• Tidak ada hasil yang ditemukan

View of Perilaku Masyarakat Pada Pelaksanaan Kebijakan Protokol Penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate

N/A
N/A
Nguyễn Gia Hào

Academic year: 2023

Membagikan "View of Perilaku Masyarakat Pada Pelaksanaan Kebijakan Protokol Penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

113 PERILAKU MASYARAKAT PADA PELAKSANAAN KEBIJAKAN PROTOKOL

PENANGANAN COVID-19 DI PASAR GAMALAMA KOTA TERNATE

RASMI DJAMRUD MASJE S. PANGKEY

NOVIE PALAR rasmidjamrud598@gmail.com

ABSTRACT

It began with the discovery of a case of a disease that infects the lungs or is called pneumonia in the city of Wuhan, Hubei Province, China. Then (WHO) or what is called the World Health Organization said this event was an emergency world. In preventing the spread and transmission of the corona virus, the policies issued by the government for handling Covid-19 are to use masks, wash hands using soap and maintain distance.

There are policies in preventing the spread of the virus such as semi-lockdown or known as Social Distancing Large-Scale in law Number 6 of 2018 concerning Health Quarantine juncto PP 21 of 2020 with the aim of accelerating the handling of Covid-19. Other policies such as social distancing, physical distancing to the Indonesian people in March 2020. Another effort from the government that is considered to be able to overcome the rate of spread of the corona virus is through vaccination.

Efforts to deal with Covid-19 at the Gamalama Market in Ternate City are public non-compliance related to the implementation of the corona virus handling protocol policy in the vaccination policy is fairly low. Most traders who do not comply with the policy, seem to be unconcerned and feel that the virus no longer exists. In fact, the purpose of doing vaccines is for thesake of common health.

The implementation of the corona virus handling protocol at the Gamalama Market in Ternate City will not go well without the support of the surrounding community, especially traders, so that an effort is needed to increase compliance and whether or not the surrounding community is in the protocol policy in covid-19 (this is the vaccination policy) at the Gamalama Market in Ternate City.

Keywords : behavior, policy, covid-19

(2)

114 Pendahuluan

Berawal ditemukannya kasus dari sebuah penyakit yang menginfeksi paru maupun disebut pneumonia di bagian kota Wuhan, China. Kemudian (WHO) atau yang disebut dengan organisasi Kesehatan dunia mengatakan peristiwa ini merupakan keadaan dunia yang darurat. Kasus inifeksi paru ini terus berkembang hingga pada akhirnya ditemukan penyebab dari kasus pneumonia ini. WHO menyebut penyakit dari kasus infeksi paru ini dengan Coronavirus Disease 2019 (Covid-19).

Dalam pencegahan tersebar dan penularan corona virus, kebijakan yang dikeluarkan pemerintah untuk penanganan Covid-19 ialah menggunakan masker, cuci tangan dengan menggunakan sabun dan menjaga jarak. Terdapat kebijakan dalam mencegah penyebarannya virus tersebut seperti semi lockdown atau dikenal sebagai Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) dalam UU Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantina Kesehatan juncto PP 21 tahun 2020 dengan tujuan percepatan penanganan Covid-19. Adapun kebijakan lainnya seperti sosial distancing, physical distancing kepada masyarakat Indonesia pada Maret 2020, himbauan tersebut diutuskan oleh presiden pimpinan Lembaga Negara, dan tokoh masyarakat dalam berbagai media elektronik maupun cetak. Kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah diharapkan mampu mengurangi penyebaran virus tersebut, tetapi nyatanya tingkat pada kesadaran setiap individu masih sangat rendah (Thoriq, 2020).

Adapun upaya lain dari pemerintah yang dianggap bisa menanggulangi lajunya penyebaran virus corona ialah melalui vaksinasi.

Setelah berjalannya waktu, penanggulangan virus corona di Indonesia masuk pada tahapan baru, informasi dari proses vaksin Covid-19 mulai adanya titik terang. Pemerintah juga telah mengeluarkan

kebijakan New Normal untuk masyarakat kembali beraktivitas di luar rumah seperti biasa, namun tetap menaati protokol kesehatan.

Pada kasus ini adanya sebagian individu tidak bersedia untuk melakukan vaksinasi dengan macam – macam alasan.

Ketidakpercayaan sebagai warga terhadap vaksin menjadi problem utama dalam penelitian ini. Hasil dari pengamatan yang telah di lakukan oleh (Nature Medecine, 2021) terdapat begitu banyak individu atau masyarakat global yang memiliki keraguan terhadap vaksin covid-19.

Persoalan utama penelitian ini dalam upaya penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate adalah ketidak-patuhan masyarakat terkait dengan pelaksanaan kebijakan protokol penanganan virus corona dalam kebijakan vaksinasi terbilang rendah.

Kebanyakan pedagang yang tidak menaati kebijakan tersebut, seolah tidak peduli dan merasa bahwa virus tersebut tidak ada lagi.

Padahal tujuan melakukan vaksin ialah demi kesehatan bersama.

Dilaksanakannya protokol penanganan virus corona di pasar Gamalama Kota Terante tidak akan berjalan dengan baik tanpa dukungan dari masyarakat sekitar terkhususnya pedagang, sehingga dibutuhkannya suatu usaha dalam peningkatan patuh dan tidaknya masyarakat sekitar dalam kebijakan protokol dalam covid-19 (hal ini ialah kebijakan vaksinasi) pada Pasar Gamalama Kota Terante.

Penelitian Terdahulu

1. Hasil Penelitian Geovana Gabriela Bokang, J. H. Posumah, Novie Palar, E- Jurnal Administrasi Publik, Universitas Sam Ratulangi, Vol 7 No. 111, 2021.

Penelitian ini berjudul “Perilaku Aparat Desa Dalam Pelaksanaan Tugas Menghadapi Pandemi Covid-19 di Desa Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara”.

(3)

115 Berdasarkan penelitian yang dilakukan,

dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang akan diteliti, penelitian tersebut berfokus pada permasalahan perilaku perangkat desa dalam menghadapi pandemi covid- 19 di desa Kolongan, Kecamatan Kalawat, Kabupaten Minahasa Utara sedangkan penelitian yang akan diteliti mengenai perilaku masyarakat pada pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid-19. Adapun persamaan dari kedua penelitian ini adalah sama sama menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dan indikator variabel yang akan dibahas ialah pengetahuan, sikap, dan tindakan.

2. Hasil penelitian Pierre Kaunang, E-Jurnal Administrasi Publik, Universitas Sam Ratulangi, Vol 8 No. 125, Tahun 2022.

Penelitian ini berjudul “Implementasi Program Vaksinasi Covid-19 di Kelurahan Under Satu Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa”.

Berdasarkan penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang akan diteliti, penelitian tersebut berfokus mengamati berbagai faktor yang memberikan pengaruh terhadap mencapai suatu tujuan dalam keputusan kebijakan. Dengan memperhatikan enam variabel yaitu sumberdaya, komunikasi antar organisasi, karakteristik agen pelaksana, lingkungan ekonomi, sosial serta politik, dan sikap para pelaksana.

Sedangkan penelitian yang akan diteliti mengenai perilaku masyarakat pada pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid-19. Adapun persamaan dari kedua penelitian ini adalah sama-sama menggunakan desain kualitatif dan juga pembahasan terkait kebijakan vaksinasi.

Pengertian Perilaku

Menurut Skinner ahli dalam psikologi di kutip oleh Notoatmodjo (2003) berpendapat bahwa rumusan dalam tindakan bisa di laksanaan oleh berbagai respon maupun reaksi dari stimulus maupun rangsangan dari luar. Dalam hal ini suatu perilaku harus adanya proses dari stimulus kepada individu, lalu individu memberikan respons hal ini dalam teori Skinner disebut teori “S-O-R” atau Stimulus- Organisme- Respon. Terlihat dari respons dalam hal stimulus ini, Skinner membuat tiga asumsi dasar yaitu, perilaku terjadi menurut hukum tertentu, perilaku dapat diramalkan, dan juga perilaku dapat dikontrol.

Bentuk – bentuk dalam Perilaku

Notoatmojo (2011), dipandang dalam bentuk respons dalam stimulus, perilaku dibedakan menjadi dua yaitu :

1) Bentuk Pasif/Perilaku Tertutup (covert behavior)

Respons individu dalam stimulus entah tertutup maupun terselubung.

Respons dari stimulus masih terbatas dengan persepsi, perhatian, kesadaran, pengetahuan bahkan sikap pada individu lain dalam penerimaan stimulus tersebut, yang belum bisa di amati orang lain secara jelas.

2) Perilaku Terbuka (overt behavior)

Respons dari stimulus itu sudah ada dalam bentuk – bentuk praktik maupun tindakan yang bisa dilihat atau diamati orang lain dengan mudah.

Pengertian Covid-19

Corona virus ialah sekelompok virus – virus yang disebabkan oleh penyakit dengan berbagai gejala. Ada dua virus corona yang menyebabkan penyakit yang bisa menimbulkan gejala parah, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).

(4)

116 Penyakit corona virus 2019 (Covid-19)

adalah sebuah penyakit baru yang belum pernah ditemukan pada manusia sebelumnya (Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)., 2020).

Seiring berjalannya waktu, anggota keluarga Covid-19 menderita mutasi sehingga hadirnya strain yang baru yaitu corona virus 2019 atau disebut dengan nCoV.

Virus corona baru 2019 (nCoV) adalah terminologi yang dipergunakan sebagai simbol dari virus covid-19. Dilaksanakannya karena pada karakteristik virulensi dan genom- genom memiliki perbedaan dengan virus corona yang terlebih dahulu. Virus corona terdahulu penyebarannya dari hewan ke manusia, tetapi kali ini telah berubah.

Penyebarannya dari manusia ke manusia lainnya (Tandra, 2020) virus corona atau Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 (SARSCoV-2) adalah virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit akibat infeksi virus ini disebut Covid-19.

Virus tersebut berpengaruh pada infeksi paru – paru berat, gangguan sistem pernapasan, bahkan kematian.

Pengertian Kebijakan

Kebijakan (Policy) umumnya dipakai dalam memilih maupun menunjukkan pilihan yang penting dalam pereratan hidup entah dalam organisasi privat atau pemerintahan.

Kebijakan ialah suatu ketetapan yang berlaku pada perilaku yang dianggap konsisten bahkan berulang, entah yang menaatinya atau pun yang membuatnya.

Konsep kebijakan menurut Laswell

& Kaplan (1970) kebijakan merupakan

“program dengan tujuan, nilai maupun praktik yang diproyeksikan”, namun definisi kebijakan dari James E. Anderson pada Agustino (2017) ialah “rangkaian tindakan dengan tujuan tertentu dan dilaksanakan dan diikuti seorang maupun kelompok pelaku dalam pemecahan masalah”.

Aspek-aspek Pelaksanaan Kebijakan Beberapa teori yang dihimpun oleh Subarsono (2011) dengan variabel dan dipengaruhi oleh kebijakan publik, yaitu : 1) Teori Merilee S. Grindle

Dalam teori Merilee S. Grindle pada pelaksanaan kebijakan publik dipengaruhi dua variabel besar yaitu : isi dari kebijakam (content of policy); maupun implementasi lingkungan (context of implementation).

Variabel itu dicakup dari sejauh mana pentingnya kelompok yang menjadi sasaran dituangkan dalam isi dari kebijakan, kelompok dari sasaran menerima jenis dari manfaat, kebijakan itu membawa perubahan sejauh mana, lokasi dalam program sudah tepat atau belum, apakah secara detail kebijakan telah di laksanakan dengan detail, dan program – program apakah mendapatkan dukungan oleh daya yang memadai.

2) Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier

Terdapat tiga kelompok dalam variabel yang dipengaruhi oleh berhasil dan tidaknya kebijakan publik, ialah : Karakteristik dari masalah, Undang-undang atau karakteristik kebijakan, dan variabel lingkungan.

3) Teori Donald S. Van Meter dan Carl E. Van Horn

Teori Meter dan Horn menyatakan paling tidak dijumpai lima variabel yang mempengaruhi kinerja pelaksanaan kebijakan publik, yaitu: 1) Standar dan sasaran kebijakan, 2) Sumber daya, 3) Komunikasi antar oeganisasi dan penguatan aktivitas, 4) Karakteristik agen pelaksana, 5) Kondisi sosial, ekonomi, dan politik.

Kebijakan Protokol Penanganan Covid-19 Vaksin merupakan produk biologi yang mengandung antigen yang jika diberikan kepada manusia akan secara aktif

(5)

117 mengembangkan kekebalan khusus terhadap

penyakit tertentu (Covid-19 Komite Penanganan, 2020). Berbagi negara termasuk Indonesia sedang mengembangkan vaksin yang sangat cocok untuk pencegahan infeksi SARS-CoV-2 pada berbagai platform yaitu vaksin virus yang dilemahkan, vaksin hidup dilemahkan, vaksin vektor virus, vaksin asam nukleat, seperti virus. Vaksin (vaksin mirip virus) dan vaksin subunit protein. Tujuan dengan dibuatnya vaksin ialah untuk mengurangi penyebaran Covid-19, menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat Covid-19, mencapai imunitas kelompok dan melindungi masyarakat dari Covid-19, sehingga dapat menjaga produktivitas sosial dan ekonomi (KemenKes RI Dirjen P2P, 2020)

Menurut Menteri Kesehatan, vaksin Covid-19 memiliki 3 manfaat. Termasuk di dalamnya adalah menambah kekebalan setiap orang yang di vaksinasi secara langsung, jika jumlah penduduk yang divaksinasi banyak maka sistem kekebalan penduduk akan memberikan perlindungan bagi mereka yang belum divaksinasi atau belum menjadi populasi sasaran vaksin (Yudho Winanto, 2020).

Metode Penelitian

Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif sehingga terdapat hasil berupa data – data maupun kata dan tindakan.

Data – data kualitatif didapatkan lewat observasi, wawancara mendalam, kajian pustaka dan dokumentasi. Agar memperjelas analisis data dalam penelitian maka digunakannya indikator yang mengacu kepada perilaku masyarakat yaitu pengetahuan, sikap, dan tindakan.

Hasil dari observasi dalam lapangan menunjukkan bahwa walau regulasi tentang protokol penanganan Covid-19 dalam hal ini vaksinasi telah ditetapkan, tetapi faktanya masih ada masyarakat yang belum

menerapkan atau melakukan kebijakan tersebut.

Peneliti telah melaksanakan wawancara ke beberapa informan sesuai wawancara yang di buat dalam hal terperolehnya data – data maupun fakta dalam lapangan menyangkut Perilaku Masyarakat Pada Pelaksanaan Kebijakan Protokol Penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate.

Hasil Penelitian

Pada penelitian ini, menetapkan pedagang dan pembeli di Pasar Gamalama Kota Ternate sebagai responden. Adapun alasan peneliti memilih pedagang dan pembeli, karena orang yang setiap hari berada di pasar adalah pedagang dan pembeli. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti di Pasar Gamalama Kota Ternate didapatkan sebagian besar pedagang maupun pembeli di Pasar Gamalama Kota Ternate, masih belum mematuhi pelaksanaan protokol penanganan Covid-19 dalam hal ini kebijakan vaksinasi. Adapun beberapa faktor yang mempengaruhi ketidak-patuhan masyarakat dalam melaksanakan protokol penanganan covid-19 dalam hal ini kebijakan vaksinasi yaitu, Pengetahuan, Sikap dan Tindakan.

Berdasarkan hasil wawancara terkait dengan Pelaksanaan Kebijakan Protokol Penanganan Covid-19 dalam hal ini kebijakan vaksinasi di Pasar Gamalama Kota Ternate, didapatkan sebagai berikut :

1) Pengetahuan

Pengetahuan ialah suatu hal yang penting untuk diperhatikan dalam penanganan covid-19. Memiliki pengetahuan terkait civid-19 dapat mempengaruhi orang lain dalam penentuan maupun pengambilan sebuah keputusan dalam masalah yang dihadapi. Pengatahuan masyarakat sesuai dengan penelitian yaitu sebagian besar pengeathuan masyarakat terhadap adanya

(6)

118 kebijakan vaksinasi dari pemerintah dapat

dikatakan sudah cukup baik, akan tetapi pengetahuan masyarakat terkait kandungan, manfaat, tujuan dan pentingnya vaksinasi masi dibilang rendah. Dilihat dari hasil lapangan yang terjadi masyarakat masih takut akan divaksin karena mendengar informasi hoaks terkait adanya efek samping yang berkepanjangan sampai mengakibatkan kematian. Sehingga dari permasalahan tersebut masi banyak masyarakat yang sama sekali belum melakukan vaksinasi.

2) Sikap

Sikap merupakan keteraturan perasaan, pemikiran dari perilaku individu – individu dalam bersosialisasi dengan individu lain. Sikap ialah pengevaluasian dari aspek – aspke dalam kehidupan sosial. Pentingnya sikap dalam berinterkasi, karena sikap dapat mempersuai berbagai hal tentang perilaku dan juga perubahan sesuai dengan isu yang di ekspresikan melalui perilaku individu (Elisa : 2017). Pembentukan dari sikap juga dari pengaruh keyakinan, di mana individu akan memiliki sikap patuh kepada kebijakan yang ditetapkan jika ada rasa percaya bahwa hal tersebut atau kebijakan itu efektif untuk memperkecil penyebaran atau angka dari covid19. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Pasar Gamalama Kota Ternate, sebagian besar pedagang maupun pembeli memiliki sikap yang buruk. Dilihat dari masyarakat belum sama sekali melakukan vaksinasi sejauh ini, padahal kebijakan penanganan Covid-19 dalam hal ini kebijakan vaksinasi sudah memasuki vaksin golongan 3 (booster). Sikap masyarakat yang buruk dikarenakan kurangnya pengetahuan dan kepercayaan terhadap kandungan dan pentingnya vaksinasi.

Hasil dari penelitian yang dilakukan juga terdapat sikap masyarakat dalam hal ini motivasi akan kesediaan melakukan vaksinasi juga masih rendah di mana

masyarakat tidak ada niat melakukan vaksinasi karena merasa sejauh ini kesehatan mereka baik- baik saja. Selain itu masyarakat yang belum melakukan vaksinasi juga menyelekan protokol penanganan virus corona seperti menggunakan masker, cuci tangan menggunakan sabun, dan terjaganya kebersihan. Adapun motivasi masyarakat untuk melakukan vaksinasi ialah hanya semata-mata untuk keperluan mencari pekerjaan dan bepergian ke luar daerah bukan untuk keselamatan bersama dan mengurangi penyebaran virus Corona.

3) Tindakan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan sebagian besar tindakan masyarakat di Pasar Gamalama Kota Ternate pada pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid-19 masih belum baik dalam melaksanakan kebijakan vaksinasi.

Hal ini dipengaruhi oleh sikap dari masyarakat itu sendiri karena sikap dapat mempengaruhi pemikiran seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Adapun persepsi individu terhadap adanya virus ini ialah masih ada yang percaya adanya virus corona ini namun tidak terlalu percaya bahwa virus tersebut sifatnya berbahaya. Masalah tersebut yang membuat tidak ada tindakan masyarakat untuk melakukan vaksinasi.

Berdasarkan hasil penelitian, jika dilihat dari sisi aparatur pemerintahan tidak ada tindakan/sanksi bagi pedagang yang belum melakukan vaksinasi. Hal tersebut juga membuat masyarakat enggan melakukan vaksinasi dengan upaya proteksi diri dari penularan virus corona.

Pembahasan

Pembahasan ini menyangkut tentang Perilaku Masyarakat Pada Pelaksanaan Kebijakan Protokol Penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate. Pengetahuan dari setiap individu/masyarakat untuk

(7)

119 melaksanakan kebijakan protokol

penanganan covid-19 dalam hal ini kebijakan vaksinasi di Pasar Gamalama Kota Ternate memiliki nilai pengetahuan yang rendah.

Sesuai dengan hasil dari wawancara maupun pengamatan observasi yang telah di lakukan pengetahuan masyarakat di Pasar Gamalama didapatkan bahwa masyarakat kurang dan tidak memahami kandungan, manfaat dan pentingnya vaksinasi. Pengetahuan yang kurang ini dikarenakan terlalu banyak informasi hoaks yang didapatkan oleh masyarakat terkait kebijakan vaksinasi. Hal tersebut membuat masyarakat terpengaruh tentang adanya efek dari vaksin covid-19 sehingga pengetahuannya menjadi kurang baik menganai hal tersebut, maka dari itu setiap individu/masyarakat harus di berikan informasi terkait penanganan vaksin covid-19 yang efektif. Dari sebuah studi kasus menunjukkan hasil terkait pengetahuan vaksinasi maupun pandangan/persepsi dari masyarakat mempengaruhi perilaku masyarakat pada pelaksanaan kebijakan vaksinasi di lingkungan masyarakat.

Perilaku masyarakat dapat dipengaruhi oleh faktor prediposisi yaitu pengetahuan dan sikap. Pengetahuan ialah tahu dan tidaknya ketika seorang individu menggunakan inderanya (penglihatan, pendengaran, penciuman, perasa) dalam sebuah objek (Notoadmojo, 2007).

Pengetahuan dapat mengubah perilaku masyarakat kearah yang hendak diinginkan.

Jika individu/masyarakat mengetahui sebuah informasi, maka ia dapat menentukan maupun dalam hal pengambilan keputusan bagaimana ia menghadapinya. Dengan maksud lain, jika seorang individu memiliki informasi terkait virus corona, ia dapat menentukan bagaimana dirinya berperilaku terhadap virus corona itu (Ahmadi, 2013 dalam Yehuda 2020). Upata dalam memutuskan mata rantai virus corona membutuhkan pengetahuan maupun

pemahaman yang baik dari

individu/masyarakat. Apabila masyarakat memiliki pengetahuan yang baik tentang pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid-19 dalam hal ini kebijakan vaksinasi maka angka kejadian kasus Covid-19 dapat diturunkan (Widyakusuma putra & Manalu, 2020). Penelitian ini menunjukkan pengetahuan masyarakat yang masih minim mengenai vaksin corona virus ini berpengaruh pada perilaku dan pencegahan vtersebarnya virus covid-19.

Ketidak-patuhan masyarakat untuk melakukan vaksinasi dalam upaya proteksi diri dari penularan virus corona di latar belakangi dari macam – macam alasan.

Selain karena kurangnya pemahaman dan pengetahuan terkait vaksinasi, ketidak- patuhan masyarakat di Pasar Gamalama belum melakukan vaksinasi karena persepsi individu yang kurang mempercayai virus corona bersifat berbahaya.

Pembentukan sikap juga dapat dipengaruhi oleh kepercayaan, di mana seseorang akan memiliki sikap patuh terhadap kebijakan yang ditetapkan apabila adanya kepercayaan bahwa kebijakan tersebut efektif dalam menurunkan angka penyebaran Covid-19. Dari hasil penelitian masyarakat di Pasar Gamalama Kota Ternate, sebagian masyarakat memiliki sikap yang kurang baik dalam pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid-19. Hal tersebut menunjukkan bahwa masyarakat yang menjadi informan kebanyakan tidak merespons dengan baik. Pengetahuan yang kurang yang dimiliki responden pada penelitian ini ternyata mempengaruhi sikap dari masyarakat tersebut. Hal ini dikarenakan minimnya kesadaran individu/masyarakat dalam pemahaman untuk melaksanakan protokol penanganan Covid-19. Sikap masyarakat dalam penelitian ini juga dilihat dari motivasi masyarakat untuk melakukan vaksinasi. Hal tersebut didapatkan bahwa

(8)

120 kebanyakan masyarakat tidak ada kesediaan

untuk melakukan vaksin karena merasa kesehatan mereka baik-baik saja. Namun adapun juga masyarakat yang memiliki kesediaan untuk melakukan vaksinasi tetapi dengan alasan hanya untuk keperluan (mencari kerja & bepergian).

Dari uraian kesimpulannya ialah sikap adalah dpenilaian ari seorang individu terhadap objek. Dampak dari sikap ialah perilaku. Apabila masyarakat memiliki sikap yang baik terhadap protokol penanganan Covid-19 akan menimbulkan perilaku yang baik, namun apabila masyarakat belum mempunyai sikap baik terhadap protokol penanganan corona virus maka perilaku yang baik itu tidak akan terlaksana. Dengan demikian diharapkan masyarakat harus mempunyai sikap yang baik sehingga patuh pada pelaksanaan protokol penanganan virus corona (Notoadmojo, 2007). Untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam melaksanakan protokol penanganan Covid-19 diperlukannya peranan pemerintah seperti memberikan sosialisasi lebih dan informasi- informasi pentingnya kepatuhan masyarakat untuk selalu mengikuti kebijakan pemerintah.

Secara umum dilihat kepatuhan masyarakat di Pasar Gamalama dalam kebijakan protokol penanganan Covid-19 tergolong rendah. Padahal sejatinya kebijakan protokol penanganan Covid-19 dalam hal ini vaksinasi dan protokol kesehatan tersebut dibuat merupakan salah satu wujud tanggung jawab pemerintah dalam upaya proteksi masyarakat terhadap penanganan Covid-19. Setiap perilaku masyarakat diatur oleh kebijakan yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa pemerintah memiliki kekuasaan melalui kebijakan yang ditetapkan untuk mengatur segala aspek kehidupan masyarakat sebagai warga negara. Dalam pelaksanaannya, proses kebijakan bertujuan untuk menciptakan situasi kondusif dalam

masyarakat. Kondisi publik yang kondusif dapat menjadi semangat yang efektif bagi suatu kebijakan begitu pun sebaliknya.

Diperlukan adanya kepercayaan publik terhadap kebijakan publik untuk menciptakan situasi dan kondisi yang kondusif (Anggara, 2014). Apabila masyarakat percaya terhadap kinerja pemerintah dan kebijakannya maka akan tumbuh kesadaran masyarakat untuk taat dan patuh terhadap kebijakan tersebut sehingga tercipta suasana yang kondusif di tengah-tengah masyarakat. Dalam penelitian ini, kepatuhan masyarakat terhadap kebijakan protokol penanganan Covid-19 akan menentukan keberhasilan pelaksanaan kebijakan itu sendiri.

Dari hasil observasi yang dilakukan, didapatkan bahwa mayoritas masyarakat di Pasar Gamalama Kota Ternate tidak ada tindakan untuk melakukan vaksinasi. Hal ini dipengaruhi oleh sikap dari masyarakat itu sendiri karena sikap dapat mempengaruhi pemikiran seseorang dalam melakukan suatu tindakan. Dari masalah tersebut peneliti menyimpulkan bahwa apabila masyarakat memiliki sikap yang kurang baik terhadap protokol penanganan Covid-19, maka akan menimbulkan tindakan yang kurang baik pula. Hal tersebut akan terlihat sebuah perilaku yang tidak dari masyarakat dalam pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid19. (Jeverson et al., 2020) mengemukakan bahwa masyarakat harus lebih mengembangkan pemikiran mengenai protokol penanganan Covid-19, menyaring informasi dan kebenaran informasi terlebih dahulu sebelum diterima agar lebih dewasa dalam menerapkannya di kehidupan sehari- hari di dalam maupun di luar rumah. Peranan pemerintah juga penting dalam meningkatkan pengetahuan dan merubah persepsi individu dan sikap dari masyarakat dalam menaati kebijakan protokol penanganan Covid-19.

Perilaku masyarakat yang di dalamnya pengetahuan, sikap, dan tindakan

(9)

121 yang menjadi fokus penelitian ini berada

pada perilaku kurang baik. Maka dari itu pemerintah dan stakeholder terkait harus terus lebih melakukan sosialisasi dan bila perlu memberikan tindakan sebuah sanksi terhadap para pedagang maupun masyarakat terkait untuk mempengaruhi perilaku masyarakat agar lebih baik dan meningkatkan kesadaran akan resiko penularan penyakit.

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan akhir tentang Perilaku Masyarakat Pada Pelaksanaan Kebijakan Protokol Penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate sebagai berikut :

1) Pengetahuan masyarakat terhadap pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate sangat rendah. Hal tersebut yang membuat masyarakat belum sama sekali melakukan vaksinasi.

2) Sikap masyarakat pada pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate juga terbilang kurang baik. Hal tersebut dilihat dari kurangnya pengetahuan dan pandangan masyarakat yang menganggap virus corona tidak bersifat berbahaya, sehingga membuat perilaku masyarakat terlihat tidak baik.

3) Tindakan masyarakat pada pelaksanaan kebijakan rotocol penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate dilihat dari ketidakpatuhan masyarakat terhadap kebijakan dari pemerintah.

Saran

Saat pendemi Covid-19 belum bisa dikatakan 100% hilang. Dari kesimpulan di atas didapatkan bahwa perilaku masyarakat pada pelaksanaan kebijakan protokol penanganan Covid-19 di Pasar Gamalama Kota Ternate kurang baik. Maka dari itu peneliti mengajukan beberapa saran dari

permasalahan tersebut. Saran tersebut antara lain sebagai berikut:

1) Dalam meningkatkan pengetahuan masyarakat di Pasar Gamalama Kota Ternate akan bahayanya virus corona dan tentang begitu pentingnya vaksinasi covid-19, dibutuhkan kesadaran dari dalam diri sendiri.

Dan juga pemerintah harus lebih memfilter berita-berita hoaks terkait kebijakan vaksinasi. Serta rutin mengadakan sosialisasi kepada masyarakat baik itu dalam bentuk penyuluhan keliling, ataupun penyampaian langsung di tempat.

2) Diharapkan juga kepada pemerintah agar lebih memberikan pemahaman kepada masyarakat terkait pelaksanaan kebijakan protokol penanganan covid-19 dalam hal ini vaksinasi covid-19 agar masyarakat mematuhi kebijakan tersebut bukan hanya semata mata untuk keperluan pribadi sebagai syarat bepergian ke luar daerah melainkan sebagai perlindungan kesehatan banyak orang dari virus corona yang berbahaya ini.

3) Diharapkan ada tindakan dari pemerintah seperti memberikan sanksi pelarangan berjualan sejenak bagi masyarakat yang belum melakukan vaksinasi dengan tujuan menjaga kesehatan bersama Diharapkan kepada masyarakat agar mengikuti kebijakan pemerintah dengan upaya proteksi diri dari penularan virus corona yang belum 100% menghilang.

Daftar Pustaka

Adventus, M., Jaya, I. M., & Mahendra, D.

(2019). Buku Ajar Promosi Kesehatan. In Pusdik SDM Kesehatan (1st ed., Vol. 1, Issue 1,

pp. 1-91).

http://repository.uki.ac.id/2759/1/B ukumodulpromosikesehatan.pdf Agustino, Leo. 2008. Dasar-Dasar Kebijakan

Publik. Bandung: Alfabeta

Agustino, Leo. 2017. Dasar-Dasar Kabijakan Publik. Bandung : Alfabeta

(10)

122 AG. Subarsono. 2011. Analisis Kebijakan

Publik (konsep, teori dan aplikasi).

Yogyakarta

Ahmadi. (2013). Kesehatan Masyarakat, Teori dan Aplikasi. Jakarta: Raja Grafindo.

Berman, A., Shirlee S., Kozier B., Glenora Erb. (2010). Buku Ajar Praktik Keperawatan Klinis. Jakarta: EGC Bimo, Walgito. 2003. Psikologi Sosial.

Yogyakarta: Andi Offset.

Bimo, Walgito. (2010). Pengantar Psikologi Umum. Yogyakarta: CV Andi Bokang, G. G., Posumah, J., & Palar, N.

(2021). Perilaku Aparat Desa Dalam Pelaksanaan Tugas Menghadapi Pandemi Covid-19 Di Desa Kolongan Kecamatan Kalawat Kabupaten Minahasa Utara. Jurnal Administrasi Publik, 7(111)

Bungin, Burhan. 2011. Penelitian Kualitatif.

Jakarta: Kencana Predana Media Group

Jefferson, T., Jones, M., Al Ansari, L.A., Bawazeer, G., Beller, E., Clark, et al., 2020. Physical interventions to interrupt or reduce the spread of respiratory viruses. Part 1 - Face masks, eye protection and person distancing: systematic review and meta-analysis. MedRxiv.

[pracetak].(https://www.medrxiv.or g/ content/10.1101/2020.0 3.30.20047217v2

Kaunang, P. (2022). “Implementasi Program Vaksinasi Covid-19 di Kelurahan Under Satu Kecamatan Kawangkoan Kabupaten Minahasa”. Jurnal Administrasi Publik, 8(125).

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

(2020). Pedoman Kesiapsiagaan MenghadapiCorona Virus Disease (Covid-19). Direktorat Jenderal

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit.1-88

Kemenkes RI. (2020a). Kepatuhan Masyarakat Terhadap Protokol Kesehatan Belum Optimal.

Retrieved November 2, 2020, from https://www.kemkes.go.id/article/vi ew/20062200002/kepatuhan- masyarakat-terhadap-protokol- kesehatan-belum-optimal.html Miles, Matthew B. & A. Michael Huberman.

2009. Analisis Data Kualitatif.

Jakarta : UI-Press

Moleong, J, Lexy. 2006. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Moleong, Lexy J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Edisi Revisi.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya Muri Yusuf. 2014. “Metode Penelitian

Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan. Jakarta: Prenada Media Group

Nature Medicine. (2020). Communication, Collaburation and Cooperation can Stop the 2019 Coronavirus. Nature

Medicine (Vol. 26).

https://doi.org/10.1038/s41591- 020-0775-x

Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta:

Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Jakarta : Rineka Cipta.

Notoatmodjo. (2012). Metode Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Pranita, E. (2020, Mei 10). Diumumkan

Awal Maret, Ahli: Virus Corona Masuk Indonesia dari Januari.

Kompas.com.

https://www.kompas.com/sains/rea d/2020/05/11

/130600623/diumumkan-awal-

(11)

123 maret-ahli--virus- corona-masuk-

indonesia-dari-januari.

RUMENGAN, C., RURU, J., & LONDA, V.

2021. Partisipasi Masyarakat Pada Pencegahan Dan Penanggulangan Virus Corona Di Kelurahan Teling Atas Kecamatan Wanea Kota Manado. Jurnal Administrasi Publik, 7(102).

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.

Bandung: PT Alfabet

Sugiyono. (2017). “Metode penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D”.

Bandung: Alfabeta CV

Sugiyono. (2018). “Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods) bandung: CV Alfabeta

Sukandarumidi. 2002. Metode Penelitian.

Yogyakarta: Gadjah Mada University Press

Tandra, D. Dr. H. (2020). Virus Corona Baru Covid-19 Kenali, Cegah, Lindungi Diri Sendiri dan Orang Lain.

Thorik. 2020. “Evektivitas Pembatasan Sosial Berskala Besar di Indonesia dalam Penanggulangan Pandemi Covid-19”. Jurnal Buletin Hukum dan Keadilan, 4 No. 1, pp. 115-120 Walean, M., Lengkong, F. D., & LONDA, V.

(2020). Implementasi Kebijakan Penanganan Covid 19 Di Desa Sea Tumpengan Kecamatan Pineleng Kabupaten Minahasa. Jurnal Administrasi Publik, 6(96).

Widyakusuma putra, Y. I., & Manalu, N. V.

2020. Tingkat Pengetahuan Dengan Perilaku Warga Dalam Menjalankan Protokol Kesehatan Di Masa New Normal Pandemi Corona. Coping: Community of Publishing in Nursing, 8(4), 366.

https://doi.org/10.24843/coping.202 0.v08.i04.p04

Wowiling, A. Y., Pangkey, M., &

Tampongangoy, D. (2022).

“Partisipasi Masyarakat Dalam Penanggulangan Covid-19 Di Desa Kanonang 1 Kecamatan Kawangkoaan Barat Kabupaten Minahasa”. Jurnal Administrasi Publik, 8(113).

Yudho, Winanto. (2020). Mengenal Jenis dan Manfaat Vaksin Covid-19, kontari.co.id. available at : https://kesehatan.kontan.co.id/news /mengenal-jenis-dan-manfaat- vaksin-covid-19-1

Sumber Lainnya :

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2018 tentang Kekarantina Kesehatan Peraturan Permerintah No 21 Tahun 2020

tentang PSBB dalam rangka percepatan penanganan Covid-19 Perkembangan Covid-19 (virus corona)

seluruh Kota Ternate. Di dapat dari https://m.andrafarm.com/_andra.ph p?_i=daftar-co19-

kota&noneg=256-

21&urut=1&asc=01100000000

Referensi

Dokumen terkait

Mengacu pada hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa mayoritas tingkat kepatuhan cuci tangan dalam pelaksanaan protokol kesehatan Covid-19 berada pada tingkat sangat

Dari sepuluh pasar tradisional di Kota Semarang yang pernah menjadi klaster penularan COVID-19, pada penelitian ini mengambil lokasi penelitian pada Pasar Karangayu