• Tidak ada hasil yang ditemukan

perilaku masyarakat dalam menghadapi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2023

Membagikan "perilaku masyarakat dalam menghadapi"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

PERILAKU MASYARAKAT DALAM MENGHADAPI

PENGEMBANGAN WISATA PANTAI PASIR PUTIH PASCA BENCANA ALAM 2011 DI NAGARI KAMBANG BARAT KECAMATAN

LENGAYANG KABUPATEN PESISIR SELATAN

JURNAL

Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Strata Satu (SI)

DONI SYAFRIADIN 11070177

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN SOSIOLOGI

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT

PADANG

2016

(2)
(3)

Doni Syafriadin (11,070,177). The research about people's behavior in facing the development of the White Sand Beach Tourism Post-Disaster in 2011, in Nagari Kambang Lengayang, Western District of South Pesisir. Sociology of Education Studies Program. Teacher Training and Education University (STKIP) PGRI

West Sumatra Barat. 2016.

Oleh:

Doni Syafriadin1, Drs. Wahyu Pramono, M.Si2, Isnaini, M.Si3

*The Sociology Department Student of STKIP PGRI West Sumatera

**The Sosiology Staff of Sociology Department of STKIP PGRI West Sumatera

ABSTRACT

Tourism development physically and tourists flow departure will take alittle more effect on the local community in the form of people's behavior, in facing of tourist development of the Pasir Putih Beach. The purpose of research is to describe the development of tourism and the behavior of the Pasir Putih Beach communities after natural disasters. The theory which used in this research is a social acts by Max Weber, in which social actions such as: actions of instrumental rationality (Zweckrational), measures the rational value (Werktrational), Traditional action, and affective actions.

This study used a qualitative and descriptive approach. The informants in this study were about 17 people which consisting from eight villagers' West Kambang that meet the criteria of this study, six visitors at the Pasir Putih Beach, and the three people are the officers of West Kambang, which namely as Wali Nagari Kambang Barat, and theHead of Kampung Pasar Gompong and the former of district Lengayang. This study also uses primary and secondary data to obtain information, as well as using the method of observation, interviews, and documentation methods and also document research.

Based on the results of the study, 1) Development of Pasir Putih Beaches aftermath of natural disasters.

There are three things to be noted which are: A) The accessibility (accessibility). B) Tourism Support facilities (amenities) which include such as: a. A power source b. C telecommunication system. Park d. The bathroom and toilet e. Clean water f. Food stalls and drink g. Trash can. C) Things to Do (attraction). 2). Society's behavior in facing of tourist development of the Pasir Putih Beach after of natural disasters, there are a few things people's behaviors which are: A) the behavior of fellow community cooperation. B) the behavior of sympathy and empathy among the people. C) The behavior of fellow community to each other. D) The behavior that consistent to the local culture. E) The behavior which is friendly and welcome to the tourists.

Keywords: Behavior, Society, Development

1 Mahasiswa Program Studi Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

2 Pembimbing I, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

3 Pembimbing II, staf Pengajar Program Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumatera Barat

(4)

Abstrak

Doni Syafriadin (11070177). Perilaku masyarakat dalam menghadapi pengembangan Wisata Pantai Pasir Putih Pasca Bencana Alam 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Program Studi Pendidikan Sosiologi. Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP)

PGRI Sumatera Barat. 2016

Pengembangan pariwisata secara fisik serta arus keluar masuk wisatawan sedikit banyak akan membawa pengaruh pada masyarakat lokal berupa perilaku masyarakat dalam menghadapi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih. Tujuan penelitian yaitu mendeskripsikan pengembangan pariwisata dan perilaku masyarakat Pantai Pasir Putih pasca bencana alam. Teori yang dipakai dalam penelitian ini adalah tindakan sosial oleh Max Weber, yang mana tindakan sosial tersebut berupa: tindakan rasionalitas instrumental (Zweckrational), tindakan rsional nilai (Werktrational), Tindakan Tradisional, Tindakan Afektif.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan tipe deskriptif. Informan dalam penelitian ini berjumlah 17 orang yang terdiri dari delapan orang masyarakat Nagari Kambang Barat yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini, enam pengunjung di Pantai Pasir Putih dan tiga orang merupakan aparat Nagari Kambang Barat, yaitu Wali Nagari Kambang Barat, Kepala Kampung Pasar Gompong dan bapak camat Lengayang.

Penelitian ini juga menggunakan data primer dan sekunder untuk mendapatkan informasi, serta menggunakan metode observasi, metode wawancara, dan metode dokumentasi dan studi dokumen.

Berdasarkan hasil penelitian, 1) Pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam Ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu: A) aksebilitas (accessibility) B) fasilitas penunjang pariwisata (amenities) yang terdiri dari a. Sumber daya listrik b. Sistem telekomunikasi c. Tempat parkir d. Kamar mandi dan toilet e. Air bersih f. Warung makan dan minum g. Tempat sampah. C) Atraksi (attraction). 2). Perilaku sosial masyarakat dalam menghadapi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam, ada beberapa hal perilaku masyarakat yaitu: A) perilaku kerjasama sesama masyarakat. B) perilaku simpati dan empati sesama masyarakat.

C) Perilaku saling terbuka sesama masyarakat. D) Perilaku konsisten terhadap budaya setempat. E) Perilaku ramah dan terbuka terhadap wisatawan.

Kata Kunci : Perilaku, Masyarakat, Pengembangan

(5)

PENDAHULUAN

Pariwisata merupakan salah satu sektor yang di agendakan sebagai penanggulangan krisis ekonomi di Indonesia, seperti yang tercantum dalam TAP MPR No. IX / 1998 yaitu

“Mendayagunakan potensi pariwisata sebagai sumber devisa negara”. Perhatian pemerintah terhadap sektor pariwisata juga ditunjukkan dengan dikeluarkannya Undang-Undang No. 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan, di mana dijelaskan bahwa modal berupa sumber daya alam, sumber daya manusia, dan sumber daya buatan yang dimiliki bangsa Indonesia perlu dimanfaatkan secara optimal melalui penyelenggaraan kepariwisataan yang ditujukan untuk meningkatkan pendapatan nasional dalam rangka meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran rakyat, memperluas dan memeratakan kesempatan berusaha dan lapangan kerja, mendorong pembangunan daerah, memperkenalkan dan mendayagunakan objek dan daya tarik wisata Indonesia, serta memupuk rasa cinta tanah air dan mempererat persahabatan antar bangsa.

Perkembangan pariwisata dirasakan semakin lama semakin pesat, sehingga tidak heran setiap negara berusaha meningkatkan industri pariwisata sebagai penghasil devisa yang besar dengan kata lain orientasi kepada masalah ekonomi, dengan mengeksploitasi budaya serta keanekaragaman sumber daya alam tanpa mempertimbangkan bahwa pariwisata merupakan suatu industri yang multi kompleks keberadaannya.

Menurut Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 tentang kepariwisataan disebutkan bahwa pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, pemerintah, dan pemerintah daerah.

Sebagai industri modern pariwisata sebenarnya merupakan sebuah industri yang kompleks, yang meliputi industri perhotelan, rumah makan,

kerajinan / cinderamata, tour dan travel dan sebagainya sehingga sektor ini bisa berfungsi sebagai katup pengaman atas berbagai persoalan ketenagakerjaan yang makin serius di masa-masa mendatang. Di samping itu, perkembangan sektor pariwisata selain sebagai penghasil devisa negara juga memberikan keuntungan kepada daerah, serta masyarakat yang tinggal di daerah wisata. Hal inilah yang kemudian mendorong semangat bagi pemerintah pusat maupun daerah untuk memajukan pariwisata, dengan jalan memperbaiki fasilitas yang ada serta melengkapi dan membangun fasilitas di daerah wisata. Dengan dikeluarkannya UU No. 9 tahun 2015 tentang Pemerintah Daerah, di mana di dalamnya juga diatur tentang penyelenggaraan otonomi daerah menjadikan sektor pariwisata sebagai alternatif pilihan untuk menambah pemasukan bagi daerah. Jenis pariwisata yang kemudian mendapatkan perhatian dari pemerintahan untuk dikembangkan di Indonesia saat ini adalah wisata alam, wisata pantai dan wisata cagar alam.

Menurut Pendit (1981: 33), pariwisata dapat dibedakan menurut motif wisatawan untuk mengunjungi suatu tempat. Jenis-jenis pariwisata tersebut adalah sebagai berikut : 1) Wisata Budaya, 2) Wisata Kesehatan, 3) Wisata Olah Raga, 4) Wisata Komersial, 5) Wisata Industri, 6) Wisata Politik, 7) Wisata Konvensi, 8) Wisata Sosial, 9) Wisata Pertanian, 10) Wisata Maritim atau Bahari, 11) Wisata Cagar Alam (Taman Konservasi), 12) Wisata Buru, 13) Wisata Pilgrin atau Ziarah, 14) Wisata Bulan Madu.

Sumatera Barat sejak beberapa tahun terakhir tidak henti-hentinya ditimpa musibah. Sumatera Barat merupakan salah satu Provinsi yang sering mengalami banjir bandang, hal ini disebabkan karena banyaknya aliran sungai. Tercatat dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2010 di Sumatera Barat telah mengalami beberapa kali bencana banjir bandang, dimana banjir bandang ini telah menimbulkan dampak yang cukup hebat terhadap wilayah maupun masyarakat di Sumatera Barat.

(6)

Banjir bandang adalah banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung hanya sesaat. Banjir bandang umumnya terjadi dari hasil curah hujan yang berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit sungai naik secara cepat. Dari sekian banyak kejadian sebagian besar diawali adanya longsoran dari bagian hulu sungai, kemudian material longsoran dan pohon- pohon menyumbat sungai. Penyebab timbulnya banjir bandang, selain curah hujan adalah kondisi geologi, marfologi, dan tutupan lahan (Yulaelawati, 2008 : 11).

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah yang telah diuraikan diatas, maka dapat ditentukan rumusan masalahnya sebagai berikut:

1.pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam mulai tahun 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?

2.Bagaimana perilaku sosial masyarakat dalam menghadapi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam tahun 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan?

Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang, identifikasi masalah dan batasan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah :

1.Mendeskripsikan Pengembangan

wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam tahun 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

2.Mendeskripsikan Perilaku Masyarakat dalam Menghadapi penembangan Wisata Pantai Pasir Putih Pasca Bencana Alam 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Manfaat Penelitian 1.Manfaat Praktis

Memberikan informasi mengenai perilaku masyarakat dalam menghadapi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam 2011 di Nagari

Kambang Barat, Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan

2.Manfaat Teoritis a..Bagi Peneliti

Sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi Pendidikan Sosiologi untuk mendapatkan gelar Sarjana (S1) Jurusan Pendidikan Sosiologi di STKIP PGRI Sumbar, dan dapat dijadikan bahan rujukan untuk penelitian selanjutnya, serta memberi manfaat dalam pengembangan ilmu-ilmu sosial. khususnya ilmu sosiologi pembangunan.

b.Bagi Instansi Terkait (Jurusan Pendidikan Sosiologi STKIP PGRI Sumbar)

Manfaat penelitian ini bagi instansi yaitu sebagai referensi untuk mahasiswa STKIP dalam melaksanakan penelitian yang berkaitan dengan perilaku masyarakat. Selain itu juga untuk menginformasikan tentang adanya daerah wisata Pantai Pasir Putih.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriptif tentang Perilaku masyarakat dalam menghadapi pengembangan Wisata Pantai Pasir Putih Pasca Bencana Alam 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Informan Penelitian

17 orang yang terdiri dari delapan orang masyarakat Nagari Kambang Barat yang memenuhi kriteria dalam penelitian ini, enam pengunjung di Pantai Pasir Putih dan tiga orang merupakan aparat Nagari Kambang Barat, yaitu Wali Nagari Kambang Barat, Kepala Kampung Pasar Gompong dan bapak camat Lengayang Metode Pengumpul Data

Metode pengumpulan data pada penelitian ini adalah :

1. Observasi

Observasi dalam penelitian ini, peneliti lakukan dengan beberapa kali, observasi

(7)

pertama peneliti mengamati pengembangan wisata Pantai Pasir Putih yang dilakukan oleh masyarakat sekitar, selain itu juga peneliti juga mencari tahu informasi tentang kebenaran dari pengembangan Pantai Pasir Putih yang dilakukan oleh masyarakat dengan mengamati sarana dan prasarana yang telah didirikan oleh masyarakat. observasi kedua peneliti mencari tahu perilaku masyarakat dalam pengembangan wisata Pantai Pasir Putih serta fasilitas wisata yang berupa tempat makan dan minum, tempat belanja dan istirahat yang layak. Kegiatan observasi ini tidak hanya terjadi pada dua hari saja, namun terjadi sampai beberapa hari sampai peneliti mendapatkan informasi yang diinginkan.

2. Wawancara

Wawancara pertama peneliti lakukan dengan cara mengunjungi rumah informan, duduk berhadapan pada satu ruangan dan bertatap muka tanpa ada pembatas antara peneliti dengan informan. Di sini peneliti menanyakan informasi-informasi yang berkaitan dengan penelitian yang diangkat.

3. Studi Dokumen

Data yang diperoleh dari pengamatan dan wawancara akan lebih disempurnakan dengan melakukan studi dokumen yang diperoleh dari hasil pemotretan serta dokumen-dokumen tertulis yang relevan dengan permasalahan penelitian.

Dokumen-dokumen yang bisa melengkapi dan memperkuat data penelitian ini, peneliti dapatkan dari berbagai waktu, tempat, dan cara yang berbeda-beda yaitu:

1. Data jumlah pengunjung sesudah dan sebelum bencana banjir dan tahun terjadinya bencana. Data tersebut di dapatkan dari kantor Wali Nagari Kabupaten Pesisir Selatan, di dapatkan pada 27 Oktober 2015.

2. Data Jumlah Penduduk, mata pencarian dan fasilitas yang terdapat di Pantai Pasir Putih kenagarian Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan. Data tersebut di dapatkan dari

Kantor BPS (Badan Pusat Statistik) di dapatkan pada 15 Februari 2016

3. Dokumen-dokumen yang berupa foto dari bentuk perilaku dalam mengembangkan pariwisata di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

Hasil dan Pembahasan.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku masyarakat dalam menghadapi Pengembangan Wisata Pantai Pasir Putih Pasca Bencana Alam 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan adalah:

Pengembangan Wisata

1. Pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu: 1) aksebilitas (accessibility) Salah satu faktor penting dalam pengembangan sebuah daya tarik wisata adalah tersedianya aksesibilitas (accesibility) dari dan ke daerah tersebut.

Rupanya jalan (akses) menuju ke Pantai Pasir Putih cukup bagus dan memadai.

Untuk mencapai ke lokasi obyek wisata Pantai Pasir Putih dapat ditempuh dengan kendaraan bermotor, kondisi yang sangat baik karena terletak ditepi jalan regional, jalur Padang – Bengkulu melalui jalur lintas sumatera.

2. fasilitas penunjang pariwisata (amenities) Ketersediaan sarana penunjang pariwisata (amenities) merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengembangan sebuah daerah sebagai daya tarik objek wisata. a) Sumber Daya Listrik. b) Sistem Telemonikasi. c) Tempat Parkir. d) Kamar Mandi dan Toilet. e) Air bersih. f) Warung makan dan minum. g) Tempat Sampah.

3. Atraksi (attraction)

Salah satu faktor penentu dalam mengembangkan dan menjaga agar sebuah daya tarik wisata dapat berkelanjutan yaitu adanya atraksi wisata.

Atraksi wisata merupakan keseluruhan elemen baik yang merupakan ciptaan Tuhan maupun buatan manusia.

(8)

Perilaku Masyarakat

Perilaku manusia adalah “suatu aktivitas manusia ittu sendiri. Secara operasional, perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseorang terhadap rangsangan dari luar subjek tersebut”

(Notoatmodjo dalam Sunaryo, 2002: 8) Masyarakat adalah “kesatuan hidup atau sekumpulan manusia yang saling berinteraksi menurut sistem adat istiadat tertentu yang bersifat kontinu dan terikat oleh identitas bersama”

(Koentjaraningrat, 2002:146).

Perilaku sosial masyarakat artinya tindakan manusia yang sudah melekat yang diarahkan kepada orang lain dan disebabkan tindakan orang lain itu sendiri di mana tindakan ini memberikan dampak pada sebuah situasi yang sedang dijalani.

Berdasarkan hasil penelitian ditemukan beberapa perilaku sosial masyarakat dalam menghadapi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam tahun 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan.

a) Perilaku kerja sama atau gotong royong dalam masyarakat. Manusia tidak dapat hidup sendirian. Manusia adalah makhluk sosial yang selalu membutuhkan orang lain. Sebagai makhluk sosial, kita memiliki tetangga. Kita harus hidup rukun dengan tetangga. Kita perlu melakukan kerja sama. Kerja sama dapat dilakukan dalam bentuk kerja bakti. Dengan bekerja sama semua pekerjaan berat menjadi ringan.

Pekerjaan juga menjadi cepat selesai. Setiap orang pasti tidak dapat hidup sendirian. Setiap orang membutuhkan orang lain dalam hidupnya, setiap orang harus bekerja sama.

b) Perilaku simpati dan empati antara masyarakat dan pengunjung.

Masyarakat di Nagari Kambang Barat sesuai dengan wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 3 dan 4 Februari 2016 masih memiliki rasa simpati maupun rasa empati yang sangat kental dan terasa sebab pada waktu peneliti melakukan observasi dilapangan melihat bahwa ada salah satu pengunjung yang tertimpa

musibah kecelakaan, pengunjung tersebut jatuh dari motor karena kurang hati-hati.

c) Perilaku saling terbuka antara masyarakat dan pengunjung. Berdasarkan penelitian di lapangan, peneliti melihat adanya sikap terbuka antara warga dengan warga maupun dengan para wisatawan lainnya. Sikap terbuka tersebut merupakan bentuk penghargaan terhadap kebebasan sesama manusia, termasuk rasa menghargai terhadap hal-hal yang tidak biasa atau baru serta pada hal-hal yang mungkin asing.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku masyarakat dalam menghadapi Pengembangan Wisata Pantai Pasir Putih Pasca Bencana Alam 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan adalah:

1.

Pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam

Ada 3 hal yang harus diperhatikan yaitu:

1) aksebilitas (accessibility) 2) fasilitas penunjang pariwisata (amenities) yang terdiri dari a. Sumber daya listrik b.

Sistem telekomunikasi c. Tempat parkir d. Kamar mandi dan toilet e. Air bersih f.

Warung makan dan minum g. Tempat sampah. 3) Atraksi (attraction)

2.

Perilaku sosial masyarakat dalam menghadapi pengembangan wisata Pantai Pasir Putih pasca bencana alam

Perilaku sosial masyarakat artinya tindakan manusia yang sudah melekat yang diarahkan kepada orang lain dan disebabkan tindakan orang lain itu sendiri di mana tindakan ini memberikan dampak pada sebuah situasi yang sedang dijalani. Ada beberapa hal tindakan perilaku masyarakat yaitu: A) perilaku kerjasama sesama masyarakat.

B) perilaku simpati dan empati sesama masyarakat. C) Perilaku saling terbuka sesama masyarakat. D) Perilaku konsisten terhadap budaya setempat. E) Perilaku ramah dan terbuka terhadap wisatawan.

(9)

Saran

Melihat kembali dari hasil penelitian yang sudah didapat, maka peneliti memberi saran sebagai berikut:

1. Pengembangan Pantai Pasir Putih di Nagari Kambang Barat dalam pengembangan masih belum maksimal, oleh karena itu di adakan rapat antar pihak yang berkompeten dan warga setempat.

2. Pengembangan Pantai Pasir Putih diharapkan peran serta dari pemerintah dalam proses pengembangan pantai.

3. Dengan sudah adanya pengembangan Pantai Pasir Putih ini marilah sama-sama menjaga dan memelihara agar Wisatawan ramai untuk berkunjung di manfaatkan sesuai dengan kegunaannya.

4. Untuk seluruh aparatur kampung, diharapkan lebih memprioritaskan kepentingan dan keperluan masyarakat Nagari Kambang Barat di bandingkan kepentingan pribadi dan golongan.

DAFTAR PUSTAKA Buku

Koentjaraningrat.2002. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Rineka Cipta

Pendit Nyoman, S. 1981. Ilmu Pariwisata Sebuah Pengantar Perdana. Jakarta:

Pradnya Paramita

Sunaryo. 2002. Psikologi Untuk Keperawatan.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Yulaelawati, Ella dan Syihab, Usman. 2008.

Mencerdaskan Bencana. Jakarta:

Penerbit PT Grasindo (Anggota IKAPI)

Skripsi

Syafriadin. Doni. 2016. Perilaku masyarakat dalam menghadapi pengembangan Wisata Pantai Pasir Putih Pasca Bencana Alam 2011 di Nagari Kambang Barat Kecamatan Lengayang Kabupaten Pesisir Selatan .”(Skripsi).

Sosiologi. STKIP PGRI.

Undang-Undang

Undang Undang Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan.

Peraturan Daerah Sumatera Barat Nomor 13 Tahun 2012 Tantang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Sumatera Barat.

Peraturan Daerah Nomor 19 Tahun 2009 Tentang Pembentukan Pemerintahan Nagari Kambang Barat Di Kecamatan Lengayang.

Dokumen

BPS Di Nagari Kambang Barat 2015 BPS Kecamatan Lengayang 2015

Referensi

Dokumen terkait

24198 dated 3 July 2017, which indicate that High Pathogenic Avian Influenza HPAI outbreaks have occurred in West- Vlaanderen, Belgium, South Africa and Togo, it is deemed necessary for

2 1М.Ҿтемісов атындағы Батыс Қазақстан мемлекеттік университеті, Орал, Қазақстан 2Абай атындағы Қазақ Ұлттық педагогикалық университеті, Алматы, Қазақстан ҒАБИДЕН ҚҦЛАХМЕТТІҢ