Nama : Naya Nurinayah Asal sekolah : SMP Asysyaakiriin
Menjelajah Bumi Nusantara
Senja mulai menjamah kota, Cahaya emasnya merangkul rumah-rumah tua,
meninggalkan bayangan panjang di jalan-jalan yang sudah lama menjadi saksi bisu. Di kamar kecil di lantai atas, seorang gadis bernama Rara duduk di depan jendela. Matanya
memandang langit yang mulai menggelap, menatap titik-titik bintang yang mulai berani muncul.
Rara sedang memikirkan hal yang sama yang selalu dipikirkannya setiap senja.
Sebuah ingatan tentang ingin menjadi seorang guru,karena banyak orang di desanya yang tertinggal,Rara ingin melihat desa nya mengembang dan banyak orang yang tidak tertinggal sekolah
Rara bertemu dengan widya. Mereka bertemu di perpustakaan, di antara tumpukan buku-buku tua yang menyimpan cerita-cerita seribu tahun lalu. Rara, seorang yang suka membaca, dan widya seorang seniman yang datang untuk mencari inspirasi. Mereka saling bertukar cerita, di antara kata-kata yang menceritakan cita cita yang di inginkan Rara Namun,Rara tidak berlangsung lama. Rara, yang selalu merindukan kota keabadiannya, akhirnya harus pergi. Perpisahan itu terasa seperti angin dingin yang merobek hati keluarga Rara. Rara membawa ceritanya, juga membawa harapan yang tak bisa dia lupakan.
Senja terus berlalu, membawa rindu yang semakin dalam. Rara merantau ke kota untuk menempuh pendidikan,Rara harus bisa menjadi guru.Rara harus berjuang.bayangan yang selalu teringat melihat desa ku yang banyak tertinggal pendidikanya
Namun, waktu terus berjalan, Rara terus berusaha, untuk cita cita yang Rara inginkan. Dia mulai menyibukkan diri dengan pekerjaannya, dengan teman-temannya, dengan kehidupan yang mulai berubah.
Di tengah kesibukannya, Rara masih bisa merasakan desanya. Dia masih bisa melihat desanya di senja yang selalu menerpa jendela kamarnya. Dia masih merasakan rindu yang tak bisa dia lupakan.
Namun, Rara tahu bahwa dia harus melangkah maju.
Waktu berlalu,cita cita Rara akhirnya terwujud.Dia akhirnya bisa kembali ke kampung halamannya,dan Rara sangat bahagia bisa meraih cita cita yang di inginkannya,keluarga Rara tidak bisa berkata kata atas keberhasilannya
Suatu hari, Rara mendapatkan sebuah musibah yang menimpa kedua orang tuanya.
Mereka mengalami kecelakan yang tragis yang tidak terbayang oleh Rara. Rara sangat begitu sedih,Rara menuliskan di buku cerita tentang bagaimana kesedihanya yang menimpa. Dia juga menuliskan tentang harapannya untuk bisa bertemu kembali dengan kedua orang tuanya.
Rara menangis. Dia menangis karena rindu, dan juga karena harapan yang tida terduga hatinya begitu sakit.Rara begitu kacaw atas musibah yang menimpa kedua orang tuanya,Rara hidup sendirian tanpa di temani oleh siapapun
Namun, Rara juga tahu bahwa masalah tidak bisa diubah. Dia harus melangkah maju menerima bahwa keluarga mereka mungkin tidak bisa kembali seperti dulu.
Namun, suatu hal yang Rara ketahui,kerinduan itu akan selalu ada di pikiran Rara, di senja yang selalu menerpa di pikirannya.rindu itu akan selalu mengingatkannya pada keluarga, yang pernah ada dan pada masa lalu yang tak bisa dia lupakan.
Rara menghela napas panjang. Dia tersenyum... Senyum yang penuh dengan
kenangan dan harapan. Dia tahu bahwa dia bisa melangkah maju, bahkan tanpa kedua orang tua. Dia tahu bahwa rindu itu akan selalu ada di dalam hatinya, di senja yang selalu menerpa jendela kamarnya.
Di tengah senja yang semakin menghilang, Rara mematikan lampu kamarnya.dan mengiklaskan semuanya perlahan lahan,dan memulai hari baru.
Tahun Berlalu ,Rara mempunyai sekolah dan anak perempuan yang sangat canitik.
Sekolah Rara memiliki fasilitas yang bagus dan gratis.Rara membuat sekolah yang tidak menyangkut paut dengan biaya.
Rara pun mempunyai sahabat yang sangat baik.berkat sahabat nya juga Rara bisa membangun sekolah.dia selalu membuat Rara tersenyum dan menjadi teman curhat Rara.
kalau tidak ada dia Rara akan bingung bercerita keluh kesahnya kemana.
Desanya semakin berkembang,dan banyak yang melanjutkan kuliah ke kota. Tidak terasa ternyata Rara sudah di tinggalkan orang tuanya 10 tahun. Perasaan yang berdebar dalam dada ternyata rasa itu masih sama namun takdir tidak bisa diubah mereka bahagia dengan jalan yang berbeda.
Rara melanjutkan hidupnya dalam seribu kenangan bersama orang tuanya, Rara berharap orang tuanya bahagia di surga serta Rara berharap selalu bahagia dengan
kehidupan yang dia jalani. Cinta rara untuk kedua orang tuanya akan selalu abadi di dalam hatinya.
Impian Rara adalah impian anaknya juga,dia bercita cita menjadi seorang dosen dan wanita yang mandiri seperti ibunya. Tiba saatnya Rara melepaskan anak yang selalu dia cintai untuk pergi ke kota untuk menempuh pendidikan yang dia mau.
Tahun berlalu, anak Rara sudah menjadi seorang dosen, Rara tida menyangka anaknya sudah berhasil meraih cita cita yang di inginkannya, anak Rara pun berterima kasih atas semua yang Rara berikan kepadanya.
Anak Rara pun kembali ke desa, disambut hangat oleh Rara, Rara sangat tidak menyangka atas keberhasilan anaknya, meraka pun bahagia bersama.
Tamat.