Pergi Membangun Desa, Peserta KKN Kelompok 35 Siap Mengabdi
Desa Tembakak Way Sindi, tepatnya terletak di Kecamatan Karya Penggawa, Kabupaten Pesisir Barat merupakan desa mitra KKN-PPM ITERA yang akan disinggahi kelompok 35. Rute yang ditempuh ±8 jam dan akan menjadi pengalaman pertama bagi kelompok 35 dalam mengunjungi Pesisir Barat. Peratin1 Desa Tembakak Way Sindi, Yuzwardi sudah menunggu kelompok ini di kediamannya. Disambut dengan tangan yang terbuka, kelompok ini langsung diantarkan ke posko penginapan, yaitu Balai Desa.
Minggu pertama, dihabiskan oleh kelompok ini dengan silaturahmi kepada dewan guru SDN 89 Krui, warga-warga desa dengan mengunjungi dari rumah ke rumah, karang taruna, rumah para pemangku jabatan desa, dan mengunjungi setiap dusun yang ada di Desa Tembakak Way Sindi. Desa ini terbagi atas 5 dusun yang tersebar dan memiliki jarak cukup jauh, yaitu Dusun Tembakak, Dusun Asad, Dusun Kedarai, Dusun Way Karwi, dan Dusun Atar Brak. Selain dengan tujuan silaturahmi, perkenalan kepada seluruh warga desa bertujuan untuk mensurvei kembali Desa Tembakak Way Sindi secara terperinci yang kemudian akan dijadikan program kerja yang pasti, baik program kerja kelompok, tambahan, maupun individu. Di penghujung minggu pertama, kelompok ini melakukan pemaparan program kerja kelompok, tambahan, dan individu kepada seluruh warga desa.
Berjalan dengan antusias, kelompok ini banyak mendapat saran dan sanggahan terhadap program kerja yang akan dilakukan.
“Jadilah KKN yang meninggalkan kesan baik, yang setelah pulang akan selalu dikenang oleh warga desa.” ujar Pemangku Dusun Kedarai.
Minggu kedua dihabiskan oleh kelompok ini dengan kegiatan di SDN 89 Krui, yang kemudian akan menjadi program kerja tambahan. Disambut dengan baik oleh para dewan guru dan siswa-siswi, kelompok ini antusias siap untuk mengabdikan diri selama 6 hari
1Peratin: sebutan yang lazim digunakan untuk Kepala Desa di Kabupaten Pesisir Barat dan Kabupaten Lampung Barat.
ke depan di SDN 89 Krui. Hari pertama di sekolah, kelompok ini dibagi menjadi dua tim, yang tiap tim terdiri atas 4 orang untuk masuk ke kelas-kelas dan memberikan materi tentang sampah. Materi tentang sampah meliputi jenis-jenis sampah, cara pengelolaan sampah, dan dampak dari membuang sampah sembarangan. Penyampaian materi diselingi dengan yel-yel dan kuis berhadiah, yang semakin membuat siswa-siswi antusias.
Dilanjutkan dengan pembuatan kerajinan tangan, games outbond, senam bersama, dan pembagian rapor di hari-hari selanjutnya. Seluruh kegiatan diikuti oleh siswa-siswi dengan antusias dan gembira. Selain itu, terdapat agenda yang mendesak, yaitu mengumpulkan donasi untuk desa yang terdampak kebakaran, Desa Penengahan.
Minggu ketiga dihabiskan oleh kelompok ini dengan mengerjakan program kerja kelompok, pembuatan gapura batas desa dan pembuatan plang rumah para pemangku jabatan di desa. Bertabrakan dengan agenda kelompok, saat itu salah satu warga desa akan mengadakan pesta pernikahan dan menurut adat di desa tersebut, persiapan acara pernikahan adalah 10 hari sebelumnya yang disebut dengan rewang2. Dengan penuh rasa simpati, kelompok ini kemudian membagi tim supaya agenda-agenda tersebut dapat terlaksanakan. Tim perempuan yang terdiri dari 3 orang bertugas untuk membantu persiapan acara pernikahan dan tim laki-laki mengerjakan program kerja kelompok.
Setelah tim perempuan selesai ikut rewang, terkadang membantu tim laki-laki mengerjakan program kerja kelompok.
“KKN dari ITERA anak-anaknya sangat rajin” ucap salah satu Ibu yang ikut rewang.
Minggu keempat dihabiskan oleh kelompok ini dengan masih melanjutkan program kerja kelompok, namun hanya seperti finishing saja dan sisanya digunakan untuk mengerjakan program kerja individu. Masih dengan penuh rasa simpati, tim perempuan masih tetap ikut rewang dan sesekali tim laki-laki juga ikut membantu yang diikuti oleh karang taruna juga. Kedekatan kelompok ini dengan para warga desa semakin terasa, terutama oleh Peratin Tembakak Way Sindi, Pak Yuzwardi yang sudah beberapa kali menjamu
2Rewang: tradisi khas pedesaan berwujud membantu tetangga yang sedang mempunyai hajatan, seperti pernikahan, khitanan, dsb.
kelompok ini untuk makan bersama keluarga beliau. Di penghujung masa pengabdian, kelompok ini melakukan salam perpisahan kepada seluruh warga desa yang diselimuti dengan jabat tangan haru dan memberi cendera mata yang diwakilkan kepada Peratin.
“Kita harus menumbuhkan rasa peduli kepada sesama, karena ketika kalian sudah berada di desa ini, maka anggaplah desa ini sebagai desa kalian sendiri dan warga adalah bagian dari keluarga kalian, maka akan timbul rasa keperdulian dan kasih sayang antara kalian dan warga setempat.” ucap Peratin Tembakak Way Sindi saat kelompok ini akan meninggalkan desa.