Hukum Kontrak
Beni Arbi Batubara, S.H.,
M.H.
Secara tradisional Perjanjian atau Kontrak dapat dipahami sebagai:
“Kesepakatan di antara dua atau lebih orang yang membuat sebuah janji atau janji-janji yang bertimbal balik yang dapat ditegakkan berdasarkan hukum, atau yang pelaksanaannya berdasarkan hukum sampai tingkat tertentu diakui sebagai kewajiban”.
Perjanjian juga dikatakan sebagai perbuatan hukum (juridical act) dua pihak yang mengandung unsur janji yang diberikan oleh pihak yang satu kepada yang lain, dan masing- masing pihak itu terikat pada akibat-akibat hukum yang timbul dari janji-janji itu karena kehendaknya sendiri.
Kontrak sebagai suatu hubungan personal yang berkelanjutan, tidak banyak berbeda dari hubungan- hubungan personal lain, pada dasarnya diatur oleh seperangkat norma-norma.
Dengan perkataan lain, sebuah kontrak membentuk suatu entitas privat diantara para pihak pembuatnya dimana masing-masing pihak memiliki hak secara yuridis
untuk menuntut
pelaksanaan serta kepatuhan terhadap pembatasan-pembatasan
yang telah disepakati oleh
pihak yang lain secara
sukarela.
Dalam hukum asing
dijumpai istilah
overeenkomst (bahasa
Belanda) contract,
agreement (bahasa
inggris), merupakan
istilah yang dalam
hukum kita dikenal
sebagai “kontrak atau
perjanjian”. Umumnya
dikatakan bahwa istilah
tersebut memiliki
pengertian yang sama
sehingga tidak
mengherankan apabila
istilah tersebut
digunakan untuk
menyebut sesuatu
konstruksi hukum yang
dalam hukum kita
dikenal dengan sebutan
kontrak.
Dalam Legal Drafting perkataan “Kontrak” dalam bahasa Indonesia sering
disebut sebagai
“Perjanjian”. Meskipun demikian, apa yang dalam bahasa Indonesia disebut
“Perjanjian”, dalam bahasa Inggris tidak selalu sepadan dengan contract.
Sementara dalam kerangka hukum internasional public, yang disebut “Perjanjian”
dalam bahasa Inggris
seringkali disebut treaty,
kadang-kadang covenant.
Pasal 1313 KUHPerdata merumuskan pengertian perjanjian sebagai berikut:
“Suatu perbuatan dengan mana satu orang atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Menurut Soebekti
“Perjanjian adalah suatu peristiwa dimana seorang berjanji kepada seorang yang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk melaksanakan sesuatu hal.
Artinya: suatu perjanjian menimbulkan perikatan antara dua orang yang membuatnya atau antara pihak-pihak yang menjadi subjek perjanjian.
Menurut Soedikno Mertokusumo
Perjanjian adalah hubungan hukum antara dua pihak atau lebih atas dasar kata sepakat yang menimbulkan akibat hukum. Kata Sepakat atau persetujuan merupakan unsur yang esensial dalam kontrak atau esensialia kontrak karena tanpa persetujuan maka tidak akan ada kontrak.
Menurut Salim H.S.
Perjanjian adalah hubungan hukum antara subjek hukum yang satu dengan subjek hukum yang lain dalam bidang harta kekayaan, dimana subjek hukum yang satu berhak atas prestasi dan begitu pula subjek hukum yang lain berkewajiban untuk melaksanakan prestasinya sesuai dengan yang telah disepakatinya.
Dari pengertian-pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa suatu perjanjian itu:
1. Ada pihak-pihak dalam perjanjian, minimal dua pihak. Pihak ini sering disebut sebagai subjek perjanjian.
2. Ada persetujuan atau persesuaian pernyataan kehendak diantara pihak atau subjek perjanjian.
Persetujuan merupakan elemen yang penting
dalam kontrak,
merupakan syarat
subjektif dan merupakan
salah satu persyaratan
yang akan menentukan
sah tidaknya kontrak.
3. Ada hubungan hukum.
Hubungan hukum yang
timbul dari perjanjian
sebagaimana yang
dimaksudkan oleh Buku
III KUHPerdata
merupakan hubungan
hukum dalam lapangan
hukum harta kekayaan
dan menimbulkan akibat
hukum, yaitu timbulnya
hak dan kewajiban
diantara para phak
dalam perjanjian.
4 . Ada prestasi. Prestasi yang dimaksud disini berupa kewajiban yang harus dipenuhi atau dilaksanakannya oleh para pihak sesuai dengan apa yang diperjanjikan, wujudnya
dapat berupa
melakukan sesuatu atau tidak melakukan
sesuatu atau
memberikan sesuatu.
5. Dalam lapangan harta kekayaan.
Hubungan hukum dalam lapangan harta kekayaan memiliki ciri tersendiri yang beda dengan hubungan
hukum dalam
lapangan yang
lainnya. Dalam
lapangan harta
kekayaan berarti
berkaitan dengan
harta benda atau
harta kekayaan yang
memiliki nilai atau
yang dapat dinilai
dengan uang.
Penulis berpendapat bahwa hukum kontrak merupakan keseluruhan peraturan hukum baik tertulis maupun tidak tertulis, yang mengatur mengenai kontrak dan segala akibat hukum yang timbul dari kontrak, dan berlakunya dapat dipaksakan. Ia mengatur segala aktivitas yang berhubungan dengan kontrak, mulai dari saat terjadinya perundingan atau negosiasi untuk membentuk atau melahirkan kontrak, lahirnya kontrak, serta realisasi kontrak atau perwujudan nyata atau konkret atas apa yang dilahirkan oleh kontrak itu atau hal-hal yang telah disepakati oleh para pihak dalam kontrak itu.