lansa.

Diharapkan penelitian ini dapat memberi informasi dan menjadi bahan pertimbangan untuk pengembangan sistem jaringan air bersih guna memenuhi kebutuhan air bersih penduduk di Desa Lansa.

 Langkah-Langkah yang dilakukan dalam Perencanaan:

Berikut adalah langkah-langkah yang dilakukan dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih di Desa Lansa berdasarkan isi dari paper:

Survey dan Analisis Ketersediaan Air : Melakukan survey untuk menentukan sumber air bersih yang akan digunakan, yaitu mata air yang terletak ± 1,5 km dari desa dengan debit 2,6 liter/detik.

Analisis Pertumbuhan Penduduk : Menggunakan data penduduk tahun 2018 dan proyeksi untuk 10 tahun ke depan dengan metode regresi linear, logaritma, dan eksponensial untuk menentukan jumlah penduduk di tahun 2028.

Desain Sistem Penyediaan : Menentukan skema penyaluran air bersih dari sumber ke daerah pemukiman, termasuk penangkapan air, bangunan pengolahan air, dan sistem distribusi.

(2)

Pembangunan Infrastruktur: Membangun bronkaptering untuk menangkap mata air, Bak Pelepas Tekan (BPT) untuk melepas tekanan, dan pipa transmisi serta distribusi menggunakan pipa HDPE.

Penempatan Keran Umum : Mendistribusikan air bersih ke penduduk melalui 15 buah Keran Umum yang direncanakan berdasarkan jumlah penduduk dan kebutuhan air harian maksimum.

Pengelolaan dan Pemeliharaan: Menyarankan perlindungan daerah imbuhan air dan pembuatan sistem manajemen untuk operasional dan pemeliharaan sistem penyediaan air bersih.

Selain itu, pada paper juga dijelaskan pengertian dari sistem pengaliran air bersih yang terdapat dalam distribusi air yang direncanakan dalam paper tersebut. Pendistribusian air minum kepada konsumen dengan kuantitas, kualitas dan tekanan yang cukup memerlukan sistem perpipaan yang baik, reservoar, pompa dan dan peralatan yang lain. Metode dari pendistribusian air tergantung pada kondisi topografi dari sumber air dan posisi para konsumen berada.

Sistem pengaliran dalam sistem distribusi air bersih dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

1. Cara Gravitasi Cara pengaliran gravitasi digunakan apabila elevasi sumber air mempunyai perbedaan cukup besar dengan elevasi daerah pelayanan, sehingga tekanan yang diperlukan dapat dipertahankan.

2. Cara Pemompaan Pada cara ini pompa digunakan untuk meningkatkan tekanan yang diperlukan untuk mendistribusikan air dari reservoir distribusi ke konsumen.

3. Cara Gabungan Pada cara gabungan, reservoir digunakan untuk mempertahankan tekanan yang diperlukan selama periode pemakaian tinggi dan pada kondisi darurat. Selama periode pemakaian rendah, sisa air dipompa dan disimpan dalam reservoir distribusi.

 Perhitungan/Persamaan yang digunakan dalam Perencanaan:

Proyeksi Penduduk : Menggunakan analisis regresi untuk memprediksi jumlah penduduk hingga tahun 2028. Analisis regresi linear dipilih

(3)

karena memiliki koefisien korelasi mendekati 1 (0,998) dan standar error terkecil (156,122).

Kebutuhan Air Domestik : Dihitung dengan rumus (Qd = Y x Sd), dimana ( Qd ) adalah debit kebutuhan air domestik (liter/hari), ( Sd ) adalah standar kebutuhan air domestik (liter/hari), dan ( Y ) adalah jumlah penduduk.

Kebutuhan Air Non Domestik: Dihitung sebagai 5% dari kebutuhan air domestik dengan rumus (Qn = Qd x Sn), dimana (Qn) adalah debit kebutuhan air non domestik (liter/hari), dan (Sn) adalah standar kebutuhan air non domestik.

Kehilangan Air: Diperhitungkan sebagai 15% dari kebutuhan rata-rata dengan rumus (Qa = (Qd + Qn) x ra), dimana ( Qa ) adalah debit kehilangan air (liter/hari), dan ( ra ) adalah angka presentase kehilangan air (%).

Kebutuhan Air Total : Merupakan total kebutuhan air domestik, non domestik, dan kehilangan air, dihitung dengan rumus (Qt = Qd + Qn + Qa).

Rumus Hazen-Williams: Digunakan untuk menghitung kehilangan energi pada pipa dengan rumus (hf = 10,675x Q1,852

Chw1,852x D4,8704x L ),

dimana ( hf ) adalah kehilangan energi atau tekanan (m), ( Q ) adalah debit air dalam pipa (m³/s), ( D ) adalah diameter pipa (m), ( L ) adalah panjang pipa (m), dan (Chw) adalah koefisien kehilangan energi Hazen Williams.

Perhitungan ini membantu dalam merancang sistem penyediaan air bersih yang efisien untuk Desa Lansa, dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, kebutuhan air, dan kehilangan air melalui sistem pipa.

Harga CHW berkisar antara 110 hingga 140 untuk pipa baru. Untuk pipa lama yang sudah keropos (tuberculoted), harga CHW turun mencapai 90 atau 80 atau bahkan dibawah 50 untuk pipa baja dengan lapisan.

 Kesimpulan

(4)

Artikel tersebut membahas perencanaan sistem penyediaan air bersih di Desa Lansa, Kecamatan Wori, Kabupaten Minahasa Utara.

Rencana tersebut mengusulkan penggunaan sumber air dari mata air dan pemanfaatan sistem pengaliran gravitasi. Tujuannya adalah untuk memastikan pasokan air yang memadai bagi penduduk desa hingga tahun 2028. Analisis proyeksi kebutuhan air menunjukkan bahwa dengan estimasi jumlah penduduk mencapai 1445 jiwa pada tahun tersebut, kebutuhan air mencapai 1,818 liter/detik. Debit air dari mata air tersebut dianggap cukup untuk memenuhi kebutuhan tersebut.

Perencanaan infrastruktur melibatkan pembangunan 15 Keran Umum yang dapat melayani kebutuhan air bersih penduduk. Sistem distribusi air menggunakan pipa HDPE dan mengandalkan gravitasi untuk mengalirkan air dari sumber ke keran umum. Selain itu, artikel ini menyoroti perlunya perlindungan terhadap daerah mata air dan pengelolaan sistem penyediaan air bersih yang efisien.

Secara keseluruhan, artikel tersebut menekankan pentingnya perencanaan yang cermat dalam penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan masyarakat desa. Dengan mempertimbangkan sumber air yang tepat dan infrastruktur distribusi yang efisien, diharapkan kebutuhan akan air bersih di Desa Lansa dapat terpenuhi dengan baik hingga tahun 2028 dan seterusnya.

2. Artikel/Paper tentang Perencanaan Persampahan

 Judul Paper:

PERENCANAAN SISTEM PENGELOLAAN SAMPAH DI KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG

 Tujuan Paper:

Paper tersebut bertujuan untuk mengevaluasi dan meningkatkan manajemen sampah di Kecamatan Candisari, Kota Semarang. Melalui analisis menyeluruh, mereka ingin mengidentifikasi kelemahan dalam sistem pengelolaan sampah yang ada, baik dari segi teknis maupun

(5)

kelembagaan. Selanjutnya, mereka berupaya merancang sistem yang lebih efisien dan ramah lingkungan dengan memperhatikan aspek biaya.

Selain itu, upaya dilakukan untuk mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam pengelolaan sampah melalui penerapan konsep 3R (Reduce, Reuse, Recycle) dan komposting. Penelitian pada paper tersebut juga menargetkan peningkatan kualitas layanan pengelolaan sampah dengan meningkatkan alokasi dana untuk kebersihan, dengan tujuan pertumbuhan yang berkelanjutan setiap tahunnya.

 Langkah-langkah yang dilakukan dalam Perencanaan:

Berikut adalah langkah-langkah terperinci dalam perencanaan sistem pengelolaan sampah di Kecamatan Candisari Kota Semarang sesuai dengan paper tersebut:

 Tahap Pendahuluan: Meliputi studi literatur untuk memahami perencanaan pengelolaan sampah dan persiapan administrasi untuk pengambilan data.

 Pengumpulan Data: Mengumpulkan data primer melalui pengamatan, sampling timbulan sampah, dan dokumentasi lapangan, serta data sekunder dari instansi terkait.

 Kondisi Eksisting: Menganalisis cakupan pelayanan sampah, jenis pewadahan, pengumpulan, pengangkutan, kelembagaan, pembiayaan, dan peran serta masyarakat.

 Perencanaan Tingkat Pelayanan: Menetapkan target pelayanan sampah dari tahun 2014 hingga 2031, dengan tahapan transisi, 5 tahun pertama, 5 tahun kedua, dan 5 tahun ketiga, termasuk pengenalan teknik operasional baru, sosialisasi, dan peningkatan pelayanan.

Paper tersebut juga menekankan pentingnya partisipasi masyarakat dan pemisahan sampah organik dan anorganik untuk mendukung program daur ulang dan pengomposan.

 Perhitungan/Persamaan yang Digunakan dalam Perencanaan:

(6)

Berikut adalah perhitungan yang digunakan dalam perencanaan sistem pengelolaan sampah di Kecamatan Candisari Kota Semarang:

 Timbulan Sampah per Kapita: Diukur dalam liter per orang per hari, dengan nilai 3,23 lt/orang/hari.

 Komposisi Sampah: Terdiri dari 32,10% organik dan 67,90%

anorganik.

 Target Pelayanan: Ditetapkan sebagai persentase penduduk yang dilayani, dengan tujuan akhir mencapai 100% pada tahun 2031.

 Pertumbuhan Dana: Tingkat pertumbuhan dana kebersihan dihitung sebesar 4,87% setiap tahunnya.

Perhitungan ini membantu dalam menentukan kebutuhan infrastruktur dan sumber daya untuk pengelolaan sampah yang efektif di wilayah tersebut.

 Kesimpulan:

Paper tersebut mempunyai kesimpulan yaitu membicarakan bagaimana sistem pengelolaan sampah di Kecamatan Candisari, Kota Semarang, melibatkan beberapa aspek seperti pembiayaan, kelembagaan, teknis operasional, hukum dan peraturan, serta partisipasi masyarakat. Saat ini, tingkat pelayanan pengelolaan sampah di Candisari baru mencapai 60%, namun ada rencana untuk meningkatkannya menjadi 100% pada tahun 2031 dengan langkah- langkah transisi dan melibatkan partisipasi masyarakat lebih aktif.

Strategi yang diusulkan mencakup penegakan aturan, peningkatan kinerja Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) sebagai pelaksana layanan sampah, meningkatkan kegiatan pemanfaatan sampah dengan prinsip 3R (Reduksi, Reuse, Recycle), serta pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan penerimaan retribusi.

Selain itu, partisipasi aktif masyarakat menjadi faktor penting dalam upaya meningkatkan pengelolaan sampah. Dokumen ini menekankan peran masyarakat dalam memilah sampah, melakukan pengomposan, dan mendukung program daur ulang untuk mengurangi volume sampah dan memperpanjang umur Tempat Pembuangan Akhir

(7)

(TPA). Dengan keterlibatan masyarakat yang lebih aktif, diharapkan lingkungan di Kecamatan Candisari dapat menjadi lebih bersih dan berkelanjutan.

Referensi

Dokumen terkait

Mata air ini akan digunakan sebagai sumber air dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih di desa Marampit Timur..

Optimasi diameter pipa dalam perencanaan sistem penyediaan air bersih di Kecamatan Wonotirto ini bertujuan untuk mengetahui proyeksi kebutuhan air bersih di

manusia maka perlu upaya pengadaan perencanaan sistem penyediaan air bersih yang sumber air bakunya adalah mata air yang berlokasi di lereng gunung dengan jarak

Perencanaan sistem penyediaan air bersih di Kelurahan Kayawu, yang memanfaatkan mata air Zake dan mata air Zanoreko dengan total debit 1,92 l/det mampu mencukupi

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa Desa Motongkad Utara belum memiliki fasilitas sistem penyediaan air bersih sehingga diperlukan adanya perencanaan sistem

Sistem penyediaan air bersih di desa Ranolambot perlu diadakan perencanaan kembali, sehingga dapat mengalirkan air dari sumber air ke pipa-pipa distribusi, dan dapat

Hasil uji kualitas, direncanakan sistem penyediaan air bersih untuk Kecamatan Belitang meliputi perencanaan intake, pipa transmisi dan bangunan Instalasi Pengolahan Air

Pelaksanaan pengembangan infrastruktur air bersih di Kabupaten Lingga dilakukan bedasarkan Undang- Undang Nomor 07 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air pada Pasal 34 ayat 2 menjelaskan